bc

FATE ; Rebirth of the princess

book_age12+
8.0K
FOLLOW
27.6K
READ
possessive
reincarnation/transmigration
time-travel
second chance
dominant
billionairess
popstar
realistic earth
rebirth/reborn
passionate
like
intro-logo
Blurb

Dia seharusnya sudah mati

Dibunuh oleh dua orang kepercayaannya. Ia sudah mengorbankan semuanya pada dua orang itu namun apa yang ia tuai jauh dari apa yang ia berikan.

Kini dia kembali.

Tuhan memberikannya kesempatan kedua.

Dan kali ini ia tidak akan membiarkan keluarganya terluka. Dan ia tidak akan membiarkan pria yang pernah ia sia siakan pergi.

Kali ini ia tidak akan melakukan kesalahan.

*

Ditengah malam Alex terbangun dan menatap gadis dipelukannya.

Gadis yang ia dambakan selama lebih dari 10 tahun kini berada didekapannya dengan suka rela. Gadis yang selalu ingin di bahagiakan.

Alex memejamkan matanya untuk menahan monster dalam hatinya yang meronta ingin memiliki setiap inci dari gadisnya.

Alex semakin mendekap gadis tersebut lalu senyum terukir dalam wajah sempurnanya.

'sekarang kau tidak akan pernah lepas dariku'

chap-preview
Free preview
CHAPTER 1 ; This is all a dream
CHAPTER 1 ; This is all a dream   Jessica mengerjapkan matanya, menyesuaikan cahaya yang menusuk netra cokelatnya.   ‘Apa yang terjadi?’   Mata Jessica memicing saat menatap sekeliling dan menyadari bahwa ia berada di ruangan yang terasa sangat familiar.   ‘Wait….. this is impossible’   Fikirannya terus menyangkal bahwa kini dirinya berada di kamarnya.   Ya, kamar yang ia tempati 8 tahun yang lalu.   Benaknya terus bertanya tanya, apakah dirinya sedang bermimpi?   Pasalnya bangunan ini sudah hancur. Ah tidak, seharusnya dirinya bahkan telah mati.   Pikiran Jessica teralihkan saat gadis itu mendengar derit pintu dari arah kirinya.   “Jess kau sudah bangun?”   Jessica melebarkan kedua matanya saat menyadari siapa sosok tersebut.   “Jason?” lirih Jessica yang hampir terdengar seperti bisikkan.   Gadis itu tidak dapat menahan air matanya saat pria bertubuh tegap itu kini berdiri tepat disebelah tubuhnya.   “Hey? Are you crying? What-“ Omongan pria itu terpotong saat Jessica melompat kearahnya.   Gadis itu mendekapnya dengan sekuat tenaga, bahkan Jason dapat merasakan pundaknya basah karena air mata Jessica.   Jason yang menyadari keadaan adik kecilnya tidak baik baik saja, menekan rasa penasarannya untuk semntara dan mengelus rambut panjang sang adik yang kini mengalungkan kaki dan tangan mungilnya pada tubuh tegap Jason, persis seperti koala.   “Hei, Ada apa sebenarnya? Don’t cry okay. Mommy and Daddy would kill me if you cry like this”   Tubuh Jessica menegang digendongan Jason.   ‘Mommy and Daddy? Apa aku tidak salah dengar?’   Jessica semakin menenggelamkan wajahnya pada leher Jason untuk meredam tangisnya yang semakin kencang.   Gadis itu kesulitan mengontrol emosinya sendiri. Meskipun masih dilanda kebingungan dengan situasi ini namun dia tidak bisa menepis semua perasaan bahagia yang tak pernah ia rasakan semenjak beberapa tahun terakhir ini.   Bahkan bila ini hanyalah mimpi, ia tak peduli.   Meskipun sebentar, ia ingin sekali merasakan kebahagiaan lagi.   Disisi lain, Jason yang merasa adiknya mulai tenang pun memaksa gadis itu untuk kembali ke tempat tidurnya.   “Apa kau membentur kepalamu begitu kencang?” Tanya Jason heran.   Masih dengan wajah sembab, Jessica menatap Jason dengan bingung. Ia tidak mengerti apa yang dibicarakan Kakaknya.   “Aku membentur kepalaku?”   Jason mengangguk, “Apa kau lupa? Kau membuat satu rumah panik karena kau jatuh dari tangga”   “Bagaimana bisa aku jatuh?” Tanya Jessica yang membuat Jason kesal setengah mati.   “Mana kutahu?! Tanya pada sepatu sialanmu itu! Demi tuhan aku tidak mengerti mengapa tinggi sepatumu itu sangat menyeramkan”   Jessica semakin yakin bahwa kini dirinya berada di alam mimpi.   Karena terakhir kali ia memakai sepatu ber-hak tinggi adalah beberapa tahun lalu saat ia masih dibangku sekolah menengah atas.   “Jessica” panggil Jason.   Jessica hanya menjawabnya dengan tatapan, kini tubuhnya lelah karena terlalu kencang menangis.   “Mengapa tiba-tiba menangis, hm?” Tanya Jason lembut sembari mengelus kepala sang adik.   Jessica ingin sekali menceritakan semuanya dan mengadu pada Jason.   Ia ingin mengadu bahwa keputusannya untuk kabur dari rumah saat ia berusia 18 tahun adalah keputusan yang paling ia sesali.   Ia ingin mengadu bahwa hidup memperlakukannya dengan sangat buruk.   Dunia ini seakan memperlakukannya seperti sampah.   Namun ia tidak bisa mengatakan semua itu, meskipun hanya dalam mimpi, ia tidak ingin menghabiskannya dengan tangisan lagi. Sekali lagi, ia ingin bahagia.   “It’s just a nightmare” Jawab Jessica lirih.   Mendengar jawaban Jessica, Jason terkekeh.   “Apa kau bocah 5 tahun?” Ejek Jason dengan nada perhatiannya.   Lelaki itu menarik tubuh mungil Jessica ke dalam pelukannya, “Apakah itu sangat mengerikkan?”   Dalan pelukkan Jason, Jessica mengangguk. “Sangat mengerikan” Bisiknya.   “Tenang saja, itu semua hanyalah mimpi buruk”   ***   Satu minggu setelahnya…   Jessica menatap bulan yang kini tengah bersinar cerah dilangit.   Benaknya terus bertanya tanya.   Mengapa bisa ia disini? Bagaimana bisa kini umurnya kembali menjadi 16?   Ia mengingat dengan jelas bagaimana seseorang mengkoyak lehernya dengan s***s.   Mengingat hal tersebut, Jessica menyentuh lehernya.   Hal tersebut tidak mungkin hanya mimpi belaka karena Jessica mengingat jelas bagaimana rasa sakitnya.   Karena hal itu pula Jessica merasa semua ini tidak nyata.   Ia telah mati diumur 26 tahun. Lalu kenapa ia bisa berada disini?   Awalnya gadis itu mengira dirinya hanya bermimpi tentang masa remajanya saat ia berusia 16 tahun.   Namun lama kelamaan semuanya terasa terlalu nyata, dan bahkan ia sudah satu minggu semenjak ia berada disini.   ‘Terlahir kembali?’   ‘Apakah itu mungkin?’ Benak Jessica bertanya tanya.   Tangan kanan Jessica terangkat, menyesuaikan dengan letak bulan dari arah pengelihatannya.   Ia berusaha mengumpulkan kepingan kepingan misteri ini.   Bila memang benar ia terlahir kembali maka ia akan sangat amat bersyukur.   Terlalu banyak kesalahan yang ia buat dimasa lalunya.   Ia telah mengecewakan banyak orang.   Dan Jessica berjanji akan menebus semuanya.   Tidak ada yang bisa menjelaskan bagaimana bahagianya dia sekarang. Ia bahkan diberi kesempatan untuk menemui orang tuanya lagi….   Tanpa bisa dicegah, air mata kini mengalir dari pelupuk mata Jessica.   ‘Terimakasih Tuhan’   ***   “sweetheart? Kau sudah yakin akan masuk sekolah hari ini?”   Jessica yang masih asik memeluk ibunya hanya mengangguk.   “Apa kau yakin? 1 minggu yang lalu-“   “Mom, aku hanya terjatuh dari beberapa anak tangga” Rengek Jessica pada ibunya yang terlalu berlebihan.   Martha berdecak, ia sungguh khawatir dengan putri semata wayangnya ini.   Wanita yang hampir berkepala lima itu khawatir karena putrinya yang tiba tiba berubah tanpa alasan ini.   Jessica kini tidak pernah membentaknya lagi bahkan saat Martha melarang Jessica sekalipun.   Karena terlalu dimanja sejak kecil, Jessica menjadi arogan.   Gadis itu tidak pernah mau dibantah, semua keinginannya harus terpenuhi.   Dan lihatlah Jessica sekarang, setelah terbangun dari pingsannya, gadis itu memiliki pembawaan yang lebih dewasa dan sering bertingkah bak anak kucing padanya, seperti sekarang ini.   Perubahan dalam satu malam itu membuat Martha khawatir meskipun ia tidak dapat menepis rasa bahagianya.   “Istirahatlah sehari lagi” Bujuk Martha.   Jessica melonggarkan pelukan mereka dan menatap sang ibu, “Mom, I’m totally fine beristirahat 1 minggu sudah lebih dari cukup. Apa Mom pernah membayangkan berapa banyak pelajaran yang aku lewatkan?”   “Oh ayolah, apa kau bahkan memikirkan masalah pelajaran sekarang? Kau tidak pernah memikirkan hal tersebut. Not even once. Jessica, apa yang terjadi padamu? Kau membuatku khawatir” Balas Martha menggebu gebu.   Jessica menghebuskan nafasnya sejenak.   “Aku baik baik saja Mom. Aku hanya melakukan sedikit perubahan. Tidakkah kau menyukainya?”   “Tapi kenapa? Kenapa kau melakukan perubahan?” Tanya Martha.   “Aku tidak ingin mempermalukan ataupun membuatmu sedih lagi Mom. Aku pernah bermimpi kehilangan dirimu, dan rasanya sangat mengerikkan” Jawab Jessica dengan mata yang berair.   “Oh, sweetheart….” Sontak saja Martha mendekap kembali putrinya. Tidak dapat dipungkiri, ia terharu.   “Hei hei ada apa ini, mengapa kalian berpelukkan tanpa mengajakku?”   Suara bariton tersebut membuat kedua insan tersebut mengalihkan atensinya.   “Morning Dad” Sapa Jessica sembari mengecup pipi sang Ayah.   Jeremy yang diperlakukan seperti itupun mencubit pipi sang putrinya dengan gemas.   “Putri kecil Daddy ini selalu membuat Daddy gemas”   “Daddy hentikan, kau akan membuat pipiku melebar” Ucap Jessica, menghentikkan Jeremy dari aksi ‘mengunyel unyel’ pipinya.   Jeremy terkekeh lalu matanya beralih menuju pakaian yang kini dipakai Jessica.   “Ah, Akhirnya kau tidak menggunakan seragam yang terlalu kecil” Sindir Jeremy yang membuat Jessica menerbitkan cengiran polosnya.   “Tenang saja Dad, aku telah membakar semua seragam itu”   Jeremy dan Martha pun tertawa saat mendengar ucapan polos Jessica.   “Well done, Princess.” Puji Jeremy.   ***   “Dad apa kau percaya dengan kelahiran kembali?” Tanya Jessica pada Jeremy.   Saat ini mereka dalam perjalanan menuju sekolah Jessica dengan mobil yang kini dikendalikkan oleh sang supir.   Mendengar pertanyaan Jessica, pria paruh baya itu mengerutkan dahinya, “Maksudmu Reinkarnasi?”   Jessica menggeleng pelan, “Ini lebih seperti, Daddy telah menjalankan hidup Daddy hingga umur 26 tahun dan mati. Lalu tiba tiba Daddy terbangun diumur 16 tahun” Jelas Jessica.   “Hmmm, semacam mengulang waktu, begitu maksudmu?”   Jessica mengangguk ragu. Bila dilihat lihat dirinya memang seperti mengulang waktu bukan?   “Bukankah terlalu konyol bila aku mempercayai hal semacam itu? Daddy bahkan tidak pernah memikirkan hal semacam itu” Jawab Jeremy.   Jessica tahu pertanyaannya memang bodoh. Tapi saat ini ia berada di situasi yang sangat membingungkan.   “Andai bila Daddy mengalami hal seperti itu, apa yang akan Daddy lakukan?” Tanya Jessica.   Jeremy terkekeh, “Kau sedikit aneh akhir akhir ini honey, tapi baiklah mari kita berandai…”   Pria itu sedikit menerawang, sebelum akhirnya kembali membuka suara. “Bila Daddy mengalami hal seperti itu bukankah itu anugrah? Kita diberi kesempatan kedua untuk memperbaiki masa lalu, kau tahu? Mungkin itu adalah impian semua orang yang telah tiada. Karena itu bila tuhan memberikkan anugrah itu pada Daddy maka Daddy akan mempergunakannya dengan sebaik mungkin.”   Impian semua orang yang telah tiada…   Jessica tertegun mendengar perkataan Jeremy yang sangat masuk akal.   Gadis itu mengembangkan senyum manisnya, “Daddy benar”.   *** TBC

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

AKU TAHU INI CINTA!

read
8.8K
bc

Possesive Ghost (INDONESIA)

read
121.0K
bc

Romantic Ghost

read
162.2K
bc

The Alpha's Mate 21+

read
146.2K
bc

Time Travel Wedding

read
5.2K
bc

Putri Zhou, Permaisuri Ajaib.

read
2.9K
bc

Legenda Kaisar Naga

read
90.2K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook