bc

Perfection (Kesempurnaan Cinta)

book_age18+
4.3K
FOLLOW
24.8K
READ
love-triangle
scandal
goodgirl
boss
drama
office/work place
friendship
affair
naive
like
intro-logo
Blurb

Warning! Sebagian adegan mengandung unsur 18+

Harap membaca sesuai umur dengan bijak. Terimakasih.

==

Ketika seorang pria dengan senyum sedingin salju, jatuh hati pada seorang gadis dengan masa lalu segersang musim kemarau...

Dan ketika persahabatan membelenggu kesempurnaan yang tidak sempurna...

Ranum Widyawati, adalah seorang gadis cantik yang baru putus dari mantan kekasihnya, dan mendapatkan pekerjaan baru di sebuah perusahaan penjualan detergen. Siapa sangka, ia malah dipertemukan kembali dengan sahabat lama, Rindi Antika. Serta seorang atasan yang ternyata mulai menaruh hati padanya, Arya.

"Jangan sok baik sama aku! Aku nggak suka, Num! Anggap aja kita nggak pernah kenal sebelumnya!"

"Aku cuma mau memperbaiki pertemanan dengan kamu, Indi. Apa salahku?"

"Di mataku kamu banyak salah! Kamu cantik! Kamu punya bentuk tubuh ideal! Kamu juga baik dan ramah! Kamu sempurna! Dulu kamu disukai Dimas! Sekarang kamu juga disukai Pak Arya!"

Ranum terdiam saat tahu alasan di balik perpecahan pertemanan mereka. Cinta Indi yang selalu bertepuk sebelah tangan. Menjadikan Ranum sumber kesalahan dan penghalang terbesar baginya.

"Kenapa kamu menolakku? Apa karena Indi?"

"Saya menolak bukan karena Indi atau siapa pun. Saya hanya tidak ingin, kelak Anda kecewa mendapati kenyataan pada diri saya. Pak Arya, Anda pria yang sangat baik. Saya mengagumi dan menghormati Anda. Tapi, tidak lebih dari seorang karyawan pada pimpinannya."

"Kenyataan apa maksudmu, Num?"

"Bagi saya, seorang perempuan ibarat bunga mawar. Dan duri adalah pelindung sekaligus penyempurnanya. Dan saya telah kehilangan duri itu.."

Ingin tahu cerita lengkap mereka? Simak serunya hanya di Perfection (Kesempurnaan Cinta)

A Story by Depa cbs

==

Silakan tekan love untuk menyimpan cerita di library kalian. Agar tidak ketinggalan update terbarunya.

Kemungkinan akan mulai up bulan November mendatang.

==

chap-preview
Free preview
Prolog
Lima detik lebih Indi terhenyak mematung di ambang pintu, dengan tirai putih yang menyibak ke samping. Tanganga dan mendadak gemetar lemas memegang kardus paket. Dilihatnya tubuh Ranum menggigil di sudut tembok. Gadis itu terisak bertelungkup muka menekuk lutut kaku. Indi yakin ada sesuatu tak beres, apalagi setelah mendapati Rendi ke luar rumah, dengan mimik penuh emosi, tidak seperti biasanya. Hati-hati Indi menghampiri Ranum setelah meletakkan paket di meja. Ia duduk tepat di depan Ranum. "Ada apa?" tanyanya setengah ragu. Ranum berusaha mengangkat muka. Menyeka lelehan air mata yang masih mengalir di pipi pucatnya. Matanya merah sembab. "Sebentar, kuambilkan air minum dulu." Indi hendak bangkit, tapi Ranum menahan. Ranum tak butuh minum atau makan sekarang. Sepertinya ia lebih perlu seseorang mendengar suara hati yang ia pendam dalam rasa sakit. Gadis ini begitu putus asa, ada rona ketakutan memancar semu dalam sorot kornea hitamnya. "Tolong jangan katakan pada siapa pun. Aku hanya nggak ingin mengulangi kesalahan sama kedua kali. Aku nggak ingin terjebak terus menerus. Aku capek.." Indi masih mencerna tiap kalimat yang diutarakan Ranum. "Apa Rendi nyakitin kamu? Apa dia macam-macam atau melakukan hal buruk?" Indi memberanikan diri memastikan pikiran jeleknya semoga tidaklah benar. Melihat keadaan Ranum, hanya satu kata yang mengawang dalam otaknya, kriminal. Bagaimana bisa Indi berprasangka baik dalam posisi begini, sedangkan wajah Ranum penuh lebam membiru. Bibirnya juga sedikit berdarah. "Aku nggak mau melakukan itu lagi. Dulu dia memaksaku sekali dan aku kehilangan semua harga diri dan kehormatanku. Aku benci mengakui ini! Tapi, aku juga lelah menyimpan bebanku. Aku manusia biasa, perempuan yang juga ingin dihormati. Aku berusaha lari dari kenyataan! Menghindarinya! Sembunyi darinya! Tapi dia menemukanku lagi! Aku benci diriku yang kotor dan naif!" Seseorang yang tidak sempurna, mungkin ini adalah kiasan yang paling tepat untuk menggambarkan betapa rapuhnya seorang perempuan. Di luar ia seperti memiliki duri tajam, dapat memiliki kekuatan untuk melindungi diri dari segala bentuk sentuhan, yang bisa merusak keindahannya. Akan tetapi, ketika ia telah dipetik, ia akan layu dan mati. Seperti itu lah seseorang yang sudah kehilangan durinya sendiri. Ranum terisak dalam tangis yang membabi buta. Emosinya meluap dalam erangan batin yang kian tersayat. Fakta bahwa kegersangan di dalam masa lalu kisah cintanya, menjadikannya haus akan oasis ketulusan dan penerimaan yang hakiki. Sementara, Indi terhenyak menyadari sebuah makna. Melihat badan teman lama yang bergetar, wajah pucat dihias lelehan air mata, serta biru-biru lebam di muka dan lengannya. Rasa iba mengembalikan sisi persahabatan yang sempat pudar oleh kesalahpahaman. Serta mendatangkan rasa kemanusiaan yang menguat. "Pergi lah, In. Aku ingin sendiri..." lirih Ranum seraya menyeka tumpahan kesedihannya. Gadis di depannya justru malah duduk di samping Ranum. "Aku akan temani kamu sampai tenang. Kamu boleh cerita apapun setelah kamu membaik. Anggap aja aku tembok atau kursi kayu yang nggak akan mengganggumu," ujarnya. "Kamu membenciku kan? Kenapa masih mau peduli padaku?" Indi hanya menggeleng tak tahu. "Maaf soal Dimas dulu. Aku nggak pernah punya perasaan apa-apa sama dia. Aku juga menolak dia." Sejenak Indi termenung. Ia pikir, pernyataan cinta pria itu diterima oleh Ranum pada saat selepas kelulusan sekolah mereka. Ia melihat keduanya berpelukan saat itu. "Bukan kah kalian jadian?" tanyanya ragu. "Nggak. Aku menolaknya. Pertama, karena aku memang nggak ada perasaan lebih dari teman. Dan kedua, karena aku tahu kamu suka dia." Jantung Indi serasa ditikam belati tajam. Ia terhenyak makin bingung. Mungkin kah selama ini, ia telah terjebak pada sebuah kemelut prasangka buruk? Hingga meninggalkan pertemanan mereka dan bahkan menanamkan benci pada Ranum. "Dan soal Pak Arya. Aku hanya mengagumi beliau sebagai atasan yang patut dihormati. Nggak lebih. Aku tahu, perempuan sepertiku nggak akan pantas untuk dia." "Maksudmu apa, Num?" Indi makin diliputi kegundahan dan rasa bersalah menggunung. Ranum tersenyum hambar. Sisa tangisnya telah berhenti. Namun, tidak dengan jiwanya yang merintih. "Aku hanya barang bekas, In..." =======♡ Perfection ♡======= Sekilas sapa_ Halo, semoga sehat selalu buat kita semua. Akhirnya setelah sebulan semedi, diriku mulai up lagi per tanggal 1 November ini. Terimakasih buat yg udah setia nungguin cerita-cerita sederhanaku. Berhubung kisah Boss in Love bagian Adrian belum dieksekusi, maka dari itu untuk selingan, aku up kisah cinta segilima antara Ranum-Arya-Indi-Cakra-Rendi Untuk bab. 1-10 kemungkinan besar akan didominasi kisah keretakan dan penyelesaian masalah persahabatan antara Ranum dan Indi. Jadi, nanti jangan bingung kalau awal-awal romansanya kurang kental. Karena baru ku-eksekusi bagian kisah cinta-cintaannya yg dominan itu kemungkinan mulai bab 11 dan seterusnya. Di sini ada dua tokoh utama perempuan dan dua tokoh utama pria. Kalau misal nanti kisah mereka selang-seling, tolong dimaklumi. Hehe. Akan diusahakan konflik gak bertele-tele. Kalau pun alur agak lambat, mungkin karena diriku sedang ingin memperpanjang kisah. #apadah Jangan sungkan tap love dan komen ya gais, biar diriku makin semangat up. Terimakasih, dan semoga bahagia selalu untuk kita semua. Tetap semangat dan keep strong!! =======

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

CEO Dingin Itu Suamiku

read
151.4K
bc

GADIS PELAYAN TUAN MUDA

read
464.6K
bc

Will You Marry Me 21+ (Indonesia)

read
612.6K
bc

MY DOCTOR MY WIFE (Indonesia)

read
5.0M
bc

Aksara untuk Elea (21+)

read
836.1K
bc

OLIVIA

read
29.2K
bc

Wedding Organizer

read
46.6K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook