bc

The Replacement Bride [INDONESIA]

book_age18+
7.0K
FOLLOW
69.5K
READ
billionaire
revenge
family
forced
dominant
drama
bxg
icy
city
enimies to lovers
like
intro-logo
Blurb

Walau terlahir sebagai kembar identik, bukan berarti sifat dan kepribadiannya akan sama persis. Seperti halnya yang tengah dialami seorang Sherly. Dia terpaksa menanggung kesalahan fatal sekaligus memalukan yang diciptakan oleh saudari kembarnya sendiri.

Tujuan Sherly pulang untuk menikmati liburan sekaligus menyaksikan pernikahan saudari kembarnya, ternyata malah menjadi malapetaka baru dalam hidupnya. Dengan dalih demi menjaga martabat dan kehormatan keluarga sekaligus kelangsungan perusahaan, orang tuanya memohon padanya agar bersedia menggantikan Shirley—sang kembaran bersanding di altar bersama calon mempelai pria.

Impian Sherly untuk membangun dan menjalani kehidupan berumah tangga dengan laki-laki yang dicintainya telah dihancurkan oleh kembarannya sendiri. Sherly tidak bisa membayangkan jika mempelai pria dan keluarganya mengetahui kejadian memalukan sekaligus malapetaka ini. Walau mengetahui calon suami Shirley, tapi dia tidak terlalu mengenal apalagi akrab dengan laki-laki tersebut.

chap-preview
Free preview
TRB 1
Sejak pemberkatan selesai, laki-laki yang kini menyandang status sebagai suaminya masih setia diam seribu bahasa. Kini mereka sedang berada di kediaman Russell untuk menanti kedatangan orang tua Sherly dari tempat pemberkatan. Pemberkatan sendiri dilakukan di tempat ibadah agar lebih bersifat sakral sekaligus privasinya tetap terjaga. Bahkan, pemberkatan yang mereka lakukan tadi hanya dihadiri oleh keluarga terdekat kedua belah pihak, kecuali ayah dari laki-laki tersebut. Dari yang didengarnya, ayah dari laki-laki yang kini menjadi suaminya tersebut tengah berada di rumah sakit untuk menjalani perawatan. Mungkin itu yang menjadi alasan kuat resepsi pernikahan mereka ditunda. Ketika pandangan mata mereka bertemu, laki-laki bernama Louis tersebut hanya menatapnya tajam dan penuh kilat amarah. Sherly sangat jelas mengetahui penyebabnya, tapi jangan lupakan bahwa dia juga korban dalam hal ini. Dia dan laki-laki tersebut sama-sama menjadi tumbal dari pernikahan yang tak mereka inginkan. Bahkan, hidupnya lebih mengenaskan lagi. Statusnya tidak jelas. Dia hanya menjadi pengantin pengganti. Secara hukum yang tercatat sebagai istri dari laki-laki tersebut tetaplah Shirley, sang kembaran. Semestinya yang harus sama-sama mereka pikirkan sekarang adalah cara untuk menemukan keberadaan Shirley dan menanyakan alasan perempuan tersebut kabur di hari bersejarahnya, bukan malah menguliti Sherly dengan tatapan mematikan milik Louis. Saking tidak nyamannya mendapat tatapan yang sangat mengintimidasi, Sherly pun memainkan jari-jari tangannya yang saling bertautan di atas pahanya. Tatapan dari laki-laki di hadapannya kini mampu membuatnya sesak napas karena takut, bukan terpesona seperti kebanyakan cerita-cerita novel romantis yang sering dibacanya. Bahkan, napasnya semakin terasa sesak karena gaun pengantin milik Shirley masih membalut tubuhnya. Walau wajahnya dan Shirley sama persis, bahkan sangat sulit untuk dibedakan, tapi tidak dengan ukuran tubuh mereka. Tubuh Sherly lebih berisi dibandingkan Shirley, terutama di bagian p******a dan pinggul. "Mau ke mana kau?" Louis bertanya dengan nada dingin tanpa meredupkan tatapan tajamnya kepada Sherly saat melihat wanita di hadapannya tersebut hendak beranjak dari duduknya. "Ma-mau ke kamar. Melepaskan gaun ini," Sherly menjawab pertanyaan Louis terbata. "Berani bergeser dari tempatmu, aku tidak segan-segan akan menelanjangimu di sini!" ancam Louis dengan tatapan nyalang. Tubuh Sherly otomatis mengkerut begitu mendengar ancaman yang Louis lontarkan. Bahkan, bulu kuduknya langsung merinding saat melihat tatapan nyalang laki-laki di hadapannya. "Shirley, apa salahku sampai kau tega menumbalkanku pada laki-laki monster yang secara hukum telah menjadi suamimu?" batin Sherly bertanya-tanya. "Di mana kalian sembunyikan Shirley?" Louis kembali bersuara setelah Sherly mengindahkan ancamannya. "Ka-kami tidak menyembunyikan Shirley," Sherly bersusah payah meloloskan suaranya yang tercekat di tenggorokannya. "Di-dia kabur," imbuhnya mencicit sembari menunduk. Louis tertawa sumbang mendengar jawaban yang dianggapnya sangat klise. "Kabur?" tanyanya mengejek. "Alasan apa yang membuatnya kabur?" tanyanya kembali dengan nada penuh mengintimidasi. Sherly yang memang tidak mengetahui motif Shirley kabur di hari pernikahannya hanya menjawab pertanyaan Louis dengan gelengan kepala. "Gunakan fungsi mulutmu untuk menjawab pertanyaanku! Jangan sampai aku membuat mulutmu kehilangan fungsinya!" bentak Louis sehingga membuat Sherly terkesiap dan tangannya gemetar karena takut. Tanpa Sherly sadari, air matanya dengan lancang menetes setelah mendengar bentakan Louis. "A-aku tidak tahu," jawabnya mencicit dan menahan tangis. Louis menangguhkan keinginannya untuk kembali bersuara saat mendengar pintu utama kediaman Russell terbuka. Dia hanya memasang wajah tanpa ekspresi saat melihat pasangan Russell menghampiri tempatnya duduk. Wajah pasangan paruh baya tersebut tidak jauh berbeda dengan perempuan yang tengah menunduk di hadapannya sambil berulang kali menyusut air matanya. "Apa maksud kalian tiba-tiba mengganti pengantinku? Kalian ingin mempermainkanku, hah?!" cecar Louis sebelum pasangan Russell duduk. "Kami tidak pernah mempunyai maksud untuk mempermainkanmu, Nak," Gemma lebih dulu bersuara dengan nada lembut setelah dia duduk di samping putri bungsunya. Sebenarnya dia sendiri merasa ketakutan saat melihat ekspresi datar yang menghiasi wajah menantunya. "Siapa yang kau anggap sebagai anakmu, Nyonya?" tanya Louis tajam. "Aku bukan anakmu, Nyonya Russell!" imbuhnya menegaskan. Gemma menggenggam erat tangan Sherly, seolah memberi isyarat kepada putrinya tersebut untuk tetap diam. "Kalau begitu aku minta maaf," pintanya dengan nada tetap lembut. Bahkan, dia tidak lupa menyunggingkan senyum penuh keibuannya. "Apa alasan kalian tiba-tiba mengganti mempelai wanitaku, Tuan?" Louis kembali melontarkan pertanyaan kepada Aaron dengan penuh penekanan. "Maafkan kami, Louis. Kami terpaksa melakukannya karena mempelai wanitamu yang sesungguhnya kabur. Kami tidak mempunyai pilihan lain selain meminta Sherly untuk menggantikan posisi Shirley," jelas Aaron tanpa menutupi perbuatan sang putri sulung yang sebenarnya. "Mengapa kau tidak mengatakannya secara terus terang padaku sebelum acara pemberkatan dimulai? Mengapa kau malah menyuruh anakmu yang lain untuk menggantikan posisi Shirley sebagai mempelai wanitaku, hah?!" Louis kembali mencecar dengan nada tinggi. Amarah yang sejak tadi ditahannya, kini sudah tak terbendung. Dia merasa benar-benar dipermainkan oleh keluarga Russell. "Kami takut kau akan membatalkan pernikahan ini, Louis," Aaron menyuarakan ketakutan yang memenuhi benaknya tadi. "Seharusnya pernikahan ini memang batal!" Louis mendesis. "Tapi kalian malah seenaknya menyuruh perempuan ini menjadi pengganti mempelai wanitaku," imbuhnya sembari menunjuk Sherly yang masih setia menundukkan kepala. "Kami hanya ingin menyelamatkan nama baik keluarga kedua belah pihak, Louis," kini giliran Gemma yang kembali membuka suaranya. Louis tersenyum muak. "Bullshit! Hentikan omong kosong kalian!" hardiknya semakin berang. Sherly sudah tidak tahan mendengar orang tuanya dibentak sekaligus dihardik oleh Louis. Dengan kasar dia menyusut air matanya yang sejak tadi terus menetes, kemudian memberanikan diri untuk menatap Louis. "Jika kau menyangsikan semua penjelasan orang tuaku, lalu apa yang sekarang kau inginkan?" tanyanya dengan nada frustrasi. "Bukan hanya kau yang dirugikan dari pernikahan sialan ini, tapi aku juga," sambungnya nelangsa. "Kami minta maaf, Nak. Maafkan kami karena menyeretmu ke dalam masalah yang diciptakan oleh Shirley," pinta Gemma lirih. "Aku tidak akan mengabaikan masalah ini. Shirley harus mempertanggungjawabkan perbuatan lancangnya!" ucap Louis sebelum bangkit dari duduknya. "Kami juga akan mencari keberadaan Shirley dan menanyakan motifnya melakukan tindakan yang sangat memalukan ini," Aaron menimpali walau tidak dipedulikan oleh laki-laki yang kini telah menjadi menantunya. "Kenapa kau masih duduk di situ, hah?! Cepat bangun!" Louis menegur Sherly yang masih bersedih di pelukan Gemma. Sherly menoleh ke arah Louis dan menatap laki-laki tersebut dengan mata basahnya. "Untuk apa aku harus menurutimu? Rumahku di sini!" balasnya menjerit. Rahang Louis kembali mengetat mendengar jeritan Sherly. Sambil melayangkan tatapan nyalangnya, Louis mendekati tempat duduk Sherly. "Orang tuamu tadi telah menyodorkanmu untuk menggantikan posisi Shirley, jadi sudah seharusnya kau mengikutiku, Nona," ucapnya penuh penekanan. Bahkan, Louis tak segan mencengkeram rahang Sherly di hadapan orang tua perempuan tersebut. "Kau boleh saja tidak mengikutiku, tapi aku akan menarik kembali semua modalku di perusahaan ayahmu," imbuhnya seraya tersenyum menyeringai. Bola mata Aaron seketika membesar mendengar perkataan Louis. Jika Sherly menyetujui ucapan Louis, maka perusahaannya akan hancur dan para karyawannya pun menjadi kehilangan pekerjaan. Aaron tidak memungkiri jika dia sangat senang saat mengetahui bahwa Shirley menjalin hubungan dengan Louis yang merupakan salah satu pengusaha sukses. Bahkan, saat Shirley mengatakan bahwa Louis akan menanamkan modalnya pada perusahaannya pun Aaron semakin senang. Dia menyadari betul bahwa di tengah persaingan yang kian mengetat, investor pun semakin sulit didapatnya untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaannya. Meski masih berkaca-kaca, Sherly menatap lekat mata Louis yang sorotnya tajam sekaligus sangat dingin. "Baiklah, aku akan ikut denganmu," ucapnya patuh dan parau. Sherly tidak mungkin tega melihat perusahaan sang ayah hancur gara-gara dia memberontak pada laki-laki yang masih mencengkeram rahangnya. Dengan kasar Louis melepaskan cengkeraman tangannya pada rahang Sherly. Tanpa berkata lagi dia langsung melangkahkan kakinya menuju pintu keluar. "Sekali lagi maafkan kami, Sayang." Gemma langsung mendekap putri bungsunya sekaligus kembali menumpahkan air matanya. Sherly langsung mengusap lembut punggung sang ibu, walau matanya sendiri kembali mengeluarkan cairan bening. "Sudahlah, Ma," ucapnya menenangkan. "Jaga diri kalian baik-baik. Aku harus pergi." Sherly mengurai pelukan Gemma. Dia mencium pipi ibu dan ayahnya secara bergantian setelah berdiri. "Papa akan segera menemukan Shirley agar kekacauan ini tidak semakin parah dan kian menyulitkanmu, Sayang," janji Aaron yang langsung diangguki oleh Sherly. *** Di dalam mobil limousine yang ditumpanginya, Louis meminta kepada sopir agar membawanya dan Sherly ke mansion milik keluarga Xanders. Walau sang ayah sedang tidak berada di mansion, tapi dia akan mengenalkan Sherly kepada para asisten rumah tangganya. Selama menjalin hubungan dengan Shirley, Louis belum pernah mengajak kekasihnya tersebut ke mansion milik keluarganya. Dia lebih sering mengajak Shirley ke penthouse pribadinya. Dulu dia berencana mengajak Shirley ke mansion setelah mereka resmi mengikrarkan diri sebagai sepasang suami istri di hadapan Tuhan, seperti permintaan mendiang sang ibu. Louis mengabaikan Sherly di sampingnya yang terlihat kesulitan bernapas sembari memegang dadanya. Bahkan, dia bersikap tak acuh saat melihat kening perempuan itu mulai dihiasi keringat. "Berapa lama lagi kita akan sampai?" tanya Sherly dengan napas tersengal. Gaun pernikahan milik Shirley sungguh menyiksanya. Dia benar-benar dibuat kesulitan bernapas karenanya. Daripada menanggapi pertanyaan Sherly, Louis memilih untuk pura-pura tidak mendengarnya. Bahkan, pemandangan sepanjang jalan yang mobilnya lewati lebih menarik perhatiannya. Sherly tahu bahwa Louis sengaja mengabaikannya. Walau Sherly bertanya saat napasnya tersengal, tapi dia yakin suaranya masih jelas bisa didengar, apalagi jarak mereka duduk tidak terlalu jauh. Sherly ingin bertanya pada sopir, tapi sayang tempat duduknya terhalang sekat. Sebuah ide pun akhirnya muncul. Sherly memajukan duduknya agar dia bisa melipat tangannya ke belakang punggungnya sendiri. Dia ingin menurunkan sedikit zipper pada gaun pernikahan yang membuat dadanya sesak. "s**t!" umpat Sherly pelan pada dirinya sendiri saat tangannya tidak bisa menggapai ujung zipper gaunnya. Keringat kian membasahi kening dan lengan Sherly. Bahkan, kini kepalanya juga ikut pusing dan penglihatannya mulai mengabur. Merasa sudah tidak kuat, Sherly memilih mengembalikan posisi tangannya pada tempat semula. Dia langsung menyandarkan kepala dan punggungnya pada kursi penumpang yang didudukinya. Sambil memegangi dadanya yang masih terasa sesak, lambat laun sorot mata Sherly meredup hingga akhirnya tertutup rapat. Louis menoleh pelan ke arah Sherly saat telinganya tidak mendengar kesibukan perempuan tersebut yang berkutat dengan gaunnya. Pupilnya membesar saat melihat kedua mata Sherly terpejam rapat dengan tangannya berada di atas d**a. "s**t!" Louis mengumpat. Tanpa membuang waktu Louis langsung menggeser duduknya ke arah Sherly. Dia menarik tubuh Sherly yang bersandar pada kursi penumpang. Dengan cepat tangannya terulur ke belakang punggung Sherly untung mencari keberadaan zipper pada gaun yang dikenakan oleh perempuan tersebut. Setelah menemukannya, dia langsung menarik turun zipper tersebut agar bagian d**a Sherly tidak terlalu terjepit. Louis juga memeriksa denyut nadi Sherly untuk memastikan bahwa perempuan tersebut masih hidup. Setelah kembali pada posisi duduknya semula, dia melepas jasnya untuk digunakan menutupi bagian d**a Sherly yang terekspos.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Tentang Cinta Kita

read
188.8K
bc

Siap, Mas Bos!

read
11.6K
bc

My Secret Little Wife

read
93.7K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
203.7K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.4K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
14.4K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook