bc

Love You Easily ( END )

book_age18+
19.4K
FOLLOW
92.2K
READ
possessive
arrogant
CEO
sweet
humorous
first love
reckless
virgin
nanny
like
intro-logo
Blurb

Bella, seorang gadis cantik dan mandiri namun sedikit polos dan juga tidak begitu pintar namun cerdas dalam hal yang lainnya.

Ia menjadi pengganti guru les untuk anak seorang duda beranak satu yang tanpa ia sadari adalah orang yang dulu pernah hampir menjadi calon suaminya.

Akankah Bella mengingat pria itu lalu jatuh cinta? Ataukah malah terpikat dengan pesona sang adik yang kini akan dijodohkan dengannya?

chap-preview
Free preview
Anabella
" Bellll...Plisss ya, kamu gantiin aku. Aku nggak enak sama teman aku." bujuk Rara pada Bella yang sedang merapikan kamarnya. " Tapi aku bukan guru loh Ra" " Iya tapi kan ini anaknya baru mau masuk sekolah dasar. Cuma mau diajarin nulis sama baca doang. Supaya lancar aja." " Ya elu aja kan" " Gue lagi nggak enak badan, Bell" " Tapi kan kalau bos temen loe tahu gue bukan guru gimana?" "Ya ampun ,Bell. Belum tentu keterima juga kan? Pokoknya asal ada aja yang dateng. Biar temen gue gak kena semprot. Pliss dong Bell" " Elu itu temen gue bukan sih? Loe mau nyelamatin satu temen loe tapi jerumusin gue" " Nggak kok, Bell... Plissss. Mau ya...Sapa tau keterima loh Bell, gajinya lima kali lipat dari gaji loe di Dino Pizza" " Hah? Serius?" Bella mulai tertarik. " Seriusan. Loe kan lagi butuh duit buat wisuda kan?" Bella mengangguk. *** " Maaf, mau ketemu siapa?" tanya seorang penjaga keamanan di sebuah rumah mewah yang tengah Bella singgahi. " Saya mau ketemu sama pak Niel. Saya sudah punya janji" jawab Bella. " Saya tanyakan dulu ya mbak" ucapnya dan hanya dibalas senyuman ramah dari Bella. Bella kembali memperhatikan dandanannya. Ia tidak ingin terlihat mencolok apalagi terlihat urakan di hari pertama ia bekerja. Karena itulah ia memutuskan memakai kemeja putih berkerah dengan celana jins biru agar ia terlihat sopan namun tidak begitu resmi. Yeah, itupun jika orang yang bernama Niel itu setuju Bella menjadi guru privat putrinya. Sebenarnya ia hanya mencoba peruntungannya dengan mencoba menggantikan sahabatnya untuk menjadi guru les untuk anak kelas 1 sekolah dasar tersebut. " Namanya siapa mbak?" tanya security itu lagi. " Bella pak." " Yang guru lesnya non Kiara ya?" Bella mengangguk. " Silahkan masuk mbak. Di tunggu sama bapak di dalam. Langsung masuk aja." " Makasih pak" jawab Bella sambil melangkahkan kakinya melewati pos security tersebut. " Mbak..." panggil bapak tadi lagi. " Iya pak" " Ng...itu mbak. Pak Niel orangnya memang agak susah, tapi sebenarnya bapak orangnya baik banget. Jadi mbak yang semangat ya. Semoga keterima" Bella mengangguk dan tersenyum ramah. " Makasih ya pak." ucap Bella sambil kembali melanjutkan langkahnya melewati halaman luas tersebut menuju sebuah rumah dengan gaya skandinavian dan banyak jendela besar di hadapannya kini. Bella lalu menaiki beberapa anak tangga kecil hingga tiba di depan sebuah pintu besar berwarna putih. Bella lalu mengetuk pintunya sekali lalu sesuai intruksi petugas security tadi, Bella langsung membuka pintu tersebut lalu kembali menutupnya dengan rapat. Bella tidak bisa menyembunyikan kekagumannya dengan interior rumah yang baru ia masuki tersebut. Ruangan yang didominasi warna cream kayu, putih, hitam dan abu-abu. Hening, tenang, rapih, dan bersih. Seketika Bella merasa begitu takut mengotori apapun yang ada di rumah ini. Sangat berbeda dengan rumah yang ia dan teman- temannya tempati. Terlebih dengan kamarny yang bagai permen karet dengan begitu banyak warna. " Tante siapa?" Bella terkejut dengan kehadiran seorang gadis kecil berusia lima tahun yang tiba-tiba berada di ujung tangga di hadapannya. " Ma-- Maaf, nama tante, Bella. Kamu pasti Kiara kan?" Gadis kecil tersebut mengangguk. " Tante mau mencoba jadi guru les untuk kamu. Ya, itupun kalau papa dan Kiara bolehin" lanjut Bella. " Tante bisa main piano?" Bella mengangguk ragu. " Sedikit sih. Kenapa?" " Nggak apa-apa." jawabnya sambil tersenyum. " Oh ya, papanya Kiara ada?" " Ada, tante. Ayo, Kiara anterin" ajak Kiara dengan sopan lalu berjalan dihadapan Bella. Mereka lalu sampai di depan sebuah ruangan dengan kaca besar putih buram sebagai pintunya. Kiara lalu mengetuknya pelan lalu menggeser pintu tersebut dengan perlahan ketika sudah mendapatkan jawaban dari suara bariton di dalam sana. " Papa, ini ada tante yang mau jadi guru les nya Kiara" Pria yang sedang mengenakan kaos polo shirt berwarna putih tersebut masih sibuk dengan rak bukunya masih membelakangi Kiara dan juga Bella yang mengedarkan pandangannya ke seisi ruangan tersebut. " Nama kamu siapa? Silahkan duduk" tanyanya masih dengan mata yang tertuju pada buku di tangannya meski telah membalikkan tubuh tegap atletisnya. (" Bbuuuussseeettt.... Ganteng banget. Ganteng maksimal") riuh batin Bella ketika ia melihat sosok pria yang sejak tadi memunggunginya. “ Bella" jawab Bella sambil duduk di sebuah kursi di hadapan meja kerja Niel. Pria tersebut langsung mengangkat wajahnya ketika sang putri kembali memanggil namanya dengan berbisik kecil agar ia berhenti sejenak dari buku bacaannya. Seketika pandangan Niel terpaku pada sosok dihadapannya. Menatap tajam penuh tanya pada wanita yang kini nampak menelan salivanya karena sangat merasa terintimidasi dengan pandangan tajam tersebut. " Papa..." " Bella?" tanya Niel heran dengan satu alis terangkat dan nampak menampilkan raut wajah serius untuk menghilangkan keterkejutannya tadi. " Iya pak" " Bukannya yang kemarin menelepon saya namanya Rara?" " Iya pak. Rara sahabat saya. Dan sayangnya dia sedang sakit jadi tidak bisa mengajar Kiara dulu. Tapi saya dan Rara sama-sama bisa mengajar Kiara dengan baik." " Pekerjaan kamu apa?" " Banyak" Niel menyatukan kedua tangannya ke atas meja. " Misalnya?" " Guru les" jawab Bella santai. Niel nampak berpikir. " Kamu boleh pulang. Kami akan mencoba mencari yang lain dulu. Saat kami merasa cocok sama kamu, kami akan menelepon kamu. Terima kasih sudah meluangkan waktu untuk datang" ucap Niel lalu kembali berdiri dari kursinya. " Bapak nolak lamaran saya?" Bella lalu dengan cepat menggeleng ketika Niel nampak mengerutkan keningnya. " Maksud saya, saya nggak keterima?" " Nanti akan kami hubungi lagi" " Tapi pak, saya juga bisa ajarin anak bapak dengan baik. Saya janji" " Terima kasih." " Tapi pak..." ucap Bella dengan mata memelas. " Apa yang kamu bisa dan tidak bisa orang lain lakukan?" tanya Niel dengan kedua tangan berlipat di dadanya. Pandangannya lurus menatap mata Bella yang melihat ke arah atas nampak sedang berpikir. " Nggak ada sih" lirih Bella namun membuat Kiara menahan senyumnya karena Bella terlihat lucu saat ini. " Eh ada, saya bisa main piano. Sedikit sih" " Saya bisa membayar guru les piano. Terima kasih sudah datang" ucap Niel mengusir Bella dengan halus. " Pak... Saya bisa ngasih layanan tambahan" seru Bella yang langsung membuat Niel nampak heran. " Bu-- Bukan gitu pak. Maksud saya, saya bisa ngerjain tugas lainnya. Memasak mungkin?" " Saya punya tukang masak sendiri" jawab Niel santai sambil kembali berjalan menuju rak bukunya. " Bersih-bersih?" tambah Bella lagi. " Punya" " Cuci pakaian?" " Laundry" " Supir?" " Ada dua" " Pengasuh anak?" " Horeee.... Kiara punya tante baru. Tante, Kiara nggak punya pengasuh. Tante aja ya. Yuk tante, aku tunjukin kamar aku" seru Kiara dengan senang dan langsung memegangi tangan Bella. " Jadi saya keterima pak?" tanya Bella memastikan. " Kiara, bisa papa ngobrol sama tantenya dulu?" " Tapi tante nggak boleh pulang ya pa. Kiara nggak mau orang lain lagi. Kiara mau tante Bella aja" " Kiara main dulu ya sama kelincinya" " Molly papa. Namanya Molly" jawab Kiara kesal. " Iya, Molly." jawab Niel malas. Sepeninggal Kiara, Niel lalu mencoba berbicara pada Bella dengan serius. Jujur, Bella merasa sangat ngeri dan gugup saat ini saat Niel menatap tajam kepadanya. " Oke, kamu bisa bekerja disini. Hanya tiga bulan sebelum waktu penerimaan sekolah, anak saya paling tidak sudah harus lancar membaca dan menulis. Dia anak yang cerdas jadi saya kira tidak akan sulit untuk kamu. Dan sebagai pengasuh Kiara, hanya sampai pengasuhnya datang selepas cutinya." " Baik, pak" " Soal gaji kamu, apa ini cukup?" tanya Niel sambil memperlihatkan sebuah nominal pada notebook miliknya. " Ini gaji kamu setiap bulannya. Dan sudah termasuk gaji kamu sebagai pengasuh Kiara." " Pak, ini..." " Kenapa? Kurang?" " Bukan--bukan-- Ini cukup. Cukup banget" " Kamu bisa pulang saat saya sudah pulang dari kantor, dan kamu sudah harus ada di sini sebelum saya berangkat ke kantor" " Baik, pak" " Ada yang mau kamu tanyakan?" " Saya makan dimana pak? Apa saya harus bawa bekal?" tanya Bella serius. Niel menggelengkan kepalanya mencoba menahan agar ia tidak tersenyum. " Tentu kamu makan disini. Apa kamu sedang mengidap penyakit?" " Ya ampun pak. Saya sehat banget." " Baik. Kamu boleh menyusul Kiara." *** Niel POV Aku menatap wanita yang kini berjalan memunggungiku dengan penuh tanda tanya di kepala ku. Aku tidak mungkin salah mengingat. Dia adalah gadis yang pernah tante Shinta kenalkan padaku saat mama memaksaku menikah. Namun dengan alasan gadis itu masih ingin kuliah, ia menolak untuk bertemu dan lebih dekat dengan ku. Namun aku masih ingat wajahnya. Aku pernah beberapa kali melihatnya di acara tante Shinta dan kami pun pernah berkenalan. " Apa dia lupa sama aku?" " Nggak mungkin." " Tapi tadi dia benar-benar nggak seperti pernah melihat aku" " Tapi dia bilang namanya Bella. Seingatku, namanya Ana. Apa namanya Anabella?" " Ah, sudahlah. Tidak penting" Aku lalu menatap keluar jendela dan mendapati Bella dan Kiara nampak sedang bermain dengan kelinci milik Kiara. Aku sedikit heran melihat Kiara yang langsung nampak akrab dengan Bella meski ia baru bertemu pertama kali dengannya.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Dinikahi Karena Dendam

read
203.8K
bc

My Secret Little Wife

read
94.0K
bc

Tentang Cinta Kita

read
188.9K
bc

Siap, Mas Bos!

read
11.7K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.4K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
14.5K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook