bc

Mempelai Pengganti

book_age18+
49.8K
FOLLOW
396.6K
READ
contract marriage
escape while being pregnant
arrogant
dare to love and hate
CEO
bxb
brilliant
enimies to lovers
virgin
substitute
like
intro-logo
Blurb

"Sebagai seorang anak, seharusnya kau bisa menjadi sosok yang berbakti. Minimal kau berterima kasih pada orang yang melahirkanmu dengan menolongnya saat dia dalam kesusahan." Aretha memandang wanita tua di hadapannya dengan dahi mengernyit dalam.

"Maksudnya? Berterimakasih dengan menikahi pria yang seharusnya menjadi suami adikku, menjadi mempelai penggantinya, begitu maksud Anda?" tanyanya dengan nada menantang. "Tapi kenapa aky harus melakukannya? Kenapa aku harus berbakti? Kenapa aku harus merasa berutang budi pada sosok wanita yang meskipun sudah melahirkanku tapi tak pernah menyusuiku, mengurusku dan mencintaiku? kenapa aku harus merasa berutang budi sementara aku tak pernah memintanya untuk melahirkanku?"

Hak eksklusif hanya ada di Dream, apa pun yang diposting di platform lain adalah ilegal untuk diposting!!!

chap-preview
Free preview
Part 1
“Apa ini?” Aretha memandang majalah yang ada baru saja Husna letakkan di hadapannya tanpa sedikitpun berniat membukanya. “Adik loe bakalan nikah gak lama lagi, bukannya itu mengejutkan?” ucapan itu keluar dari mulut Husna. Sahabat sekaligus sepupu Aretha. “Terus?” Tanya Aretha dengan nada ketusnya. “Dia benar-benar hebat karena berhasil menaklukan pengusaha sekelas Alfatih Dzakir. Pengusaha kaya raya yang tampan dan untungnya, masih muda.” Ucap Husna lagi dengan nada mengejek. Aretha memandang sepupunya itu dengan sebelah alis terangkat. “Denger-denger saingan buat naklukin si Dzakir itu bukan ecek-ecek loh.” “Ya bagus, itu berarti si Litha bisa bersaing.” Ucap Aretha seraya kembali pada layar di hadapannya. “Dia kan udah biasa jadi anak manja yang tahunya disodorin, persis kayak emaknya. Trus kenapa? Situ cemburu?” tanyanya dengan nada mengejek yang dijawab Husna dengan dengusan. “Loe yang mestinya cemburu. Kalo dia merit lebih dulu dari loe, itu berarti loe dilangkahin. Loe mesti minta tanjakan sama suaminya.” Ucapnya dengan nada memperingatkan Lagian dalam budaya kita, kalo kakak dilangkahin sama adeknya, bisa-bisa yang dilangkahin nanti jadi perawan tua atau bujang lapuk.” Aretha memiringkan kepalanya, memandang sepupunya yang kini duduk bersantai di atas sofa dengan sebelah alis terangkat, tapi kemudian dia tersenyum dan menganggukkan kepala. “Ya bagus.” Ucapnya dengan nada santai. “Kalo begitu, gue bisa jadiin ‘dilangkahi’ sebagai alasan kenapa gue telat kawin atau bahkan gak kawin-kawin saat nanti ada yang nanya ‘kapan kawin’ sama gue. Selesai perkara. Beres.” Lanjutnya masih dengan santainya yang membuat Husna memutar bola matanya. “Kalo gue jadi loe, gue malu sendiri kalo ditanyain begituan.” Ucapnya kembali dengan nada mengejek. “Ya kali, loe yang udah biasa bikinin konsep buat kawinan orang, malah loe nya sendiri masih jomblo. Gak laku loe?” ejeknya lagi yang dijawab kekehan Aretha. “Maaf, itu pertanyaan buat saya atau buat Anda?” ledeknya yang membuat Husna melempar bantal sofa ke arah sahabatnya, namun dengan mudahnya Aretha menghindar. Pernikahan Talitha bukanlah hal yang baru ia dengar. Ia sudah mengetahui kabar menikahnya Talitha dengan pengusaha muda bernama Alfatih Dzakir itu jauh sebelum kabar itu beredar di media. Talitha sendiri yang memberikan pengumuman padanya. Bukan karena niatan ingin meminta restu dari Aretha, apalagi meminta Aretha untuk hadir—minimal menjadi pengiring pengantinnya. Bukan karena alasan itu. Tapi lebih karena ingin membuat Aretha kesal karena adiknya itu memilih untuk menggunakan jasa EO lain yang jelas lebih memiliki nama dan terkenal berharga jasa fantastis daripada EO yang dimiliki Aretha sendiri. Dua puluh enam tahun usia Aretha dan Talitha dan selama tujuh belas tahun lamanya mereka tinggal terpisah. Dari apa yang Aretha dengar, pernikahan ibunya dengan ayahnya dulu tidak pernah mendapatkan restu dari orangtua ibunya. Kakek dan nenek dari pihak ibunya adalah orang yang cenderung menilai orang dari kekayaannya saja. Sementara dulu—saat masih muda dan menginginkan ibunya—Ayahnya, Baskara Nasir hanyalah seorang montir bengkel yang berpenghasilan minim. Dia yang masih muda, jatuh cinta tanpa pandang bulu pada putri pemilik perusahaan tekstil yang bernama Apsarini Ningrum. Bukan cinta sepihak, karena ibunya juga sama dimabuk cintanya pada ayah Aretha kala itu. Menduga bahwa cinta saja cukup untuk memulai kehidupan berumah tangga, tanpa pikir panjang Apsarini dan Baskara menikah secara sederhana. Tentu awalnya dengan restu orangtua karena Apsarini mengancam kedua orangtuanya kalau dia akan bunuh diri jika dia tidak diijinkan untuk menikah dengan Baskara. Mengingat Apsarini adalah putri mereka satu-satunya, kakek nenek Aretha pun menikahkan keduanya. Ujian kemudian datang. Setelah pernikahan berlangsung, kedua orangtua Apsarini—kakek nenek Aretha—memilih untuk mengabaikan putri semata wayangnya. Membiarkan putrinya menyadari kenyataan bahwa sang suami tidak bisa memberikan apa yang selama ini diperolehnya dari orangtuanya. Ibunya yang sejak bayi terbiasa dilayani dan disuapi tidak sanggup menjalani kehidupan dimana dirinya tidak hanya harus melayani dirinya sendiri, tetapi juga suami dan mertuanya yang sakit-sakitan. Ia mulai merasakan sulitnya menjadi orang miskin. Sifat dasarnya yang manja membuatnya banyak menuntut yang menghasilkan pertengkaran. Menyerah, ibunya akhirnya menggugat pisah ayahnya dan memilih untuk kembali ke kediaman orangtuanya. Tentu saja kedua orangtua Apsarini menerima kembali putrinya. Karena memang itulah yang mereka inginkan. Mereka mulai merencanakan untuk mengembalikan semuanya pada letaknya semula. Apsarini akan menikah dengan pria pilihan kedua orangtuanya. Sosok sesama ningrat yang selama ini juga sudah menaruh hati pada Apsarini. Tapi tragedi kembali terjadi. Apsarini menyadari bahwa dirinya berbadan dua. Percintaannya yang menggebu dan tak pikir panjang itu menghasilkan janin dalam rahimnya. Ibunya tidak bisa menerima fakta itu, belum lagi pernikahan Apsarini dengan pria pilihan mereka sudah di depan mata. Mereka berusaha untuk menghilangkan janin dalam kandungan Apsarini dengan berbagai macam cara. Sayangnya, Tuhan berkata lain. Janin dalam kandungan Apsarini nyatanya malah bertahan. Apsarini terpaksa kembali diasingkan. Orangtuanya mengirimnya ke kampung dan menyembunyikannya sampai beberapa bulan kemudian, Apsarini melahirkan bayi perempuan kembar. Awalnya, kedua bayi itu akan dikirim ke panti asuhan. Namun ayah Aretha yang mengetahui kabar mantan istrinya yang melahirkan dengan segera meminta hak asuh untuk kedua bayinya. Apsarini dan kedua orangtuanya memberikannya dengan syarat kedua bayi itu tidak boleh mengetahui siapa ibu kandungnya. Pernikahan pun digelar. Menurut kabar, mereka mengadakan pesta mewah selama tujuh hari tujuh malam. Tahun berlalu, dan pernikahan itu tak juga menghasilkan keturunan. Apsarini dan suaminya Hanenda Bahuwirya sudah mendatangi banyak dokter dan dukun beranak hanya supaya keduanya bisa mendapatkan bayi. Sayangnya, usaha mereka hanyalah usaha menghabiskan uang saja tanpa mendapatkan hasil apa-apa. Alhasil, Apsarini dan orangtuanya menelan ludahnya sendiri. Karena merasa lelah, Apsarini akhirnya kembali mendatangi mantan suaminya dan meminta hak asuh atas salah satu putrinya. Aretha dan Talitha menolak pada awalnya. Sembilan tahun mereka menganggap kalau mereka sudah tidak memiliki ibu dan tiba-tiba saja, seorang wanita yang cantik dan kaya raya datang dan mengaku sebagai orang yang sudah melahirkan keduanya. Namun Apsarini tak pantang menyerah. Entah apa yang dibisikkannya pada Talitha, adik kembarnya itu tiba-tiba saja bersedia untuk ikut dengan ibunya dan meninggalkan ayah, nenek dan juga saudara kembarnya. Sebagaimana anak yang menjadi pancingan, kehadiran Talitha di kediaman Apsarini berhasil membuat ibunya mendapatkan keturunan. Sayangnya, yang kembali lahir dari rahim ibunya adalah anak perempuan yang tidak bertahan lama di dunia karena cacat lahir yang dibawanya. Dan barulah saat Aretha berusia enam belas tahun, ibunya berhasil melahirkan seorang anak laki-laki untuk suaminya. Usia yang memang dikatakan sudah cukup tua dan beresiko untuk melahirkan kembali. Singkat cerita. Selama perpisahan mereka, hubungan Aretha dan saudara kembarnya Talitha tidak pernah baik, namun juga tidak bisa dikatakan buruk. Aretha dan Talitha berhubungan seperti dua orang saling mengenal namun tidak seperti orang yang saling akrab. Bahkan faktanya, Talitha seolah menyembunyikan fakta kalau dirinya memiliki saudara kembar. Sementara Aretha, yang memang memiliki kepribadian tertutup dan membatasi pergaulan tidak pernah menceritakan tentang siapa ibunya dan juga adik kembarnya. Bukan karena dia tidak ingin, tapi karena menurutnya hal itu tidak ada gunanya. Ia lebih memilih untuk menjawab saat ditanya saja. Itupun hanya kalimat singkat seadanya. Berjam-jam kemudian, ketika hari sudah larut dan Aretha tinggal di kantor kecilnya sendirian. Aretha berdiri di samping jendela dan memandang ke arah jalanan di bawahnya. Bahunya bersandar lelah sementara pikirannya berkelana. Tatapannya kembali terarah pada majalah yang ada di atas meja dimana wajah yang sama dengan miliknya tengah tersenyum bahagia ke arah kamera dengan tangan merangkul lengan milik seorang pria bertubuh tinggi kekar berparas tampan namun memiliki raut wajah yang minim ekspresi disertai tatapan mata yang dingin. “Semoga kau berbahagia dengan pilihanmu, sista.” Gumam Aretha seraya berjalan menjauh meninggalkan kantornya.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Tentang Cinta Kita

read
186.5K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
201.1K
bc

Siap, Mas Bos!

read
9.3K
bc

My Secret Little Wife

read
84.6K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.0K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
12.1K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook