bc

MERAIH SURGA CINTA

book_age16+
13.8K
FOLLOW
63.6K
READ
family
arrogant
badboy
CEO
boss
drama
sweet
first love
friends
like
intro-logo
Blurb

Berkat kebaikan yang dilakukan Shanum yaitu menolong seorang wanita paruh baya yang mengalami kecelakaan membuat dia mengalami perubahan besar dalam hidupnya. Dan tanpa ia ketahui ternyata ibu yang ditolong Shanum telah membuat nazar. Jika seseorang yang menolongnya adalah wanita yang belum menikah maka ia akan menikahkan wanita tersebut dengan putranya. Bu Hanin wanita yang ditolong Shanum, ingin menjalankan nazaranya, namun langsung Shanum tolak karena alasan tertentu. Begitu juga dengan putra Bu Hanin yang bernama Akhtar, dia langsung menolaknya karena sedari dulu dia tak pernah memiliki keingin untuk menikah, karena baginya hanya ada satu wanita masa lalunya yang ia cintai, namun wanita itu telah tiada. Apakah Akhtar dan Shanum akan meneruskan nazar ibunya?

chap-preview
Free preview
1. MSC
“ BUNDA……” Panggilan itulah yang selalu Shanum dengar disetiap paginya. Dia yang masih berkutat dengan kegiatannya di dapur pun langsung ia tinggalkan. Kemudian dirinnya berjalan menuju kamar putranya yang bernama Muhammad Akhzan Wafi. Putranyalah salah satu alasan dirinya bisa menjadi wanita yang kuat dan tegar menjalani kehidupan ini. “ Ya Allah Wafi, kenapa setiap pagi putra bunda yang tampan ini harus selalu teriak sayang, memangnya Wafi ngga malu didenger sama tetangga.” Ucapnya yang menasehati putranya dengan lembut. “ Maaf bunda, Habisnya Wafi lupa kalau hari ini Wafi kan ada pelajaran olahraga, terus Wafi belum nemuin baju olahraga Wafi di almari.” Jawabnya dengan memasang wajah menyedihkannya, agar sang bunda tak marah padanya. “ Semalam kan bunda udah bilang kalau Wafi harus siapin semuanya dulu sebelum berangkat nak,” Balasnya, yang kemudian menuju almari putranya untuk mencarikan baju olahraga milik putranya. Sedangkan Wafi pun lanjut menyiapkan yang lain, sembari menunggu bundanya yang sedang mencarikan baju miliknya. Tak lama kemudian Shanum sudah berdiri dibelakang Wafi sambil memegang baju olahraga. Saat Wafi berbalik, dia terkejut bundanya sudah dibelakangnya, dia pun hanya tersenyum saat melihat tangan sang bunda sudah memegang sebuah baju. “ Makasih bunda.” Ucapnya yang kemudian memeluk bundanya. “ Sama-sama sayangnya bunda.” Balas Shanum sambil menciumi pipi Wafi. “ Ihhhhhh, bunda kan Wafi udah besar masa bunda nyiumin Wafi terus sih.” Rengeknya sambil menjauhkan pipinya dari bundanya. “ Siapa yang bilang putra bunda ini udah besar.” Tanya Shanum. “ Wafi bentar lagi udah mau Sembilan tahun bunda, jadi Wafi udah mau besar dong.” Jawabnya. “ Kalau udah besar ngga mungkin dong teriak-teriak seperti tadi, minta dicariin baju olahraga sama bunda.” Balas Shanum. “ Kalau masalah itu beda dong bun.” Jawabnya lagi. “ Oh ya bunda hari ini masak apa, Wafi udah laper.” Ucapnya sambil mengalihkan pembicaraan. Kemudian dia langsung mengambil tasnya dan keluar dari kamarnya. Shanum yang melihat itu pun hanya tersenyum dan langsung menyusuk putranya ke meja makan. Saat Shanum sedang menemani putranya sarapan ia mendenngar deru mobil terparkir di depan rumahnya. Shanum pun hafal dengan suara itu, dia langsung menatap putranya dengan memicingkan matanya. Wafi yang faham akan pertanyaan yang bundanya akan lontarkan pun langsung menunduk serta menghabiskan sarapannya. “ Perasaan bunda ngga nyuruh ayah Naufal datang deh, pasti Wafi kan yang nyuruh ayah buat datang kesini.” Tebaknya. Dan Wafi hanya menampilkan senyuman pada bundanya. “ Iya bun, semalam Wafi telfon ayah Naufal pakai ponselnya bunda. Wafi kangen sama ayah bun.” Jawabnya. Dan Shanum tak bisa berbuat apapun jika putranya sudah mengatakan rindu ayahnya. Shanum pun langsung menuju kamarnya untuk mengenakan niqabnya. Kemudian menyusul Wafi yang sudah ada didepan dengan Naufal. Shanum melihat kebahagiaan terpancar pada diri putranya, Shanum tahu kalau Wafi memang begitu menyayangi Naufal. Begitu pula dengan Naufal, jadi tak ada hak untuk Shanum memarahi Wafi berjumpa dengan ayahnya. “ Wahhhh, kalau udah ada ayah pasti bunda dilupain.” Protes Shanum yang terlihat cemburu akan keakraban ayah dan anak. “ Assallamualaikum mas.” “ Waalaikumsalam.” Balas Naufal yang langsung berhenti bercanda dengan Wafi saat melihat Shanum dihadapannya. “ Maaf ya mas kalau Wafi gangguin waktu kamu terus.” Ucap Shanum merasa tak enak hati pada Naufal. “ Sampai kapan sih num kamu bilang seperti itu terus, aku sama sekali ngga terganggu num. Justru aku seneng bisa bantuin kamu sama Wafi.” Jawab Naufal. “ Ayo yah, kita berangkat sekarang aja.” Ajak Wafi yang sudah tak sabar. “ Ok!!! Wafi pamit dulu sama bunda dong.” Ucap Naufal. Dan Wafi langsung menghampiri bundanya. “ Bun, Wafi berangkat dulu, Wafi akan selalu ingat pesan bunda, Wafi  janji kalau Wafi ngga akan gangguin ayah dan Wafi juga janji ngga akan minta macam-macam sama ayah, kecuali kalau ayah yang nawarin.” Ucapnya karena ia selalu hafal pesan bundanya setiap akan pergi dengan ayahnya.  Shanum dan Naufal hanya tertawa mendengar ucapan Wafi. “ Ok anak bunda memang pintar dan cerdik. Wafi berangkat sama ayah dulu, biar nanti bunda yang jemput kamu.” Ujarnya. “ Ngga usah num, biar nanti aku aja yang jemput Wafi. Aku tahu hari ini kamu lagi ada pesanan dekor bunga kan, jadi kamu jangan khawatir tentang Wafi nanti aku anterin dia ke toko kamu.” Ucap Naufal menawarkan diri. “ Ngga papa kok mas, aku masih bisa kalau sekedar jemput Wafi.” Tolak Shanum. “ Num, aku takutnya kamu seperti dulu telat jemput Wafinya. Udah serahin aja ke aku.” “ Tapi mas, Shanum terlalu banyak ngrepotin mas Naufal.” “ Num kita tuh udah kenal lama banget, sampai kapan sih kamu terus-terusan ngga enak ke akunya. Bosan tahu ngga denger kamu bilang begitu terus.” Ujar Naufal “ Iya deh maaf, makasih ya mas.” “ Selalu aja, kata maaf sama makasih yang aku denger. Sekali-kali bilang ya mas aku bersedia. Pasti aku bakalan seneng banget.” Ledek Naufal. “ Mas, jangan begitu dong, berapa kali sih Shanum bilang itu ngga mungkin.” Jawabnya. “ Iya num aku Cuma bercanda kok.Ya udah aku sama Wafi berangkat dulu ya. Assallamualaikum.” Pamit Naufal dan Wafi “ Waalaikumsalam.” Balas Shanum. Setelah kepergian Naufal dan Wafi, Shanum pun langsung bergegas mengambil tasnya yang masih didalam rumah. Kemudian ia pun langsung menaiki mobilnya untuk berangkat ke toko bunganya. Selama dalam perjalanan ke toko bunga Shanum memikirkan ucapan Naufal tadi pagi, dia merasa menjadi orang yang burukdan jahat pada Naufal sahabatnya. Ya Naufal adalah sahabat Shanum semenjak SMA. Naufal adalah kakak tingkat Shanum di SMA. Tapi karena banyak kegiatan yang mereka kerjakan bersama membuat dia dan Naufal semakin dekat. Semenjak dulu Naual pun sering membantu Shanum dalam berbagai hal. Naufal bukanlah ayah kandung Wafi, namun karena semenjak kecil Naufal yang selalu menjaga dan membantu Shanum merawat Wafi maka Naufal menyebut dirinya ayah Wafi. Semenjak dulu Naufal memang sudah memiliki perasaan kepada Shanum, namun belum lama ini dia baru berani mengungkapkan perasaannya pada Shanum. Tapi setelah tahu perasaan Naufal padanya, Shanum langsung menolaknya. Bukan hanya sekali dua kali Naufal menyatakan cinta pada Shanum dan sampai sekarang pun jawaban Shanum tetap sama. Shanum merasa tak pantas bersanding dengan Naufal, dia bukanlah wanita yang baik untuk Naufal. Dia yakin masih banyak wanita yang jauh lebih baik darinya untuk bisa mendampingi Naufal. Sampai detik ini pun Shanum tak memiliki perasaan lebih pada Naufal, dia sudah menganggap Naufal sebagai sahabat serta kakak yang selalu melindunginya. Apalagi Shanum pun sudah mendapatkan peringatan dari mamanya Naufal untuk tidak menerima Naufal. Orang tua Naufal memang baik kepada Shanum, mereka juga menganggap Shanum seperti anak mereka sendiri. Tapi untuk masalah pasangan mereka tidak ingin Shanum yang menjadi isteri Naufal. Shanum pun tahu diri siapa dia dan siapa Naufal. “ Maaf mas, Shanum melakukan ini karena Shanum mau yang terbaik untuk mas Naufal.” Ucapnya lirih sambil menyeir menuju tempat tujuannya. Shanum pun langsung memarkirkan mobilnya disebuah gedung pertemuan. Hari ini dia ada sebuah proyek, salah satu perusahaan akan mengadakan acara. Dan alhamdulillahnya tokonyalah yang mendapat pesanan bunga untuk menghias ruangan tersebut. Toko bunga yang Shanum kelola dan dirikan pun sudah cukup besar. Waktu untuk merintisnya pun sudah cukup lama. Dia selalu teliti dalam mendesain tempat-tempat yang akan di dekornya dengan bunga-bunga. Shanum tak ingin pelanggannya kecewa dengan hasil kerja dari timnya. Dia selalu ingin memusakan pelanggannya, karena baginya kepuasan pelanggan adalah kebahagiaan sendiri bagi dirinya. Walaupun Shanum sudah memiliki beberapa karywan, dan tim sendiri untuk urusan mendesain. Tapi dia tak pernah lepas tangan akan pekerjaan mereka. Shanum selalu membantunya, bahkan jika itu hanya urusan kecil. Karena baginya itu semua tanggung jawabnya sebagai atasan. Dia tak ingin berleha-leha karena dirinya adalah pemilik toko, sedangkan para karyawannya sedang bekerja keras untuk memajukan tokonya. “ Assallamualaikum, Mba Shanum.” Panggil seseorang, Shanum pun langsung menoleh. Setelah tahu siapa yang memanggilnya pun Shanum langsung mengulas senyuman. “ Waalaikumsalam, Nasha.” Ucap Shanum dan langsung memeluk seseorang yang sudah lama tak dilihatnya. “ Kapan kamu pulang.” Tanya Shanum. “ Kemarin mba, Nasha kangen deh sama mba Shanum.” Ucap gadis yang umurnya di bawah Shanum. “ Alhamdulillah, mba seneng liat kamu selamat sampai sini. Mba juga kangen banget sama kamu. Oh ya  kok kamu tahu mba ada disini sih.” Tanya Shanum yang penasaran. “ Nasha ngga tahu kalau mba Shanum ada disini. Niat Nasha kesini itu disuruh sama papa buat cek acara untuk nanti malam.” Jawab Nasha dan Shanum terkejut. “ Jadi ini acara perusahaan papa kamu.” Tanya Shanum memastikan dan Nasha langsung mengangguk. “ Ya Allah mba ngga tahu kalau ini acara perusahaan papa kamu, abisnya mba ngga hafal nama perusahaan papa kamu. Pantesan mas Naufal tahu kalau hari ini aku ada proyek, ternyata tempat perusahaannya bekerja yang mau ada acara.” “ Oh ya mba mas Naufal apa kabar.” Tanya Nasha. “ Alhamdulillah dia baik, tumben kamu tanya mba. Biasanya kamu yang selalu update tentang mas Naufal.” Ledek Shanum. “ Selama Nasha pergi mas Naufal ngga pernah ngangkat telfonku mba.” Jawabnya dengan wajah sendunya. Shanum yang tahu situasi Nasha pun hanya menghela nafas, dia merasa bersalah pada Nasha jika mengingat Naufal pernah menyatakan cinta padanya. Apa jadinya jika Nasha tahu tentang hal ini. Nasha adalah anak dari bosnya Naufal. Dia juga bekerja diperusahaan untuk membantu papanya. Nasha sudah memiliki perasaan pada Naufal. Dia juga sering terang-terangan memperlihatkan perasaannya pada Naufal, bahkan Nasha pernah menyatakan cinta pada Naufal. Namun Naufal menolaknya, tapi Nasha tak pernah putus asa. Dia akan tetap mengejar cita Naufal sampai Naufal menjadi miliknya atau sampai Naufal sudah benar-benar menjadi milik orang lain, baru dia akan berhenti. Nasha pun sering mengikuti Naufal, tadinya sebelum mengenal Shanum, dia mengira Shanum itu isteri Naufal. Tapi Nasha yang mau memastikan pun langsung mendatangi Shanum dan bertanya tentang hubungan mereka. Setelah mengetahui hubungan Naufal dan Shanum hanya sekedar sahabat, Nasha sangat bahagia, bahkan dia selalu meminta bantuan Shanum untuk mendekati Naufal. Dan akhirnya Nasha menjadi dekat dengan Shanum, bahkan dia menganggap Shanum seperti kakak perempuannya sendiri. Nasha heran yang melihat Shanum melamun, dia pun langsung mengageti Shanum. “ Mba Shanum.” Panggilnya sedikit lantang. “ Astagfirulloh, Nasha kamu keras anget tahu manggilnya. “ Ya abisnya mba Shanum diajak ngobrol malah ngalamun.” Rengeknya. “ Iya maaf, oh iya kan tadi kamu bilang mau ngecek persiapannya. Sebaiknya sekarang aja sha. Takutnya ada yang kurang kan bisa dipersiapkan dari sekarang.” Ajak Shanum dan Nasha pun setuju. Mereka berdua pun langsung masuk kedalam. Siangnya setelah selesai dengan pekerjaannya Shanum pun berniat kembali ke toko bunganya. Karena ia khawatir Wafi sudah menunggunya di sana. Karena ini sudah saatnya jam pulang Wafi sekolah. Jalan yang dilewati Shanum terlihat sepi dan taka da kendaraan yang lewat. Dia terus melafalkan dzikir dan shalawat untuk meminta penjagaan dari Allah dari segala keburukan. Dari kejauhan Shanum melihat sebuah mobil yang menabrak pohon, dan mobil itu pun mengeluarkan asap. Shanum pun langsung memercepat laju mobilnya. Dia melihat sekeliling taka da satu pun orang yang melewati jalan ini. Tanpa menunggu lama dia langsung mendekati mobil yang kecelakaan tersebut. Dia sebenarnya sedikit takut, karena mobil itu terlihat rusak parah. Saat Shanum sedang berusaha membuka mobil pengemudi pun langsung terkejut saat pintu berhasil dibuka. “ Astagfirullahaladzim.” Sebutnya sambil membekap mulutnya karena terkejut melihat korban yang ada didalam mobil tersebut. ***

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

(Bukan) Istri Pengganti

read
49.0K
bc

The Ensnared by Love

read
103.8K
bc

Kujaga Takdirku (Bahasa Indonesia)

read
75.9K
bc

Nur Cahaya Cinta

read
358.7K
bc

Aku ingin menikahi ibuku,Annisa

read
53.1K
bc

Enemy From The Heaven (Indonesia)

read
61.2K
bc

Sweetest Diandra

read
70.5K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook