bc

LIBRA (BAHASA INDONESIA)

book_age16+
2.4K
FOLLOW
17.9K
READ
arrogant
CEO
drama
sweet
like
intro-logo
Blurb

Rasa dendam membuat seorang pengacara cantik rela beralih profesi demi menuntaskan misinya. Berbagai cara ia lakukan demi membuat iblis tampan itu bertekuk lutut dan berada dibawah kendalinya. Oceanna Libra Afrisa bersumpah akan membuat Daniel Farez, CEO kaya nan tampan itu menyesal sudah mengusik kehidupannya secara tidak langsung.

cover by @wypiidsgn_

chap-preview
Free preview
Chapter 1
Melihat keindahan hamparan pantai berwarna biru muda dengan ombak yang saling berkejar-kejaran dan saling bersautan mungkin sesuatu yang sangat menyejukkan disore hari. Mata coklat dengan manik-manik mata yang begitu menggoda siapa saja yang melihatnya menangkap jelas pemandangan dihadapannya kini. Oceanna Libra Afrisa, gadis ini kini tengah duduk manis dibalkon kamar hotelnya. "Bisakah kau mengetuk pintu dulu sebelum masuk Valerie?" Ucap Anna tajam namun dengan pandangan masih fokus kearah pemandangan indah didepannya saat ia menyadari ada seseorang yang menghampirinya.  "Kau terlalu formal Libra". "Berhenti memanggilku Libra." balas Anna lagi. "Baiklah Anna. Aku datang kesini untuk membicarakan pembicaraan kita kemarin," balas Valerie lalu mengambil posisi duduk disamping Anna. "Dalam waktu dekat ini aku akan menjadi salah satu dari karyawan Daniel farez. Aku harap besok kita sudah kembali ke Jakarta," jelas Anna. Entah kenapa matanya menyala-nyala saat menyebutkan nama Daniel Farez. "Oh Anna, bukankah Bali ini sangat sayang untuk ditinggalkan? Tapi baiklah, sepertinya akan lebih seru lagi melihat permainan yang akan kau mulai. Lalu apa rencanamu selanjutnya?" Tanya Valerie. "Aku akan membuat dia menyesal pernah bertemu bahkan menyakiti adikku. Ku harap lusa kau mau mengantarkanku kekantornya karna aku tak tau tempatnya," ucap Anna. "Anna, kakak macam apa kau ini? Bahkan kantor kekasih adikmu sendiri kau tak tau? Sangat memalukan," cibir Valerie membuat Anna menatapnya tajam. "Aku tak perduli dengannya, untuk apa aku mengetahuinya? Dan jangan sebut dia kekasih adikku karena kata kekasih hanya dipakai untuk orang yang punya cinta. Bukan seperti dia," ucap Anna penuh penekanan. "Baiklah. Aku akan mengantarmu. Untuk saat ini aku akan mengurus kepulangan kita ke Jakarta" Valerie kemudian pergi meninggalkan Anna keluar dari kamar hotelnya. *** Seperti yang dikatakan Valerie, sahabat sejak kecil Anna, hari ini mereka sudah bisa pulang ke Jakarta. Valerie baru kali ini melihat sahabatnya memiliki tekat yang begitu kuat dan berhubungan dengan seorang pria. Sejak Anna lulus SMA ia hanya tinggal bersama Fasa Geminia, adik perempuan semata wayangnya yang hanya berbeda 2 tahun dibawahnya. Ayah dan ibunya mengalami kecelakaan pesawat sejak mereka kecil sehingga Anna harus tumbuh besar bersama adiknya dengan harta peninggalan orang tuanya yang begitu melimpah. Anna kini menyandang status sebagai pengacara sukses, apapun kasus yang ia tangani akan mulus begitu saja.Anna begitu sangat mencintai adiknya. Bagi Anna, Fasa adalah salah satu alasannya untuk hidup. Jadi saat yang ada mengusik adiknya, saat itu juga ia akan menjadi sangat murka. "Aku harus pergi untuk beberapa saat. Kau urus semuanya agar besok aku sudah bisa masuk kedalam perusahaan Farez Holding itu," ucap Anna pada Valerie lalu pergi begitu saja menggunakan mobil force-nya. Valerie yang melihat kepergian sahabatnya hanya menggelengkan kepalanya. Sejak kejadian itu sahabatnya itu seperti tak bersahabat dengan hidupnya sendiri. Ia memang merupakan wanita yang dingin sejak dulu, namun kini ia menjadi lebih dingin bahkan tak tersentuh sedikitpun. *** Anna berjalan melalui celah-celah gundukan yang ditemani papan-papan ini. Bau bunga melati sangat kental disini. Langkahnya terhenti didepan gundukan berkeramik putih bertuliskan "Fasa Geminia Afrisa". "Bagaimana keadaanmu sayang? Didalam gelap? Ya kakak tau itul," jari Anna menyapu debu yang berada dikeramik itu. "Tenanglah sayang. Sebentar lagi kamu akan tersenyum karna kakakmu ini berhasil menghancurkan orang yang sudah membuatmu berada disini," ucap Anna, tiba-tiba air matanya mengalir membasahi pipinya mengingat semua kenangan indah bersama adiknya sebelum kejadian tragis itu merebut semuanya. Daniel Farez adalah mantan kekasih Fasa. Fasa begitu mencintai Daniel. Fasa sering kali bercerita tentang Daniel pada Anna. Namun karena kesibukannya sebagai pengacara, Anna sama sekali tak pernah bertemu dengan Daniel. Namun pada suatu hari fasa mengirim pesan bahwa dia sudah lelah bersama Daniel. Anna sama sekali tak menggubris pesan dari Fasa. Anna fikir Fasa dan Daniel sedang mengalami ribut yang biasa dilakukan sepasang kekasih. Namun saat malam tiba ketika Anna sampai di rumah ia melihat adiknya tergeletak lemah dilantai kamarnya dengan berpuluh-puluh obat-obatan yang tergeletak dilantai. Mulut Fasa mengeluarkan busa. Sepertinya ia keracunan obat-obatan. Daniel Farez, Pria itu sudah membuat adiknya seperti ini. Jadi ini maksud dari pesan singkat Fasa. Sejak saat itu Anna memutuskan untuk sangat membenci pria itu. Sangat amat! ***  "Kau yakin Valerie ini tempatnya?" Tanya Anna ragu. "Haii Libra, sejak kapan aku ingin bermain-main denganmu? tentu saja ini tempatnya. Aku sudah mencari informasi ini sebaik mungkin," nada Valerie begitu meyakinkan. "Baiklah." Anna kemudian masuk kedalam bangunan gedung besar ini diikuti dengan Valerie di belakangnya. Terpampang jelas "Farez Holding" pada bagian depan bangunan ini. "Aku sudah mengurus semuanya. Sekarang kau tinggal menemui tuan Daniel Farez. Sepertinya sekarang dia sudah menunggumu," ucap Valerie. Anna menatap Valerie lalu mengehala nafas kasar. Sebentar lagi ia akan melihat seorang pria yang sangat ia benci. Oh Tuhan, setampan apa dia sehingga bisa membuat adikku berbuat bodoh seperti itu? Pikir Anna. "Terima kasih Valerie. Kalau begitu kau sekarang boleh pergi," ucap Anna dan membiarkan Valerie pergi. Anna berjalan dengan mata yang ia edarkan menatap sekeliling isi kantor ini. kantor yang sangat berkelas, pikirnya.  "Awwwww..." Anna terpekik saat ia tanpa sadar menabrak seseorang. "Sial," gumamnya pelan melihat kemeja putihnya ternodai oleh kopi dibagian dadanya. Kepalanya mendongak melihat siapa orang ia tabrak atau mungkin yang menabraknya itu.  "Lebih behati-hatilah dalam berjalan." Baru Anna ingin membuka mulut untuk berbicara, orang itu langsung berlalu begitu saja dengan secangkir kopi dengan merek terkenal ditangannya yang isinya pasti tinggal setengah karena setengah lagi sudah tumpah ke baju Anna. Anna mendengus kesal. Baiklah, baru hari pertama misinya, ia sudah ditimpa kesialan. Sepertinya pria yang akan dijumpainnya ini memang sumber kesialan. Dengan masih kesal, Anna langsung bergegas mencari toilet untuk membersihkan bajunya. *** Anna melangkah menuju tempat dimana seseorang itu sudah menunggunya, ia telat beberapa menit karena insiden tadi. Langkahnya terhenti pada sebuah pintu besar berwarna merah hati. Anna sedikit merapikan rambut panjangnya. Tak lupa ia merapikan blazer berwarna merah serta kemeja putih yang masih terdapat sisa kopi di dalamnya. Sengaja ia buka 2 kancing atas kemejanya. Ia harus terlihat menarik di depan bos besar ini. Setelah mendapat izin dari sekretaris Daniel, Annapun mengetuk pintu itu. "Masuk," terdengar sahutan dari dalam. Suaranya terdengar berat dan tegas, ciri khas suara pria dewasa yang berwibawa. Tidak bias dipungkiri, kesan pertama yang Anna dapat hanya dari mendengar suara adalah, suaranya seksi sekali. Dengan hati-hati Anna memasuki ruangan itu. Luar biasa! Ruangan ini sangat besar dan begitu elegan dengan warna hitam dan putih yang lebih mendominasi. Setelah memutar bola matanya melihat sekeliling ruangan ini mata Anna terhenti pada seseorang yang sedang duduk di kursi kebesarannya. "Silahkan duduk," ucap orang itu tampa melihat pada Anna dan masih sibuk dengan tumpukan filenya. Anna duduk di kursi tepat dihadapan orang itu. Anna mengerinyitkan dahinya, bukankah orang ini yang membuat kemejanya kotor? "Kau yang bernama Oceanna Libra?" Tanya orang itu yang kini sudah mengalihkan pandangannya menatap Anna. Sepertinya ia tak mengenali Anna dengan kejadian beberapa waktu lalu. Buktinya ia terlihat biasa saja, bahkan ekspresinya sangat datar. "Ya, benar Tuan," Anna menangkap manik-manik mata seseorang yang sedang menatapnya ini. Oh Tuhan, benarkah dia yang bernama Daniel Farez? Kenapa wajahnya terlihat sangat mirip dewa yunani? tadi Anna tak sempat melihat jelas wajahnya karena ia buru-buru pergi. Matanya yang tajam dengan bulu mata lentik serta alis tebal seperti jejeran semut hitam yang sedang berbaris rapi, ditambah dengan hidung mancungnya dan rahangnya yang tercetak begitu rapi dipadu dengan bibir tipis merahnya, dia terlihat begitu sempurna.  Hai Anna, ini hanya kelihatan dari luarnya saja. Dalamnya tetap saja iblis! Rutuk Anna pada dirinya sendiri. "Aku Daniel Farez. Kau bisa memanggilku dengan Daniel," jelasnya. "Bukankah kau adalah seorang pengacara terkenal? Lalu kenapa kau tiba-tiba ingin bergabung diperusahaanku?" Tanya Daniel dengan rasa ingin tahu. Anna terdiam sesaat menyiapkan alasan yang tepat. "Ya, kau benar. Tapi pernahkah kau merasakan jenuh pada sesuatu?" Tanya Anna membuat Daniel mengangkat bahunya. "Itulah yang kurasakan. Kurasa sudah cukup sebagai seorang pengacara. Aku ingin sesuatu yang baru," ucap Anna sembari menatap tajam kearah Daniel. Sebuah kemudahan bagi Anna selama ini tak pernah mempublikasikan nama keluarga Afrisa dalam nama lengkapnya selama ia menjadi seorang pengacara. Hal ini juga yang bisa melancarkan penyamarannya dari Daniel agar ia tidak tahu kalau ia adalah kakak dari Fasa Geminia Afrisa. "Oh, baiklah. Mungkin kau sudah tahu kau akan ditempatkan sebagai apa disini. Sekretarisku akan cuti panjang. Oleh karena itu untuk sementara kau menjadi sekretarisku sampai aku akan membicarakan posisi apa yang tepat untukmu dan kemampuanmu nantinya" jelas Daniel. "Baiklah Tuan" balas Anna. "Sekarang kau sudah bisa keluar. Langsung temui Kayla sekretarisku untuk mengetahui apa saja pekerjaanmu," ucap Daniel. "Permisi Tuan," Anna pun keluar dari ruangan Daniel.  "Oh iya," ucapan Daniel membuat Anna menghentikan langkahnya. "Gantilah kemeja dalammu, kau bisa dimakan karyawan-karyawan disini dalam keadaan seperti itu." Anna menatap bagian dadanya, benar saja, terlihat menerawang karena masih basah. Ah apa dari tadi diam-diam Daniel memperhatikan bagian dadanya? menyebalkan sekali, lagi pulakan ini semua karena ulahnya. "Baik Tuan," dengan cepat Anna langsung berlalu pergi. Daniel memperhatikan gerak-gerik sekretaris barunya itu keluar dari ruangannya. Daniel sampai tak berkedip hingga Anna tak tampak lagi dari balik pintu. "Tak perduli dengan apa tugasku nanti yang akan kau beri. Yang penting aku tau tugasku disini sebenarnya apa," batin Anna sambil tersenyum sinis.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Fake Marriage

read
8.5K
bc

Bukan Cinta Pertama

read
52.3K
bc

ARETA (Squel HBD 21 Years of Age and Overs)

read
58.2K
bc

Kamu Yang Minta (Dokter-CEO)

read
292.8K
bc

Suddenly in Love (Bahasa Indonesia)

read
76.0K
bc

MOVE ON

read
95.0K
bc

Mentari Tak Harus Bersinar (Dokter-Dokter)

read
54.1K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook