bc

Suami Cadangan

book_age18+
7.6K
FOLLOW
84.1K
READ
billionaire
contract marriage
others
CEO
sweet
campus
first love
friendship
assistant
waitress
like
intro-logo
Blurb

Bagaimana jadinya saat ide gila terlintas di dalam pikiran Melanie untuk memiliki Suami Cadangan. Ketika sang suami pertamanya tak pernah mencintainya dan kerap kali mengabaikanya.

"Kau butuh berapa juta say?" tanya Wanita cantik di depanya yang tak lain Melanie.

"Kalo 300 juta, apa kau punya?" tanya Pria di sampingnya.

Melanie tertawa geli, jangankan 300 juta Pria tampan itu minta Apartemen mewah atau super car keluaran terbaru pun ia sanggup membelikanya.

"300 juta? Itu mudah?" jawab Melanie tersenyum simpul pada pria di sebelahnya.

"Tapi tidak gratis. Kau pasti tau kan?" Melanie mencoba menggoda.

"Saya Tau itu, di dunia ini mana ada yang gratis, Apa yang nona cantik inginkan dari saya?" tanya Pria bernama Revano William.

"Saya hanya ingin kau jadi suami kontrak ku apa kau bersedia? Aku berani membayarmu lebih jika kau bersedia?"

"Apa Suami kontrak??"

Apakah Revano akan menerima tawaran Melanie untuk menjadi suami kontrak?

Bagaiman kehidupan Melanie setelah mendapatkan Suami Cadangan? dan Rahasia apa yang harus di ketahui oleh Suami Cadangannya ketika mengenal Melanie Sanjaya yang sebanarnya?.

Kita cari tahu yuk rahasia-rahasia dari Melanie Sanjaya dan juga ada rahasia yang mengejutkan dari Suami Cadanganya.

chap-preview
Free preview
Terpikir ide gila.
Wanita kaya bernama Melanie Sanjaya adalah istri dari pengusaha sukses asal China yang bernama Yangchang ming. Kehidupanya semakin kaya raya karena menikah dengan billionaire yang terkenal di negaranya China, yang kini ia mempunyai cabang perusahanaya di negeri Singapore. Melanie wanita berdarah China -Indonesia itu kini  tinggal di Mansion yang di berikan oleh suaminya di negara Singapore. Mereka sama-sama mempunyai bisnis di negara Singa itu sudah sejak lama. Ia saat ini menjalankan salah satu bisnis hotel milik sahabatnya yang bernama Marsha Louise. Tak luput Ia pun pemilik saham terbesar ke empat atas hotel yang ia sedang jalankan saat ini, bukan hanya hotel saja yang ia kerjakan namun ia mendapat kepercayaan untuk menjabat sebagai Directur di PT. MMT Company di bidang industri dan furniture.   Pernikahan Melanie dan Chang tentunya karena  terpaksa. Mereka tidak saling mencintai.  Namun mereka menikahan karena alasan Chang yang sudah melakukan kesalahan pada dirinya saat mereka sama - sama dalam keadaan mabuk di sebuat pesta dan melakukan one night stand. ia memang  tak sampai hamil oleh Chang. namun Ia memaksa Melanie untuk menikah karena alasan ia tidak  mau di anggap pria yang tak bertanggung jawab oleh sahabatnya itu.  Mereka berdua adalah sahabat dekatnya Marsha. Namun semenjak ia mengenal Marsha ia tak mengenal sosok Melanie yang saat ini menjadi istrinya itu. Sudah dua bulan tepatnya mereka menikah, namun sikap Chang yang terlalu cuek dan kerap kali mengabaikan dirinya yang membuat ia mulai jengah. Ia sering melampiaskan kekesalanya pergi ke klub malam seolah – olah ia ingin menghindari suaminya yang tak pernah menganggap dirinya sebagai istrinya. "Sudah dua bulan tepatnya kita menikah tapi sifat dan kebiasanmu masih tetap saja sama Mel, jangan kau mempermalukanku dengan sifatmu yang seperti wanita jalang." Ucap Chang. Ia berbicara seperti itu pada istrinya karena ia tau, apa yang di lakukan istrinya sebelum dan sesudah menikah denganya. Ya ia tau jika istrinya itu sejak dulu sering gonta–ganti pria dalam satu malam dan kerap kali ia bercinta dengan pria bayaranya, itu yang membuat  ia tak pernah menyentuh istrinya itu.  Niat Chang menikah dengan Melanie  bukan karena ia tak mau di bilang pria yang tak bertanggung jawab saja, namun sebenarnya ia ingin melupakan sosok Marsha wanita yang ia cintai yang lebih menganggap dirinya hanya sebatas teman saja.  Ia berpikir Mungkin dengan menikahi Melanie sahabat dekatnya ia biasa melupakan sosok Marsha, namun ternyata ia salah. Melanie tak biasa mengambil hatinya, apa lagi tingkah laku Melanie dan Marsha yang sungguh berbeda.  Marsha wanita yang anggun bahkan nyaris sempurna di mata Chang berbeda dengan Melanie seperti wanita  liar. Ia berbicara itu pada istrinya tentu saja ia tak mau nama baiknya tercoreng karena ulah istri bar-bar nya itu. "Kenapa kau tak pernah menyentuhku selama  kita menikah, kau selalu tak mempedulikanku dan kau selalu mengabaikanku seolah-olah aku bukan istrimu, Chang?" Ia menatap tajam mata istrinya, seolah-olah  dirinya lah yang salah padanya. Ia sering memberikan istrinya kesempatan untuk merubah sikapnya, namun ia selalu saja tidak pernah mendengarkan apa kata dirinya. Ia sendiri pun sama selama ini mencoba memperbaiki kesalahanya, ia membuka hatinya untuk wanita yang ia nikahi saat ini. Namun ia merasa sia- sia, setiap ia mencoba berbaik diri, untuk menyentuh istrinya, untuk menggauli istrinya namun ia selalu di kecewakan akan sifat istrinya yang kerap pulang malam dalam keadaan mabuk dan tubuhnya penuh dengan kiss mark.  Bagiamana ia ingin bercinta dengan istrinya jika keadaanya seperti itu rasanya sudah tak berselera kan? "Kau menyalahkanku kenapa aku tak pernah menidurimu selama ini? Apa semua salahku heuh? Kenapa kau tak tanyakan saja pada dirimu sendiri kenapa aku seperti padamu?" Ucapnya dengan nada tinggi.  Lalu meninggalkan istrinya begitu saja. Ia merasakan sakit hati saat suaminya berkata seperti itu, kenapa sekarang dirinyalah yang di salahkan, ia seperti  ini pun karenanya,   Iya karenanya. Chang melangkah menaiki tangga. Namun langkahnya terhenti sejenak. "Kau selalu menyalahkan ku Chang, aku seperti ini karena kau tidak pernah memperdulikanku dan kau tak pernah mencintaiku. Kau hanya mencintai Marsha sahabatmu itu," Makinya . Ia melihat suaminya terdiam di tangga, saat  mendengar apa yang istrinya katakan itu. Ia memang sangat mencintai Marsha karena baginya Marsha adalah sosok wanita sempurna yang patut ia cintai, namun ia harus terima kenyataan jika Marsha menyayanginya hanya sebatas teman saja. "Apa aku tak salah dengar?" Ia membalikan tubuhnya dan melihat istrinya yang di bawah sedang menatapnya pula. "Kau menyalahkan Marsha?” Ia menghela napas sejenak.  “Ya benar aku akuin jika aku memang sangat mencintai sahabatmu itu. Ia wanita sempurna tak sepertimu, Seharusnya kaulah yang berhak atasku dan mengalihkan pandangku tentang Marsha, bukanya kau kalah menyalahkan Marsha untuk semua alasan mu itu Mel, semuanya ada padamu kenapa aku seperti ini."  Chang menatap istrinya penuh amarah. Melanie hanya terdiam dan tak membalas perkataan suaminya. Chang duduk di sofa yang tak jauh darinya, ia merenungi ucapan suaminya itu namun ia rasa saat ini ia tak biasa berpikir dengan jernih. Rasanya pikiranya kacau jika sudah berurusan dengan suaminya itu.  Penat rasanya Melanie memikirkan semuanya, ia butuh kesegaran dan hiburan. Ia tak berpikir panjang malam ini pukul berapa, pokoknya ia harus keluar untuk menenangkan pikiranya. Ia  mengambil kunci mobilnya dan tasnya lalu ia pergi tampa pamit pada suaminya.  Chang yang melihat istrinya keluar membawa mobil dari atas balkon pun hanya menggeleng-gelengkan kepala. Sungguh keras kepala istrinya itu. Harus bagaimana ia bicara dengan istrinya itu. Ia melihat jam tanganya sudah pukul sepuluh malam, seharunya sudah waktunya orang-orang beristirahat namun ia malah berkeliyaran. "Debora kemari tidak?" "Tadi saya lihat ada, tapi entah kemana nona, mungkin sedang di ruangan VVIP," ucap pekerja yang sudah hafal dengannya. Melanie tak mau menghampiri Debora yang sudah berada di ruang VVIP. Ia tau temanya itu disana sedang apa bukan hanya untuk minum saja, sudahlah lebih baik ia menunggu di meja bar saja sambil ia memasan minuman.  Bartender yang sudah hafal pun memberika segelas vodka. Lalu Ia langsung meneguknya sampai habis. Matanya melihat ke sepenjuru ruang club, namun ia tak menemukan mangsa yang bagus untuknya.  Padahal banyak para pria menatap nya dengan tatapan haus, namun ia hanya terdiam. Tepatnya ia sedang tak berselera. ia menghentak -hentakan kaki ke lantai menunggu temanya itu, sungguh sangat membosankan rasanya menunggu Debora yang tak kunjung keluar.  Melanie tak sengaja mendengar obrolan wanita di sampingnya, yang ia tangkap dari obrolan itu, jika wanita di sampingnya membicarakan teman wanitanya yang kerap memiliki suami lagi.  Melanie pun mendengar pembicaraan wanita itu sampai selesai. Apa itu ide yang bagus juga untuknya? untuk mengatasi kebosanan dengan suaminya.  Apa bisa ia setia pada satu pria. Ahh rasanya ia tidak mungkin biasa. *** Pagi yang cerah ini seorang pria yang bersetatus mahasiswa itu tengah sibuk di Cafe tempat ia berkerja, Tepatnya The Forest Cafe yang terletak di pusat kota Orchrad yang terbilang selalu rame pengunjung dari remaja, orang dewasa sampai orang tua.  Sudah dua tahun lebih pria itu bekerja disana sebagai pelayan tetap. Selain ia di siplin waktu, pekerjaanya pun bagus. Pria tampan dan ramah ini kerap di sukai banyak pengunjung. Maka-nya cafenya selalu rame. kebanyakan para abg yang tergila-gila dengan pelayan tampan itu, katanya pria itu seperti boyband Kpop. Pelayan tampan yang banyak di puja kaum hawa itu adalah Revano William yang berusia dua puluh lima tahun. Ia pria pekerja keras banting tulang, siang dan malam demi bisa menyambung hidupnya dan keluarganya.  Belum lagi ia mempunyai tanggung jawab pada adiknya yang saat ini masih duduk di sekolah menengah. Sejak usainya dua belas tahun Rev sapaanya sudah kehilangan Ayah tercinta karena kecelakan di timpat kerja,dan sejak itu lah Rev harus berpikir keras untuk menghidupi ibu dan adiknya. "Gue boleh pinjem Laptop loe selama seminggu gak?" tanya pelayan tampan bernama Revano yang mengedipkan sebelah matanya pada wanita rekannya kerjanya.  Saking hidupnya yang pas-pas an, ia pun sampe tak kebeli yang namanya laptop. Boro-boro laptop handphone pun ia pemberian dari sahabatnya yang bernama Tita. "Astagaaa Rev, laptop pun loe sampe pinjem ke si Meymey. Bener-bener miskin banget si hidup loe. Gue jadi kasian," ucap salah satu teman kerjanya bernama Antony yang tak pernah suka denganya.  Antony selalu menganggap Revano adalah sainganya karena Antony kalah tampan dengan Revano, Dan Revano lah yang sering di puji-puji oleh Bosnya. "Hidup-hidup gue kok loe yang sewoott sih," jawab Revano. Revano tidak pernah sakit hati akan ucapan orang lain yang selalu menghina dirinya, toh ia yang merasakan hidupnya sendiri bukan orang lain, yang terpenting ia mencari uang dengan halal dengan tenaga dan keringatnya . "Sudahlah ton, kau jangan mulai bikin masalah," ucap wanita yang di sebelah Revano yang tak lain Meymey.  "Gue pinjemin Rev tapi bener yah seminggu soalnya, gue juga lagi banyak tugas," ucap Meymey rekan kerjanya sekaligus teman kuliahnya. Wanita keturunan China itu memang selalu baik padanya. Mey dulu sempat suka dengan Revano namun ia di tolak secara halus oleh Revano karena saat itu prioritasnya hanyalah ibu dan adiknya saja.  Apalagi adiknya yang masih bersekolah yang memerlukan banyak biaya. Uang ibunya sebagai jasa pembantu pun tak akan cukup membiayai semuanya. Jika dirinya mempunya pacar, ia takut tak bisa membagi uangnya untuk keperluan pacarnya.  Maka itulah ia mengurungkan diri untuk tidak berpacaran terlebih dahulu karena keadaaanya saat ini masih susah dan masih ada adiknya yang harus ia perjuangkan. "Kalo loe banyak tugas laptop loe di gue, terus loe gimana ngerjainya?" tanyanya yang kepikiran pada Meymey. Revano tidak mau jadi beban temen baiknya itu namun ia harus minta tolong kesiapa lagi saat ini hanya Meymey yang bisa membantunya. Sedangkan Tita sekarang sedang sibuk kerja. "Tenang aja loe pake aja, tar buat tugas gue pinjem sama kaka gue. Pulang kerja aja yah loe ambil kerumah gue soalnya gak aku bawa. Yang penting loe beresin tugas loe yang dah molor terlalu lama tuh. Harusnya loe sudah lulus gak kebanyakan cuti terus Rav" Kata Meymey.  Revano menganggukan kepala. Revano sedikit lega karena ia sudah mendapatkan pinjaman laptop untuk tugas-tugas kampusnya. pasalnya ia ingin segera menyelesaikan kuliahnya. Bulan-bulan ini ia mulai lagi berkuliah karena ingin segera lulus dan ingin mendapatkan pekerjaan yang layak pula.  Kali ini semester terakhirnya ia harus lulus ya harus lulus. Ia ingin menjadi orang yang sukses agar ia bisa membahagiakan ibunya, dan ibunya tak usah lagi menjadi pembantu.  "Gue pasti bisa. Gue pasti bisa lulus" Dalam hatinya.   *** Jam sudah menunjukan tepat jam dua belas waktunya makan siang. Melanie dan Riana kini sudah duduk di Restoran Jepang.  Ia melihat banyak pramusaji mondari mandir kemejanya membawa pesanan bosnya itu, jika diamati sepertinya semua menu di pesan oleh bosnya. Riana hanya menggeleng-gelengkan kepala betapa penuh meja di depanya dengan semua pesanan bosnya itu. "Loe gak salah, pesan makanan sebanyak gini." Ia tampak begitu bingung dengan makanan yang di depanya kini. "Loe pasti lagi berantem lagi kan sama suami loe?" tanyanya.  Melanie mengangguk . Ia sudah hafal jika setiap bosnya berantem lagi dengan suaminya, pasti nafsu makanya akan bertambah banyak. "Sudahlah kita makan saja, habisin semua yang dimeja ini. Jika kurang loe bisa memesannya lagi," jawabnya enteng sembari memakan sushi nya. "Gilla segini banyaknya  belom tentu juga kita berdua menghabiskanya, loe kalah menyuruh gue memesanya lagi. Loe mau buat gue mati kekenyangan heuh?" tanya Riana Sekretarisnya sekaligus Asistenya Melanie.  Melanie hanya tersenyum simpul pada Sekretarisnya yang ia sudah anggap seperti sahabatnya sendiri. "Yang ada itu mati kelaparan bukan mati kekenyangan Rianaku, Sudahlah habiskan saja gak usah loe banyak komen. Gue yang bayar ini," jawabnya yang sudah menghabikan empat potong sushi di depannya.  Riana menunduk tak membalas ucapan bosnya itu. *** Selepas kerja Rev pergi ke rumah Meymey yang berada di Toa Payoh. Ia sudah menunggu Meymey di taman dekat rumahnya. Ia melihat layar ponselnya yang berbunyi sebuah pesan dari Tita sahabatnya dan Natta adiknnya. Pesan dari Tita ia  mengajak makan malam di tempat biasa. Dan dari Natta adiknya, ia meminta uang untuk bayar uang sekolah yang sudah menunggak tiga bulan. Ia pun membalasnya singkat kedua pesan itu. "Rev..."  Meymey menepuk punggungnya karena pria di depanya ini tak mendengar saat ia memanggilnya. "Ehh.. Mey maaf gue gak denger."  Meymey pun duduk di sebelah Revano. "Kenapa loe ngelamun ada masalah?" tanya Mey. "Enggak ada!" jawab Revano tersenyum pada Meymey. "Aku lihat kau sangat serius menatap layar ponselmu tadi, kau ada masalah kau bisa cerita padaku, barangkali aku bisa membantumu."  Mey ingin sekali ia membantu pria baik di depanya ini, namun sudah banyak ia menawarkan bantuan namun pria ini tak mau menerimanya, bukan ia sombong tak mau menerima bantuan dari teman-temanya itu.  Namun ia tak mau membebani temen-temenya yang sudah baik padanya. Sudah mau berteman saja ia sudah sangat bersyukur. Ya selain Tita dan Meymey. ia pun punya temen baik bernama Rico temen satu rumahnya dan Romi teman ia bekerja. Saat ini Ia tinggal dengan sahabatnya Rico sudah hampir delapan tahun. "Gak ada apa Mey, tenang saja. Ini pesan dari Tita kok yang mau ajak ketemuan entar malem, makasih yah loe dah mau pinjemin gue laptop, gue balik ya Mey, loe hati-hati nanti nyebrangnya?”  Ia tersenyum manis padanya dan mengacak-ngacak rambut Meymey lalu ia pergi meninggalkanya. sumpah demi apa coba? saat ini jantung Meymey kini semakin berdetak kencang karena hanya Revano tersenyum manis dan mengacak-acak rambutnya, ia merasa cinta nya tumbuh kembali. *** "Ri, malem anter gue ke Club, gue mau ketemu sama temen," pinta Melanie menatap layar Laptopnya. "Tapi Mel, bukanya loe sudah janji sama Chang gak akan ke Club lagi?" jawab Riana mengingatkanya. "Bodo amat dengan janji Ri. Kemaren juga gue ke Club si Chang juga tau itu. Gue bosen Ri, loe kaya gak tau gue saja."  Riana memang sudah lama mengenal Melanie, ia sudah taka aneh jika bosnya itu sejak dulu memang sering pergi ke club malam, mabuk-mabukan dan berakhir di kamar hotel dengan pria ons nya entah apa yang ia pikirkanya, padahal menurut dirinya, bosnya itu sudah memiliki suami yang baik, tanggung jawab, kaya dan satu lagi suaminya sangat tampan. "Loe bosen kenapa sih Mel, suami loe itu kurang apa coba?, sampe loe tega nyakitinya. Dia diam bukan berarti tidak mempedulikan loe Mel," Ucapnya. "Gue gak cinta sama dia, dan loe tau selama dua bulan gue nikah dia tak pernah menyentuh gue? Dia pun sama tidak cinta pada gue Ri, dia hanya cintanya sama Marsha bukan gue?"  "Loe masih cemburu sama shasa? Ya ampun Mel, Shasa itu sudah menikah sama Javier, dan Shasa hanya menganggap Chang itu sahabatnya doank gak lebih. Loe aja yang gak peka sama Chang. Maen nyalahin orang yang dingin. Lagian yah kejadian itu sudah lama lagi Mel kenapa loe ungkit lagi sih heran gue," jawab Riana kesal. "Itu karena Chang sering mengabaikan gue, makanya gue sering pergi ke club. Lagian dia juga tau selama kita nikah gue masih suka ons sama pria lain."  Riana menggeleng-gelengkan kepala. Rasanya sulit menasehati bosnya ini. Apa lagi merubah kebiasaan, suatu hal yang mustahil. Ia hanya terdiam, ia malas menasehatin bosnya itu karena Melani orangnya keras kepala. "Ri, gue mau cari cowok lain, yang mau nikah sama gue dan mau gue duain? Intinya gue pengen punya Suami Cadangan!" "SINTING LOE…….Terus suami Loe?" Makinya. "Masa bodo Ri, gue gak urus lagi. Di cerai in cerai deh. Gampang gak pake ribet. Keputusan gue sudah bulat Ri, sebaiknya loe diam saja, dan jangan bilang ke siapa-siapa cuman loe sama Debora yang tau?"  Dalam benak Riana tak habis pikir dengan bos nya ini, ia pandai dengan masalah bisnis tetapi  ia juga bodoh masalah cinta, yang di otaknya bosnya itu hanya s*x dan kepuasan saja.  "Kalo Shasa tau gimana? Pasti loe bakal di maki habis-habisan sama dia." Melanie terdiam. Bagaimana pun Marsha adalah sahabatnya yang sudah seperti soudara sendiri. Ia bisa menjelaskan pada sahabatnya itu jika sahabatnya itu sudah menetahuinya.  Pasti sahabatnya akan mengngaamuk padanya tak setuju. Karena Marsha sahabatnya dan sahabatnya Chang pula. Namun Marsha orang yang Chang cintai itu yang selalu terbayang-bayang di pikiranya. "Gua akan jelasin nanti saat gue sudah ketauan sama shasa," jawab Melanie enteng.  Riana yang mendengarkanya pun sungguh pusing akan tingkah bosnya yang sudah gila ini. Sepulang kantor Melanie sudah siap hendak pergi ke Club. Tak boleh bilang tidak jika bosnya ini sudah memintanya. Aku akuin dia memang sangat cantik tak salah bila semua pria di dekatnya tak terpikat dan memujanya. Ide gila dia untuk mencari cowok yang mau di nikahin dan di jadikan suami cadangan pun tak main-main bahkan ia meminta bantuan pada Debora untuk mencarikanya.  Ya Debora dan Melani sama-sama pecinta ons dengan pria yang berbeda-beda. Debora yang bersetatus istri seorang pengusaha pun sama dengan Melanie sering pergi ke Club malam, mabuk-mabukan dan kerap tidur bersama pria lain.  Sudah tak asing jika Club milik kakanya Debora itu tak mengenali mereka. Sampai semua pekerjanya mengenali Dua maskot di The Green Club. "Deb, ada gak orangnya yang gue minta itu," tanyanya. Ia menatap temanya sejenak, lalu meneguk vodkanya sambil memikirkan pria untuk temanya itu.  "Agak sulit Mel, kalo brondong gimana?" Bersambung...

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Suamiku Calon Mertuaku

read
1.4M
bc

Aku ingin menikahi ibuku,Annisa

read
50.6K
bc

Tuan Bara (Hasrat Terpendam Sang Majikan)

read
109.8K
bc

(Bukan) Istri Pengganti

read
48.8K
bc

See Me!!

read
87.8K
bc

Married With My Childhood Friend

read
43.5K
bc

Papah Mertua

read
526.1K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook