bc

LIGHT OF THE DARK

book_age18+
1.1K
FOLLOW
8.3K
READ
adventure
dark
kidnap
family
second chance
goodgirl
badgirl
tragedy
like
intro-logo
Blurb

Valerie, bungsu dan satu-satunya anak perempuan yang ceria dan manja. Kehidupannya berubah setelah diculik dan diperkosa. Memilih melarikan diri dari keluarga karena takut bila mempermalukan keluarga. Meskipun itu semua bukan kesalahannya.

Di saat kehidupan Valerie dalam titik tergelapnya. Seorang lelaki tampan dan baik hati, muncul sebagai penerang.

Noted :

Novel ini diperuntukkan bagi pembaca 1*+ sehingga membutuhkan kebijaksanaan kita semua dalam memahami isi cerita.

chap-preview
Free preview
SEKOLAH BARU
Kinan menerobos gerombolan anak SMP yang sedang sibuk memeriksa nilai UN mereka. Ia ingin memeriksa hasil sekolah selama tiga tahun yang harus diperjuangkan dengan susah payah. Ia mencari namanya dari deretan teratas hingga ke bawah, namun nama yang teracak berdasar besarnya nilai, membuatnya cukup kesulitan. "Susah banget cari namamu, Ki." celetuk Selena, teman sebangku serta sahabat Kinan. Sama halnya Kinan, Selena juga sibuk mencari nama Kinan. Ia mencari dengan seksama nama sahabatnya. Cukup sulit karena harus berdesak-desakan dengan murid lain yang juga ingin mencari nama mereka. Kinan mendecak sebal karena celetukan Selena, ia melirik sahabatnya lalu kembali meneliti mencari namanya. Saat melihat namanya tercetak pada barisan ke seratus, ia mengangkat kedua tangannya tinggi-tinggi sambil tertawa lebar. "AKU LULUS!" Kinan memeluk erat Selena, membuat gadis berambut coklat itu hanya dapat menggelengkan kepala. Ia yang masuk sepuluh besar hanya tersenyum puas, namun Kinan yang masuk seratus besar bisa bersorak sorai seolah dialah yang mendapat nilai sepuluh besar. Selena terkekeh memikirkan hal ini. Kinan dan Selena duduk di kantin sekolah untuk menunggu jemputan mereka. Keduanya duduk di bangku dekat pintu menghadap halaman sekolah. Selena mengaduk es jeruk lalu meminumnya melalui sedotan. "Aku akan ke Jakarta. Aku akan sekolah di sana," tukas Selena. Kinan mencebik, ia hanya mengaduk es jeruk tanpa semangat. Selena adalah satu-satunya sahabat yang ia miliki. Ia ingin sekolah bersama Selena namun apa boleh buat, Selena memilih ke Jakarta untuk tempatnya mencari ilmu. "Kenapa gak milih di sini? Aku akan kesepian tanpamu," kata Kinan sedih. "Maafkan aku Ki. Tapi aku harus ikut ke Jakarta, Ayahku dapat kerjaan bagus di sana," kata Selena. "Tapi aku pasti kangen sama kamu," kata Kinan. "Kita bisa WA-an setiap hari." Mendengar kata WA, ia teringat janji Ayahnya yang akan membelikan apapun yang asalkan nilai UN-nya masuk seratus besar. Kinan menggenggam kedua tangan Selena dengan senyum lebar memperlihatkan barisan giginya yang rapi. "Janji ya. Nanti kita terus berhubungan meskipun jarak memisahkan." Selena tersenyum, ia mengangkat jari kelingkingnya yang segera bertautan dengan jari kelingking Kinan. "Pinky swear," ucap keduanya berbarengan. Kinan meminum es jeruk sosok pria tinggi besar tampak memasuki halaman sekolah. Pria itu tidak lain adalah Bima, ayahnya yang telah berjanji menjemputnya di sekolah. "Selly, aku pulang dulu ya. Ayahku menjemput. Nanti aku hubungi. OK." Kinan berdiri dan segera berlari menemui Ayahnya. "Kinan, Kinan. Aku akan merindukanmu." Ia menggelengkan kepala dengan senyum merekah menatap punggung Kinan yang semakin menjauh. Kinan berlari derai tawa menghiasi wajahnya. Melihat wajah putrinya, Bima tahu anaknya telah lulus dan nilainya masuk ke dalam daftar seratus teratas. "Selamat,  Sayang ... Jadi, kita kencan kemana hari ini?" Kinan memeluk erat tangan Bima, ia menengadah menatap wajah ayahnya penuh sarat makna. Bima tersenyum, ia mengacak-acak rambut putrinya dengan gemas. *** Bima dan Kinan berada di sebuah gerai HP di salah satu mall yang cukup besar. Kinan menggenggam gadget terbaru berwarna putih. Dengan tidak sabar ia menarik tangan Bima dan mengajak ayahnya untuk foto selfie. "Say Cheesy, Ayah!" perintah Kinan. "CHEESY!" seru Kinan dan Bima bersama. Sekali lagi Bima melaksanakan perintah putrinya.bIa selalu merasa bahagia bila berada di dekat putri kesayangan. Dunia Bima memang terasa sempurna sejak ada Kinan menghiasi hari-harinya. Setelah membeli HP, keduanya masuk ke dalam sebuah gerai fashion. Kinan memilih beberapa pakaian lalu di serahkan kepada pramuniaga untuk dibawa ke kasir. Bima baru saja selesai menerima struk belanja saat Kinan menarik tangannya. *** Bima duduk di sebuah restoran pizza sambil mendengarkan celoteh putrinya. Sesekali ia tertawa mendengar lelucon yang keluar dari bibir putrinya. "Setelah ini, kamu mau sekolah di mana, Sayang?" tanya Bima. "SMA Negeri, Yah. Sekolah yang sama seperti semua Mas-nya Kinan," kata Kinan penuh keyakinan. Bima mengangkat satu alisnya. Tidak menyangka putrinya memilih sekolah dengan nilai standart yang cukup tinggi. "Kamu yakin?" tanya Bima setengah tidak percaya. Kinan memicingkan mata, tidak percaya ayahnya meragukan kemampuannya. Ia menggigit pizza lalu mengunyahnya dengan tatapan tajam yang ia hadiahkan kepada Ayahnya. Kinan menelan pizzanya lalu meminum lemon tea untuk mendorong pizza masuk ke kerongkongannya. "Ayah tidak percaya dengan kemampuanku?" tanya Kinan. "Ayah percaya kamu bisa. Tetapi, untuk masuk ke sekolah itu. Kamu harus berjuang keras." Kinan berdiri dengan d**a membusung, ia menepuk dadanya kencang. "Kinan akan buktikan. Kalo Kinan bisa masuk ke sekolah itu," katanya penuh percaya diri. Bima tersenyum senang melihat bagaimana putrinya begitu percaya diri. Ia yakin anaknya pasti bisa masuk ke sekolah negeri favorit tersebut. Seperti tiga tahun lalu saat Kinan memilih sekolah SMP-nya. Sekolah negeri terbaik dimana ke tujuh putranya adalah merupakan lulusan terbaik di sana. *** Berbeda dengan Kinan yang belajar dengan penuh semangat. Lain halnya dengan Wisnu dan Yudistira yang harus berjuang keras membantu Adiknya. Keduanya harus ekstra sabar dalam menghadapi adiknya yang tidak mudah menyerap pelajaran. Namun soal semangat, kedua anak kembar tersebut mengacungkan ke empat jempol mereka. Setiap hari Kinan belajar, ia bahkan tidak segan ke kantor Garda Garuda demi menemui Bima bahkan Nakula dan Sadewa untuk meminta mereka mengajari beberapa mata pelajaran. Kedua kakak sulung Kinan adalah Laskar Muda Garda Garuda. Keduanya merupakan ketua tim dalam organisasi secret service yang di pimpin oleh Bima. Dalam organisasi tersebut terdapat kelompok-kelompok kecil yang di ketuai satu orang. Tim-tim inilah yang bekerja di lapangan sementara Bima akan mengirim orang lain untuk mengawasi kinerja mereka. Bima hanya bekerja di kantor mengawasi setiap kinerja tim-tim yang ia kirim mengusut sebuah kasus yang mereka dapatkan. Kinan pergi ke kantor Bima dengan tas ransel penuh dengan buku pelajaran. Matanya telah berkantung dan menghitam akibat kurang tidur karena banyak belajar. Meskipun demikian, ia tetap memaksakan belajar bahkan kini ia sengaja ke kantor Bima untuk meminta bantuan sang ayah menjelaskan beberapa mata pelajaran yang belum begitu ia pahami. Kinan tersenyum saat melihat ayahnya sedang berbicara dengan kliennya di loby utama. Ia mendekati Bima dan segera menjinjit untuk mencium pipi Bima. Melihat lingkaran hitam di kedua mata Kinan membuat Bima khawatir. "Ok, Pak Gunawan. Saya akan kirim anak buah saya untuk menyelesaikan kasus Bapak," kata Bima "Baik, Pak. Saya ucapkan terima kasih dan saya tunggu kabar baik dari anda. Saya rasa, anda sedang sibuk dengan putri cantik anda," ungkap Gunawan. "Hahaha. Ya, saya sangat sibuk beberapa minggu ini. Putri saya sedang bersiap untuk tes masuk SMA Negeri." Gunawan yang merupakan direktur utama sebuah perusahaan tersebut ikut tertawa. "Semoga berhasil Nona..." ucapan Gunawan menggantung. "Kinan. Nama saya Kinan." Kinan mengulurkan tangannya untuk bersalaman dengan Gunawan. Gunawan membalas jabatan tangan Kinan lalu pamit kepada Bima. Bima merangkul pundak Kinan dan menggiringnya berjalan keluar kantornya. "Ayah. Aku harus belajar," rajuk Kinan. "Sayang, saatnya refresh otakmu dengan kencan bersama Ayah," ajak Bima. "Tapi, Yah." "Kita nonton bioskop atau kita shopping?" Bima mulai penawaran. Kinan yang awalnya berat segera melupakan niatnya. Tentu saja ia takkan melepaskan tawaran yang tak setiap hari datang. *** Usaha keras Kinan membuahkan hasil. Ia di terima di SMA negeri favorit dimana Wisnu dan Yudistira menjadi siswa teladan di sekolah tersebut. Senyum manis tergambar di wajahnya, setelah mendaftar ulang ia sempatkan diri untuk berkeliling sekolah barunya. "Hai. Aku Jordan. Kamu akan sekolah di sini juga?"sapa seorang cowok yang berwajah sangat tampan. Kinan tersenyum menatap Jordan dengan sepasang mata berbinar. "Jangan coba-coba mendekati Adikku. Atau aku akan membuat pelajaran denganmu," seru Yudistira tiba-tiba. Yudistira menggenggam tangan Kinan lalu menarik adiknya ke belakang tubuhnya. Jordan merasa terintimidasi oleh sikap Yudistira terlebih saat melihat Yudistira yang masih mengenakan jaket taekwondo lengkap dengan sabuk hitamnya. Ia segera meminta maaf lalu pergi menjauh. Kinan melepas genggaman tangan Yudistira.  Tidak percaya kakaknya bersikap kasar kepada seseorang yang baru ia kenal. Ia menjauhi Yudistira hingga tanpa sengaja menyenggol pundak seorang gadis. "Ups, sorry," kata Kinan cepat. "Mata kamu taruh...," makian gadis itu tertahan saat melihat sosok Yudistira mendekatinya. "Dek. Mau kemana,"  seru Yudistira kepada Kinan. Kinan menatap Yudistira dengan penuh amarah. "Kenapa Mas ganggu sih. Aku ini udah gede. Biarin aku berteman dengan cowok dong," seru Kinan. "Aku tidak suka melihat kamu di dekati cowok. Selama sekolah di sini jangan coba-coba dekat dengan cowok atau Mas hajar mereka sampai babak belur," ancam Yudistira. "Nyesel aku milih sekolah ini. Kenapa dulu aku lupa kalo Mas Yudis itu udah kayak bodyguardku. Ck," gerutunya. Yudistira justru merasa senang adiknya kembali bersekolah yang sama dengannya. Kinan adalah adik kesayangannya dan menjadi pengawal pribadi sang adik merupakan sebuah kebanggaan tersendiri. "Udah, gak usah manyun. Tunggu Mas disini! Mas mau ganti baju dan mengantarmu pulang." Yudistira segera pergi tanpa menunggu persetujuan Kinan. Gadis yang tetap berdiri terpaku menatap percakapan Yudistira dan Kinan, tersenyum. Melihat sosok lelaki yang tampan, tinggi dengan kulit kuning langsat dan memakai jaket taekwondo dengan sabuk hitam segera membuat hatinya mengembang. Ia menatap Kinan yang tampak kesal setelah ditinggal pergi saudaranya. "Kamu sekolah sini juga. Aku juga sekolah di sini, " kata gadis itu kepada Kinan. Kinan membalas senyuman gadis tersebut dan segera mengulurkan tangannya. "Kenalin, aku Kinan. Aku akan sekolah di sekolah ini. Salam kenal," kata Kinan memperkenalkan diri. Gadis itu membalas uluran tangan Kinan. "Namaku Lily. Semoga kita satu kelas ya," kata Lily. Keduanya terlibat obrolan yang menyenangkan. Kinan senang karena belum masuk sebagai murid sudah memiliki teman baru. Kedua gadis itu berdiri menyandar dinding kelas. "Jadi dia Kakakmu?" tanya Lily kepada Kinan. Kinan mengangguk, ia menghela napas saat mengingat saudaranya tersebut. Lily mengangkat dua alisnya heran. "Jangan ingetin lagi. Dia salah satu Mas paling nyebelin yang aku punya," ungkap hati Kinan. "Oh ya. Emang berapa jumlah Masmu?" tanya Lily penasaran. "Kamu gak bakal percaya. Aku punya tujuh Mas. Twin, triplet dan twin," kata Kinan jujur. Lily terperangah mendengar pengakuan Kinan namun ia tidak dapat melanjutkan pertanyaannya karena Yudistira telah kembali dan kini telah memakai seragam putih abu-abu. Tanpa berbicara apapun Kinan tahu saatnya untuk segera pulang. "Semoga kita sekelas ya, Ly. Aku pulang dulu. Bye." Lily melambaikan tangan. Ia juga memiliki harapan yang sama dengan Kinan, ia ingin dekat dengan Kinan demi untuk mendekati Yudistira. *** Hari pertama sekolah membuat Kinan bahagia karena ia benar-benar sekelas dan sebangku dengan Lily. Keduanya sedang asyik bercengkerama saat tiga gadis cantik datang mendekatinya. "Hei, kamu Kinan kan. Adiknya Kak Wisnu dan Kak Yudis?" tanya seorang gadis yang memakai gelang pink cukup banyak di lengan kirinya. "Iya. Kenapa?" tanya Kinan sambil memperhatikan ketiganya satu persatu. "Kamu bisa gabung dengan geng three cute. Kita bisa hang out bareng. Bagaimana?" tawar Gladys yang merupakan ketua geng three cute. Kinan menggelengkan kepala perlahan lalu ia kembali berbicara dengan Lily tanpa menggubris Gladys yang kecewa dengan penolakan Kinan. Gladys kecewa karena Kinan lebih memilih bersama Lily daripada masuk ke dalam gengnya. Padahal ia berharap dengan bergabungnya Kinan maka gengnya akan sangat bersinar. Gladys mendecih, ia lalu mengkode teman-temannya untuk kembali ke bangkunya. ***

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Mrs. Rivera

read
45.3K
bc

BRAVE HEART (Indonesia)

read
90.9K
bc

HOT NIGHT

read
605.7K
bc

HOT AND DANGEROUS BILLIONAIRE

read
570.3K
bc

See Me!!

read
87.9K
bc

Bastard My Ex Husband

read
383.0K
bc

The Alpha's Mate 21+

read
146.2K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook