bc

FOR ME (INDONESIA)

book_age0+
2.9K
FOLLOW
38.4K
READ
family
love after marriage
fated
pregnant
sadistic
drama
like
intro-logo
Blurb

Bukan tentang berapa lama kita telah bersama

Bukan juga tentang seberapa besar usaha kita untuk bersama

Namun tentang bagaimana usaha agar kita tetap bersama

Di tengah badai yang kian kuat menerjang

Hingga sebuah fakta memaksa kita membuka mata

Bahwa semuanya tak lagi sama

“Tahukah kamu jika hingga sisa nafas terakhirku pun, bahkan setelah seluruh luka dan rasa sakit itu, aku masih berharap Tuhan memang menciptakanmu hanya untuk diriku.”

“Namun itu hanya harapanku, nyatanya kamu memang bukan untukku. Berbahagialah, jika hal itu menjadi kebahagiaanmu.”

“Dan Tuhan pun akhirnya memberikan aku sebuah jawaban tentang bagaimana rasa sakitnya dikhianati.”

chap-preview
Free preview
FRISA ARINHA
Sebuah kesalahan fatal pernah aku lakukan hingga menyebabkan hubungan yang  aku impikan bersama dengan pria yang aku cintai kandas karena pengkhiantan yang aku lakukan dengan sahabatku sendiri dan merupakan adik kandung dari pria yang aku cintai.  Parahnya, pengkhiantan yang kami lakukan menyebabkan pernikahan sahabatku kandas hingga menyebabkan salah satu dari anak kembarnya harus berpulang bahkan sebelum bertemu dengan kedua orangtuanya.  Pria yang aku cintai dan aku perjuangkan akhirnya pun memilih untuk menyerah. Memilih untuk melepaskan dan meninggalkanku dengan menyisakan rasa penyesalan yang teramat dalam. Bukan hanya kehilangan sahabat dan kekasih secara bersamaan. Aku pun harus kehilang kasih sayang  dan kepercayaan yang selama ini aku dapat dari keluarga dua pria yang memiliki arti penting dalam kehidupanku.  Namun takdir Tuhan berkata lain, Tuhan begitu mencintaiku dengan mengembalikan dirinya  lagi ke dalam kehidupanku. Kembali mengisi kehampaan hatiku sejak kehilangannya dengan cinta tulus. Bahkan suatu yang tak terduga keluar dari bibirnya, ia memintaku menikah dengannya, menjadi istrinya, dan tentu ibu dari anak - anaknya. Jika kalian berfikir, hidupku penuh dengan kebahagiaan setelah semua yang aku lakukan. Kalian salah besar! Nyatanya aku juga mendapatkan balasan atas segala hal menyakitkan yang aku lakukan pada semua orang yang harus menderita karena ulahku.  Satu per satu pembalasan itu dimulai ketika Gani lebih memilih untuk memutuskan hubungan kami berdua secara sepihak di depan banyak orang persis setelah dirinya mengetahui semua kebenarannya. Tentang perselingkuhanku dengan sang adik  yang akkhirnya terkuak, parahnya saat itu ia memergoki diriku yang secara terang - terangan meminta Hyra-wanita yang aku lukai itu bukan saja untuk memberikan suaminya, tetapi juga anaknya untuk aku asuh bersama Galang. Aku yakin betul, jika Gani diliputi rasa kekecewaan yang begitu mendalam bukan hanya saja padaku tetapi juga kepada adiknya. Hingga kekecewaannya itu membuat Gani mengambil keputusan untuk mengakhiri hubungan kami, melepaskan aku demi kebahagiaanku dengan Galang. Itulah yang aku ingat ketika ia akhirnya memilih untuk berhenti, mengakhiri apa yang saat itu kami berdua bangun bersama.  Jika kalian berpikir perselingkuhanku dengan Galang terjadi karena aku tidak mencintai Gani, hal itu merupakan sebuah kesalahan. Aku mencintainya bahkan sejak pertama kali melihatnya. Algani Prama Rianda, laki - laki pertama yang berhasil membuatku jatuh cinta untuk pertama kalinya. Sedangkan aku dan Galang? Entahlah, aku bahkan tak tahu pasti apa yang sebenarnya aku rasakan pada lelaki yang telah menjadi sahabatku sejak lama itu. Aku hanya tahu jika ada rasa tak rela jika melihat Galang yang bisa bersikap manis pada Hyra, aku merasa tersisih. Aku takut perhatian yang biasa Galang berikan padaku kini terbatas atau bahkan terhenti karena keberadaan Hyra. Hal yang sungguh aneh, padahal  sebelumnya aku selalu berharap jika Galang dan Hyra bisa lebih dekat. Hal itu akan aku jadikan peluang untuk menjauhkan Gani yang aku tahu begitu dekat dengan Hyra. Katakan aku egois!  Katakan aku serakah! Aku akan menerimanya, karena pada kenyataannya aku memang sulit kehilangan keduanya. Pria yang aku cinta dan juga sahabat yang begitu aku sayang. Penderitaanku tak berhenti sampai disitu. Tuhan kembali menyiksaku dengan rasa penyesalan yang begitu mendalam ketika aku melihat prosesi pemakaman Allena, puteri Hyra dan Galang yang meninggal sebelum ia sempat dilahirkan. Hatiku semakin teriris ketika mengetahui jika bayi mungil tak berdosa itu harus meninggal karena aksi b***t Galang yang memperkosa Hyra hingga membuat kandungannya tak mampu lagi bertahan, dan semuanya karena aku. Alasan Galang melakukan hal itu karena aku. Galang membelaku ketika melihat Hyra menamparku di caffe saat itu. Demi Tuhan, Hyra tak bersalah, aku yang melakukan kesalahan. Bukankah wajar jika seorang istri dan ibu mempertahankan keluarganya ketika ada orang lain yang ingin merampas suami dan anaknya. Semua hanya demi ego dan ambisiku, aku kehilangan semuanya. Aku bahkan berfikir begitu gila untuk tidak hamil ketika menikah nanti karena pasti akan mengganggu karirku sebagai model yang sedang menanjak. Keinginan bodohku itu akhirnya benar - benar terjadi. Aku sulit hamil, aku sulit mendapatkan anak ketika aku menginginkannya hadir dalam pernikahanku dengan Gani bahkan ketika usia pernikahanku tengah memasuki lima tahun. Aku rasa banyak orang yang merasa ini  semua tidak adil untuk Gani. Setelah semua kesalahan yang aku lakukan, aku justru akhirnya kembali bersamanya, terikat dalam sebuah pernikahan yang sejujurnya selama ini aku impikan. Bagaimana bisa? Bagaimana Gani bisa dengan mudahnya menerimaku lagi bahkan menentang mamanya yang saat itu masih sangat kecewa terhadapku. Bagaimanapun, akulah penyebab keluarga mereka hancur, akulah penyebab mereka kehilangan cucu pertama mereka. Tante Andara yang aku kenal sangat lemah lembut, menamparku di depan makam Allena. Meluapkan kekecewaannya terhadap diriku yang mengkhianatinya. Aku bersujud mencium kakinya, memohon maaf atas dosa yang ku lakukan, namun nihil. Ia justru semakin kehilangan kendali, beruntung saat itu Gani langsung mengamankanku. Membawa ku pergi dan kembali ke apartemenku. Dia memeluku, menenangkanku. Bahkan tak ada satupun umpatan yang ia tujukan padaku. Oh Tuhan, aku sungguh merasa berdosanya. Bisa - bisanya aku mengkhianati pria sebaik Gani hanya demi keegoisanku. Hidupku bahkan semakin hancur, ayahku yang begitu cintai meninggalkanku. Malaikat pelindungku selain Gani itu akhirnya harus berpulang karena serangan jantung setelah menerima kabar bahwa akulah yang menyebabkan Galang dan istrinya bercerai. Kala itu aku sempat dilanda depresi berat. Membuatku kehilangan semangatku untuk hidup dan bertahan dari semua hal buruk yang menimpa. Ulahku ternyata membuatku harus kehilangan satu demi satu orang - orang yang berarti dalam kehidupanku. Penolakan yang dilakukan oleh kedua kakakku memperparah kondisiku.  Mereka menganggap aku adalah penyebab kematian ayah hingga mereka tak ingin menerimaku lagi. Keduanya memang tak pernah benar - benar menerimaku karena aku memang terlahir dari isteri kedua ayah. Wanita yang mereka anggap sebagai penyebab perceraian antara ayah dan istri pertamanya  yang merupakan ibu kandung mereka. Karirku? Hancur, beberapa agency model yang sempat mengontrakku membatalkan kontrak itu secara sepihak. Mereka jelas menolak untuk bekerja sama denganku, mereka tak ingin agency nya harus terlibat dengan skandal yang melibatkan aku dan Galang, mengingat Galang merupakan salah satu Fotografer muda yang sedang naik daun. Aku sendiri, aku benar - benar sendiri. Tak ada lagi tempatku untuk berpegangan. Hingga Gani kembali datang ke dalam kehidupanku yang sudah mencapai pada titik terendah. Aku putus asa, tak ada lagi gairah untuk kembali melanjutkan kehidupan, aku bahkan sempat berfikir untuk menghabisi nyawaku sendiri. Namun Gani berhasil menghentikanku. Ia kembali datang, menawarkan sebuah ikatan suci yang jujur saja membuatku tergoda untuk menerimanya. Mimpi akan sebuah kehidupan pernikahan yang penuh dengan cinta dan kebahagiaan melintas dipikiranku.  Walaupun dengan segala macam ketakutan dan rasa bersalahku. Tak sedikitpun ia meninggalkanku, ia terus berada disampingku dan terus meyakinkanku, mencoba membangkitkanku dari segala macam keterpurukan yang menimpaku. Bahkan ia tak segan membela dan meyakinkanku di depan kedua orangtuanya demi diriku, agar ia dapat membawaku menuju indahnya mahligai pernikahan. Awalnya semua terasa begitu sulit, aku sempat berfikir bahwa aku tak sanggup menghadapinya. Sikap mama mertuaku yang begitu dingin dan sarat akan kebencian, membuat hatiku selalu diliputi kesedihan dan penyesalan yang begitu dalam. Aku mengerti, itu bukan salahnya jika sikapnya tak sehangat dulu kepadaku. Semua itu karena aku, aku lah penyebabnya hingga mama mertuaku sulit untuk menerimaku bahkan ketika aku telah menikah dengan Gani, anaknya. Aku tidak patah semangat, aku berjuang dan selalu berdoa hingga memasuki tahun kedua pernikahanku, perlahan sikap mama mertuaku mulai melunak. Ia mulai kembali seperti dulu, walaupun aku tahu pasti sangat berat baginya. Terlebih setiap ia habis mengunjungi makam Allena, pasti wajah sendu akan kembali terlihat. Membuat rasa bersalahku kembali hadir. Pernikahanku berjalan penuh kebahagiaan. Walau di awali dengan penolakan mama mertuaku, namun berkat Gani aku mampu melaluinnya. Gani selalu memberikan yang terbaik untukku, ia tak berbohong ketika ia berjanji akan memberikanku kebahagiaan dalam pernikahan kami. Karena dia benar membuktikannya. Memasuki usia pernikahanku yang ketiga, aku mulai gelisah dan khawatir. Pernikahanku belum juga di anugerahi anak.  Sempat ada rasa khawatir, Gani akan meninggalkanku jika aku tak juga memberikannya anak. Namun ia meyakinkanku, bahwa cintanya tulus. Ada atau tidak adanya anak, ia akan tetap bersamaku. Karena anak adalah rezeki dan titipan dari Tuhan, bukan menjadi alasan berjalan atau tidaknya sebuah ikatan pernikahan. Oh Tuhan, terimakasih. Aku beruntung mendapatkannya. Ia bagaikan pahlawanku, malaikat pelindungku. Hingga, doa dan usaha kami akhirnya terjawab. Di usia pernikahanku yang memasuki tahun ke lima, aku mendapatkan hadiah yang luar biasa. Ada janin yang sedang tumbuh di dalam rahimku. Aku berkali - kali mengucapkan syukur atas anugrah yang Allah beri. Namun, suatu yang janggal dapat aku rasakan pada diri suamiku. Entahlah, aku merasa ada sesuatu yang ia tutupi hingga membuatnya bersikap aneh ketika berada di dekatku. Bahkan keanehan itu semakin aku rasakan ketika aku mengumumkan kehamilanku di hadapan keluarganya. Entahlah, tapi bolehkan aku berfikir bahwa ia tak suka mendengar berita kehamilanku? Bolehkan aku berfikir bahwa ia tak menginginkan kehamilanku? Ya Tuhan, aku harap hal itu memang hanya rasa kekhawatiranku.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Suddenly in Love (Bahasa Indonesia)

read
76.0K
bc

MANTAN TERINDAH

read
6.9K
bc

BRAVE HEART (Indonesia)

read
90.9K
bc

Aksara untuk Elea (21+)

read
836.2K
bc

Kujaga Takdirku (Bahasa Indonesia)

read
75.9K
bc

MENGGENGGAM JANJI

read
474.6K
bc

DIA UNTUK KAMU

read
35.2K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook