bc

Asa untuk Merlyna

book_age16+
1.5K
FOLLOW
8.2K
READ
possessive
family
sporty
CEO
drama
bxg
highschool
office/work place
teacher
like
intro-logo
Blurb

Sebelum membaca novel ini, dimohon tekan tanda love ungu nya dulu ya...

Warning! Bacaan khusus rate 16 / 18 + ke atas.

Bijaklah dalam memilih bacaan.

"Masih pagi, Bu. Kenapa buru-buru."

"Lama-lama di sini sama kamu, bisa bikin Ibu khilaf nantinya." Lina pun menjawab dengan nada ambigu.

"Kalau mau khilaf sama saya, tunggu saya lima tahun lagi ya, Bu."

"Eh. Maksudnya? Ini bener, mau dilanjutin becandaannya?"

"Bukan bercanda."

"Terus?"

"Lima tahun ke depan, saya sudah siap jabat tangan papanya Ibu. Buat akad."

"Eh."

Ini kisah dua insan, Merlyna dan Alfath, dua orang lain jenis kelamin yang memiliki kisah hidupnya masing-masing, yang ternyata mereka adalah mantan guru dan siswa.

Seorang lelaki muda yang jatuh cinta pada wanita yang lebih berumur di atasnya.

Untuk kelanjutan kisahnya baca saja ya....

Happy reading...

Salam, Nana Rantau.

Cover by @Riandra_27

chap-preview
Free preview
1. Suara siapa?
"Aa!" Seseorang yang dipanggil Aa itu pun segera menolehkan kepalanya. Tampak seorang gadis yang telah mendekati usia dewasa, berlari kecil menghampiri pemuda tersebut. Senyumnya yang menawan selalu menghiasi bibirnya. Rambutnya yang panjang sepunggung nampak melambai- lambai di saat ia bawa berlari kecil. Wajahnya tampak berseri saat sudah berada di hadapan sang kekasih. "Hai, cantik." Gadis itu berusaha menetralkan kembali nafasnya yang terlihat ngos-ngosan ketika sudah sampai di hadapan lelaki tersebut. Dia membungkukkan sedikit badannya dengan kedua tangan bertumpu di kedua lututnya, dan sesekali mengambil nafas lalu membuangnya sesegera mungkin. Berusaha menetralkan kembali pernapasannya. "Bentar, masih ngap. Aku___" jawab sang gadis sambil meringis geli. Tentu saja hal itu semakin membuat sang kekasih bertambah gemes. Lalu mengacak lembut rambut milik sang gadis. "Assalamualaikum." "Eh lupa A. Waalaikum salam. Heheheee ...." "Capek? Lagian kenapa nggak ijinin aku jemput kamu sayang. Sini duduk dulu," ucap sang lelaki sambil menyerahkan sebotol minuman dingin ke arah gadisnya. Gadis itu tanpa komentar langsung duduk di samping kekasihnya, lalu meneguk minuman tersebut beberapa teguk, untuk menghilangkan rasa dahaganya. Rasa segar pun mengalir nikmat dan segar di tenggorokan gadis itu. "Nggak papa A. Lagian tadi aku lagi ada kasih ulangan dadakan buat murid-murid aku. Agak telat jadinya. Makanya aku minta Aa nunggu sekalian di sini." "Kan nggak papa sayang. Aku bisa tungguin kamu di depan gerbang sekolah kamu." "Iiissss ... Nggak mau. Murid aku yang cewek sama teman cewek seprofesi aku pada suka ngiler kalau sedang lihatin kamu," jawab sang gadis sedikit ketus sambil memonyongkan bibir mungilnya. Karena terlalu gemas sang kekasih mengacak-acak rambut hitam gadis itu kembali. Selalu ada kebahagiaan yang tulus dalam hatinya bila sedang berada dekat kekasihnya itu. Kekasih yang ingin segera ia halalkan. "Kenapa? Masa gitu aja kamu cemburu?" tanyanya menggoda. "Iya lah. Bukan sayang namanya, kalau miliknya, bisa ikhlas dinikmati orang lain," jawab sang gadis setengah jutek. "Aduuhh ... Bahasanya sayang. Dinikmati? Aku manusia loh ini." jawab sang kekasih sambil tertawa ringan. "Ihhhh ... Pokoknya aku nggak suka. Ingat ya. Itu udah konsekuensinya loh, Aa mau menjalin hubungan sama aku harus mau aku cemburuin. Sekali Aa selingkuh end kita berdua. Nggak ada tawar menawar lagi." "Iya iya ... Pacar aku nih gemesin banget sih." Kelakarnya sambil kembali mengusap-usap lembut rambut sang kekasih. "Tumben sepi ya A, biasanya rame loh taman ini." Gadis itu melarikan pandangannya ke semua arah taman tersebut. Hanya terlihat paman-paman penjual makanan ringan yang sedang mangkal. Selebihnya, hanya anak-anak sekolah yang masih berseragam putih abu-abu dan biru berseliweran di taman itu, untuk sekedar numpang wifian. Saat ini, kedua pasangan kekasih itu sedang duduk di kursi taman yang di atasnya menjulang pohon yang cukup rindang. Jadi, mereka secara tidak langsung tidak terpapar langsung oleh sinar matahari. Cukup nyaman untuk tempat mengobrol. "Ini kan baru jam dua siang sayang. Orang juga malas panas-panas jalan ke sini." "Padahal adem ya A." "Iya. Kan ademnya karena ada aku." "Iisss. Nggak cocok A, lebay gitu. Inget umur udah mau kepala tigalima loh." "Masih dua tahun lagi sayang. Jangan ditua-tuain dong." "Oh iya. Masih muda ya. Kalau dah agak tua pasti udah siap kan nikahin anak gadis orang? " ucap sang gadis sarkas. Seketika cowok itu terkesiap air mukanya berubah sayu. Merasa tertohok dengan ucapan sang gadis. Ucapan gadisnya itu sungguh benar, mereka sudah sangat dekat, namun si cowok belum pernah mengajukan lamaran ke orangtua cewek tersebut. "Ke_ kenapa ngomongnya kaya gitu sayang?" akhirnya sebelum sang gadis melihat perubahan wajahnya cowok itu sudah mengganti mimik wajahnya kembali ceria lagi, walau suaranya sedikit bergetar. "Emang aku ngomong apa A?" sesaat sang gadis melepaskan pandangannya ke arah mata sang cowok. Seperti mencari kepastian di sana. "Cantik. Aku mau bilang, kalau aku cinta kamu setulus bener-bener dari dalam hatiku. Aku serius. Doakan ya aku segera bisa meminangmu, aku juga pengin hubungan kita segera menjadi halal. Tapi, untuk saat ini beri aku waktu dulu membereskan urusanku yang lain dulu ya? Habis itu, aku bakal bawa kamu menghadap orangtua aku." "Orangtua Aa nggak setuju kah dengan hubungan kita?" "Maaf sayang, aku belum sempat menceritakan hubungan kita pada mama papa aku, keluarga aku masih ada sedikit masalah." Cewek itu menganggukkan kepala sebagai tanda mengerti tetapi tetap ada rasa ganjalan dalam hatinya. "Tapi, hubungan kita kan udah hampir tujuh bulan A. Apa iya, masalah keluarga kamu nggak kelar-kelar?" "Iya sayang. Karena masalah kami begitu pelik." "Bukan karena Aa cuma main-main aja sama aku ya? Makanya nggak mau segera ngenalin aku ke keluarga Aa? " "Enggak sayang. Bukan seperti itu. Tolong ya percaya sama aku. Ini bener tentang masalah intern kami." "Masalah apa? Aku udah cukup dewasa A. Umurku udah mau dua tiga. Aku bisa menjadi tempat keluh kesahmu, kalau kamu percaya padaku." "Aku percaya padamu sayang, selalu. Nanti ya, ada saatnya nanti aku ceritakan semua. Yang penting sekarang, kamu harus tahu cantik, aku benar-benar sayang dan cinta sama kamu. Kamu harus percaya itu. Jangan pernah tinggalin aku ya." "Asal kamu nggak selingkuh, nggak khianat sama aku, nggak bakal bohong ke aku, aku juga bakal setia juga sama kamu A," jawab sang gadis diplomatis. "Aku janji cuma kamu yang aku cintai," ucap cowok itu yakin. "Aku pegang ya A, janji kamu?" "Iya Sayang." "Aku laper A." "Kita makan. Kamu tadi pakai apa ke sini?" "Pakai ojol A. Tadi pagi diantar sopir papa soalnya." "Oke, kalau gitu kita berangkat. Pakai motor nggak papa kan?" "Nggak papa. Aa nggak balik ke kantor?" "Nanti balik sekalian lembur. Tadi aku udah ijin sama atasan, kalau ada perlu di luar kantor." "Jangan banyak ijin A. Kan Aa tau cari kerja sekarang itu sangat susah. Nggak gampang juga." "Iya aku ngerti kok Sayang. Bulan depan ada test untuk staf-staf IT buat ngisi posisi kepala bagian IT, soalnya kepala bagian yang lama, kemarin dipindah tugaskan ke cabang kota lain. Doain ya, aku lolos." "Wah. Aa ikut test itu?" yang dibalas dengan anggukan kepala si cowok. "Semoga lolos ya A. Biar lebih berkah dan sukses." "Makasih ya cantik. Aku sangat perlu dukungan kamu," ucap pemuda itu dengan pendar bahagia di kedua bola matanya. "Iya. Aku pasti selalu dukung kamu kok. Hm, jadi nggak kita makan nih A? Aku lapar." "Jadi dong. Ayo." jawab pemuda itu sambil menggenggam telapak tangan kanan milik pujaan hatinya itu. ------ Ketika hari mendekati sore, senja juga sudah menampilkan semburat jingganya. "Udah pulang de?" Gadis itu menegakkan badannya setelah meletakkan sepatu dinasnya di lemari sepatu kaca yang diletakkan di ruang tengah. Ketika mama cantiknya menyapanya. "Iya ma ...." jawabnya sambil meraih tangan kanan ibunya untuk disalim dan diciumnya. "Diantar siapa tadi?" "Merly diantar Aa Ma." "Loh tadi nak Ibram yang antar? Kenapa nggak mampir?" "Oh, tadi Aa buru-buru Ma, mau langsung balik ke kantor. Tadi cuma titip salam buat mama sama papa." "Ya udah, buruan sana ganti pakaiannya. Mama mau ke rumah eyang kamu dulu," gantian sang ibu yang mengambil sepatu lalu menentengnya untuk dibawa ke depan rumah. Di sana, di halaman rumah mobil sang ibu sudah siap beserta pak sopirnya. "Sama papa?" tanya Merlyna menyelidik. "Iya. Tapi papa langsung dari kantornya," jelas ibunya. "Merly di rumah aja ya ma. Capek banget ini." "Loh siapa yang ngajak Mer. Ya kan mama nyuruh kamu ganti pakaian biar bisa istirahat sayang. Bukan mama suruh ikut kami." "Kirain tadi ngajakin." "Enggak. Ya udah mama tinggal ya. Makanan udah siap, tadi mama masak kesukaan kamu, jangan sampai nggak makan ya de. Ingat maagh kamu itu." "Siap. Mama cantik." "Di rumah baik-baik ya sayang. Mungkin habis isya mama sama papa udah pulang. Kalau nggak ada acara tambahan sih." "Iya ma. Happy night ma. Sekalian kencan sama papa kan?" "Kencan ke mana? Udah tua juga." "Biar tua, romantis kan juga perlu ma." "Udah. Kamu masuk sana, jangan malam-malam mandinya." "Siap." Sang ibu pun segera memakai sepatunya lalu berlalu ke arah mobilnya yang sudah siap berangkat. "Assalamualaikum de." "Waalaikum salam ma. Hati-hati." seru Merlyna kemudian. Sedangkan sang ibu cuma mengacungkan jempol kanannya. -------- Jam di dinding kamar Merlyna menunjukkan jarum pendeknya di angka delapan malam. Nampak gadis itu berulang kali melihat ke ponselnya, berharap ada chat atau telepon dari sang kekasih, Ibram. Namun, berulang kali dilihat pun kabar dari Ibram belum juga ia terima. Tumben? Hatinya mengguman tidak suka. Merlyna mendesah pelan. Untuk memastikan Merlyna berinisiatif mengirimkan chat duluan untuk Ibram. Merlyna : A? Tumben nggak ada kabarnya? Masih lembur ya? Satu detik, Dua detik, Tiga detik, Empat detik, akhirnya benda persegi warna gold yang masih berada dalam genggaman Merlyna berbunyi, menandakan ada chat balasan masuk. Senyum masih terukir di bibir manisnya, namun setelah membaca balasan dari Ibram, wajah ceria Merlyna berubah menjadi bingung. My Aa : Seandainya yg nyata tak seperti yg km harapkan, ap yg akan km lakukan? Bertahan atau menjauh? Setelah sedikit berpikir sambil menggaruk pelipisnya dengan satu jari kanannya, Merlyna segera mengirimkan balasan kembali. Mungkin ini prank? Batin Merlyna menghibur hatinya. Merlyna : Maksudnya? Aa ngajak becanda ya? Namun setelah lima menit, tidak ada lagi balasan chat dari Ibram. Padahal chat dari Merlyna sudah bercentang warna biru. Tanda sudah dibaca. Ada apa? Batin Merlyna semakin bingung dan tidak tenang. Hatinya pun sudah diliputi kegugupan dan kecurigaan. Karena penasaran, Merlyna akhirnya melakukan panggilan kepada Ibram. Mungkin dengan ditelepon langsung, Ibram akan menjelaskan maksud dari chat balasannya tersebut. Ketika nada sambung terdengar, [Hallo.] Deg! Suara cewek? Terdengar sapaan dari seberang sana. Dan Merlyna sangat yakin, telinganya masih sangat berfungsi dengan normal sekali, suara cewek itu semakin membuat detak jantungnya berdetak kencang. Siapa dia? . Bersambung ..... Cerita baru, bantu tap love dan koment ya. Boleh ajak, teman, sehabat, saudara, dan kerabat mampir ke sini. Cerita baru aku bertema berondong.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Wedding Organizer

read
46.7K
bc

Dependencia

read
186.4K
bc

The Ensnared by Love

read
103.8K
bc

Aku ingin menikahi ibuku,Annisa

read
53.2K
bc

Sacred Lotus [Indonesia]

read
50.0K
bc

I Love You, Sir! (Indonesia)

read
260.4K
bc

Skylove (Indonesia)

read
109.2K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook