bc

Keyra

book_age18+
9.6K
FOLLOW
88.4K
READ
love-triangle
family
love after marriage
arranged marriage
powerful
drama
bxg
like
intro-logo
Blurb

(sudah tamat)

Menikah dengan seseorang yang dicintai dengan kepribadian yang baik dan sholeh tentu menjadi impian banyak perempuan, termasuk juga bagi gadis berumur 25 tahun bernama Keyra Aprilia, seorang pengurus panti asuhan sekaligus guru SMA.

Segala hal sudah dia miliki. Kecerdasannya yang membuatnya selalu lolos seleksi masuk kelas akselerasi saat masih sekolah dan meloloskannya untuk mendapat beasiswa di perguruan tinggi sampai S2, bahkan dia juga berhasil diterima bekerja di salah satu SMA elit, sekolah bergengsi sekaligus gudangnya para trouble maker karena banyak pelajar yang terjerat kenakalan remaja. Keyra dengan segala idealismenya ingin menciptakan suasana baru di sekolahnya dan menyelamatkan murid-muridnya dari degradasi moral.

Namun takdir mengantarkannya untuk menikahi seseorang yang sama sekali jauh dari kriteria idaman. Sejak wajahnya wara-wiri muncul di layar televisi dan situs media online karena mengkritik sikap Direktur Utama perusahaan properti bernama Giandra Daniswara yang ingin melakukan ekspansi usahanya dengan menggusur panti asuhan yang Keyra kelola, gadis itu telah menjadi target laki-laki berumur 28 tahun itu untuk membalas dendam. Pasalnya sejak kasus ini viral, banyak stakeholder menarik diri dan kehilangan banyak pelanggan serta pemasok.

Karena nama baiknya dan perusahaannya telah tercemar, Giandra melakukan penawaran pada Keyra untuk meminta maaf di publik dan meralat semua ucapannya yang sudah membuka aib sang petinggi perusahaan jika ingin panti asuhan itu tetap utuh. Satu penawaran gila lainnya adalah, Giandra memintanya menjadi istrinya.

Tanpa Keyra duga pernikahan yang ia harapkan bisa membawa kebaikan baik untuknya maupun Giandra, justru menjadi awal malapetaka.

chap-preview
Free preview
Prolog
“Pemegang saham yang terhormat, berikutnya saya akan menjabarkan mengenai strategi perusahaan yang sudah kami implemestasikan sejak tiga tahun belakangan ini telah memberikan dampak positif bagi kemajuan usaha. Strategi ini antara lain pengoptimalan usaha dalam menjaga cadangan kas untuk mengurangi beban utang, penghematan biaya operasional, dan yang tak kalah penting adalah pengembangan usaha.” Pria yang merupakan jajaran dewan direksi termuda dan menjabat sebagai direktur utama perusahaan properti Angkasa Jaya ini menghela napas sejenak dan tatapan matanya menyasar kepada seluruh pemegang saham yang hadir dalam rapat. “Untuk mengembangkan usaha ini, perusahaan kami memiliki prospek dalam memanfaatkan setiap peluang bisnis yang ada, diantaranya adalah dengan meningkatkan pangsa pasar dan meraup lebih banyak lagi pelanggan dari berbagai kalangan, terutama untuk memenuhi kebutuhan mereka kan hunian yang nyaman dan lebih terjangkau. Melihat kondisi tersebut, program kerja kami selanjutnya adalah membangun perumahan di kawasan yang strategis dengan akses transportasi umum yang mudah dijangkau serta menitikberatkan pada kenyaman pelanggan akan kebutuhan hunian yang asri di tengah padatnya suasana kota yang seringkali terkena polusi. Kami sudah membidik kawasan yang stategis di....” “Pak maaf pak....” Ujar seorang karyawati gelagapan. Perkataan sang Direktur Utama bernama Giandra Daniswara yang belum selesai ini harus terhenti dengan kedatangan salah satu karyawatinya yang menarik tangan seorang perempuan berhijab dan terlihat masih muda yang memaksa masuk ke dalam ruangan. Tak hanya Giandra yang terkejut dengan kedatangan gadis berhijab itu, semua orang yang menghadiri rapat ikut tercengang. Ada apa gerangan seorang perempuan muda berani mengganggu jalannya rapat. Sebagian dari mereka berpikir mungkin saja wanita itu adalah istri atau kekasih dari sang Dirut. Gadis itu menyentakkan tangan karyawati yang mencengkeramnya dengan kuat hingga cengkeraman itu terlepas. Matanya awas membidik sang direktur dengan tajam dan terlihat menyala, seakan ada beribu sekam api di dalamnya. “Maaf pak, wanita ini menerobos masuk ke sini. Dia tadi berpura-pura terlambat menghadiri rapat. Tapi kami curiga dia tidak berkepentingan dengan rapat. Kami sempat mencoba menghentikannya, tapi dia begitu gesit. Kami nggak bisa mencegah.” Wajah sang karyawati terlihat pucat. Ia takut diberhentikan dari pekerjaannya gara-gara tidak becus menangani satu perempuan ini. “Anda orang paling jahat yang pernah saya kenal. Kejam dan tak berperasaan. Bagaimana mungkin anda berencana untuk menggusur panti asuhan kami demi memenuhi ambisi dan keserakahan anda.” Kata-kata gadis itu begitu lantang dan membangkitkan amarah di hati Giandra. Para pemegang saham yang duduk dalam ruangan pun terperanjat. Mereka tak menyangka gadis yang berpenampilan sederhana dan tampak lugu itu berani memaki sang direktur tanpa peduli dengan banyaknya orang dalam ruangan. Sebagian dari mereka yang sempat mengira gadis ini adalah istri atau kekasih dari sang direktur pun buru-buru meralat praduga mereka yang melintas di benak. “Siapa anda? Berani benar anda masuk ke ruangan ini dan memaki saya. Dari baju yang anda kenakan, sepertinya anda seorang guru. Di mana sopan santun anda? Apa seperti ini cara yang anda ajarkan pada murid-murid anda?” Giandra tak kalah berkata lantang. Matanya menyipit pada papan nama kecil yang tersemat di kerudung panjangnya, yang menjuntai sampai perut. Keyra Aprilia.... “Saya tahu benar kepada siapa saya harus bersopan santun. Kepada manusia arogan yang serakah seperti anda, untuk apa saya harus bersopan santun?” Gadis pemberani itu mengalihkan pandangannya kepada para pemegang saham yang hadir dalam rapat. “Bapak dan ibu semuanya., anda semua perlu tahu siapa laki-laki ini sebenarnya. Jangan tertipu pada kharismnya atau wajahnya yang....” tampan, satu kata yang melintas di benak Keyra saat pertama kali melihat sang direktur, namun ia buru-buru meralatnya. Orang yang arogan dan tak berperasaan tidak akan pernah terlihat menarik di matanya. “Dia hendak menggusur panti asuhan yang kami tinggali. Padahal dulu ayahnya mengizinkan kakek saya untuk mengelola tanah itu menjadi panti asuhan, namun sekarang orang ini akan mengambil kembali tanah itu. Dia berlaku tanpa memandang rasa perikemanusiaan. Di mana hati nuraninya? Apa anda semua mau memiliki mitra usaha kejam seperti dia.” Keyra berganti menatap sang direktur dengan tatapan menghujam sampai dadanya. Giandra begitu marah. Wajahnya merah padam. Gadis ini telah menyalakan api di dalam sekam. “Keluar dari sini. Jangan membuat kekacauan dalam ruangan ini. Keluar...!!!!” Sang direktur membulatkan matanya. “Saya tidak akan keluar sebelum anda membatalkan rencana anda untuk menggusur panti asuhan kami.” Keyra bicara tanpa gentar sedikitpun.” Giandra tak tahan lagi. Dia mencengkeram lengan sang gadis dan menuntunnya keluar. Di luar ruangan rapat, sang gadis berusaha memberontak dan melepaskan diri, namun cengkeraman sang direktur begitu kuat. Giandra membawa masuk ke dalam lift. Saat pintu lift tertutup, sang gadis mulai panik karena berada dengan laki-laki non mahram dalam ruang sempit dan laki-laki itu tengah memendam amarah padanya. “Kamu mau bawa aku kemana?” Nada bicara sang gadis agak terbata. Giandra kembali mencengkeram lengan Keyra dengan kuat dan mendorong tubuh gadis itu hingga menghimpit dinding lift. Keyra bertambah panik. Deru napasnya tak beraturan, apalagi saat Giandra mendekatkan wajahnya. Keyra semakin gugup dan berdebar. Di satu sisi dia merasa begitu benci pada laki-laki arogan ini, di sisi lain, laki-laki ini memang memiliki tipikal wajah yang diidamkan banyak perempuan. Mata yang tajam dan pahatan yang sempurna di setiap detail wajahnya bisa membuat wanita manapun takluk. Tapi tidak dengan Keyra. Dia sangat membenci Giandra dengan sepenuh hatinya. “Aku peringatkan, jangan pernah datang ke sini lagi. Jangan pernah berurusan denganku, atau kamu akan menyesal.” Keyra menyeringai, “kamu mengancamku? Aku nggak takut. Aku akan memperjuangkan panti asuhan kami sampai titik darah penghabisan.” Giandra tersnyum, lebih tepatnya tersenyum sinis, “berani benar kamu. Jangan salahkan aku kalau berbuat nekat padamu. Di lift ini cuma ada kita berdua, dan aku adalah direktur utama di sini. Ayahku pemilik perusahaan ini, jadi aku bebas melakukan apa saja di sini. Termasuk bermain-main denganmu.” Giandra sedikit mendekatkan bibirnya di telinga Keyra yang tertutup hijabnya dan berbisik lirih, “atau memang kamu sengaja memancing aku untuk melakukan sesuatu padamu?” Keyra mendorong tubuh Giandra hingga sedikit menjauh darinya. “Apa kamu nggak pernah diajari untuk menjaga jarak dengan wanita yang bukan mahram? Jangan sembarangan.” Nada suara Keyra tetap terdengar tegas meski di dalam hatinya berkecamuk perasaan takut dan cemas. “Kamu yang memancing kemarahanku. Ingat, jangan pernah memintaku untuk membatalkan rencanaku. Keputusanku udah bulat. Sebaiknya mulai dari sekarang kamu instrusikan ke semua penghuni panti untuk mengemas barang. Kamu bisa menempatkan anak-anak panti di panti asuhan lain yang masih mau menampung. Tanah itu belum berpindah kepemilikan. Tanah itu dibeli ayah atas namaku.” Giandra menatap Keyra dengan tajam. Pintu lift terbuka. Mereka keluar dan Keyra bisa bernapas lega seusai tiba di lobi. Giandra hendak memanggil security, namun buru-buru Keyra berkata, “aku bisa pergi sendiri dari sini. Dan aku masih pada pendirianku. Aku nggak akan rela anda menggusur panti kami.” Keyra berbalik dan meninggalkan Giandra yang masih tercenung menatap sosok Keyra sampai menghilang dari pandangannya. ****** Kedatangan Keyra yang mengacaukan rapat umum pemegang saham rupanya berdampak cukup signifikan. Selain mundurnya beberapa stakeholder, banyak customer yang lepas. Pasalnya berita ini sampai bocor ke luar dan bahkan menjadi viral di media sosial. Maklum saja, perusahaan Angkasa Jaya adalah perusahaan besar dan sudah sejak lama, keluaga bapak Angkasa, ayah dari Giandra memang sudah menjadi sorotan sejak lama. Anak pak Angkasa ada lima. Empat laki-laki dan satu perempuan. Giandra anak keempat. Tiga kakak Giandra ada yang menjabat menjadi dewan komisaris di perusahaan ayahnya, ada yang berprofesi sebagai pengacara, ada yang bekerja sebagai dosen, sedang adik bungsunya yang merupakan satu-satunya anak perempuan adalah selebritis muda yang tengah naik daun. Karena itu segala pemberitaan adiknya, kadang dikaitkan juga dengan kakak-kakaknya dan ayahnya. Kegigihan Keyra yang memperjuangkan nasib panti asuhan yang ia kelola mendapat perhatian dari banyak kalangan. Keyra secara vokal memperjuangkannya di media sosial. Bahkan wajah Keyra belakangan sering muncul di televisi dan situs berita online. Pesaing-pesaing bisnis Giandra memanfaatkan situasi ini untuk semakin menjatuhkan nama Giandra dan perusahaan Angkasa Jaya. Giandra sudah tak tahan lagi dengan semua kekalutan yang tengah menghempas nama baiknya dan perusahannya. Dia memanggil Danar, asisten pribadinya. “Danar, tolong cari informasi detail tentang Keyra Aprilia. Aku ingin memberinya pelajaran. Aku akan pastikan dia menyesal telah menabuh genderang perang denganku.” Senyum Giandra terulas picik. Dia tak akan pernah membiarkan gadis itu bisa tidur nyenyak. Hari-hari gadis itu ke depannya akan ia buat seperti neraka untuk Keyra. ******

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Perfect Marriage Partner

read
809.8K
bc

Suddenly in Love (Bahasa Indonesia)

read
76.0K
bc

Sacred Lotus [Indonesia]

read
50.0K
bc

Aksara untuk Elea (21+)

read
836.1K
bc

Marriage Not Dating

read
549.6K
bc

Skylove (Indonesia)

read
109.0K
bc

Turun Ranjang

read
578.7K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook