bc

EAT, BREAD AND LOVE (Indonesia)

book_age18+
5.7K
FOLLOW
30.2K
READ
billionaire
time-travel
second chance
arranged marriage
drama
comedy
sweet
like
intro-logo
Blurb

18+

(bijaklah dalam memilih bacaan)

"Put ...!,"

"Puput ...!,"

"Apaan sih !,"

"Sini dong,"

"Apaan !,"

"Sini, ini penting, lo harus tau !,"

Mau tidak mau Putri melangkahkan kakinya mendekati Mince.

"Apa?,"

Mince memperlihatkan akun ** kepada Putri, "Laki lo pasang foto telanjang d**a,"

"Serius !,"

"Serius, sumpah !,"

chap-preview
Free preview
BAB 1
"Put ...!," "Puput ...!," "Apaan sih !," "Sini dong," "Apaan !," "Sini, ini penting, lo harus tau !," Mau tidak mau Putri melangkahkan kakinya mendekati Mince. "Apa?," Mince memperlihatkan akun ** kepada Putri, "Laki lo pasang foto telanjang d**a," "Serius !," "Serius, sumpah !," Alis Putri terangkat, ia meletakan gelas di meja dan mendaratkan pantatnya di sofa. Ia tahu bahwa Farhan tidak pernah sekalipun mengunggah foto dirinya di media sosial, apalagi di **. ** laki-laki tidak lebih berlatar belakang pemandangan dan bangunan arsitektur. Karena ia tahu bahwa Farhan begitu menjaga privacynya dihadapan media. Putri memandang ke arah layar persegi, ia melihat foto Farhan berbaring di tempat tidur. Tatapan mata itu begitu dalam seolah menginginkan sesuatu dan dia terlihat begitu sexy. Lihatlah otot-otot pada tubuh itu sengaja dia pamerkan dihadapan publik. Ia memandang 1256 komentar, bagian bawah  terdapat sebuah komentar yang membuatnya ingin muntah, "Meleleh mas, mau dong di peluk,". Ia yakin yang komentar itu adalah anak-anak ABG yang haus belaian laki-laki. Ia tidak berniat untuk membaca komentar itu lebih lanjut. Dulu ia sering memeluk tubuh bidang itu, bahkan pernah menyematkan bahwa tubuh Farhan adalah tempat ternyaman yang pernah ia rasakan. Sehingga ia betah berlama-lama di sana. Putri menelan ludah, ketika menatap ke arah lokasi di atas foto, Jakarta-Indonesia dengan caption "I see you," "Jakarta ...!," Putri menjauhi ponsel Mince, ia kembali berdiri. Ia mengibaskan rambutnya ke belakang, suasana mendadak gerah. Ia bingung harus berbuat apa, laki-laki itu kini di Jakarta. Oh Tuhan, bagaimana laki-laki itu ada di Jakarta. Padahal ia pulang ke Jakarta tidak ada satupun yang tahu. Mince memandang Putri, terlihat jelas pada wajah itu cemas teramat sangat. Ia tahu posisi Putri seperti apa, karena ketika di London, Putri sengaja melarikan New York tanpa sepengetahuan Farhan tepatnya seminggu setelah mereka menikah. Ia tidak tahu bagaimana cara Putri melarikan diri, mungkin ketika Farhan sedang bekerja. Tujuan utama Putri memang ke Berlin, tapi dia tahu bahwa Farhan akan ke Berlin menjemputnya. Dari awal Putri tidak menginginkan pernikahan itu terjadi, ternyata Farhan malah menikahinya di gereja Katedral. Pernikahan berlangsung sederhana dan terkesan mendadak. Sehingga para media semakin menyoroti mereka berdua, ingin tahu kenapa pernikahan itu begitu tertutup. Ia pernah mendapati Putri menangis tersedu-sedu di kamar dan Farhan hanya diam memandang Putri tanpa berniat untuk meredakan tangisnya. Ia juga tidak berani bertanya kepada Putri, karena percuma saja Putri tidak akan pernah sekalipun menceritakan apa yang telah terjadi dia dan Farhan. Ia kenal Putri seperti apa, dia itu selalu memendam masalahnya sendiri. Dia selalu memperlihatkan senyum cantik dan berkata semuanya baik-baik saja, dia pandai sekali berakting. Ya, akting memang bakatnya dari dulu. Setelah menikah tentu saja Farhan memboyong Putri ke London, tentu saja tanpanya. Farhan sama sekali tidak mengijinkan dirinya bersama Putri. Seminggu kemudian Putri menghubunginya untuk tinggal di New York. Ia adalah salah satu orang yang paling setia menemani Putri. Putri tidak menceritakan kenapa ia lari dari London. Akhirnya ia adalah satu-satunya orang menemani Putri hingga dia melahirkan. "Iya Jakarta," Mince menggantungkan kalimatnya. Putri meremas jemari menahan gugup, ada perasaan cemas menyelimuti hati, ketika mengetahui keberadaan Farhan di sini, satu kota bersamanya. "Status kalian masih suami istri loh dan di sini juga ada mertua lo," "Maksud gue lo enggak ada niat gitu mau ke rumah mertua, setidaknya berdamai dengan keadaan," "Gue belum siap," gumam Putri, itulah kenyataanya. Ia bingung berbuat apa, selain menjauhi Farhan. Putri mengusap tengkuk tidak gatal, ia tahu Farhan seperti apa. Dia adalah orang yang paling egois yang pernah ia temui. Kegoisan itu pertama kali memanglah sangat manis, tapi lama kelamaan ia tidak menginginkannya lagi. Ia sudah muak dengan sifat Farhan seperti itu, menangis pun percuma. Laki-laki itu tetap mempertahankan keinginannya. "Gue mau cerai," "Kalau mau cerai ya diurus dong ke pengadilan, ini juga setahun kalian enggak pernah ketemu. Gimana mau cerai kalau lo nya kabur. Selesaiin kek baik-baik," dengus Mince mencoba menasehati. Putri menarik nafas, "Lo tau sendirlah Farhan itu gimana, gue enggak yakin dia jadi suami baik buat gue. Ini udah setahun, mungkin sekarang dia punya istri baru. Kalau tiba-tiba dia ngambil Mona dari gue gimana? Gue bisa gila, anak gue sama ibu baru nya," "Kan lo belum tau, keadaan Farhan. Enggak mungkin lah Farhan cari istri lagi," "Gue kenal Farhan Ce' lo tau lah dia mana bisa hidup tanpa cewek. Dia itu b******n tau enggak sih !," "Walau lo bilang b******n, tapi lo cinta mati sama dia. Jangan bohongin perasaan kenapa sih, capek gue liat lo nangis lagi karena dia. Dulu aja ngejar-ngejar Farhan sampe ke London, sekarang udah jadi istri malah kabur," "Itu kan dulu, sekarang beda lah. Gue enggak mau dia ketemu Mona, ingat itu," timpal Putri. "Tapi kan, Mona anak Farhan juga," "Dan dia enggak ikut melahirkan dan tidak pernah nafkahin gue," Bibir Mince terangkat, ia mulai jengah dengan sikap Putri yang berbelit-belit. Enggak bisa dikasih tau, "Bukan enggak ngasi, tapi ATM yang di dompet enggak pernah lo pakek. Gue yakin tuh duit di ATM nominalnya enggak berseri lagi," Mince tidak tahu apa yang dipikirkan sahabatnya itu. Lagi pula kedatangan Putri ke Jakarta untuk mengambil beberapa job yang sudah berdatangan. Putri tidak bisa selamanya mengurung seperti ini, seluruh akun media sosial, bahkan ponsel tidak pernah ia aktifkan lagi. Endorsment juga seketika dihentikan, pemasukan juga tidak ada lagi kecuali ditabungan. Sementara pengeluaran semakin banyak. Selama mereka hidup di New York, telah mengabiskan banyak dana. Harga sewa apartemen di sana begitu mahal, kebutuhan pokok juga tak kalah selangitnya. Terlebih biaya melahirkan beberapa bulan yang lalu menguras banyak uang. Tabungan Putri ludes seketika, sehingga wanita itu kembali ke Jakarta setelah melahirkan Mona. Mona Arista adalah nama yang disematkan oleh Putri untuk anaknya. Menurutnya wajah Mona lebih dominan Farhan dari pada Putri. Akhirnya Putri kembali ke Jakarta, demi mengais rejeki. Seluruh keluarga Putri dan Farhan tidak tahu, bahwa rumah tangga mereka kacau seperti ini sejak awal menikah. Sebenarnya ia iba terhadap sahabatnya itu, dia lebih banyak merenung dan menangis. Semua ini pasti ulahnya si Farhan yang membuat Putri semakin menderita. Ia sebenarnya tidak terlalu suka dengan sikap Farhan kelewat egois dan keras kepala. Entahlah kenapa dulu Putri begitu mencintai laki-laki berengsek itu, sehingga Putri rela bolak balik Jakarta - London hanya untuk bertemu dengan Farhan. Ya, namanya juga cinta ia tidak bisa melarang mereka memadu kasih. Ia sebagai manajer Putri awalnya tidak setuju dia menjalin kekasih dengan Farhan notabene hidup di London dan gaya hidup di sana begitu bebas. Begini lah akibatnya kebablasan pacaran dan mendapati Putri hamil. Tapi Putri tak kalah kerasnya menginginkan laki-laki itu. Apalah dirinya hanya seorang manajer, memberi masukan juga percuma. Sejatinya manajer memberi job kepada si artis, manajer seperti dirinya tidak ada ritme bekerja seperti pekerjaan kantoran. Ia memiliki tugas penting yaitu mengatur dan mengontorol semua hal yang berkaitan dengan si artis. Mulai dari mempersiapkan satu acara, mengatur jadwal belum lagi bertemu klien. Semua telfon yang masuk melalui dirinya. Ia hanyalah manajer independen, semua ia lakukan sendiri. Tanpa masuk ke dalam manajemen artis yang sudah memiliki jaringan yang besar. Untung saja Putri adalah salah satu artis yang tidak neko-neko, dia bisa diajak kerja sama dengan baik. Hingga berdiskusi dan apa yang ia inginkan terpenuhi. Mereka berdua memang sepertinya sudah memiliki chemistry dan ikatan yang kuat sejak pertama bertemu. Bahkan memilih tinggal bersama layaknya sahabat. "Udahlah jangan pikirin, mungkin kebetulan aja dia di Jakarta," Mince menenangkan Putri. "Dia juga enggak mungkin tau, lo ada di Jakarta, lagian Jakarta itu besar kemungkinan untuk bertemu minim lah," "Semoga aja dia enggak tau," Putri, melihat Mona yang sedang tertidur pulas di dekat sofa. Ia tidak yakin Farhan benar-benar tidak tahu keberadaanya. Buktinya caption ** itu seolah memperingatinya. Seharusnya saat ini Farhan ada di London bukan di Jakarta. Ia melirik Mince, dia sedang asyik menekuri ponsel. "Ce ...," "Hemmm ...," "Kayaknya gue nggak yakin deh Farhan enggak tahu keberadaan kita. Beneran deh perasaan gue enggak enak, kayaknya dia ada di sini ngintai keberadaan gue," "Masa' sih," "Gue harus secepatnya ngamanin Mona dari jangkauan dia," "Terus," Mince meletakkan ponsel itu di meja, memilih menanggapi pembicaraan Putri. Putri lalu berpikir, memandang Mince yang masih menunggu jawabannya, "Ke rumah lo bisa enggak? Kebetulan nyokap lo kan suka sama Mona, pasti nyokap seneng banget tuh Mona tinggal di sana," Mince menarik nafas, ia bertolak pinggang, "Ya seneng sih, kan datangnya sekali-kali. Tapi masalahnya nyokap suka kepo gitu tentang lo sama Farhan," "Soalnya kalian itu kayak ngilang gitu ditelan kuda Nil. Media aja enggak bisa cari keberadaan lo setelah menikah," "Takutnya nyokap gue tanya, suami lo mana? Maklumlah secara lo artis, biasalah," Putri membenarkan ucapan Mince, semua orang pasti membicarakannya, dan ingin mengetahui kabar dirinya setelah menikah. Semua media pasti ingin mengetahui kehidupan rumah tangganya. "Lo bilang dong ada di London, nanti juga bi Sinem di bawa juga buat bantu-bantu nyokap lo. Gue enggak yakin bi Sinem ditinggal berdua sama Mona," "Iya deh, gampang lah itu," Mince membenarkan. "Oiya tidur gih, besok pagi kita udah harus berangkat, jam sembilan lo jadi bintang tamu master chef. Ini perdana lo tampil di TV setelah setahun menghilang," Putri kembali duduk di samping Mince, ia menatap iris mata bening itu, "Gue sebenarnya enggak setuju kemarin lo terima tawaran jadi bintang tamu Master Chef," "Emang kenapa?," "Jurinya itu ...," "Chef Arnold, Chef Merin, dan Chef Igar," ujar Mince. "Masalahnya di sini adalah Chef Arnold," Putri meraih gelas berisi air mineral. Ia teguk air itu secara perlahan menghilangkan rasa cemasnya. "Owh ya, chef Arnold kenapa? Lo sama dia ada masalah?," "Enggak sih," "Terus," "Masalahnya dia itu temannya Farhan. Soalnya Farhan pernah ngenalin dia sama gue. Kata Farhan, Arnold itu lulusan Le Cordon Bleu London, sekolah masak gitu deh. Enggak herankan sih dia Juri di Master Chef. Kemampuan masaknya enggak diragukan lagi," "Kemungkinan besar, Arnold adalah orang yang paling tahu keberadaan gue, dan lalu menghubungi Farhan di London. Betul enggak?," "Kenapa lo baru bilang sekarang sih, kan gue enggak bisa batalain, secara udah tanda tangan kontrak," "Habisnya gue baru ingat sakarang tau," "Jadi gimana dong !," Mince mulai bingung, ia sudah angkat tangan jika seperti ini. Ucapan Putri memang benar adanya, kemungkinan besar Arnold adalah salah satu orang yang memberi informasi keberadaan Putri. "Yaudalah, selesai syuting kita langsung cabut," ucap Putri. "Kalau dia ngikutin kita dari belakang gimana?," "Makanya gue bilang Mona diamankan dulu ketempat nyokap lo sama bi Sinem," "Iya deh, besok subuh kita langsung ke rumah nyokap," ****

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Fake Marriage

read
8.4K
bc

Sacred Lotus [Indonesia]

read
50.0K
bc

The Perfect You (Indonesia)

read
289.5K
bc

UN Perfect Wedding [Indonesia]

read
75.6K
bc

I Love You, Sir! (Indonesia)

read
260.3K
bc

True Love Agas Milly

read
197.6K
bc

Skylove (Indonesia)

read
109.0K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook