bc

My Lovely Pak Bos

book_age12+
146
FOLLOW
1K
READ
second chance
drama
sweet
office lady
like
intro-logo
Blurb

Pertemuan tak direncanakan antara CEO Reswara Corp dengan Alintha Kasandra merupakan awal kisah mereka.

CEO Reswara Corp yang merupakan penerus keluarga perusahaan Reswara, Reizan Danish Reswara diusia 25 tahun dia sudah memegang kendali perusahaan.

Lalu Bagaimana pertemuan antara Pemilik perusahaan dengan karyawan itu terjadi, dan apakah ada peristiwa lain selanjutnya.

Akankah Rei terpikat oleh keistimewaan Alin.

chap-preview
Free preview
Awal
Hai perkenalkan namaku Alintha Kasandra, panggila Alin saja. Hari ini hari pertamaku sebagai karyawan, setelah menjalani magang atau uji coba kerja 3 bulan yang lalu. Aku bekerja di Perusahan Reswara Corp Buildings. Perusahaan yang bergerak dibidang proyek pembangunan atau konstruksi terbaik di Surabaya. Saat ini aku berusia 23 tahun, beberapa bulan yang lalu setelah aku wisuda aku menaruh lamaran diperusahaan ini. Setiap hari berangkat kerja aku mengendarai motor bebek ku yang setia sejak aku kuliah. Ayah ibuku merupakan buruh pekerja di pabrik dekat rumah kami di malang. Sejak kuliah aku sudah tinggal berpisah di surabaya dan tinggal di rumah kos sejak jaman kuliah. Setibanya dikantor aku langsung menuju ke kubikelku divisi keuangan karena aku merupakan lulusan akuntasi. Dibagian keuangan ada 3 orang Kepala divisi Pak Heri, PJ mbak Vivi dan aku sebagai staf dibawahnya. Seharusnya ada 4 orang namun 1 staf lainnya sebulan yang lalu telah resign dikarenakan pindah mengikuti suaminya. "Lin, dipanggil pak Heri tuh."ucap mbak Vivi, aku mengangguk dan bergegas berdiri menuju ruangan pak Heri. "Bapak memanggil saya." "Hari ini CEO baru kita akan dilantik dan besok presentasi perdana tolong kamu terjun langsung, karena saya dan Vivi akan ke Pusat menghadap Presdir."ucap pak Heri "Baik pak, lalu materinya apa saja yang harus dipresentasikan."tanyaku. "Tidak perlu Lin, sudah dikerjakan Vivi kamu tinggal persentasi, karena Pak Rei baru menjabat hari ini."jawabnya, Aku mengangguk dan meninggalkan ruangan pak Heri. Setelah keluar dari ruangan pak Heri aku menghampiri mbak Vivi di mejanya. Perempuan 30 tahun, masih nampak muda walaupun sudah punya anak 1. "Mbak kamu ke jakarta besok sama bapak." "Hemmbb."sahutnya singkat "Aku sendirian dong." "Sehari doang kok, cuma laporan bulanan." "Mbak udah tau CEO baru kita."tanyaku dia mengangguk. "Gue sering ketemu dia dipusat, karena udah siap dia pegang cabang Surabaya, yang dijakarta dipegang sama Bu Raya kakak pak Rei."jelasnya. "Trus selama ini disini siapa yang mimpin."tanyaku. "Pak Rizal, Adiknya pak Reswara sekarang beliau pensiun karena sedang pengobatan sakit Ginjalnya."jawabnya aku paham lalu kembali bekerja. Pukul 10 pak Heri dan mbak Vivi keluar menuju ruang pertemuan karena acara pelantikan akan dimulai dan diteruskan ke perjamuan makan siang. Handphoneku berdering, saat aku tengah fokus bekerja. "Hallo Lin, nanti maksi di kantin kan" "Iyaa, kenapa." "hemm gapapa tanya doang, yaudah entar aku ke kubik mu." "Okayy." Setelah menerima telp dari Dina teman dari divisi humas kumasukan Hp ku karena ini masih jam kerja. Aku dan Dina berkenalan saat sama-sama magang beberapa bulan yang lalu. Sejak saat itu kami menjadi akrab hingga sekarang, karena kami sama-sama dari perantauan. Bahkan kami memutuskan untuk tinggal satu kosan, ditempatku. Melanjutkan pekerjaan sampai menunggu jam istirahat adalah satu-satunya cara untuk menggulirkan waktu. Setelah makan siang kami pun segera kembali ke kubikel masing-masing. Saat menuju ke lorong kubikelku, tiba-tiba Dina menghentikan langkah dan kulihat didepan ternyata karyawan lain pun sama tengah membungkukkan badannya, tanda hormat. Kulihat baru saja beberapa pimpinan melewati kami. Setelah melewatinya kami melanjutkan kembali ke meja kerja. Sampai jam pulang Pak Heri dan mbak Vivi tidak kembali ke kubikel. Bagiku itu sudah biasa, kemungkinan mereka masih diruang pertemuan. Kulangkahkan kakiku menuju parkiran karyawan, mencari sosok Dina di Divisinya sudah kosong. Saat memasuki lift, nampak liftnya ada para petinggi, Pak Rizal dan sekertarisnya Mas Hanif dan kutebak salah satunya merupakan pimpinan yang baru saja dilantik. Mataku sempat bertemu pandang padanya, kemudian aku alihkan dengan menunduk dan membungkukan badanku. Sosoknya tinggi besar berkulit putih, rahang tegas kutaksir tingginya sekitar 175 cm. Lalu aku memilih untuk melewati tangga darurat karena ini sudah semakin sore. Aku melajukan motorku dan sempat kusapa pak Budi salah satu satpam kantorku. "Mari pak Budi." "Ehh mari mbak, hati-hati." Kulihat dari spion motorku, jarak 2-3 meter dibelakangku ada mobil Mercy yang akan keluar dari gerbang kantor aku bergegas melajukan motorku. Jarak rumah kosku dengan kantor lumayan dekat hanya sekitar 15 menit berkendara. Meskipun demikian aku tak pernah lalai waktu, aku usahakan untuk datang sebelum waktu check lock masuk kerja. * * My Lovely Pak Bos

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Tentang Cinta Kita

read
188.8K
bc

My Secret Little Wife

read
93.7K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
203.7K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Siap, Mas Bos!

read
11.6K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.4K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
14.4K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook