bc

My Husband is not a Sissy

book_age18+
8.6K
FOLLOW
45.3K
READ
possessive
CEO
drama
comedy
sweet
city
enimies to lovers
like
intro-logo
Blurb

Karena trauma masa lalu membuat pria tampan usia 30 tahun itu melakukan hal konyol untuk menghindari perjodohan yang dibuat kedua orang tuanya.

Dia akan belagak kemayu layaknya pria jadi-jadian jika menghadiri acara makan malam dengan keluarga si gadis yang akan dijodohkan dengannya.

Tidak jarang beberapa kali usahanya berhasil, setelah si gadis dan keluarganya bertemu dengan Nikolas yang kemayu mereka semua langsung menolak dan tak jarang juga si gadis langsung kabur meninggalkan acara makan malam tanpa perasaan.

Hingga pada saat waktunya tiba lagi, Danu Anggara dan Alya kembali menjodohkannya dengan seorang gadis dari teman bisnis yang sedang membutuhkan kucuran dana untuk mempertahankan kelangsungan perusahaannya.

Kembali Nikolas melakukan hal yang sama seperti sebelum-sebelumnya, dia berpura-pura jadi pria kemayu untuk menggagalkan perjodohannya lagi. Namun, sayang kali ini dia gagal.

Gadis kali ini berbeda dari yang biasanya, dan Nikolas terancam terjebak dengan permainannya sendiri. Bagaimana nanti jika pernikahan mereka terjadi?

chap-preview
Free preview
Mau Dijodohkan
"Apa kamu bisa bantu papah, Sayang?" Suara seorang pria paruh baya dengan tatapan memohon pada seorang gadis cantik. Arman Hendaru menatap putri semata wayangnya yang kini hanya duduk diam di sofa seberang meja. Rosalin Hendaru, adalah gadis cantik yang tidak terlalu feminin, penampilannya tidak suka terlalu menunjukkan sisi wanitanya. Tidak suka dandan, pakai rok apalagi pakai dress dan sepatu hak tinggi, karena Rosalin anti semua itu. "Nak, coba pikirkanlah nasib kita nanti ke depannya, jika kita tidak menerima kesepakatan perjodohan ini. Kita akan benar-benar jatuh miskin, Sayang." Kali ini Anna berbicara dengan lembut dan mengusap pundak putrinya yang kini tampak bingung. "Tapi, Lin sudah sudah punya pacar, Pah, Mah, bagaimana mungkin Lin menikah dengan pria lain yang belum pernah Lin temui." Rosalin tampak keberatan. "Kalian masih pacaran, kan? Belum juga tunangan apalagi nikah. Ini sudah jelas babat bibit bobotnya, Lin. Siapa yang tidak tahu dengan keluarga besar Anggara pemilik mega bisnis se-Asia, papah akan sangat bangga jika kamu bisa menjadi menantu mereka." Arman tersenyum membayangkan putri semata wayangnya benar-benar menjadi nona muda di kerajaan Anggara. "Bagaimana dengan putranya? Apa Papah pernah bertemu dengannya?" tanya Anna. Arman menggeleng. "Belum sih ... tapi papah yakin putranya Danu itu pasti tampan dan gagah." Arman berkata sangat yakin. "Tapi, Pah ... Lin--" "Lin, kamu tidak mau bantu orang tuamu sendiri, Sayang?" tanya Arman dengan wajah sedih dan kecewa. Mulai ... Papah dan mamahnya mulai memeras perasaan putrinya sendiri, Rosalin memandangi keduanya dan akhirnya menghela napas panjang. "Baiklah ... Lin mau, udah mukanya jangan dimelas-melasin gitu, Lin sebel!" Rosalin berkata dengan lemas dan kesal. Senyuman terbit dari kedua bibir kedua orang tuanya, Rosalin memutar mata malas melihatnya, bisa-bisanya Papah dan mamahnya memeras perasaan anak sendiri seperti itu, membuat Rosalin tidak tega saja. Dengan semringah Anna berkata, "ya sudah, kamu istirahat saja di kamar ya, nanti malam bersiap kita pergi makan malam di rumah keluarga Anggara." Anna menepuk-nepuk pundak putrinya. "Iya, Mah ... " jawab Rosalin dengan nada lemas. Rosalin bangkit dari duduknya dan berjalan dengan langkah malas menuju anak tangga, bibirnya tidak hentinya cemberut hingga ia sampai di kamarnya. Rosalin menjatuhkan dirinya ke atas kasur, dia menatap plafon rumahnya seraya terus membuang napas kasar. "Apa yang harus gue lakuin, masa iya gue nikah sama orang yang nggak gue kenal, terus Levin mau gue ke manain dong?!" Gadis itu mengacak rambutnya sendiri karena kesal Rosalin tampak bingung, dia sesungguhnya dongkol dengan kedua orang tuanya, tapi mau bagaimana pun adanya dia ya karena ada mereka, gitu-gitu juga Rosalin masih takut kualat kalau membantah. *** "Oke, sip!" seruan Anna terdengar saat ia berhasil menyulap putrinya jadi sangat begitu cantik. Rosalin yang biasa berpakaian ala kadarnya, kini dia tampak anggun dengan dress putih selutut yang memiliki renda di bagian dadanya. Rambutnya yang biasanya diikat begitu saja, kini tampak disanggul rapi dengan jepit mutiara putih tersemat indah di sisi kepalanya. "Sudah selesai, coba kamu lihat, anak mamah cantik banget malam ini!" Anna tampak gemas melihat Rosalin yang terlihat berbeda dari biasanya. Rosalin berdiri dengan flatshoes warna senada dengan dressnya, karena gadis itu ogah pakai sepatu hak tinggi, kalau dipaksa Rosalin lebih baik batal ikut acara makan malamnya. Jadi, apa boleh buat, Anna tidak mau kalau putrinya jadi tidak ikut ke acara makan malam, bisa-bisa gagal semuanya, maka dari itu dengan terpaksa ia menuruti putrinya untuk membiarkan memakai sepatu flat saja. "Mah, harus yah secantik ini? Lin nggak betah Mah pake dress, gatel." Rosalin mengaruk-garuk bahunya dengan ekspresi wajah tidak nyaman. Anna menepis tangan putrinya agar jangan melakukan hal menyebalkan itu lagi. "Ih, Rosalin. Sudah jangan bersikap aneh lagi, ini hanya gaun, masa gatel, Lin. Nanti biasakan pake dress hari-hari kalau sudah jadi istri, masa iya mau selamanya pake jeans robek dan t-shirt terus, nggak pantes tahu!" omel Anna seraya menggoyangkan lengan putrinya yang cemberut. "Ah, ribet!" kesal Rosalin. Gadis itu meraih tas tangan warna putih dengan hiasan manik berkilau dari atas meja riasnya. "Ya udah, ayo pergi, penasaran juga sama tuh cowok, ganteng apa kaga melebihi Levin. Kalau kaga ganteng, Lin ogah!" Rosalin melengos meninggalkan mamahnya, Anna tersenyum lalu menyusul putrinya. "Mamah yakin banget, dia pasti ganteng, Lin. Kamu pasti ternganga-nganga nanti." Anna berkata saat sampai di samping putrinya dengan ekspresi wajah yang berlebihan. Rosalin mendengkus mendengarnya. "Mana ada, Mah ... ." Anna terkekeh melihat putrinya yang mencebikkan bibirnya sebal. "Tapi, anak mamah juga tidak kalah cantik, pasti dia juga langsung terpesona melihatmu, Lin." Rosalin tersenyum miring. "Tentu saja dong, hehe!" Anna tertawa ringan saat putrinya terkekeh mendengar kalimatnya sendiri. "Ada apa sih, seneng banget kayaknya yang mau jadi calon penganten," goda Arman saat melihat putri dan istrinya sampai di lantai dasar, dia pun berdiri. "Apaan sih, Pah. Calon penganten, calon penganten. Iya Lin mau, tapi kalau dia yang nggak mau sama Lin gimana?" Itu yang Rosalin harapkan sesungguhnya. "Mana mungkin ada cowok yang tidak mau sama putri mamah yang cakep begini, kalau ada pasti itu cowok enggak normal!" tukas Anna seraya tersenyum melirik putrinya yang terkekeh saja. "Ya udah yuk berangkat, sudah jam 7 malam nih," ajak Arman, menyuruh putrinya untuk berjalan lebih dulu. Rosalin pun berjalan lebih dulu, diikuti kedua orang tuanya di belakang, mereka masuk ke mobil dan Arman segera memanuver mobilnya pergi meninggalkan halaman rumah besarnya. Tak berapa lama, mobil hitam Arman sampai di depan gerbang tinggi dari sebuah rumah megah, penjaga gerbang segera membukakan pintu gerbang dan mempersilahkan mobil Arman memasuki halaman luas rumah bergaya modern yang sangat megah itu. Mereka keluar dari dalam mobil, Arman dan Anna tampak takjub dengan kemewahan rumah di hadapannya hingga mulut keduanya ternganga seketika. Rumah besar gaya modern, dengan nuansa warna putih kombinasi cokelat muda itu memancarkan aura kemewahan. Kepala pelayan rumah tampak keluar dari pintu besar dan tinggi itu, terlihat sangat kokoh dan pastinya mahal, membukanya lebar-bebar untuk menyambut kedatangan keluarga Hendaru. "Selamat datang, Tuan, Nyonya dan Nona. Silakan masuk, tuan dan nyonya besar sudah menunggu." Kepala pelayan menyambut ramah. Arman dan Anna tampak tersenyum simpul saat mendapat sambutan yang baik ini, mereka berjalan maju dengan Rosalin yang berjalan di belakang kedua orang tuanya, gadis itu membatin saat melihat dalamnya rumah tersebut. "Gila sih ini rumahnya gede banget, sambutannya juga sangat ramah, gue jadi merasa sedang memasuki istana para raja saja," batin Rosalin. Sesampainya di ruang tamu, tampak pasangan suami istri seusia sama dengan orang tua Rosalin tengah menuruni anak tangga yang lagi-lagi mewah, intinya sejauh mata memandang di dalam rumah itu yang dilihat hanya kemewahan dan tentunya serba mahal.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

DENTA

read
16.9K
bc

Head Over Heels

read
15.6K
bc

(Bukan) Pemeran Utama

read
19.5K
bc

Byantara-Aysha Kalau Cinta Bilang Saja!

read
284.1K
bc

Tentang Cinta Kita

read
186.6K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
201.2K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook