bc

Alice Agatha

book_age16+
1.1K
FOLLOW
8.4K
READ
possessive
friends to lovers
playboy
badboy
goodgirl
drama
comedy
sweet
bxg
like
intro-logo
Blurb

Tidak pernah ada persahabatan murni diantara laki-laki dan perempuan. itulah yang terjadi pada Alice Agatha Tandy dan Bryan Sam Dobson. Keduanya terlibat permasalahan hati. Tapi, sama-sama saling mengingkari.

Kemudian suatu peristiwa kelam, terjadi pada Alice. Membuat Sam dipukul oleh rasa bersalah karena merasa telah lalai menjaganya. Sehingga memaksa keduanya berpisah bahkan sebelum mereka bersatu.

Pada perpisahan itu, banyak hal yang telah berubah. Tetapi tidak dengan perasaan keduanya. Tidak bahkan ketika Alice didekati oleh pria lain. Tidak bahkan ketika Sam bergonta-ganti wanita.

Ketika tiba hari dimana mereka saling memberi kesempatan untuk melepaskan ego masing-masing. Sebuah masalah timbul dari masa lalu mereka.

Akankah ada saat dimana mereka dapat sepenuhnya bersatu? ataukah mereka justru bertekuk lutut terhadap masalah yang menghantui tersebut?

"Aku tak akan melupakan kejadian hari itu, disaat aku menderita karena perbuatanmu" ~ Alice Agatha Tandy

"Aku tahu, seribu maafpun tak akan membuatmu kembali padaku, namun aku tak akan berhenti mengejarmu" ~ Bryan Sam Dobson

chap-preview
Free preview
AA || PROLOG
Sebuah meja kecil dikelilingi oleh satu boneka beruanng, boneka barbie, dan boneka kelinci kecil. Seorang anak lelaki yang meskipun tampak co ol, tapi tetap menemani bahkan menikmati hidangan teh rasa angin buatan gadis kecil yang cantik dan manis. Masing-masing terdapat cangkir teh berwarna pi nk di depan mereka. Sebuah teko kecil dengan warna sama, tampak sedang dipegang oleh si gadis kecil. D ia menuangkan isinya ke cangkir Mr. Bear—panggilan gadis kecil itu pada boneka beruangnya. “Aku tahu kau pasti ingin tambah tehnya, Mr. Bear,” kata gadis kecil itu pada boneka beruangnya. “Aku tak mendengar dia ingin tambah, Agath a,” ujar Sam heran pada gadis kecil yang dia panggil Agatha. “ALICE! Panggil aku Alice, Samy! Dan jangan bu at Mr. Bear tersinggung!” seru Alice. “Semua orang memanggilmu Alice, aku tak ingin sama. Kau juga memanggilku Samy. Namaku Sam, bukan Samy. Itu terdengar seperti nama perempuan,” protes Sam. “Aku suka memanggilmu Samy, terdengar manis bagiku.” “Ya sudah. Jika kau ingin memanggilku begitu, kau juga harus mau aku panggil Agatha.” “Baiklah. Kau ingin tambah tehnya?” “Tidak, bahkan tehku kosong sejak awal walau kau terlihat menuangkan teko ke cangkirku.” “Tak bisakah kau berpura-pura ada teh di cangkirmu?” “Tidak. Aku ingin teh dan cake sungguhan.” “Nanti Mom akan memberikannya jika sudah waktunya. Jadi, untuk sekarang berpura-puralah semua itu ada.” “Mom-mu dan Mom-ku sedang pergi dengan Granny, mereka pasti lama.” “Jadi bagaimana?” “Kautunggu di sini. Aku akan kembali dengan cake dan teh yang asli,” ujar Sam lalu keluar dari kamar Alice. * Lima belas menit kemudian “Kau suka dengan permennya?” tanya Rey, kakak Sam. “Ya, ini cantik. Aku tak tega memakannya,” jawab Alice riang. “Kak! Apa yang sedang kaulakukan di sini?” tanya Sam begitu tiba melihat Rey sedang memberikan permen lolipop kepada Alice. “Aku sedang bermain dengan Alice.” “Agatha sedang main denganku. Lagi pula, bukankah kau sedang bermain dengan Kak Alex?” “Memang, aku juga sedang menunggunya. Dia sedang berganti baju. Kami akan pergi memancing ikan dengan Dad. Kau tak ingin ikut?” tanya Rey, dan Sam tampak berpikir. “Hmm .... Apa kau ikut, Agatha?” tanya Sam dan mendapat gelengan dari Alice. “Aku tak ingin ikut karena akan membosankan. Dad hanya akan duduk diam menunggu tongkat yang ditancapkan ke tanah bergoyang-goyang dan aku tak boleh berisik,” celoteh Alice. “Ya sudah, aku akan menemanimu saja,” jawab Sam. “Oh, di sini kau, Rey! Aku mencarimu sampai ke luar rumah,” ujar Alexander masuk ke kamar Alice. “Aku habis memberikan hadiah kecil untuk adikmu.” “Permen itu?” tanya Alexander dan Rey mengangguk. “Ya sudah. Alice dan Sam, tak ingin ikut dengan kami?” Keduanya menggeleng. “Baiklah. Jangan langsung dihabiskan permennya, Alice. Nanti kau sakit gigi.” “Baik, Kak.” Lalu Rey dan Alexander pergi dengan para dad. “Harusnya jangan kauterima permen dari Rey.” “Memangnya kenapa, Samy?” “Dia memberikan itu kepada teman perempuannya di sekolah. Jadi, kurasa dia hanya pamer.” “Jadi, aku harus apakan permen ini?” “Buang saja. Lagi pula, nanti kau akan sakit gigi jika memakannya.” “Hmm ...,” Alice tampak berpikir, “bolehkah aku menyimpannya saja? Permen ini terlihat cantik, sayang jika dibuang.” “Terserah kau saja! Ini, aku membawakanmu cake. Ini jauh lebih enak.” “Wah, kelihatannya enak.” “Kau mau?” tanya Sam mendapat anggukan antusias dari Alice. “Kita harus bermain princess dan prince dulu jika ingin memakan cake ini.” “Benarkah?” “Iya. Kak Rey dan temanku di rumah selalu memainkan peran itu. Princess akan mendapat suapan cake dari prince-nya.” “Baiklah, aku ingin bermain peran princess dan kau menjadi prince-nya.” “Oke, aku akan menyuapimu cake ini, My princess.” “Thank you, My prince,” ujar Alice tersenyum manis lalu membuka mulutnya untuk menerima potongan cake dari Sam. “Hmmm .... Ini enak sekali.” “Nah, dengan begini, mulai sekarang dan seterusnya kau hanya akan menjadi princess-ku. Hanya aku yang boleh menjadi prince-mu.” “Ehmm .... Baiklah, My prince,” ujar Alice tersenyum riang. “Kau sangat manis saat tersenyum, My princess,” puji Sam dan tersenyum dengan gembira. Lalu mereka memakan cake-nya bersama hingga habis. Tak lama, mom dan granny mereka pulang lalu menyuruh mereka untuk membersihkan sisa cake di mulut dan beranjak ke ranjang untuk tidur siang. *

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Undesirable Baby 2 : With You

read
161.7K
bc

T E A R S

read
312.6K
bc

Escape from Marriage - Kabur dari Derita Pernikahan Kontrak

read
256.7K
bc

PEPPERMINT

read
369.7K
bc

Rujuk

read
908.6K
bc

MANTAN TERINDAH

read
6.9K
bc

MOVE ON

read
95.0K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook