bc

Her Uncle

book_age18+
19.5K
FOLLOW
190.8K
READ
billionaire
possessive
arrogant
student
comedy
sweet
bxg
campus
friends with benefits
naive
like
intro-logo
Blurb

Berawal dari niat jahat Roisa menjebak Amanda, justru dia sendiri yang kini terjebak bersama seorang pria asing di tempat tidur. 

Sekarang dia bahkan harus tinggal satu atap dengan Samuel Wibisana yang merupakan kerabat Amanda sebagai hukuman karena berani mengusik anggota keluarga Wibisana.

'Bukankah di sini aku yang jadi korban? Kenapa aku yang dihukum?'

"Kau membuat masalah dengan orang yang salah," ucap Samuel Wibisana.

"Om, yakin mau aku tinggal di sini? Dekat denganku bahaya, tahu. Nanti kalau Om tergoda sama aku gimana? Aku nggak tanggung jawab, ya," ucap Roisa Larasati.

Mungkinkah Samuel yang merupakan pria dewasa dan mapan tertarik pada Roisa yang hanya seorang gadis ingusan dari kampung?

chap-preview
Free preview
Bab 1
Roisa mengerjapkan matanya yang berat. Dia ingin bangun tapi badannya terasa berat. Seolah ada beban berat yang menahan tubuhnya. Roisa menggerakkan tangannya lebih dulu untuk menyingkirkan beban yang menimpa tubuhnya. Besar, keras dan melekat erat. Deg! Roisa segera membuka matanya lebar-lebar kemudian berteriak histeris setelah melihat apa yang ada di sampingnya. "Arrgghhh ...." Sebuah lengan kokoh melingkar di tubuhnya yang hanya berbalut selimut. Dia segera melepaskan diri dan turun terburu-buru dari ranjang karena ketakutan. "Ini tidak benar, ini tidak terjadi padaku. Arrgghhh ... kenapa jadi aku yang terjebak dengan laki-laki asing di kamar antah berantah? Bukan aku yang seharusnya ada di sini, seharusnya dia. Ini pasti mimpi. Ya Allah Gusti, pie iki, Bu?" gumam Roisa. Dia mencubit lengannya dengan kuat lalu mengaduh karena rasa sakit. Dia kemudian menampar-nampar pipinya dan kembali mengaduh. Semua rasa sakit itu nyata, pria di tempat tidur juga nyata. Dan dirinya yang tampil polos tanpa sehelai benang pun juga nyata. "Arrghhh ... Ibuk ... apa yang sudah kulakukan? Lek ngene ki terus pie? (kalau sudah begini terus bagaimana?)" teriak Roisa. Rasa takut, marah, sedih dan kecewa semua bercampur menjadi satu. "Ya Tuhan, apa yang sudah aku lakukan? Kenapa aku bisa terdampar di sini, huaaa ...," isak Roisa. Ia terduduk di lantai karena frustasi. Beberapa saat kemudian ia bangun dan menyusuri sekeliling ruangan mencari pakaiannya. Sayangnya, dia tidak dapat menemukan pakaiannya. "Ya Tuhan ... bagaimana ini, bagaimana aku bisa pulang? Kalau ibuk tahu aku pasti habis. Aarrggghhh ...." Roisa berkali-kali berteriak, menangis lalu bangun lagi dan mencari-cari bajunya. Beberapa kali dia mengulangi hal yang sama sampai tenaganya terasa habis. Ia lantas kembali duduk tersungkur di lantai menangis dan meratapi nasibnya. Sementara itu, pria yang sejak tadi berada di ranjang tetap diam dan melanjutkan tidurnya dengan tenang. Dia mendengar bagaimana histerisnya Roisa saat bangun tapi dia tidak ambil pusing. Setelah mendengar Roisa sudah lebih tenang barulah ia bangun. Pria dengan tinggi 187 cm itu melangkah menuju ke lemari pakaian dan mengambil selembar kaos miliknya dan menyerahkanya pada Roisa. "Pakai!" ucap pria yang menemani Roisa malam ini. "Aku tidak mau. Di mana pakaianku? Siapa kamu dan kenapa kau membawaku ke sini? Apa yang sudah kamu lakukan padaku semalam?" tanya Roisa dengan suara kencang dan tanpa jeda mirip seperti petasan renceng. Pria itu mengulurkan tangannya, meminta kaos yang sudah ia berikan pada Roisa. "Apa?" "Kembalikan!" "Tidak bisa, kembalikan dulu pakaianku! Lagipula kau tidak bisa mengambil kembali barang yang sudah kau berikan pada orang lain." Tiba-tiba Roisa mengalihkan pandangannya ke tempat lain. Jantungnya berdebar keras melihat pria di depannya yang tidak mengenakan pakaian. Roisa tidak pernah melihat pria telanjang secara langsung sebelumnya. Terlebih lagi pria di depannya memiliki tubuh sempurna seperti model. Badannya atletis dengan six pack di perutnya dan tulang duyung yang jelas, otak Roisa otomatis traveling melihat pemandangan yang tersaji di hadapannya. "Pak, bisakah Anda mengenakan baju atau selimut? Mataku ternoda pagi-pagi gara-gara Anda yang tak tahu malu," ucap Roisa. "Kalau begitu jangan lihat." Roisa terlonjak kaget dengan jawaban pria asing di depannya yang menurutnya tidak beretika. Wajahnya merah padam karena marah dan segera menyemburkan keberatan pada pria itu. "Om, dengar, ya. Anda berdiri tepat di depanku lalu bagaimana mungkin aku tidak melihat Anda? Apalagi dengan penampilan Anda yang ...," ucap Roisa mengambang. Dia tidak sengaja kembali menatap pria itu. Wajahnya seketika merona dan ia kembali mengalihkan pandangannya ke tempat lain sembari berteriak, "Aargghhh ... om-om m***m! Kok yo gak due isin. (Kok ya nggak punya malu). Roisa menutup wajahnya dengan kaos yang ia pegang. Takut terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, Roisa berlari menuju ke arah pintu. Malang, pintu itu terkunci rapat. Roisa tidak bisa membuka pintu itu meski berkali-kali ia mencoba. "Pintunya terkunci, pergi mandi dan sarapan. Setelah itu aku akan mengantarmu pulang," ucap pria tampan itu dengan nada dingin. "Aku tidak mau, aku mau pulang sekarang!" "Dengan penampilan acak-acakan seperti itu?" Pria itu memandang Roisa dari ujung rambut ke ujung kaki. Roisa segera mengeratkan selimut yang menutupi tubuhnya. Aneh, meski Roisa bersama pria asing di dalam sebuah kamar yang tidak ia tahu dimana, Roisa tak merasa takut sedikitpun. Roisa tidak merasa terancam dengan keberadaan pria besar yang belum ia kenal sebelumnya. Bahkan meski keadaan mereka dalam situasi yang tidak pantas. "Memang kenapa kalau penampilanku acak-acakan? Aku hanya perlu menyisir rambutku dan aku akan kembali terlihat cantik. Yang penting berikan dulu pakaianku!" "Pakaianmu tertinggal di kafe, ambil saja sendiri. Mandi sendiri atau aku yang mandikan?" "A-apa? Ke-kenapa pakaianku bisa ada di kafe?" "Menurutmu?" Roisa kembali terpaku dengan pertanyaan singkat pria asing itu. Dia sama sekali tidak ingat dengan apa yang terjadi semalam di kafe. Jebakan yang ia siapkan bersama teman-temannya justru berbalik menimpanya. Pria itu melangkah mendekati Roisa yang sedang berusaha mengingat-ingat kejadian semalam sampai ia tidak sadar pria itu semakin dekat dengannya. Begitu ia sadar, pria itu hanya berjarak beberapa cm lagi untuk bisa menyentuhnya. Roisa segera memundurkan tubuhnya saat sadar pria itu terus mendekat ke arahnya. "Om, mau apa? Berhenti, jangan mendekat! Berhenti atau aku akan berteriak!" "Jangan panggil aku Om! aku bukan Om mu." "Baiklah, Pak. Selama Anda berhenti dan menjauh dariku." "Aku bukan Bapakmu." "Lalu Anda mau dipanggil apa? Paman, mas, uda, abang atau Daddy?" tanya Roisa memprovokasi. "Panggil saja namaku, Samuel Wibisana. Kau bisa panggil aku Sam." "Baiklah, baiklah Sam. Sekarang tolong mundur sedikit," ucap Roisa yang sudah terpojok di dinding. Namun Sam bukan mundur seperti yang diinginkan Roisa melainkan semakin maju dan menyudutkannya. Roisa segera mendorong tubuh Sam saat ia semakin mendekat. "Berhenti, Sam! Apa yang akan Anda lakukan padaku?" "Memandikanmu." "Tidak perlu, aku bisa mandi sendiri." Roisa hendak menyelinap pergi tapi tangan Sam menghalangi jalan keluarnya. Sekarang Roisa terapit diantara dinding dan tubuh tinggi Sam. "A-aku akan pergi mandi, jadi tolong singkirkan tangan Anda." "Kau takut?" "Ti-tidak." "Kau gagap?" "Tidak!" Sam menatap Roisa dengan lekat. Gadis yang ada di depannya tampak takut namun mencoba terlihat berani. Seperti seekor anak kucing yang menggeram meski tubuhnya gemetar. Sam ingin sekali tertawa menyaksikan bagaimana Roisa melotot padanya memperlihatkan bahwa dia tidak takut pada Sam. "Aku beri waktu tidak lebih dari sepuluh menit, pergilah!" ucap Sam. Roisa segera berlari ke arah pintu kamar mandi takut Sam berubah pikiran. Namun baru beberapa langkah saja dia bergerak langkahnya sudah terhenti. Sam menginjak selimut yang dia pakai yang terulur ke lantai. Roisa memalingkan wajahnya ke belakang dan melihat smirk di wajah Sam. "Ibuk ...," panggil Roisa lirih dengan suara bergetar. Judul buku : Her Uncle Penulis : Ailova

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Broken

read
6.3K
bc

T E A R S

read
312.7K
bc

Sweetest Diandra

read
70.5K
bc

Pengganti

read
301.7K
bc

Possesive Ghost (INDONESIA)

read
121.2K
bc

Turun Ranjang

read
578.8K
bc

Mrs. Rivera

read
45.3K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook