bc

UNEXPECTED SECRET

book_age18+
2.9K
FOLLOW
16.7K
READ
forbidden
love-triangle
family
escape while being pregnant
drama
sweet
bxg
heavy
serious
first love
like
intro-logo
Blurb

Merasa di cintai sepenuh hati oleh seorang pria?

Itu impian semua wanita.

Tapi bagaimana jika yang mencintai itu Kakak Iparmu sendiri?

Alexys tidak pernah menyadari bahwa selama ini ada seseorang yang selalu mengawasinya. Dia berpikir bahwa kehidupannya saat sang kakak tercinta menikah akan berjalan normal. Namun tanpa terduga, kakak iparnya ternyata memiliki perasaan untuknya.

Apakah Alexys akan menyadari hal itu?

Bagaimanakah hubungan mereka jika Alexys juga ternyata punya rasa yang sama?

chap-preview
Free preview
My Sister's Wedding
Sepasang mata menatapku dengan binar berkilat. "Dek, kamu mau kan jadi bridemaids kakak?". Tanganku yang tengah mengeringkan rambut dengan handuk terhenti, aku mengerjap cepat dengan informasi yang barusan aku dengar. "Kak Elle mau married?" Dia mengangguk dengan semangat sambil menarikku duduk di ranjang. "Drian lamar aku semalem.." Dengan semangat kak Elle menggerakkan tangan kanannya ke atas, memperlihatkan sebuah cincin berlian solitaire cantik dengan satu mata berlian dibagian tengahnya. Aku menatapnya bingung. "Kak Drian?" Aku merasa salah dengar. "Bukannya kakak itu pacaran sama Kak Brian?" Kakakku tersenyum dan menggeleng. "Aku kan emang deket sama mereka berdua tapi sebenernya aku naksir Drian. Eh, aku ga sangka kalau dia punya perasaan yang sama ke aku!!" Ellectra melonjak dari duduknya lalu memelukku. Aku ikut tersenyum melihat betapa bahagianya kakakku malam ini walau masih diliputi keterjajutan. "Selamat ya Kak.. Aku ga sangka kakak bakal married secepat ini dan ya aku mau jadi bridemaids kakak..." "Yes, thankyou adekku sayang..." Dia kembali memelukku dan aku membalasnya. Malam itu kami berbincang tentang rencana pernikahannya. Kak Elle menunjukkan baju-baju bridemaids yang katanya cocok untukku. Aku hanya ikut mendengar dan menggangguk-angguk karena aku belum terlalu paham. Aku, Alexys Herdian, keluargaku biasa memanggilku Lexy. Usiaku 18 tahun. Aku baru saja lulus SMA. Keluargaku terdiri dari Papa, Julius Herdian, seorang pengusaha jasa ekpedisi yang cukup terkenal di Indonesia. Mamaku Karin Wulandri, seorang ibu rumah tangga yang sehari-harinya hanya sibuk mengurusi dua anak perempuannya. Kakakku, Ellectra Herdian dan aku. Usiaku dan kakak terpaut 5 tahun. Kak Elle, biasa kami memanggilnya, baru saja lulus kuliah dengan gelar SH. Dan berita yang aku dapat tadi sedikit mengejutkan karena seingatku kakakku itu ingin mengambil MH tapi entah mengapa tiba-tiba memutuskan untuk menikah terlebih dahulu. Drian Samuel, adalah anak teman baik Mama. Kembarannya Brian Simone. Mereka berdua anak Tante Lili dan Om Gary. Mereka kembar tapi tidak identik. Kak Drian dan Brian adalah teman sekolah kak Elle sejak SMP. Walau jurusan kuliahnya beda, mereka tetap akrab. Kak Drian ambil kedokteran. Sedangkan kak Brian mengambil jurusan yang sama dengan kak Elle, sekolah hukum. Mereka berdua sudah seperti kakakku sendiri. Mereka juga sering main kerumah dan mengajakku pergi dengan kak Elle. Mereka berdua sama tampan. Tapi perbedaannya, kak Drian lebih pendiam dibanding kak Brian yang supel dan bawel. Aku jarang berbicara dengannya. Dia baik, tapi sedikit kaku. Tidak seperti kak Brian yang selalu lomba ngoceh dengan kakakku kalau kami sedang berkumpul. Aku sedikit terkejut dengan berita itu karena kupikir kak Elle berpacaran dengan kak Brian. Mereka hampir setiap hari bersama. Tapi sudahlah, aku hanya bisa ikut senang mendengar berita itu. Berita mengejutkan itu di sambut baik kedua orang tuaku keesokan harinya saat kak Elle bercerita pada mereka saat sarapan. Kedua orangtuaku tidak pernah menentukan umur berapa kami boleh menikah. Selain itu kak Elle orang yang berpikiran matang. Dia tidak mungkin mengambil keputusan menikah secepat ini tanpa berpikir panjang. Mama sangat senang karena akan berbesan dengan tante Lili. Mereka berasal dari panti asuhan yang sama. Dulu orangtua mereka meninggal saat terkena bencana alam. Mama dan tante Lili bertemu di tempat pengungsian. Lalu mereka selalu bersama sejak itu. Saat Mama di adopsi, mereka putus hubungan dan kembali bertemu 10 tahun lalu. Aku yang masih kecil hanya banyak diam dan ikut mendengarkan dengan antusias saat pertemuan kedua keluarga digelar seminggu kemudian. Terlihat pancaran kebahagiaan di kedua mata orangtua kami terutama Mama yang terlihat tidah bisa menahan haru. Akhirnya para orangtua sepakat pernikahan akan di gelar 6 bulan lagi. Aku ikut tersenyum bahagia melihat kak Elle saling pandang dengan kak An, biasa aku memanggil Drian. Kak Brian menghampiriku. "Hei you..." Dia tersenyum dan memelukku sekilas. "We're gonna be family." "Hi kak, iya nih ga sangka yaaaa.." Aku balas memeluknya. Kak Brian itu sifatnya easy going, humoris, dan jahil. Lalu aku menghampiri kak Elle dan mengucapkan selamat. Setelahnya aku beralih ke kak Drian. "Selamat ya Kak.. semoga lancar sampai hari H..". Aku memeluknya kikuk. Selama ini aku tidak pernah berjarak sedekat ini dengan kak Drian. Dan baru pertama ini aku melihatnya tersenyum selebar itu. Dia balas memelukku sedikit erat di banding pelukan Brian tadi. "Thanks Lex.. Aku seneng akhirnya kita bakal jadi keluarga." Dia meremas pelan bahuku sebelum melepasnya. Aku ikut bahagia melihat kakakku. Aku harap persiapan pernikahannya berjalan lancar. *** Hari ini hari pernikahan kak Elle dengan kak Drian. Setelah 6 bulan keluarga kami terutama Mama sangat sibuk dengan persiapannya, akhirnya hari ini datang juga. Kak Elle terlihat sangat cantik. Dengan gaun panjang berwarna broken white, mirip dengan model yang dipakai Kate Middleton saat menikah dengan Prince William, tapi bagian bawah gaun kak Elle berbentuk mermaid. Tatanan rambutnya dibuat simpel tapi tidak mengurangi kecantikannya. Ada mahkota kecil dibagian atas dan hiasan bunga kesukaannya dibagian belakang sanggulan rambutnya. Mataku berkaca-kaca melihat kakakku itu saat dia memamerkan penampilan pertama memakai gaun pengantin, membuat kami semua terharu. Papa yang humoris pun bahkan tidak sanggup menahan buliran airmata. Kami sangat dekat, walau usia kami sedikit terpaut jauh tapi kami saudari yang dekat. Kak Elle selalu mengajakku pergi kemanapun dia pergi saat libur. Kami juga sering menghabiskan waktu dengan kak Drian dan kak Brian. Aku sedikit sedih karena pastinya waktuku dengannya akan berkurang. Tapi kakakku itu berjanji semua akan berjalan seperti biasa. Karena memang mereka rencananya akan tinggal dengan keluarga kami setelah menikah. Gimana caranya dia bilang tidak akan berubah, tentunya dengan kehadiran suami, kak Elle pasti lebih banyak menghabiskan waktu dengan suaminya bukan? Entahlah... Acara pernikahan berjalan penuh haru. Aku menggandeng lengan kak Brian saat masuk ke lorong gereja melihat kak Drian menunggu didepan altar. Selama ini aku tidak pernah melihatnya memakai baju resmi, dan aku seketika terpana. Dia terlihat luar biasa gagah dan sangat tampan. Wow!!! Saat mereka berdua berdiri berdampingan mereka terlihat luar biasa serasi. Mereka membaca sumpah pernikahan kemudian saling memasangkan cincin. Aku yang sebelumnya menahan isak haru berubah tersipu saat kak Drian mengecup pelan bibir kakakku. Rasanya aneh melihat mereka berdua seperti itu. Aku ikut bahagia dengan euphoria pesta di hotel bintang 5 malam itu. Kak Brian terus bersamaku karena kami bridemaid dan bestman pengantin. Aku merasa sedikit pegal tidak biasa memakai heels. Setelah berkeliling ruangan menemani pasangan itu menyapa para tamu dan selesainya serangkaian acara akhirnya pesta itu usai. Hampir seluruh undangan sudah mulai pergi, hanya tersisa keluarga dekat saja. Aku merasa lega akhirnya bisa duduk di meja VIP khusus keluarga melonggarkan ikatan heelsku. Suara gelas bertemu kaca meja membuatku mendongak. "Cape dek?" Kak Drian meletakkan gelas berisi orange jus ke depanku. Dan aku tertegun sesaat. Kemana kakakku? "Iya kak.. ga biasa pake heels." Sahutku. Dia mendorong gelas itu, mengisyaratkan untukku minum. Aku mengangguk berterima kasih dan mengangkatnya ke mulutku. Ah, rasanya segaar.. "Kak Elle mana?" Mataku mencari karena pengantin wanita itu tidak terlihat. "Naik duluan. Capek katanya." Dia duduk di sampingku. Aku mengerutkan dahi, kalau kakakku naik untuk apa suaminya masih disini? Mama menghampiriku dan berkata bahwa sebentar dia akan naik dengan Papa. Aku bilang aku akan menunggu sebentar karena kakiku masih nyeri. Aku melambai ke beberapa saudaraku yang naik juga. Dan aku terheran dengan kakak iparku itu masih duduk santai disampingku sambil menghabiskan jusnya "Kok ga naik kak? Kak Elle pasti nungguin loh.." Mataku mengerling jahil. Kak An hanya tersenyum. "Kamu masih sakit kan kakinya? Nanti aku bareng kamu aja." Aku sedikit melongo dengan jawabannya tapi aku tidak mau ambil pusing. Mungkin dia juga masih lelah. Banyaknya tamu yang datang membuat mereka berdua kecapekan pastinya. Tapi satu hal membuatku bingung, siapa yang bantu kakakku membuka gaunnya? Aku membuka heels dan menentengnya lalu berdiri. "Yuk kak, naik.." sahutku. Aku tidak enak jika memang dia menungguku. Dia mengangguk lalu kemudian menyampirkan jasnya ke bahuku. Memang sih bajuku itu hanya gaun berenda cantik dengan tali spaghetti, bahu dan bagian dadaku sedikit terbuka. Tapi tidak lantas membuat dia harus melakukan ini kan? Tapi aku tidak ingin terlalu memikirkan alasan kenapa dia seperhatian itu. "Thanks Kak..". Pria itu hanya tersenyum sebagai jawaban. Lantai kamar kami sama, hanya beda nomor. Semalam sebelumnya aku tidur dengan kak Elle, tapi malam ini mereka akan tidur dikamar pengantin mereka. Sedangkan kamar kak Brian berhadapan dengan kamarku. Saat masuk lift aku sedikit canggung. Aku tidak pernah berdua saja dengan kak Drian. Aku berusaha mencairkan suasana sambil bertanya kemana mereka akan honeymoon. "Jepang. Dan kamu sama Brian ikut." Sahutnya tanpa melihatku. "Hah"? Aku terkejut. Ngapain aku ikut mereka honeymoon?? Suara dentingan pintu lift terbuka membuatku urung bertanya. Nanti saja pikirku langsung tanya ke kak Elle. Saking bingungnya aku tidak memperhatikan ujung karpet yang tidak menempel ke lantai. Aku hampir terjerembab kalau saja kak Drian tidak menangkap pinggangku. "Hati-hati Lex.." reflek dia menarik perutku sehingga punggungku menabrak dadanya dan aku tersentak. Dadaku berdebar, gila! Aku seketika melepaskan diri. "S..sorry kak..." Kami berjalan dalam diam sepanjang lorong. Kamar kami terletak paling ujung. Suara karpet meredam langkah kami berdua. Aku sampai di kamarku dan menoleh sekilas padanya. "Night Kak.." Kak Drian menahan pintu sebelum aku menutupnya. "Kenapa kak?" Dia menunduk memandang kakiku yang tanpa alas lalu membungkuk. Aku mematung saat dia menempelkan plester dikedua tumit kakiku. "Jangan kena air dulu. Besok pagi rendam pake air hangat ya...". Dia lalu bangkit dan mengelus pipiku pelan. "Night sis inlaw.." Suara pintu tertutup membuatku menghembuskan napas yang sedari tadi ku tahan. Aku masih terpaku dengan apa yang dia lakukan. Sebelumnya dia tidak pernah seperti itu. Aku berjalan dan menjatuhkan tubuhku di sofa kecil. Apa itu tadi? Apa karena sekarang aku jadi adik iparnya lalu dia berubah jadi perhatian gitu? Selama kami sering pergi bersama, kak Drian tidak pernah memberi perhatian khusus. Malah kak Brian yang terkesan lebih dekat denganku. Tapi aku sama sekali tidak pernah berdebar seperti tadi. Aku meraba dadaku, merasakan dentuman jantungku yang tidak biasa. Pasti aku terpengaruh dengan penampilan kak Drian yang berbeda dari hari biasanya. Aku seperti melihat sosok lain. Atau karena dia sekarang jadi iparku sehingga dia merasa aku resmi jadi adiknya sendiri? Ah entahlah... Aku bangkit menuju kamar mandi dan melepas bajuku. Semua pikiran aneh aku buang jauh-jauh. Hari ini aku cukup letih dan aku ingin segera merasakan lembutnya kasur hotel ini. Setelah mandi aku segera menenggelamkan diriku di ranjang kingsize yang akan aku nikmati sendirian. Dan tak lama pun aku terlelap. ***

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Marriage Agreement

read
590.3K
bc

My Husband My Step Brother

read
54.7K
bc

The Prince Meet The Princess

read
181.5K
bc

Long Road

read
118.3K
bc

Fake Marriage

read
8.3K
bc

Bastard My Ex Husband

read
382.9K
bc

A Million Pieces || Indonesia

read
82.1K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook