My Destiny Is You

Emelie Laudya Wijaya hanya bisa meratapi peti mati yang berisi jasad adiknya. Kecelakaan mobil yang dialami sang adik memang sangat tragis hingga membuat Ferina Chintya Wijaya tewas seketika. Tak memberi kesempatan untuk mengucapkan salam perpisahan pada Emelie juga sang buah hati yang tidak mengerti kenapa mamanya pergi meninggalkannya. Awal kejadian polisi mengatakan kalau kecelakaan ini adalah murni kecelakaan tunggal, tetapi selang dua hari kemudian, pihak kepolisian menyatakan dari hasil pemeriksaan tempat kejadian dan kondisi kendaraan, menyimpulkan kalau ada sabotase pada mobil yang di tumpangi Ferina, baby Abyan dan Thomas sopir yang juga kekasih Ferina. Seseorang telah merusak tromol rem depan, juga merusak sistem navigasi yang ada di mobil tersebut, di tambah dengan Thomas yang menyetir lumayan kencang karena mengejar jadwal penerbangan yang mepet, membuatnya kurang fokus hingga tak bisa menguasai laju mobil saat mengalami trouble. Sementara Emelie sendiri tidak mengetahui dengan siapa si adik berseteru. Yang dia tahu, dua tahun lalu adiknya datang dengan wajah sedih dan terpuruk. Dan dia sebagai kakak, merasa iba dengan kondisi sang adik yang sudah enam tahun lamanya tak bertemu, sejak dirinya memutuskan menetap di London Karena tak ingin menjadi korban perjodohan yang direncanakan sang ayah dengan anak seorang pengusaha kayu yang terkenal memiliki banyak wanita simpanan. Emelie hanya tahu, kedatangan adiknya ke London karena hamil diluar nikah dan diusir dari rumah karena dinilai telah membuat malu keluarga dan menghitamkan wajah kedua orangtua mereka, tetapi Emelie tak bertanya, siapa pria kejam yang sudah menanamkan benih kehidupan dirahim sang adikm tetapi tidak bertanggung jawab untuk itu. Bukan tidak ingin tahu, Emelie hanya tidak ingin membuat adiknya merasa tidak nyaman karena rasa ingin tahunya tentang masalah pribadi sang adik, karena Emelie bukanlah orang yang terlalu suka mencampuri masalah pribadi kecuali dirinya sendiri. Jika si empunya masalah yang bercerita, dia akan menyimak tanpa menyela. Lalu berbicara jika diminta saran juga pendapatnya. Jika si empu masalah tak ingin bercerita, maka dirinya akan memilih diam dan mendukung dengan caranya. Saat itu, Emilie tak bisa berkata-kata, tubuhnya terasa lemas seketika saat diberi kabar oleh pihak polisi jika sang adik mengalami kecelakaan dan tewas ditempat. Namun semua hal yang menyesakkan d**a itu, sedikit terobati karena bayi mungil sang adik selamat tanpa cedera sedikitpun. Kuasa Tuhan sungguh nyata, disaat malaikat maut tengah mencabut nyawanya, Ferina masih bisa melindungi buah hati dengan memeluknya sangat erat. Sehingga ketika mobil terguling di jalan bebas hambatan, tubuh si kecil aman dari benturan karena terlindungi tubuh sang mama yang memeluknya. Emelie menciumi kepala Abyan yang tampak tertidur dalam gendongannya dengan airmata yang membasahi kedua pipinya. Bocah laki-laki berusia satu setengah tahun itu pastinya tidak mengetahui apa yang tengah terjadi. “Nona, apakah jasad Nona Ferina, akan di bawa ke Indonesia?” tanya Samuel yang merupakan orang kepercayaannya. “Tidak! Adikku akan dimakamkan di sini. Karena di sini adalah rumahnya,” jawab Emelie dengan hati yang teramat sakit. Bagaimana bisa dia membawa jasad adiknya pulang sementara semasa hidup saja, kedua orang tua juga keluarga besar Wijaya sudah tak menganggap dia dan adiknya sebagai bagian dari mereka. Harta dan nama baik ternyata bisa memutuskan tali darah yang ada. Emelie dan Ferina, dua anak yang terbuang dari keluarga. Mereka tak lagi menyandang nama keluarga di belakang nama mereka. Tetapi Baik Emelie maupun Ferina, tetap menyertakan nama keluarga dibelakang nama mereka, sekedar untuk mengingat darimana asal usul mereka. “Baiklah. Kalau begitu, saya dan Richard akan mengurus pemakaman adik anda,” pamit Samuel sedikit membungkukkan tubuhnya. Emelie hanya mengangguk sama seperti yang dia lakukan saat menerima ucapan belasungkawa dari rekan kerja juga para tetangga sekitar tempat tinggalnya. “Anda harus kuat, Nona Emelie! Tuhan telah membebaskan mendiang adik anda dari semua rasa sakitnya. Dan si kecil Abyan yang akan menggantikan posisinya menjadi malaikat dihati anda,” ucap Nyonya Wathson tetangga rumah Emelie yang kerap meminta si kecil Abyan agar bermain dirumah bersama cucunya. Tetangga yang sangat baik, menggantikan peran seorang ibu yang hilang dari hatinya juga hati mendiang adiknya. “Ferina sangat cantik dengan gaun pengantin ini! Andai dia masih hidup, pasti senyum bahagia akan semakin membuatnya cantik!” Puji Margareth teman Ferina semasa di London. Emellie hanya tersenyum dengan hati yang tercabik. Dia sendiri yang membuatkan sang adik gaun pengantin berwarna biru muda. Warna kesukaan Ferina. Rencananya, gaun itu akan digunakan sang adik diacara pernikahan dengan Thomas, pria baik hati yang bersedia menerima Ferina juga sikecil Abyan sejak anak itu terlahir kedunia tanpa ayah. “Nona, lebih baik! Pangeran kecil ini ditidurkan di kamar saja. Saya lihat anda sudah sangat lelah!” saran Elena sekretaris yang merangkap sahabatnya. “Tidak Elena, saya tidak lelah dan biarkan pangeran kecil ini bersamaku. Karena sejak saat ini, akulah mama baginya. Satu-satunya keluarga baginya,” ucap Emelie dengan isak yang mulai terdengar. Elena hanya mengangguk dan meletakkan selimut kecil diatas tubuh Abyan agar pangeran kecil itu tak merasa kedinginan. Lalu memberi Emelie segelas air untuk melonggarkan rasa sejak dihati wanita itu. Kamis sore waktu London, Emelie harus menguatkan hatinya, untuk mengantar kepergian sang adik ke rumah Tuhan dengan penuh keikhlasan. Airmata Emilie semakin deras mengalir saat para pengurus pemakaman New Southgate yang merupakan pemakaman umum seluas 22 hektar di Brunswick Park di London Borough of Barnet, Inggris menurunkan peti mati adiknya secara perlahan.. “Lihatlah Abyan, mamamu telah damai dan akan menuju ke rumah Tuhan dengan kasih sayang kita. Jadilah anak yang kuat hingga bisa membuat mamamu tersenyum bahagia di surga yang indah. Mulai sekarang, hanya ada mommy yang akan menemani hidupmu,”lirih Emelie saat menaburkan bunga di atas peti mati sang adik dengan Abyan dalam gendongannya. Bayi berparas tampan itu hanya menatap Emelie dengan kedua matanya yang bening, sebening telaga yang mengalir di antara bukit yang menghijau. Dia tak paham kenapa Emelie dan banyak orang disekitarnya semua menangis. Sementara dia hanya melihat lubang besar di depan matanya yang dipenuhi bunga dan mulai ditutupi tanah. Abyan belum paham, hingga satu hari nanti dia akan mengetahuinya, kalau ada seorang pria berhati iblis yang telah membuatnya ada, tetapi tak pernah mencarinya. Dan saat pria berhati iblis itu muncul, adakah yang bisa dia lakukan selain mencari, mencintai dan memiliki Abyan sebagai penerus namanya.    ***