bc

Istri Pilihan Mama

book_age16+
30.2K
FOLLOW
138.0K
READ
love after marriage
arrogant
powerful
CEO
maid
drama
tragedy
bxg
city
wife
like
intro-logo
Blurb

Naura Khansanadhira, seorang anak pembantu dan yatim piatu yang terpaksa menikah dengan Aril Cristhian Deo, anak majikannya, demi melunasi hutang-hutang almarhum orang tuanya.

Walau sudah menikah, tetapi status Naura sepertinya tidak berubah. Aril masih tetap memperlakukannya sebagai pembantu. Bahkan, pria itu sering mengeluarkan kata-kata pedas yang menyakiti hatinya.

Naura berusaha untuk membuat Aril mencintainya dan menganggapnya sebagai istri, tetapi rasanya sulit karena Aril masih mencintai Valerina—kekasihnya sejak SMA.

Hingga pada akhirnya Naura lelah berjuang dan memilih pergi, di situlah Aril sadar kalau ternyata istrinya sangat berarti baginya.

Cobaan tak hanya sampai di situ. Suatu ketika Naura tertembak karena ingin menyelamatkan Aril. Hidup Naura diambang kematian. Aril terjatuh dalam lubang penyesalan paling dalam. Akankah Tuhan memberikan Aril kesempatan untuk hidup bersama Naura lagi? Atau Tuhan akan mengambil hambanya yang selama ini tidak pernah merasakan bahagia?

chap-preview
Free preview
BAB 1
Menikah dengan pembantu, sungguh itu tidak pernah terbayang dalam benak Aril. Baginya tugas pembantu adalah melayani dan membantu pekerjaannya, bukan malah menjadi istrinya. Sepasang manik mata Aril menatap tajam pada gadis yang berdiri sambil menunduk di samping sofa yang diduduki mamanya. Wajah berminyak dan penampilan yang biasa saja, sama sekali tidak pantas untuk bersanding dengannya yang merupakan pengusaha. Aril Christian Deo, merupakan seorang pemimpin di PT. Tanujaya—Perusahaan almarhum papanya. Apa kata orang nanti jika ia menikah dengan pembantunya sendiri? "Nggak, Mah. Aril nggak mau nikah sama Naura. Mama nggak bisa maksa Aril," tegas Aril. Bagaimana bisa mamanya mengambil keputusan tanpa memberitahunya terlebih dahulu? "Mama mohon, Aril. Kabulkanlah permintaan Mama, menikahlah dengan Naura. Mama janji setelah ini gak akan minta apa-apa lagi dari kamu," mohon Bu Sandra yang duduk dihadapan anaknya sambil memasang raut wajah memohon. Kini mereka semua berada di ruang keluarga. "Aril nggak bisa, Mah. Permintaan mama itu benar-benar aneh. Lagipula Aril udah punya kekasih." "Lupakan Valerina, menikahlah dengan Naura. Apa perlu Mama bersimpuh dibawah kaki kamu supaya kamu mau kabulin permintaan mama." Air mata Bu Sandra merembes keluar. Ia melakukan ini semua demi balas budinya pada Bi Diar—almarhumah pembantunya yang telah mempertaruhkan nyawanya demi menyelamatkan dirinya dari kematian, yang tidak lain adalah ibu dari Naura. "Jangan aneh-aneh, deh, Mah. Sampai kapan pun Aril gak akan pernah mau nikah sama Naura," tegas Aril lalu bangkit dari duduknya dan hendak keluar rumah. Bu Sandra ikut berdiri dan mengejar Aril. "Aril! Akhh." Tiba-tiba Bu Sandra berhenti dan memegang dadanya yang terasa sakit. Detik kemudian tubuh wanita paruh baya itu ambruk dan tergeletak di lantai. "Nyonya!" teriak Naura dan berlari menghampiri majikannya. Aril berhenti melangkah dan berbalik badan. Seketika matanya terbelalak melihat mamanya pingsan di lantai. Pria itu berlari menghampiri sang mama. "Mah, bangun. Jangan bikin Aril khawatir, Mah." Wajah Aril kelihatan panik. Mamanya itu punya penyakit jantung, Aril takut dia kenapa-napa. Tanpa banyak bicara lagi Aril langsung menggendong mamanya dan segera membawanya ke rumah sakit. "Tuan, saya boleh ikut?" tanya Naura. Ia mengkhawatirkan keadaan Bu Sandra. "Nggak usah! Kamu di rumah saja!" bentak Aril lalu bergegas keluar dari rumah. *** "Mama saya baik-baik aja, kan, Dok?" tanya Aril setelah mamanya selesai diperiksa oleh dokter. "Untung saja dia cepat dibawa ke rumah sakit sehingga kami bisa segera menanganinya. Sebentar lagi pasien sadar. Perlu saya ingatkan lagi, penyakit jantung ini dapat kambuh kapan saja, apalagi saat orang yang terkena serangan jantung itu sedang mengalami tekanan, sedih, atau pun stres. Jadi, lebih perhatikan lagi kondisi pasien, buatlah dia selalu bahagia," tutur Dokter Andi—dokter yang sering mengobati keluarga Aril. "Iya, Dok. Selanjutnya saya akan lebih memperhatikan lagi kondisi mama saya." "Ya sudah, kalau gitu saya permisi." Dokter Andi pergi meninggalkan Aril. Aril duduk di kursi samping ranjang mamanya dan menggenggam tangan wanita paruh baya itu. "Maafin Aril karena udah bikin mama kayak gini," lirih Aril menatap wajah mamanya sendu. Perlahan mata Bu Sandra terbuka. Hal pertama yang ia cari adalah putranya. "Aril," ucap wanita itu sambil menatap anaknya. "Syukurlah mama udah sadar. Mama tadi bikin Aril khawatir. Mama harus janji, setelah ini jangan bikin Aril khawatir lagi. Aril takut mama kenapa-napa," ucap pria itu sambil mencium tangan mamanya. "Mama janji gak akan bikin kamu khawatir lagi, tetapi tolong kabulin permintaan mama. Menikahlah dengan Naura, Aril. Naura sekarang udah gak punya siapa-siapa lagi, ibunya meninggal karena menyelamatkan mama dari kecelakaan mobil." Bu Sandra pernah hampir ditabrak mobil, tetapi Bi Diar menyelamatkannya dari kecelakaan tersebut dan membuat Bi Diar yang tertabrak. Bi Diar sempat dirawat seminggu di rumah sakit, tetapi kemudian wanita itu menghembuskan napas terakhirnya. Sebelum meninggal, Bi Diar menitipkan Naura pada Bu Sandra. "Kenapa mesti harus menikahi Naura? Apa gak ada cara lain buat balas budi?" sungut Aril. "Mama mohon Aril. Ini permintaan terakhir mama. Mama gak tahu sampai kapan mama bisa bertahan sama penyakit mama. Sebelum mama pergi, mama pengen lihat kamu menikah." "Hanya ada dua pilihan, menikahi Naura atau kamu mau lihat mama mati," ancam Bu Sandra membuat mata Aril melotot. "Mah, jangan ngomong kayak gitu. Mama gak boleh ninggalin Aril." Aril menghembuskan napas kasar. "Oke, Aril mau nikah sama Naura, tetapi ada syaratnya." "Apa?" "Pertama, Aril mau pernikahannya digelar tertutup. Gak perlu ada resepsi besar-besaran ataupun kecil. Kedua, setelah menikah nanti Aril akan ngajak Naura pindah. Kita berdua gak akan tinggal bareng mama." Bu Sandra terdiam beberapa saat. Sebenarnya ia agak keberatan dengan syarat yang diberikan Aril. Namun, tidak ada pilihan lain. Ia harus menuruti syarat yang diberikan Aril agar putranya itu mau menikah dengan Naura. "Baiklah, mama akan turutin syarat dari kamu." *** "Saya terima nikah dan kawinnya Naura Khansa Nadhira binti Ardi Gunawan dengan maskawin tersebut, tunai." "Bagaimana para saksi? Sah?" "Sah!" Akhirnya status Aril dan Naura kini sudah berganti dengan suami istri. Pernikahan mereka berdua dilakukan di KUA dan wali hakim yang menjadi wali Naura. Gadis itu memang tidak punya satu pun sanak saudara. Senyum kebahagian terpancar dari bibir Bu Sandra. Berbeda dengan Aril dan Naura yang tidak memperlihatkan ekspresi bahagia sedikit pun. Naura terpaksa menuruti perintah Bu Sandra untuk menikah dengan Aril demi melunasi hutang-hutang orang tuanya. Karena orang tuanya sudah meninggal, jadi Naura lah yang harus melunasi hutang tersebut. Dulu ibunya pernah meminjam uang 150 juta pada Bu Sandra untuk berobat ayahnya. Saat itu ayahnya menderita penyakit gagal ginjal. Setiap bulan ia harus melakukan cuci darah dan itu membutuhkan biaya yang besar. Naura tahu ibunya pasti tidak akan bisa mendapatkan uang untuk berobat ayahnya, makanya ia membantu ibunya bekerja dengan ikut menjadi pembantu di rumah Aril. Namun, gaji mereka tidak cukup untuk biaya cuci darah. Bi Diar pun akhirnya meminjam uang pada Bu Sandra. Untuk saja majikannya itu mau membantunya. Akan tetapi, usaha Naura dan ibunya untuk membuat ayahnya sembuh ternyata sia-sia karena setahun kemudian Tuhan memanggil ayahnya. Sejujurnya Bu Sandra sudah mengikhlaskan uang yang pernah dipinjam Bi Diar. Namun, ia menjadikan hutang tersebut sebagai alasan agar Naura mau menikah dengan putranya. Bu Sandra tahu, Naura pasti tidak akan bisa membayar hutang tersebut. Aril memasangkan cincin di jari manis Naura. Dengan sangat terpaksa, pria itu lalu mencium kening perempuan yang kini berstatus sebagai istrinya. "Perlu kamu tahu, saya mau menikahi kamu karena terpaksa. Kalau bukan karena permohonan mama, saya tidak mau melakukan ini," bisik Aril di telinga Naura. "Tanpa perlu Tuan katakan, saya sudah tahu itu," jawab Naura. "Baguslah kalau kamu tahu, jadi jangan pernah berharap kalau saya akan mencintai kamu." Aril lalu menjauhkan wajahnya dari telinga Naura. Kini giliran Naura yang memasangkan cincin di jari Aril lalu mencium tangan suaminya itu takzim. Aril segera menarik tangannya dan mengusapkannya ke celananya, takut ada bakteri yang menempel. Naura yang melihat tingkah Aril hanya menatapnya sendu. Sejijik itukah Aril padanya? ~Bersambung~

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

My Secret Little Wife

read
92.1K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Tentang Cinta Kita

read
188.3K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
203.1K
bc

Siap, Mas Bos!

read
11.1K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.3K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
14.0K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook