bc

IMPIAN TAK BERTEPI

book_age18+
23.8K
FOLLOW
221.6K
READ
drama
like
intro-logo
Blurb

Nadya menggeleng dalam keputus-asaan.

“Asal kamu tahu, aku lelah dengan pernikahan yang kita jalani.”

Arkhan tertawa.

“Lelah? Lelah kamu bilang? Kamu pikir aku gak lelah?”

“Kalau memang kita sama-sama lelah, alangkah baiknya kita akhiri semuanya, Arkhan.”

Tuhan tahu betapa besar cinta Nadya pada lelaki ini, namun Tuhan juga tahu ia sudah sedemikian lelah menjalani semuanya.

Demi Tuhan, Nadya hanya ingin hidup normal, dan dengan pernikahan yang normal.

Bukan sebagai wanita kedua atau istri rahasia seperti yang sedang ia jalani ini.

“Gak ada lagi yang bisa kita pertahankan dalam pernikahan kita, Arkhan.”

Aku bukan wanita sempurna,

Yang kumiliki hanya Cinta.

Karena sejatinya, Cinta itu saling menerima bukan saling memberi luka.

Cinta itu saling menyayangi bukan saling menyakiti.

chap-preview
Free preview
PART 1 - BERAWAL DARI REUNI.
Part 1 – Berawal dari Reuni Ballroom Hotel Lee Meridieen tampak berkilau dengan pencahayaan yang terlihat elegan. Atribut yg terpampang menandakan ucapan selamat datang untuk peserta alumni SMK 240 Jakarta Barat. Malam ini perayaan reuni SMK 240 yang diikuti oleh 30 angkatan kelulusan. Dia berdiri di sini di lobby Hotel. Nadya Faranisa, masih menimbang-nimbang untuk masuk atau kembali pulang saja. Hatinya masih sangsi, apakah ide-nya malam ini sudah benar? Atau haruskah ia tidak hadir saja, seperti tahun-tahun sebelumnya? Karena ia tahu resikonya jika ia hadir di sini. Lalu-lalang orang yang datang beraneka ragam. Mulai dari yang muda hingga yang tua. Sejak tadi ia melihat orang-orang yang mulai memenuhi pintu masuk untuk menulis nama di daftar buku tamu, namun tidak ada satupun yang ia kenali sebagai teman satu kelasnya. Mungkin karena yang hadir terlalu banyak. Atau memang dia yang sudah lupa wajah teman sekelasnya? Semula dia sudah menguatkan hati untuk kembali dari persembunyiannya selama ini, namun kembali hatinya meragu. Siapkah ia kembali bertatap muka jika ternyata bertemu dengan orang itu malam ini? Dia meremas tas tangan yang dipegangnya, peluh terasa timbul di ujung keningnya. Berulang kali dia menutup mata dan mengatur napas sampai kemudian. “Ya ampun … Nadya? Nadya Faranisa? Anak akuntansi’kan?” Seorang wanita bertubuh mungil agak gemuk berhasil mengalihkan pikirannya. Nadya mengerutkan dahinya. Ia berusaha mengingat. “Pasti deh lo lupa ya, gue Marisa, kita kan sekelas selama tiga tahun keleees.” “Oh sorry, aduh aku bener bener lola ya.” Nadya membalas pelukan wanita di dekatnya yang baru ia sadari banyak perubahan sekali. “Ih kangen banget gue ama lo Nad, secara elu ngilang gitu aja abis lulus sekolah, gak ada khabar sama sekali.” Marisa balas memeluk Nadya. Nadya memandangi Marisa dari ujung kepala sampai ujung kaki, begitu juga sebaliknya. “Marisa, elu gemuk banget sekarang, beda dari yang dulu, kurus kaya tiang listrik, wajarlah gue lola .” “Maklum jeung, gue’kan KB, jadi melar deh badan gue, kalau gak KB hadeh bisa-bisa keturunan gue makin banyak gak keitung, by the way lo gak berubah ya, masih langsing kaya dulu. Eh tapi lo cantik lho sekarang hehehe. Elu ama siapa kemari?” “Dia sama gue, Ris.” Seorang laki-laki dengan pakaian rapi tiba-tiba datang dari arah belakang Marisa dan berdiri berdampingan dengan Nadya. “What???? Gavin? Kalian?” Marisa menyalami tangan lelaki yang tak lain Gavin, masih satu angkatan dengan mereka dulu saat sekolah. “Doa kan saja ya.” Laki-laki bernama Gavin mengedipkan sebelah matanya, sementara Nadya hanya tersenyum. “Hadeh gak nyangka ya kalian bisa bersama. Sok atuh cepet diresmikan, ingat umur kalian kan makin bertambah,” saran Marisa ambil setengah menggoda. “Haiya Marisa, dari dulu ya mulutnya selalu kaya mobil metromini yang gak mau stop walau lampu merah ada di depan.” Gavin menggelengkan kepalanya. “Huss jangan ngomongin merk mobil yang sudah expayed, tega banget nyamain gue ama metromini, mentang-mentang yang disamping masih langsing gini.” Marisa mendelik tak terima. “Elu sendiri sama siapa kemari Ris?” Nadya balik bertanya, karna dia lihat Marisa seorang diri. “Ama yayang beib gue, bentar dia lagi markirin mobil, nah tuh dia.” Marisa melambaikan tangannya pada seorang laki-laki yang kemudian datang menghampiri. “Beib, kenalin nih teman-teman aku, ini Nadya teman sebangku aku, Ini Gavin ketua kelas abadi dari kelas 1 ampe kelas 3.” “Hai, salam kenal, saya Handoko suami Marisa.” Nadya dan Gavin membalas sapaan Handoko. “Ya udah yuk kita masuk isi buku tamu, tar gak kebagian makanan lho.” Marisa mengajak mereka ke pintu masuk. Nadya membubuhkan namanya dan Gavin di buku tamu. Diikuti Marisa dan suaminya. Setelah mengisi buku daftar tamu mereka masuk ke tengah ruangan. Ternyata hiasan interiornya juga mampu membuat tamu berdecak kagum. “Wah kali ini acaranya high class banget ya.” Marisa menggeleng sambil mengagumi seluruh interior yang ada di dalam hotel. “Memang dulu kalau reunian dimana?” tanya Nadya. Dia memang tak pernah ikut reunian setelah lepas SMK. “Ya dimana-mana sih, Cuma ini yang paling oke, kita ke arah sana yuk, deket stand makanan.” Marisa mengajak pindah lokasi. Lebih tepatnya menyeret Nadya menuju pojokan stand makanan. Gavin hanya tersenyum melihat kelakuan Marisa, begitupun Nadya dan suami Marisa. Dari dulu Marisa paling gak tahan liat makanan enak. “Nad, lo gimana bisa ketemu sama Gavin? Kalian dekat sejak kapan?” bisik Marisa sambil melangkah. “Kenapa? Kepo amat sih,” ketus Nadya. “Ih seriusan, gila ya Gavin ternyata ganteng sekarang. Wow banget, sayang gue telat nyadar.” Nadya melotot ke arah Marisa yang hanya dijawab cengiran oleh temannya itu. Nadya menggeleng. Bisa-bisanya Marisa membicarakan laki-laki lain, sementara sang suami ada di depan mata. “Nanti awas ya kalau lo merried ama dia, gak undang-undang gue, gue culik laki lo nanti pas lo mau malem pertama,” bisik Marisa sambil terkekeh. “Kenapa nanti? Sekarang aja gih lo culik Gavin, mumpung belum halal buat gue.” “Terus lo pengen disini ada pertumpahan darah gitu? Gini-gini ya laki gue cinta mati ama gue hahaha, maklum bininya spesies langka.” Marisa tergelak bareng Nadya. Nadya mengedarkan pandangannya. Ia berharap dalam hati, sangat berharap dan terus merapal doa supaya tidak bertemu dengan sosok yang sudah ia hindari sejak tujuh tahun terakhir ini. ***** Sementara di lobby depan Hotel Lee Meridieen. Sebuah mobil Alphard keluaran terbaru berhenti, pintu terbuka dan keluarlah sesosok laki-laki tinggi gagah dan tampan, dengan kemeja abu-abunya. Ia mengulurkan tangannya ke dalam mobil. Tak lama setelah itu keluar sesosok wanita cantic, tinggi semampai. Gaun panjang kuning gading yang dikenakan wanita itu kontras dengan kulitnya yang sebening s**u. Dari cara berpakaian semua yang hadir mengetahui bahwa pasangan ini bukanlah orang sembarangan. Wanita cantik itu berjalan mengapit lengan sang laki-laki. Mereka berjalan sambil tersenyum pada orang yang menyapa. Sungguh pasangan serasi malam ini. Mereka tiba di meja tamu. Sang lelaki membubuhkan namanya. Arkhan Pranaja dan Suci Prameswari. Baru saja lelaki itu hendak menaruh kembali pulpennya, pandangannya terarah pada nama di buku tamu, lima baris di atasnya. Sebuah nama yang berarti dalam hidupnya, dulu. Nadya Faranisa dan Gavin Sanjaya Jadi sekarang dia kembali? Keluar juga kamu dari persembunyian kamu, Nadya. Jadi dia lelaki itu? Arkhan berjalan memasuki ballroom hotel. Sapaan ramah ia dapatkan dari beberapa orang yang sudah mengenalnya. Siapa yang tak kenal Arkhan Pranaja. Dia-lah donator setiap tahun acara reuni ini. Karena tujuannya hanya satu, mencari dan menemukan wanita itu. Nadya Faranisa. Tak lelah rasanya setelah bertahun-tahun mencari ke seluruh pelosok negri, bahkan keluar negri, tapi nihil semua. Wanita itu seperti tertelan bumi. Tujuh tahun usaha pencariannya, hingga ia lelah dan dua tahun terakhir ia memutuskan untuk menghentikan usahanya. Itu sebabnya ia sering hadir di setiap acara reuni yang sering di adakan angkatan sekolahnya, berharap menemukan Nadya di sana. Dan mungkin malam ini malam keberuntungannya. Begitu memasuki ruangan ia mengedarkan pandangannya. Yah … tak dipungkiri ia mencari, mencari nama yang tadi ia lihat di buku tamu. Dimana kamu Nadya? Kamu tidak akan bisa selamanya lari dari aku. Dan di sanalah. Dia melihat wanitanya di sana. Sedang berbisik-bisik dengan seorang wanita, entah siapa. Mereka berdiri ber-empat. Ia kenal wanita gemuk mungil itu dan suaminya, karna mereka rajin datang ke acara reuni tiap tahun. Tapi laki-laki yang berdiri disamping wanitanya, siapakah dia? Rasanya dia baru melihat. Tapi dari pakaian yang ia kenakan ia seperti lulusan angkatan juga. Karena dress code untuk lulusan alumni untuk wanita malam ini hijau toska dan untuk laki laki abu-abu. Sementara untuk pendamping bebas. Apakah dia yang bernama Gavin Sanjaya? Yang sudah merampas wanitanya? Hayyy ketemu lagi di naskah ke-tiga aku. Aku masih dalam tahap proses yaaa. Masih nunggu step-by-step. Semoga gak lama. Jadi bisa lanjut setelah naskah ke-dua selesai. Jangan Lupa tekan LOVE UNGU dan follow AKUN AKU. Semoga suka yaa Love Herni. Jakarta 4 April 2021

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Tentang Cinta Kita

read
188.7K
bc

My Secret Little Wife

read
93.5K
bc

Siap, Mas Bos!

read
11.5K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
203.6K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.4K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
14.3K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook