bc

Curse of Love (Indonesia)

book_age18+
1.4K
FOLLOW
6.0K
READ
billionaire
dark
possessive
arrogant
goodgirl
CEO
king
queen
sweet
bxg
like
intro-logo
Blurb

Bijaklah dalam memilih bacaan!

***

Arsenio Achilles Clovis, seorang Dewa yang dikutuk menjadi manusia karena membunuh Ibunya sendiri. Kesalahan fatal yang membuat Ayahnya marah besar dan membuangnya ke Bumi. Selama 200 tahun hidup di Bumi, akhirnya Arsen dapat menemukan cara untuk menghilangkan kutukan tersebut, cara yang sangat dia benci. Arsen harus bisa mencintai seorang manusia jika ingin kembali ke langit dan menjadi Dewa.

Jangankan mencintai manusia, melihat manusia saja Arsen muak rasanya. Dia selalu beranggapan jika manusia hanyalah makhluk yang lemah, tapi pemikiran itu berubah ketika dia bertemu dengan gadis aneh bernama Naura Ulrich. Secara perlahan Naura mampu mengikis batu besar di hati Arsen.

Apa benar Naura adalah takdir Arsen?

***

Status : Tamat

chap-preview
Free preview
Awal Kisah
"Dasar anak sialan! Beraninya kau membunuh istriku!" teriak Dewa Clovis dengan murka. "Sudah kukatakan padamu, aku sangat membenci kaum manusia! Mereka hanyalah kaum lemah! Sampai kapan pun aku tidak akan menyesal karena telah membunuh wanita itu!" balas Arsen pada ayahnya tanpa rasa takut. Dia sudah muak melihat tingkah pria itu yang seolah melupakan kenyataan jika dia adalah seorang petinggi Dewa yang harusnya disegani. Dewa Clovis menggeram marah mendengar ucapan anaknya itu, "Sungguh keterlaluan! Aku sebagai Dewa yang disegani sangat malu mempunyai anak sepertimu!" "Jika aku bisa memilih, tentu aku tidak akan mau menjadi anakmu, anak dari seorang petinggi Dewa yang lemah karena manusia!" Lagi-lagi Arsen membalas tanpa rasa takut sedikitpun. Dewa Clovis terdiam saat sudah tidak tahu lagi harus berbuat apa untuk membuat Arsen jera dan berhenti ikut campur pada kisah asmaranya. Kali ini dia tidak bisa tinggal diam setelah melihat anaknya sendiri membunuh istrinya di depan matanya sendiri. "Menyadari kesalahanmu?" tanya Arsen dengan nada yang mengejek saat ayahnya memilih untuk diam. Dia merasa menang sekarang, padahal kenyataannya sekarang ayahnya sedang berpikir keras, berpikir tentang hukuman apa yang akan dia berikan untuk Arsen. Dewa Clovis tersenyum miring begitu pikiran licik masuk ke dalam kepalanya. Dia dia tidak akan main-main lagi, dia akan memberikan sanksi keras untuk anaknya. "Aku harus menghukummu karena perbuatan biadapmu itu, anakku." Arsen menatap ayahnya tidak percaya, "Apa maksudmu? Kau tidak akan bisa melakukannya!" "Tentu saja aku bisa. Aku akan menurunkanmu ke Bumi, menjadi manusia biasa tanpa mempunyai kekuatan sedikitpun," ucap Dewa Clovis sambil tersenyum sinis, tangannya dengan segera mengambil tongkat kristalnya membuat Arsen menggeram marah. "Beraninya kau!" Pria tua itu seolah tidak peduli dengan amarah anaknya, dia mengarahkan tongkatnya ke atas langit dengan mata yang terpejam dan mulut yang menggumamkan sesuatu. Arsen tentu tidak tinggal diam, dia mencoba segala cara untuk menghentikan usaha ayahnya. Dia masih bisa mencoba mencegah itu sampai akhirnya tubuhnya terasa kaku dan mulutnya berhenti bergumam. "Kutekankan padamu, Ayah! Berhenti atau kau akan menyesali semuanya." Arsen berteriak dengan sisa-sisa tenaganya, dia yakin setelah ini tubuhnya tidak akan bisa dia gerakkan sama sekali. Dewa Clovis membuka matanya dan tersenyum menatap anak nakal yang ia sayangi itu, "Aku senang mendengarmu memanggilku ayah, tapi itu tidak akan mengubah apapun, Arsen. Sampai jumpa lagi anakku." Dewa Clovis menghentakkan tongkatnya ke atas tanah dan dalam sedetik, segalanya langsung berubah menjadi gelap. Arsen langsung terbangun dari tidurnya begitu mimpi buruk itu kembali datang menghampirinya. Hampir setiap malam kilasan pahit itu datang menghantuinya tanpa bisa dia cegah. Kilasan masa lalu di mana ayahnya sendiri dengan tega membuangnya ke bumi dan merubahnya menjadi makhluk lemah hanya demi seorang wanita, dan sialnya wanita itu adalah manusia, makhluk yang sangat dia benci. "Masuk," ucap Arsen begitu mendengar ketukan pintu pada kamarnya. Pintu terbuka dan muncul Felix, pelayan pribadinya di sana. "Maaf mengganggu tidur anda, Tuan Arsen. Saya hanya ingin menyampaikan pesan jika nanti siang ada jadwal untuk bertemu dengan pemilik ternak sapi terbaik di desa ini." Arsen mengusap matanya dan mengangguk pelan, "Ya." “Apa Tuan mendapatkan mimpi buruk lagi?" tanya Felix hati-hati. "Ya." Lagi-lagi hanya kata singkat itu yang Arsen keluarkan. Felix menatap Arsen dengan khawatir, "Ada yang bisa saya bantu, Tuan?" "Tidak ada, kau hanya perlu keluar dari kamarku Felix." Perintah Arsen dengan dingin. Dia tidak berniat membagi mimpi buruknya pada Felix. Yang dia inginkan sekarang hanyalah air hangat untuk menyegarkan tubuhnya. Arsen mengumpat dan merutuki tubuhnya sendiri karena merasa lemah seperti manusia. Felix berlalu pergi. Dia tidak ingin mengambil resiko jika Arsen akan membuatnya babak belur lagi. Meskipun kekuatan Dewa pria itu menghilang, tapi tetap saja Felix tidak bisa meremehkan kekuatan pria itu. *** Tangan Arsen bertumpu pada balkon kamarnya dengan mata yang tidak berhenti untuk menatap langit gelap pagi ini. Hawa dingin karena mendung sangat menusuk ke dalam kulitnya tapi dia bersikap tidak peduli, dia tidak masalah jika tubuhnya akan sakit setelah ini. "Kau masih marah Ayah? Bahkan hampir setiap pagi kau membuat bumi basah," gumam Arsen sambil berlalu masuk ke dalam kamarnya. Dia harus segera bersiap untuk bertemu dengan pemilik ternak sapi yang akan menjadi ladang bisnisnya dalam beberapa tahun ke depan sebelum dia harus pindah ke tempat lainnya. Bukan hal yang baru bagi Arsen untuk selalu berpindah tempat. Keadaan fisik yang tidak pernah menua tentu dapat membuat masyarakat menaruh curiga kepadanya. Bukan, dia bukan iblis, dia juga bukan vampir. Derajatnya jauh lebih tinggi dari itu. Arsen adalah seorang Dewa, anak dari petinggi Dewa yang dikutuk menjadi manusia karena membunuh Ibunya sendiri, meskipun wanita itu bukan Ibu kandungnya tapi tetap saja tidak ada yang boleh melukai istri petinggi Dewa termasuk anaknya sendiri. Seorang Dewa biasanya digambarkan sebagai sosok yang bijaksana, namun berbeda dengan Arsen. Setelah melihat dengan mata kepalanya sendiri jika Ibu kandungnya mati ditangan manusia, persepsinya tentang manusia menjadi berubah. Tidak ada lagi sosok Dewa Arsen yang disegani oleh kaumnya. Sosok bijaksana itu seolah hilang dibawa pergi oleh Ibu kandungnya. Dia berubah menjadi Dewa pembuat onar. Tugas Dewa yang seharusnya menyejahterakan manusia berubah menjadi pembawa bencana bila ada di tangan Arsen. Puncak kemarahan Arsen adalah di saat ayahnya datang membawa manusia ke hadapannya dan mengenalkannya sebagai Ibunya baru, tentu saja Arsen marah besar. Kenapa harus manusia? Hal itu yang terus menghantui pikirannya. Ayahnya jelas tahu jika dia sangat membenci manusia, tapi pria tua itu tetap melakukan kesenangannya dengan sesuka hati. Tanpa banyak bicara, Arsen langsung membunuh wanita itu tepat di depan ayahnya. Dewa Clovis yang murka langsung mengutuk Arsen menjadi manusia selamanya tanpa tahu kapan anaknya itu bisa kembali. Sudah 200 tahun Arsen hidup sebagai manusia di Bumi. Sudah tak terhitung berapa kali dia berpindah tempat. Dia benar-benar hidup layaknya manusia biasa, tanpa kekuatan yang tersisa sedikitpun. Semuanya seolah hilang dan benar-benar musnah. Dewa Clovis benar-benar total dalam menghukum anaknya. Arsen juga bekerja untuk bertahan hidup, meskipun dia tahu jika dia tidak akan bisa mati sekalipun. Dulu memang dia harus bekerja keras untuk hidup di bumi, tapi sekarang setelah hidup selama 200 tahun tentu dia sudah sangat handal untuk menghasilkan uang tanpa turun tangan sedikitpun. Arsen kaya raya sekarang. Namun, kekayaan itu seolah tidak ada gunanya jika dia hidup tanpa adanya tujuan. Arsen hidup di bumi penuh dengan kebimbangan. Sebenarnya apa yang diinginkan ayahnya? Jika ayahnya ingin kata maaf keluar dari mulut Arsen, percayalah itu tidak akan pernah terjadi. Meskipun dia sudah menjadi manusia sekarang dan banyak manusia yang membantu hidupnya, tetap saja dia membenci kaum lemah itu. Ingatan tentang kematian Ibunya tidak akan pernah bisa hilang dari kepalanya. Banyak usaha yang sudah Arsen lakukan untuk bisa kembali ke langit namun tetap saja dia belum menemui titik terang. Namun Arsen yakin, pasti ada sesuatu yang bisa membuatnya kembali menjadi Dewa dan pergi dari tempat menjijikkan ini. Namun lagi-lagi kutukan menjadi manusia itu benar-benar membuat kekuatan dan kejeniusan seorang Arsen melemah. Tepat 3 tahun yang lalu, teka-teki mulai terjawab. Sedikit demi sedikit Arsen mulai mendapatkan celah untuk menghilangkan kutukan itu. Felix yang mengatakan itu semua setelah menemukan jurnal tua milik keluarganya. Jurnal yang dibuat oleh Jonathan Trodou, kakek buyutnya. Entah kakeh buyut dari generasi yang ke berapa. Keluarga Trodou merupakan keluarga manusia yang menjaga Arsen selama di bumi. Selama Arsen hidup 200 tahun, tentu dia melihat semua kematian keluarga Trodou satu-persatu hingga saat ini hanya ada Felix Trodou yang menemaninya dan mendampinginya sebagai pelayan. Satu-satunya keturunan Trodou yang tersisa karena Felix belum mempunyai keturunan. Kembali ke jurnal milik Jonathan Trodou. Di dalam jurnal itu dikatakan tentang bagaimana cara menghilangkan kutukan pada diri Arsen. Bukan sesuatu yang mudah untuk melaksanakan syarat itu. Arsen masih tidak percaya jika ayahnya akan melakukan hal yang di luar dugaan seperti itu. Syarat yang ditetapkan adalah Arsen harus bisa mencintai seorang manusia jika ingin kembali ke langit dan menjadi Dewa. Bagaimana bisa dia melakukan itu jika melihat manusia saja dia muak setengah mati. Ayahnya benar-benar gila! ***

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

The Alpha's Mate 21+

read
146.1K
bc

MANTAN TERINDAH

read
6.8K
bc

The Unwanted Bride

read
110.9K
bc

True Love Agas Milly

read
197.6K
bc

Long Road

read
118.3K
bc

Skylove (Indonesia)

read
109.0K
bc

Sweetest Diandra

read
70.5K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook