bc

Terpaksa Cinta

book_age18+
8.6K
FOLLOW
61.0K
READ
billionaire
possessive
fated
forced
arrogant
dominant
drama
bxg
city
crime
like
intro-logo
Blurb

“Nggak. Aku nggak mau! Pokoknya aku nggak mau!”

“Naya! Kamu pikir di saat kayak gini kami minta pendapat kamu untuk mau atau nggak?! Keluarga mereka udah nawarin diri untuk bantu kita! Jadi sebaiknya kita manfaatin sebisa mungkin supaya semua keadaan sulit ini bisa cepet selesai!”

“Tapi aku nggak mau, Ayah! Kalaupun ada yang harus bertanggungjawab atas kecelakaan itu dan rawat putra mereka, harusnya Rayya yang ngelakuin itu bukan aku! Karena Rayya yang—”

“Lo gila?! Kamu mau gue yang rawat cowok pincang dan buta itu?! Nggak! Enak aja! Yang bawa mobil Lo, Nay! Jadi lo yang harus tanggungjawab!”

***

Naya tiba-tiba dituntut untuk bertanggungjawab atas kecelakaan yang bukan dirinya sebabkan. Menjadi perawat? Pengasuh? Apa pun itu sebutannya.

Dengan berbagai ancaman yang diterimanya, mau tidak mau Naya akhirnya menerima perintah itu. Demi dirinya, demi adik tersayangnya.

Cover : h****://www.pexels.com/photo/adult-affection-bed-closeness-414032/

chap-preview
Free preview
1. Kesepakataan Balas Budi
“Saya akan serahin semuanya. Akan saya kasih apa pun untuk keluarga kalian dan apa pun yang kalian butuhkan asal Naya bisa menolong kami merawat Krist. Bagi kami Naya adalah penyelamat Krist, dan kami percaya Naya juga akan membawa kesembuhan seluruhnya pada putra kami.” Sepasang suami istri paruh baya itu memohon dengan segenap jiwa mereka, dengan ketulusan dan harapan tinggi agar pemintaan mereka bisa diwujudkan. Di tengah rasa putus asa mereka, di tengah rasa duka mereka tentang keadaan putra mereka yang memprihatikan. “Kami mohon, Alan, Tami.” Ucap pria yang duduk bersisian dengan wanita paruh baya yang sebelumnya bicara, pria yang merupakan suami dari wanita itu. Pria yang tidak lain juga ayah dari putra yang mereka sebut-sebut sejak tadi. Pria itu adalah Darama Hardiandi, pemilik tahta tertinggi bisnis retail, fashion, bahkan startup negeri yang sedang mengalami krisis terbesar dalam hidupnya— ia harus menghadapi kenyataan bahwa putra sulung mereka kehilangan kemampuan berjalannya, juga kemampuannya melihat karena sebuah kecelakaan yang cukup mengerikan. Benar kecelakaan, yang melibatkan Naya sebagai penyelamat Krist sesuai dengan kondisi yang mereka katakan sebelumnya. Setidaknya itu yang pasangan paruh baya itu tahu. “Kami akan bantu bisnismu yang saat ini dalam keadaan nggak baik, Alan. Kami akan bantu dan memastikan kalau pendidikan anak-anakmu juga akan baik-baik aja sampai mereka dapat gelar mereka. Kami akan melakukan apa pun. Asal tetap, tolong izinkan Naya hidup bersama kami—hidup untuk merawat Krist dan memberikan putra kami kepercayaan bahwa dirinya bisa kembali seperti semula lagi.” Pasangan di depan mereka—Alan dan Tami yang juga merupakan orang tua dari Naya, gadis yang diminta pasangan Hardiandi itu untuk menjaga putranya—masih bungkam, ingin secepatnya mengiyakan namun menahan sesuatu agar semuanya terlihat lebih mendukung sesuatu yang ada. “Maaf Mas Rama, bukannya kami nggak ingin nolong atau membantu Mas Rama dan Mbak Rinka, cuma... Kami tetap mau Naya yang memutuskan semuanya. Gimanapun ini hidup Naya, dan Naya yang akan jalaninya, jadi kami jelas akan mempertimbangkan jawaban Naya dulu sebelum memutuskan akan menerima permintaan Mas Rama dan Mbak Rinka atau nggak.” Alan yang bersuara lantas melempar padangannya pada Naya, putrinya yang kini menjadi pusat perhatian segenap mata yang ada di ruangan itu. Memang benar ruangan tamu keluarga Aditawan itu bukan hanya dihuni oleh kedua pasangan paruh baya yang sejak tadi bercakap, melainkan juga ada Naya dan Rayya—putri dari tuan rumah yang Rama dan Rinka kunjungi. “Naya? Om dan Tante mohon... Kamu mau, kan? Bantu dan dampingin Krist sampai dia sembuh? Kami mohon, Nay. Tolong bantu kami.” Ucap Rinka memelas, meminta pada gadis yang dipandanginya itu dengan kegenap hati. Naya menunduk, mengumpat dalam hati. Harusnya bukan dia, harusnya bukan dirinya yang menanggung semua rasa tanggungjawab ini. Harusnya Rayya! Harusnya Rayya yang bertanggungjawab dan berada di posisinya sekarang. Kalau saja... kalau saja ayah kandungnya itu tidak mendukung ibu tirinya, atau mengancam untuk tidak lagi mau bertanggungjawab atasnya juga Kevin—adik bungsunya—Naya pasti tidak perlu bimbang dan bisa langsung menolak permintaan ini. Tidak. Naya tidak sebaik itu meski dirinya merasa turut andil dan bertanggungjawab sekalipun atas kecelakaan itu. Tapi kalau bukan karena faktor dirinya juga Kevin, Naya jelas tidak akan merasa sebertanggungjawab ini. Menurutnya, Naya hanya harus bertanggungjawab untuk dirinya dan Kevin, bukan atas hidup orang lain. Memejamkan mata, kedua tangan yang meremas pakaian yang dikenakannya di pangkuan, Naya berusaha meneguhkan hati. Dirinya tidak punya pilihan, dirinya tidak memiliki hidup seberuntung itu untuk memiliki pilihannya sendiiri. Perlahan Naya menarik napas panjang, sebelum memasrahkan dirinya untuk bicara. “Tentu, Tante—Om. Naya bersedia dampingin Mas Krist sampai beliau sembuh.” Ucap gadis muda itu dengan kepala terangkat dan senyum tipis, disambut wajah semringah Rinka juga Rama yang langsung berterimakasih padanya berkali-kali. Juga, tentu tidak ketinggalan. Ekpresi puas yang ditunjukan Ayah, Ibu tirinya juga Rayya—adik tirinya yang terlihat menertawakannya dalam diam. Mereka memberikan ejekan dari tatapan mata mereka, yang seolah mengatakan. “Selamat, Berengsek. Selamat karena lo akan keluar rumah sesuai dengan apa yang lo harapkan. Dan selamat karena lo akan ngerawat cowok lumpuh sepanjang hidup lo mulai dari sekarang.” Setidaknya, kurang lebih seperti itulah kalimat makian yang keluar dari mata Rayya juga senyumnya. Meski Naya yakin kalau apa yang sesungguhnya ada di kepala wanita itu jelas lebih mengerikan dari apa yang baru saja dia pikirkan barusan. “Terima kasih, Naya. Sekali lagi Om dan Tante sangat berterimakasih sama kamu. Krist pasti seneng tahu kalau kamu akan menemaninya mulai sekarang, Krist pasti akan lebih semangat lagi dan percaya kalau semuanya akan kembali baik-baik aja.” Rinka berseru antusias, di atas rasa syukur juga terima kasihnya karena gadis muda itu menerima tawaran mereka. “Benar, Naya memang benar-benar adalah sosok yang membawa keberuntungan untuk kami. Pertama karena menyelamatkan putra kami, Krist. Kedua karena mempertemukan kembali keluarga kita yang sudah lama sekali nggak mendengar kabar satu sama lain. Bukan begitu, Alan?” Alan yang masih memasang topeng baik di wajahnya, menyambut ucapan kawan lamanya itu dengan anggukkan juga senyum terbaiknya, meski di dalam hatinya jelas mengutuk lawan bicaranya seleluasa yang dia mau. “Kalau bukan karena janji kamu yang akan menolong perusahaan saya, juga kalau bukan karena istri yang mengancam akan cerai dan pergi ninggaiin saya, saya jelas nggak akan mau bertemu dan nerima bantuan kamu, Rama. Berengsek!” Tapi jelas bukan itu yang keluar dari mulutnya, melainkan... “Tentu, Rama. Tentu aja ini jadi hal baik untuk kita semua. Terutama untuk keluarga kami. Terima kasih karena bermaksud untuk membantu saya, terima kasih pula karena telah menerima Naya kami dan menganggapnya semenakjubkan itu.” “Sudah pasti, Alan. Kehadiran Naya akan selalu jadi spesial buat kami. Naya dewi penyelamat kami, dan akan selalu menjadi begitu di mata kami untuk sekarang dan seterusnya. Begitu pula dengan Krist, Krist pasti merasakan hal yang sama, betapa bersyukurnya dia kalau penyelamatnya adalah gadis secantik Naya.” Ucap Rama tulus, meski terdengar berlebihan, pria paruh baya itu sepertinya memang benar-benar merasa apa yang dikatakannya adalah hal yang benar. “Kami senang karena putri kami yang berharga juga bisa dipandang serupa di mata kalian, Rama, Rinka. Sekali lagi saya berterimakasih, dan mohon bantuannya untuk jaga Naya selama Naya bersama kalian.” Timpal Alan lagi, sangat terlihat begitu berusaha untuk menyempurnakan sandiwaranya. Dan siapa yang ingin muntah mendengarnya? Tentu saja Naya. Karena beberapa jam lalu dirinya jelas baru saja mendengar ayahnya itu memaki dan mengumpati dirinya yang berniat melawan dan tidak ingin berada dalam posisi ini. Naya jelas masih mengingat semuanya, semua sudah masuk ke telinga dan terekam jelas di otak dan ingatannya mulai detik itu.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

My Secret Little Wife

read
93.2K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
203.5K
bc

Tentang Cinta Kita

read
188.6K
bc

Siap, Mas Bos!

read
11.4K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.3K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
14.2K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook