bc

One Cruise Night Stand

book_age18+
482
FOLLOW
6.7K
READ
billionaire
possessive
one-night stand
escape while being pregnant
love after marriage
badboy
CEO
bxg
servant
like
intro-logo
Blurb

❝Sailing into the night of love❞

Ketika hidup dua insan modern yang tidak percaya akan romansa cinta bersinggungan di atas desiran ombak laut…

Ashton Rexford adalah CEO dari Rexford Department Store yang dikenal perfeksionis, ambisius, dan arogan. Demi menjaga image perusahaannya, setiap minggu Ashton selalu hadir dalam kencan buta yang diatur ibunya. Elena Winslow adalah seorang kru di kapal pesiar Lion Heart dengan julukan “Most-Wanted-Crew” karena keteladanan dan ambisinya selama bekerja di atas lautan.

Pertemuan berbuah cinta satu malam mereka di atas kapal pesiar merubah hidup Elena setelah ia menemukan dirinya mengandung anak Ashton.

Enam tahun berlalu, Elena masih menyembunyikan kebenaran ini dari semua orang. Sampai akhirnya suatu peristiwa menghantam sang anak hingga memaksa Elena untuk berlutut di depan Ashton memohon bantuan untuk menyelamatkan nyawa anak mereka.

Apa yang akan terjadi di antara keduanya setelah enam tahun berlalu?

Bermodalkan cinta satu malam, sanggupkah kedua orang asing ini bergandengan tangan untuk menghadapi masalah ini bersama anak mereka?

-----------

“Saya mohon! Saya mohon selamatkan anak saya, Mr. Rexford!”

“Kenapa urusan anakmu menjadi urusanku!? Apa kau gila?"

“Karena dia!” potong wanita itu lantang, “Dia…dia anak kandungmu!” ungkap wanita itu dengan mata terpejam, air mata itu kembali mengalir membasahi pipinya.

chap-preview
Free preview
PROLOGUE
2026 New York City Suasana ruang rapat itu tampak suram dan lesu, awan hitam menutupi mereka dari hal-hal positif. Wajah-wajah pria berdasi serta wanita berbaju elegan tampak tertekuk dalam saat CEO REXFORD Department Store kembali mengeluarkan api dari mulutnya pada rapat kali ini, mengkritik etos kerja dan berbagai hal lainnya yang tidak sesuai dengan standard level yang diinginkannya. Begitulah sifat kepemimpinan Ashton Rexford, CEO Rexford Department Store yang sudah membawa Department Store ini menjadi nomor satu di Amerika. Seorang perfeksionis yang kritis, tidak mengenal kerugian, dan berorientasi pada uang dan profit. Dengan kelihaiannya dalam berbisnis Karena itulah, perusahaan keluarga ini semakin berjaya dibawah kepemimpinannya. Namun kejayaan itu tentu tidaklah mudah, banyak jiwa-jiwa yang terancam setiap Ashton sudah mengamuk seperti sekarang. Bagi para karyawan, Ashton bagaikan dewa kematian yang selalu mengeksekusi karyawan setiap rapat. Mereka hanya bisa tersenyum pahit dan bermulut manis untuk meredam amukan tersebut, “Kami akan segera melakukan sesuai arahan anda, Mr. Rexford.” Ashton memejamkan matanya muak sebelum melempar kertas –kertas itu ke lantai, menatap kertas serta para petinggi perusahaannya sinis. “Lalu apa gunanya kalian jika pada akhirnya harus tetap aku yang mengarahkan semuanya? Jangan katakan kalau aku diktator atau apapun sindiran kalian di belakangku jika hasil kerja kalian tidak pernah sesuai ekspektasiku. Apa kalian menyogok universitas agar mendapat nilai yang baik?  Apa kalian pikir perusahaan ini hanyalah omong kosong? Pengisi waktu luang kalian selain bercinta dan beranak? Apa aku harus mencari orang yang lebih kompeten dari kalian semua untuk membantuku?!” Mendengar rentetan ledakan emosi Ashton, semua yang ada di ruang rapat kembali hanya dapat menunduk bingung harus berbuat apa untuk meredam ini semua.  Sampai akhirnya, ketegangan rapat itu teralihkan oleh kehadiran sekretasis Ashton yang berlari tergopoh-gopoh menghampiri Ashton dari balik pintu.  “Sir, maaf menganggu, tapi di luar ada—” Tatapan tajam Ashton seketika menyiutkan nyali sekretarisnya yang langsung membeku di tempat. “Beraninya kau tetap melakukannya jika tahu ini menganggu rapat. Apa aku juga harus memecatmu, Daniel?” Daniel menunduk segan, meskipun ia sudah sering mendengar ancaman tersebut. “Maafkan saya, Sir, tapi…tapi ada seseorang yang memaksa bertemu dengan—” Perkatan Daniel terpotong oleh suara dentuman keras dari pintu ruang rapat yang terbuka lebar-lebar. Seluruh mata sontak langsung tertuju pada sosok wanita yang mendobraknya dan berdiri di tempat dengan nafas tersenggal. Penampilan wanita itu sangat berantakan, wajahnya pucat pasi, keringat membanjiri sekujur tubuhnya dari atas sampai bawah, dan matanya memerah karena aliran air mata yang tak kunjung mereda sejak beberapa jam yang lalu. Wanita itu tidak mengindahkan suara bisikan semua orang yang kebingungan dan tetap mengedarkan matanya ke seluruh penjuru ruangan dengan putus asa, hingga akhirnya ia bisa bernafas lega ketika menangkap sosok yang dicarinya. Tanpa berpikir dua kali, ia segera berlari cepat menuju pria itu tak peduli meskipun di belakangnya para satpam berlarian mengejarnya. Ashton terus menatap hal itu bingung hingga sekarang wanita itu justru tepat berada di depannya sembari mengatur nafas. Pria itu melipat tangan di d**a, kilat matanya merah membara akan hal konyol lainnya di hari ini. “What can I help you, Ms. Anonymous?" sarkasnya tersenyum dingin. “Mr. Rexford, saya mohon tolong selamatkan anak saya. Ia sangat membutuhkanmu sekarang.” Mulut Ashton menganga lebar mendengarnya, dia tidak menyangka akan mendengar sesuatu seperti ini dalam hidupnya. Matanya pun langsung melotot tajam, “Apa kau sudah gila?! Keluar sekarang!” maki Ashton keras, ruang rapat seketika hening kembali karena tak ada yang berani bersuara. Tangisan putus asa wanita itu pun pecah dengan nyaringnya, ia sudah tidak tahu harus berbuat apa lagi hingga memutuskan untuk berlutut di depan Ashton, aksi yang sekali lagi kembali membuat Ashton tercengang di tempat. “Anak saya…anak saya membutuhkan bantuan Anda agar bisa hidup. Saya mohon….saya mohon ikut saya ke rumah sakit sekarang. “Saya mohon anda ikut saya sekarang…saya mohon, Mr. Rexford.” Rahang Ashton menggeretak keras, matanya ia beralih menatap security yang terdiam di belakang wanita itu dengan nyalang. “Kenapa kalian diam saja? Bawa wanita sakit jiwa ini pergi dari sini sekarang juga!” “Aku bahkan tidak mengenalmu! Lalu kenapa masalah anakmu menjadi urusanku!?” tanya Ashton akhirnya. “Tidak! Lepaskan aku!” wanita itu akhirnya menjerit keras saat security menariknya paksa, namun keputusasaannya sanggup membuatnya mendorong para security itu dan kembali berlutut di hadapan Ashton dengan tangisan mengeras. “Saya tidak bercanda! Saya mohon selamatkan anak saya, hanya Anda yang bisa menyelamatkannya, Mr. Rexford!” “Aku bahkan tidak mengenalmu! Lalu kenapa masalah anakmu menjadi urusanku!?” tanya Ashton akhirnya. Wanita itu memerhatikan sekelilingnya ragu, kemudian menunduk bingung apa yang harus ia katakan di depan semua orang yang mengamati keduanya sekarang. Melihat kebungkaman wanita itu, Ashton kembali menatap para security itu marah. “Apa kalian semua tuli? Cepat bawa wanita ini—” “Karena dia!” potong wanita itu lantang, “Dia…dia anak kandungmu!” ungkap wanita itu dengan mata terpejam, air mata itu kembali mengalir membasahi pipinya. Seketika ruangan ricuh dengan bisikan-bisikan para petinggi Rexford Group akibat bom yang dilemparkan wanita ini. Berbanding terbalik dengan pimpinan utamanya tercengang seolah disambar petir di siang hari. Setelah sadar dari syoknya, Ashton spontan tertawa sinis tak percaya dengan apa yang baru saja wanita ini katakan. “Apa? Anak? Anak apa? Kau pikir aku akan dengan mudah percaya bualanmu? Wanita yang tiba-tiba datang mengacaukan rapat penting ini? Aku tidak heran jika kau adalah utusan saingan bisnisku, Nona.” Wanita itu menggeleng keras-keras dan semakin berlutut putus asa. “Saya tidak membual, Mr. Rexford. Karena itu…karena itu saya mohon selamatkan anak saya, kumohon. Dia hanya bisa selamat dengan bantuanmu, tolong ikut saya ke rumah sakit dan selamatkan nyawanya, saya mohon…hanya dia yang saya miliki di dunia ini sekarang. Aku...aku lebih baik mati jika ia juga meninggalkanku." Ashton menatap lekat wanita itu, berusaha mencari kebohongan di wajah kalutnya saat ini. Tapi, Ashton tidak menemukannya. Di balik mata memerah itu, hanya terdapat  keputusasaan  dan kekhawatiran yang pekat menyelimuti wanita ini.  Ashton tidak tahu harus berbuat apa sekarang. Seluruh petinggi di ruangan itu langsung membuang pandangan mereka saat Ashton memerhatikan reaksi mereka satu persatu. Sial, ini pasti akan menjadi gosip dan membuat nilai saham perusahaanku terjun bebas. Batin Ashton mengumpat pasrah. Ia tidak tahu apakah wanita ini berusaha membohonginya, tapi ekspresinya di hadapan Ashton saat ini begitu tulis akan rasa takut kehilangan sosok yang ia cintai. Kenekatan wanita ini untuk mendobrak masuk ke dalam rapat ini juga menjadi alasan Ashton mulai mempercayainya. Siang ini, dunianya terasa berputar cepat dengan sendirinya tanpa ia bisa kendalikan. Dan ia tidak terbiasa akan itu, biasanya Ashton-lah yang memegang kendali. Ini semua karena kehadiran wanita ini bersama anak yang bahkan ia tidak ketahui eksistensinya beberapa menit yang lalu. Dan anak itu sekarang sedang membutuhkan bantuannya. Ashton kembali mengumpat dalam hati. Screw it.  Meskipun ia masih meragukan kebenaran mimpi buruk ini, namun sekarang ia memilih untuk mengikuti perkataan hatinya untuk memercayai wanita itu.   “Di mana anak itu sekarang?” Tanpa menyadari bahwa keputusan yang Ashton ambil hari ini akan mengubah total hidupnya. TO BE CONTINUE

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

LAUT DALAM 21+

read
290.0K
bc

The Alpha's Mate 21+

read
146.5K
bc

Bad Prince

read
509.5K
bc

Possesive Ghost (INDONESIA)

read
121.4K
bc

Naughty December 21+

read
513.7K
bc

Noda Masa Lalu

read
184.2K
bc

Beautiful Madness (Indonesia)

read
220.4K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook