bc

Story of Lamia

book_age18+
775
FOLLOW
3.4K
READ
BDSM
manipulative
billionairess
bxg
mystery
female lead
royal
small town
secrets
harem
like
intro-logo
Blurb

Kehidupan seperti apa yang harus Lamia harapkan setelah kematian kedua orang tuanya. Ia yang kini seorang diri di sebuah Mansion besar, tengah bertaruh mempertahankan kesadaran mental yang sedang kacau. Ya ... gadis yang selalu terlihat ceria, saat ini menjadi seorang gadis dengan gangguan mental karena depresi.

Sampai akhirnya Penelope yang menjadi wali Lamia, memutuskan untuk mengirim gadis itu ke dalam rumah sakit jiwa. Dan saat itu ... penderitaan Lamia di mulai.

"Kami adalah suami Lamia, dan kami akan menjemput Lamia!" ucap seorang pria.

Lamia pun dibuat tercengang dengan kehadiran mereka. Enam pria kini berdiri di hadapannya, dan mengaku sebagai suami Lamia.

"Siapa kalian?"

Mereka datang untuk membantu sang istri mengungkap misteri dibalik kematian ke dua orang tuanya. Akankah mereka berhasil mengungkap semua itu?

chap-preview
Free preview
Chapter 1
Hari ini, Lamia sedang berkunjung ke mansion milik orang tuanya. Lamia adalah seorang mahasiswi tingkat akhir di Universitas Oxford, Inggris. Karena permintaan sang Ayah, Lamia meninggalkan tugasnya sebagai seorang mahasiswi. Ia dijemput oleh Edward, asisten kepercayaan Ethan. “Tuan Edward, apa Daddy baik-baik saja?” tanya Lamia. “Tuan dalam kondisi yang sangat sempurna, Nona.” Jawaban Edward membuat Lamia tersenyum kecil. Wanita itu selalu suka dengan gaya bercanda Edward. Pria yang selalu mengenakan topi dengan kacamata hitam itu memang sudah bekerja sejak 20 tahun lalu. Tidak heran jika Edward sangat dekat dengan Lamia. “Apa kita bisa berhenti di sebuah toko roti? Aku ingin memakan roti isi daging,” ujar Lamia. “Tentu saja, Nona.” Edward yang memegang kemudi itu kini menepikan mobilnya pada toko roti yang ada di ujung jalan. Setelah mobil berhenti dengan sempurna, Lamia mulai membuka pintu dan keluar dari sana. Wanita itu kini masuk ke dalam toko roti dan membeli beberapa potong untuk dirinya. “Selamat datang, Nona. Roti apa yang ingin kau beli?” tanya seorang pegawai di sana. “Apa kau menjual roti isi daging? Aku sedang ingin memakan itu saat ini,” ujar Lamia padanya. “Tunggu sebentar, aku akan mengambilkan untukmu, Nona.” Pria dengan celemek putih itu berjalan mengambil beberapa pilihan roti untuk Lamia. “Silakan, Nona. Yang mana kau mau?” tanya pria itu dengan senyum ramah. “Aku ambil semua, sepertinya asisten Daddy belum pernah merasakan roti dari toko ini,” ujar Lamia. Wanita itu mengeluarkan uang dan membayar roti pesanannya. Setelah urusannya selesai, Lamia kembali keluar dari toko itu dan berjalan menghampiri Edward. “Kau sudah selesai, Nona?” tanya Edward. “Ya, aku sudah selesai. Ini untukmu,” jawab Lamia sembari memberikan dua potong roti pada Edward. “Kau harus memiliki tenaga untuk memegang kemudi itu.” Edward tersenyum, lalu masuk ke dalam mobil. Mereka kembali melanjutkan perjalanannya menuju Mansion milik keluarga Gregory. Sampai di mansion, Lamia segera berlari memeluk Ethan. Pria dengan tubuh kekar itu segera menyambut anaknya. Pelukan kerinduan diberikan, bahkan mereka lupa jika ada wanita lain yang menunggu di belakang Ethan. “Baiklah, sepertinya kalian tidak membutuhkan aku,” gerutu wanita itu. “Ayolah, Mom … jangan cemburu pada anakmu sendiri.” Lamia melepaskan pelukan Ethan, dan kini ia memeluk Daisy, ibunya. Lamia adalah anak satu-satunya di keluarga Gregory. Karena Daisy mengalami kecelakaan sebelumnya, sehingga tidak bisa memiliki keturunan lagi. Mansion besar itu mereka tempati bersama adik angkat Ethan yang bernama Penelope. Hubungan Lamia dengan Penelope tidak begitu baik, meski mereka tinggal di dalam satu atap. Lamia memilih menghindari Penelope karena sikap dinginnya. Wanita itu sangat jarang keluar dari mansion timur, tempat tinggalnya. Entah karena apa, Penelope seperti memiliki sebuah rahasia di dalam sana. Dan Ethan tidak peduli akan hal itu. Sering kali penjaga mansion melaporkan pada Ethan mengenai Penelope. Sering membawa pulang pria hanya untuk memuaskan nafsunya, Penelope sudah mendapatkan teguran berulang kali. Tetapi … tidak ada satu dari teguran itu ditanggapinya. Penelope masih sering membawa para pria itu untuk masuk ke dalam mansion timur. Alasan Ethan menyuruh Lamia kembali ke Mansion adalah untuk merayakan ulang tahun Daisy. Seperti biasa, mereka akan mengadakan makan malam di restoran mewah. Dan Lamia selalu memiliki rencana bersama Ethan. Mereka adalah tim yang sangat kompak untuk menjahili Daisy. Kali ini, mereka berangkat secara terpisah. Lamia bersama Edward, sedangkan Ethan dan Daisy menggunakan mobil mereka sendiri. Perjalanan menuju restoran memang sedikit lama, karena posisi mansion yang berada di pedalaman hutan. Mereka harus menempuh jarak yang cukup memakan waktu, maka dari itu keberangkatan menuju restoran sudah mereka jadwalkan. “Tuan Edward, apa kau yakin jika Mommy akan menyukai hadiah dariku?” tanya Lamia. “Tentu saja, Nyonya selalu menyukai apa saja yang kau berikan.” “Tuan Edward, kenapa perasaanku mala mini tidak bisa tenang?” tanya Lamia. “Mungkin karena kau sedang gugup. Atur napasmu dengan perlahan, Nona.” Lamia melakukan sesuai intruksi Edward, dan ia kini menjadi sedikit tenang dari sebelumnya. Akhirnya mereka sampai di sebuah restoran bernama Berners Tavern. Berners Tavern adalah restoran mewah yang menyajikan sajian spesial cumi-cumi risotto, dan cumi goreng renyah. Selain itu ada menu makaroni keju dengan pasta carbonara dan kembang kol goreng. Hidangan semakin spesial dengan tambahan saus Skotlandia. Semua menu yang disajikan adalah menu kesukaan Daisy. Ethan sengaja memesan tempat di sana untuk ulang tahun kali ini. Melihat kejutan yang diberikan suami dan juga anaknya, Daisy merasa terharu dan juga bahagia. “Kalian selalu bisa membuatku menangis,” ujar Daisy. Ethan memeluk istrinya, begitu juga dengan Lamia yang ikut masuk ke dalam pelukan mereka. Suasana restoran itu terlihat sangat sepi, seperti tidak ada pengunjung lain. “Sayang, apa restoran ini tutup? Kenapa tidak ada pengunjung lain?” tanya Daisy. “Mom, Daddy menyewa seluruh restoran hari ini.” Jawaban dari Lumia membuat Daisy membulatkan kedua matanya. “Kalian selalu saja seperti ini, buang-buang uang saja!” gerutu Daisy. Lamia tersenyum kecil melihat ibunya, ia mendekat dan mempersilakan Daisy untuk duduk. Beberapa pelayan di sana datang ,dan menyiapkan menu untuk ketiganya. Pada setiap hidangan yang datang, Daisy selalu tersenyum dan melirik pada Ethan. “Kenapa kau selalu penuh kejutan?” tanya Daisy. “Karena aku mencintaimu, dan aku ingin kau selalu bahagia,” jawab pria itu. Lamia yang melihat kemesraan kedua orang tuanya menjadi iri. “Ehem … kalian selalu saja nampak mesra, dan hal itu membuat aku iri,” ujar Lamia. Kedua pasangan itu tersenyum melihat anaknya. “Sayang, sebentar lagi kau akan bertemu dengan mereka,” ujar Ethan. Lamia mengerutkan dahinya, ia tidak mengerti dengan apa yang Ethan ucapkan. Hingga akhirnya sebuah pertanyaan muncul dari bibir wanita itu. “Mereka? Siapa?” Ethan kembali tersenyum, dan saat ia ingin menjawab anaknya. Sebuah peluru kini bersarang di kepala Ethan. “DADDY!” “ETHAN!” Kedua wanita itu berteriak histeris, mereka tidak tahu apa yang terjadi. Hingga akhirnya Edward berlari ke arah mereka dan melindungi keduanya. “Nyonya, kita harus pergi!” Daisy masih meringkuk dan memeluk tubuh Ethan yang kini tidak bernyawa. Sedangkan Lamia seperti orang yang kehilangan arah. Ia tidak tahu harus berbuat apa? Melihat ayahnya tergeletak tidak bernyawa, dan ibunya menangis memeluk tubuh itu. “Nyonya!” seru Edward. Beberapa orang masuk ke dalam restoran itu, mereka menyuruh Edward untuk membawa Lamia pergi dari sana. Sedangkan mereka akan melindungi Daisy di sana. Tanpa berpikir panjang, Edward menarik tangan Lamia lalu membawanya pergi dari sana. “Tidak! Aku ingin bersama mereka!” teriak Lamia. “Tidak bisa, Nona! Mereka sudah dilindungi, kita harus segera pergi.” Edward tidak peduli dengan Lamia yang memberontak, ia memaksa Lamia untuk masuk ke dalam mobil. Dan dengan segera pergi untuk menjauhi tempat itu. “Kemana kita akan pergi?” tanya Lamia dengan terisak. “Setidaknya kau akan aman jika bersamaku,” jawab Edward   

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Married With My Childhood Friend

read
43.7K
bc

CUTE PUMPKIN & THE BADBOY ( INDONESIA )

read
112.2K
bc

Sacred Lotus [Indonesia]

read
50.0K
bc

Possesive Ghost (INDONESIA)

read
121.0K
bc

RAHIM KONTRAK

read
418.1K
bc

Crazy In Love "As Told By Nino"

read
280.6K
bc

Playboy Tanggung Dan Cewek Gesrek

read
462.1K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook