bc

ISTRI YANG DIBUANG (GARA-GARA MAKE UP PUCAT)

book_age18+
6.3K
FOLLOW
42.3K
READ
contract marriage
goodgirl
independent
inspirational
doctor
drama
twisted
first love
wife
gorgeous
like
intro-logo
Blurb

Hanya karena make up flawless, Yasmin dituduh tak lagi perawan oleh ibu mertua juga Agus, suaminya. Tak hanya itu, dia juga diceraikan dan diusir oleh sang suami yang termakan isu kolot ibunya.

Bagaimanakah masih Yasmin setelah bercerai dari Agus? Bisakah dia membuktikan jika prasangka mereka itu salah?

Cover : Pinterest edited by Author with Canva

chap-preview
Free preview
Bab 1 Janda Perawan
“Pucat amat istrimu. Katanya pake tukang rias yang muahaaaal.” Walaupun berbisik, aku masih bisa mendengarnya dengan jelas apa yang dikatakan oleh wanita yang baru saja resmi menjadi ibu mertuaku. Sesekali dia mendelik. Matanya seperti bola pingpong yang ditangkis. Mendelik sana-sini. Kupingnya pun kayaknya dia pertajam untuk mendengar omongan para tamu yang datang. “Pengantinnya pucet. Biasanya kalo pengantin itu lipennya merah. Ini mah apaan.” “Kayaknya sih, lagi tek dung. Makanya gak bercahaya sama sekali.” Duh, nyesel juga dengerin kata Mas Agus yang minta ngerayain pesta pernikahan kami di kapung halamannya. Begini jadinya. Orang-orang yang nggak ngerti tentang trend make up, mikirnya malah salah. Tamu mulai berdatangan lagi. Aku dan Mas Agus bangkit untuk bersalaman. Sepertinya ini dari keluarga jauhnya Mas Agus. Dia tersenyum ramah sebelum akhirnya mengatakan sesuatu yang membuat aku down. “Neng, pucet sekali. Nggak ada cahayanya. Lagi hamil?” Dia mendekatkan bibirnya ke telingaku. Deg! Pikiran macam apa itu? Dari mana asalnya mitos itu, kalau make up pucet menandakan pengantin lagi hamil? “Dik, Kamu ganti lipstick-nya sana. Ibu nggak suka make up kamu yang pake lipstick warna itu.” Mas Agus berbisik. Aku diam. Ini adalah hari bahagiaku. Aku ingin memakai make up yang seperti ini, terlihat sangat elegan. Ketimbang harus pakai make up dengan warna-warna mencolok. “Dik.” Sekali lagi Mas Agus menyenggol lenganku. “Aku nggak mau, Mas. sebentar lagi teman-temanku datang. Aku ingin terlihat cantik di foto nanti. Aku nggak mau kayak abis ditonjokin,” elakku dan Mas Agus malah mendengkus kesal. Ternyata masalah ini tidak hanya sampai di situ. Setelah acara resepsi selesai, ibu mertua memanggil Mas Agus ke kamarnya. Aku hanya bisa diam menunggu di ruang keluarga. Meski sayup, aku bisa mendengarnya karena ibu mertua berbicara cukup keras. “Coba bilang sama ibu, apa kalian sudah melakukannya sebelum akad nikah?” itu suara ibu mertua yang sedang menginterogasi Mas Agus. “Nggak, Bu. Sumpah demi Allah kami belum melakukannya.” “Bener?!” ibu mertua seperti tak percaya. “Kalau begitu, pasti si Yasmin itu lagi hamil.” “Ibu!” sentak Mas Agus. “Tidak mungkin Yasmin hamil, orang belum pernah kuapa-apain.” “Ya, sama kamu belum diapa-apain. Nggak tau di belakang kamu dia main sama siapa, lalu minta kamu yang tanggungjawab,” cecar ibu merua yang membuat hatiku teramat sakit. Aku bergegas meninggalkan ruang keluarga dan masuk ke kamar. Hatiku rasanya hancur ketika mendengar fitnahan macam itu. Tak ingin lagi mendengar tuduhan-tuduhan lain dari ibu mertua. Tak lama berselang, Mas Agus masuk ke kamar dengan wajah yang kuyu. Capek. Pastilah, karena seharian kami di pelaminan menerima tamu. Selain itu, semalam aku dan diaa susah tidur dan saling mengirim pesan untuk saling menenangkan. “Mas,” sapaku berharap dia mendekat. Namun, dia malah duduk di kursi meja rias. Dari sana dia seperti ingin bertanya tapi ragu. “Kamu … nggak lagi hamil, kan?” Deg. Pertanyaan macam apa itu? Kalau yang lain, aku masih bisa menerima jika menuduh seperti itu, tapi ini Mas Agus. Dia tau sendiri kalau dia tidak pernah menyentuhku. “Kenapa kamu berpikiran seperti itu, Mas? kita, kan, belum pernah melakukannya. Bagaimana aku bisa hamil?” “Entahlah. Aku jadi ragu sama kamu, Yasmin.” “Maksud kamu?” aku menatapnya dengan perasaan sedih. “Sementara kita tidak usah berhubungan dulu. sampai aku benar-benar yakin kalau tidak ada janin di perutmu,” katanya seperti orang bo doh. “Ayo kita buktikan sekarang, Mas. Ayo kita lakukan! Agar kamu percaya,” cecarku. Tapi Mas Agus malah menggeleng dan mendorong tubuhku menjauh. “Aku tidak mau, Yasmin. Jangan memaksa. Aku takut ini hanya akal-akalanmu saja. Kita melakukannya hanya agar aku percaya kalau nanti kamu hamil, anak itu adalah anakku.” Mas Agus beralasan. Aku terbengong dengan pikiran picik yang ada di otaknya. Sudahlah sepertinya dia tidak akan percaya. Untuk apa aku melanjutkan pernikahan ini. pernikahan yang tidak dilandaskan saling percaya. Mas Agus lebih percaya pada mitos ibunya yang tidak masuk akal. “Kalau begitu, aku pergi Mas. Ceraikan aku saat ini juga.” aku memohon agar dilepaskan. Tak ingin punya suami yang sama sekali tidak percaya padaku. Hanya karena ide konyol ibunya itu, membuatku seperti orang yang tidak punya harga diri. “Ya, aku jatuhkan talak padamu malam ini juga,” ucapnya dan membuat aku mematung seketika.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Dinikahi Karena Dendam

read
203.6K
bc

Siap, Mas Bos!

read
11.5K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

My Secret Little Wife

read
93.5K
bc

Tentang Cinta Kita

read
188.7K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.4K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
14.3K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook