bc

Lover Reborn

book_age18+
167
FOLLOW
1.6K
READ
revenge
dark
time-travel
dominant
mafia
gangster
genius
campus
rebirth/reborn
like
intro-logo
Blurb

Jiwa Lissa berpindah ke tubuh Clara setelah dirinya meninggal. Lissa tidak terima ketika dirinya yang sudah banyak berjasa kepada negaranya malah dijadikan sasaran dengan alasan yang kurang jelas. Meskipun Raven sudah mengingatkan Lissa, dirinya tetap meninggal karena berusaha melindungi Eros yang tiba-tiba muncul dan menjadi teman seperjalanannya.

Clara sudah meninggal karena menjadi korban pemerkosaan dari teman-teman Eros. Lissa yang memiliki sedikit kenangan Clara mencoba bangkit dari keterpurukan dan menuntut balas. Awal dari kematian Clara adalah karena Eros. Mereka terlalu kejam terhadap wanita selembut Clara.

Mungkin dulu Lissa bisa melakukan banyak hal dengan tubuh terlatihnya. Semenjak berada di tubuh Clara, jiwa Lissa menemukan hal lain yang tidak pernah ia rasakan, ketulusan dan cinta. Dua perasaan yang sudah Lissa kubur dalam-dalam. Terperangkap dalam tubuh Clara bisakah Lissa mencari tahu penyebab kematiannya?

Cover: Canva Premium

chap-preview
Free preview
1. Perpustakaan
Clara Lissa tersentak ketika dirinya tiba-tiba dihadang oleh tiga orang anak perempuan yang tampak modis di depannya. Beruntung ia berada di dalam perpustakaan, sehingga ketiga anak tersebut tidak akan berani membuat keributan. Mereka paling hanya ingin mengatakan sesuatu yang berbau kasar. Entah kali ini apa lagi yang akan dilakukan oleh Devina, Clare, dan Ana kepadanya. “Ck, kau ini memprihatinkan sekali. Tidak berkaca kalau kau itu kampungan? Aku tahu kau melihati mereka.” Ana memberikan isyarat mata ke arah meja yang di huni oleh beberapa anak laki-laki yang sedang mengerjakan tugas kampus. “Ti … tidak. Kalian salah sangka.” Clara menatap ke arah Ana yang menuduhnya. Apa pun yang Clara Lissa lakukan bukanlah urusan mereka bertiga, lalu untuk apa mereka ikut campur? “Paling tidak kau jangan terlalu banyak berkhayal, mereka tidak pantas kau lihat dengan mata bodohmu itu.” Clare tampak senang mem-bully teman satu angkatannya itu. Meskipun dikatakan dengan suara yang pelan, Clara Lissa adalah anak perempuan biasa yang tidak suka diperlakukan seperti itu di kampusnya. “Kalau kalian sudah selesai, aku mau pergi.” Clara menerobos mereka bertiga dan meninggalkan perpustakaan untuk pulang ke rumahnya. “Lihat, si pecundang pergi.” Devina terkekeh. “Aku senang menjahilinya, karena dia … pantas.” “Iya. Aku sering melihatnya mencuri pandang kepada Cal. Aku tidak terima jika gadis seperti Clara menyukainya.” Ana memang menyukai Cal dan lelaki itu memang duduk menggerombol dengan teman-temannya di perpustakaan, sedang bermain ponsel. “Namanya Clara, kan?” Ana terkikik geli karena melupakan nama orang yang barusan berhasil ia jahili. Mereka bertiga pun melihat ke arah meja yang digunakan oleh Cal, Eros, Davis, Trevor, dan Norman. Lima orang anak lelaki yang sedang asyik dengan kegiatan mereka. Bocah-bocah itu adalah mahasiswa yang cukup terkenal di kampus Clara. Andai Joan, Andreas, dan Brick ada. Pasti meja itu sudah penuh. Sayangnya, masih ada tiga orang lagi yang belum berkumpul karena masih ada jam mata kuliah. “Cal tampan sekali.” Ana yang sudah suka dengan Cal tampak mengamati dengan mata penuh binar. “Eros yang paling tampan.” Devina memberitahu. “Untuk Ana, Cal sudah cukup.” Clare berguman. Ini di perpustakaan. Mereka tidak ingin diusir gara-gara ribut. “Ayo, kita mencari tempat duduk dan buku. Tugas kita masih belum kita kerjakan.” Ana mengajak kedua temannya untuk mencari buku referensi dan mengerjakan makalah mereka. Clara baru saja keluar dari perpustakaan. Tidak baik terlalu lama berdekatan dengan tiga perempuan biang gosip itu. Semua orang tahu bagaimana seringnya mereka menganggu mahasiswi lainnya. Beruntung mereka cantik dan kaya, sehingga tidak ada satu pun orang yang akan membalaskan dendamnya. Lebih baik tidak membuat masalah dengan salah satu diantara mereka. Clara pun menghela napas lega. Awalnya Clara Lissa ingin mengerjakan tugas di perpustakaan sambil mencuri pandang ke arah Eros yang selalu menjadi pusat perhatiannya. Benar, Clara menyukai Eros sejak tahun pertamanya di kampus. Kakak tingkatnya itu sedang menempuh tahun terakhirnya untuk menyelesaikan study MBA-nya. Tidak ada yang bisa mengalahkan Eros, karena di dalam pikiran Clara, Eros adalah gambaran sempurna dari seorang pangeran tampan kaya raya dengan otak yang cemerlang. Ia sadar kalau bukan siapa-siapa di sana. Selama lebih dari tiga tahun belajar di kampus, Clara tidak banyak dikenal, karena tidak ada yang mencolok dari tampang Clara. Ia selalu berpenampilan normal dan lebih sering mengucilkan diri di perpustakaan untuk membaca novel romance. Clara tidak suka belajar, karena bisa masuk ke kampus dan lulus setiap ujian itu lebih dari cukup baginya. Clara tidak mau belajar lebih keras, karena kepalanya akan menjadi pusing setelah melakukannya. Sebenarnya Clara cukup kaya, ayahnya adalah seorang bankir yang begitu dermawan. Selalu menjadi sorotan dan Clara memilih bersembunyi dari keramaian. Ayahnya selalu mendukung putri satu-satunya itu, apalagi ibunya sudah meninggal. Ayahnya hanya memiliki Clara dan gadis itu sangat mencintai ayahnya. Wajar bagi seorang George Lavolta untuk memanjakan putrinya. Clara tertunduk lesu sambil berjalan. Sudah saatnya ia kembali ke rumah. Sopirnya sudah beberapa kali membuat panggilan telepon. Oleh sebab itu, ia mengurungkan niatnya untuk melihat Eros sambil mengerjakan tugas. Jemputannya datang lebih cepat, ia lupa belum memberitahu kalau ia ingin terlambat pulang hari ini. Gagal sudah rencananya untuk berlama-lama melihat pujaan hatinya. *** “Joan mengajak kita berenang.” Cal memberitahu kepada keempat temannya yang sibuk dengan kegiatan masing-masing. Eros masih tidak terganggu dengan ajakan Cal, ia masih sibuk dengan laptopnya. Ada banyak hal yang ingin ia ketikkan di sana. Sebelum pergi ke Jepang, ia harus menyelesaikan tugasnya dulu. Setelah dari Jepang, Eros akan ke Paris. Norman menutup bukunya, sedangkan Trevor tanpak tidak berminat dengan ajakan Cal. “Berenang di mana?” Tanya Davis kemudian. “Di villanya.” Jawab Cal. “Aku tidak ikut.” Eros mengatakan keberatannya. Tugas kuliah lebih penting daripada bersenang-senang dengan teman-temannya, demi melakukan perjalanan berharganya itu. Berjalanan yang penuh dengan tantangan, apa pun akan Eros lakukan agar tidak melewatkannya . “Kenapa Joan, Andreas, dan Brick lama sekali?” Norman mengetuk-ngetuk meja dengan telunjuknya. “Kelas mereka belum bubar.” Jawab Cal masih dengan mengetikkan sesuatu di ponselnya. “Belum bubar atau mereka sedang ditahan karena tidak mengerjakan tugas kuliah?” Eros menyindir. Norman dan Davis tertawa. Cal hanya tersenyum canggung ke arah Eros yang sama sekali tidak melihatnya. Terlalu fokus dengan layar laptopnya. “Mereka memang ditahan, mereka sedang dimarahi. Tapi Joan bisa mengalihkan perhatian dan mengirimi pesan.” Cal mengaku dan tebakan Eros 100% benar. “Dari mana kau tahu?” Norman bertanya. “Pesan Joan.” Cal menunjuk ke arah ponsel yang ia bawa. “Mereka sungguh ajaib.” Davis geleng-geleng kepala. “Kalian berisik, pergi saja kalian. Berenanglah dan kembali besok lagi.” Eros memberi komando dengan nada datarnya. Cal melirik ke arah Eros yang sangat cepat mengetikkan sesuatu di laptopnya. Ia pun bingung bagaimana caranya Eros memiliki keterampilan mengetik yang begitu mangagumkan dan masih sempat-sempatnya berbicara. Kalau itu adalah Cal, ia akan berhenti mengetik lalu berbicara atau berhenti berbicara dan fokus mengetik. Eros sangat luar biasa. “Bagaimana? Kalian mau berenang tidak?” Cal kembali membahas soal ajakan Joan. “Kita tunggu Joan dulu.” Davis mengusulkan. “Ayo, kita bersiap-siap. Kau tidak apa-apa kami tinggal sendiri?” Trevor bertanya kepada Eros. “Tidak apa-apa. Kalau bukan karena banyak hal yang ingin kukerjakan, aku pasti sudah ikut bersama kalian.” Eros melirik sedikit ke arah Trevor lalu ke arah teman-temannya. “Oke, kalau begitu. Kita pulang.” Cal memutuskan. Eros ditinggal sendiri di perpustakaan dengan tumpukan buku di sampingnya dan laptop yang masih menyala. Sesekali Eros akan membuka beberapa halaman dan mengetikkan sesuatu. Satu jam sudah berlalu sejak teman-temannya pergi, tapi belum ada tanda-tanda Eros akan meninggalkan perpustakaan. Semakin sore, perpustakaan semakin ramai oleh para pembaca dan pemburu buku. Perpustakaan akan tetap buka hingga malam. Banyak anak-anak yang belajar dan membaca buku, kadang beberapa dosen tampak sedang berbincang dengan anak didiknya mengenai materi pelajaran. 

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

The Alpha's Mate 21+

read
146.2K
bc

Possesive Ghost (INDONESIA)

read
121.1K
bc

Time Travel Wedding

read
5.2K
bc

Romantic Ghost

read
162.3K
bc

AKU TAHU INI CINTA!

read
8.8K
bc

Putri Zhou, Permaisuri Ajaib.

read
3.1K
bc

Legenda Kaisar Naga

read
90.3K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook