bc

Jalan Cinta Sang Mafia

book_age18+
1.5K
FOLLOW
9.6K
READ
drama
comedy
sweet
like
intro-logo
Blurb

Saat pulang mengajar, Dinda tidak sengaja menabrak Sean yang sedang terburu-buru, hingga Sean menjatuhkan kunci yang dipikir oleh Dinda itu adalah kunci rumah Sean.

Dinda mengejar Sean hingga sampai ke markas Sean hingga akhirnya Dinda tertangkap dan ditahan oleh Bosnya Sean.

Sean mendapat tugas untuk menjaga Dinda di dalam tahanan bawah tanah, untuk memastikan apa Dinda mata-mata atau bukan.

Sean yang sering melihat Dinda Shalat dan mengaji membuat Sean diam-diam mengagumi Dinda, setelah Dinda bebas, Sean mengutarakan perasaannya pada Dinda, dan mereka menjalani hubungan mereka dengan diam-diam, hingga Bosnya Sean mengendus hubungan Sean dan Dinda, membuat Bosnya Sean marah karna Sean sudah melanggar perjanjian untuk tidak menjalani hubungan perasaan selama kontrak kerja, yang membuat hubungan Sean dan Dinda menjadi di ujung tombak.

chap-preview
Free preview
1
Di sebuah masjid, seorang gadis cantik yang anggun dengan balutan baju Muslimah, kulitnya yang putih dengan bulu mata yang lentik menambah kesempurnaan kecantikan gadis itu, dia baru saja menyudahi pengajian dengan murid-muridnya, dan muridnya pulang ke rumah mereka masing-masing, karna hari sudah mau magrib. Dinda, guru pengajian untuk anak TPA juga ikut pulang. “Ustazah, besok kita libur kan?” tanya salah satu anak didiknya yang juga hendak keluar dari mesjid. “Iya, Ustazah ada pekerjaan besok, kalian belajar hafalan di rumah ya,” jawab Dinda sambil mengelus kepala anak perempuan tersebut. “Iya Ustazah,” jawab anak tersebut dengan ceria dan pulang dengan teman-temannya. Dinda guru yang sangat sabar dalam mendidik murid-muridnya, sehingga muridnya juga terlihat dekat dengan dia. Dinda segera naik ke atas motornya untuk segera pulang. “Sepertinya aku harus beli minum di toko depan, aku sudah sangat haus,” ucap Dinda lagi yang melajukan motornya dan segera berhenti di depan toko yang dimaksud. Setelah membeli satu botol minuman Dinda segera keluar dari toko, dan dari arah yang berbeda datang seorang laki-laki yang terlihat buru-buru sambil berbicara dengan ponsel dan bruk! Lelaki tersebut menabrak Dinda. “Maaf, maaf,” Dinda dan lelaki tersebut sama-sama minta maaf, terlihat lelaki tersebut bertubuh atletis, wajah tampan dengan kulit putih, bulu-bulu tipis di dagunya menambah kesan sempurna fisik lelaki tersebut. Dinda yang merasa bahunya sedikit sakit karna terbentur dengan tubuh lelaki itu berdiri sambil mengelus-elus bahunya, sedangkan lelaki tersebut segera naik ke mobil dan melajukan mobilnya dengan cepat. “Loh, ini kunci lelaki tadi, ya ampun, sepertinya ini kunci rumah dia, aku harus segera mengembalikan kunci rumahnya, kasihan kalau dia mencari-cari kunci rumahnya dan tidak ketemu,” ucap Dinda yang langsung naik ke atas motornya dan menyusul mobil lelaki tersebut dari belakang. “Cepat banget bawa mobilnya,” gerutu Dinda yang hampir-hampir kehilangan mobil lelaki itu, tapi dia masih hafal plat mobilnya hingga dia terus mengejar dari belakang. Hari sudah mulai gelap, tapi Dinda masih terus mengejar mobil tersebut, hingga sampailah Dinda ke dalam sebuah gang sempit yang dimasuki oleh lelaki tersebut dengan mobilnya. “Nah, itu mobilnya sudah terparkir di sana,” ucap Dinda dengan hati bahagia karna orang yang dia cari sudah berhenti di depan matanya, Dinda segera memarkirkan motornya di belakang mobil lelaki tersebut dan mengetuk pintu mobil tersebut, tapi tak ada jawaban. “Permisi,” panggil Dinda lagi sambil terus mengetuk pintu mobil itu, tapi tetap tak ada jawaban, Dinda pun memberanikan dirinya untuk mengintip ke dalam mobil tersebut. “Ya ampun, cepat sekali hilangnya, ke mana ya orangnya?” tanya Dinda pada dirinya sendiri dan mulai melangkah menuju pintu gerbang dengan pagar tinggi. “Aduh, ini tempat apa ya? Kok seram begini,” ucap Dinda yang membuka pintu gerbang itu dengan hati-hati, karna gerbang itu sedikit terbuka. “Kamu siapa?! Mau ke mana?” tanya dua orang lelaki dengan tubuh kekar berbaju hitam yang menatap tajam ke dalam manik mata Dinda, membuat Dinda gemetaran duluan sebelum menjawab pertanyaan mereka. “Bawa ke hadapan Bos!” ucap lelaki itu lagi pada temannya yang membuat temannya dengan cepat menarik Dinda masuk ke dalam markas mereka. Dinda tak bisa meronta, kakinya dengan cepat melangkah seperti langkah lelaki yang menariknya untuk menghadap Bos mereka. “Lapor Bos, ada seseorang perempuan yang datang diam-diam ke tempat kita,” lapor lelaki yang satu lagi yang berjalan di depan mereka. “Bawakan ke sini!” jawab Jordan, lelaki yang berumur sekitar 40 tahun, bos mereka. Dinda pun di dorong ke hadapan Jordan, hingga Dinda terjatuh di kaki Jordan. “Ada perlu apa kamu ke sini?” tanya Jordan dengan tatapan kejam. “Ma ... ma ... af, sa ... saya tadi hanya ingin ...,” ucap Dinda dengan terbata-bata yang membuat Jordan kesal dan langsung memotong ucapan Dinda. “Sudah! Diam!” bentak Jordan yang membuat Dinda ketakutan. “Sean!” panggil Jordan dengan suara menggema membuat seorang lelaki datang mendekati Jordan, Dinda masih terus menunduk dengan tubuh yang sudah bergetar. “Bawa dia ke tahanan bawah tanah! Jaga dia jangan sampai kabur!” perintah Jordan pada Sean yang membuat Sean dengan sigap menarik lengan Dinda untuk segera ikut dengannya, Dinda segera mengimbangi langkah lelaki tersebut dari belakang hingga mereka sampai di tahanan bawah tanah. “Tolong jangan menahan saya! Saya ingin pulang,” ucap Dinda yang mengiba pada lelaki yang mendorongnya ke dalam tahanan, dan mulai mengunci besi tahanan tersebut. Sean melihat ke arah Dinda dan dia mengerutkan kedua keningnya, sepertinya dia pernah lihat perempuan ini. “Kamu ... yang tadi menabrak saya kan? Berarti kamu memang punya tujuan pergi ke sini ya!” ucap Sean yang membuat Dinda mulai mengangkatkan wajahnya untuk menatap Sean. “Kamu, saya mencari kamu dari tadi, makanya saya sampai ke tempat ini,” ucap Dinda yang sedikit bahagia karna bisa bertemu dengan orang yang dia tuju. “Kamu mencari saya? Ada apa?” tanya Sean penasaran. “Saya ingin mengembalikan kunci rumah kamu, saya pikir kamu akan pulang ke rumah dan saya kasihan kalau kamu nanti kehilangan kunci rumah,” ucap Dinda sambil menyerahkan kunci berwarna emas tersebut ke hadapan Sean, Sean menerima kunci tersebut dengan tangan bergetar, karna kunci tersebut adalah kunci brankas rahasia mereka, betapa sangat berharga kunci itu untuk mereka, karna di dalam brankas tersebut menyimpan banyak barang yang akan mereka jual belikan dengan ilegal yang harganya mencapai triliunan. “Terima kasih,” ucap Sean yang langsung memasukkan kunci tersebut ke dalam jasnya. “Sama-sama, tapi saya mohon, Mas bantu saya ya biar saya bisa keluar dari sini, saya tidak ada keperluan apa pun ke sini selain untuk mengembalikan kunci tersebut,” pinta Dinda dengan raut wajah mengiba pada Sean. “Sebentar! Akan saya bicarakan dengan bos saya!” ucap Sean yang hendak pergi. “Eh Mas, jangan lama-lama ya,” ucap Dinda lagi yang melihat sekelilingnya dengan perasaan takut, karna tempat tersebut terlihat sangat mengerikan untuk dia, hiasan dinding dengan gambar-gambar siksaan dan pembunuhan menghiasi di semua dinding, termasuk hiasan hantu yang selama ini sangat ditakuti oleh Dinda. “Iya,” jawab Sean cuek yang tahu kalau Dinda ketakutan di ruang bawah tanah ini. Sean kembali berjalan ke lantai utama untuk menemui Jordan. “Ada apa lagi kamu ke sini? Bukannya aku menyuruh kamu untuk menjaga perempuan itu!” bentak Jordan yang tidak suka anggotanya melanggar perintah yang dia suruh. Bersambung ...

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

YUNA

read
3.0M
bc

Guru BK Itu Suamiku (Bahasa Indonesia)

read
2.5M
bc

Suamiku Bocah SMA

read
2.6M
bc

Bastard My Boss

read
2.7M
bc

Perfect Honeymoon (Indonesia)

read
29.6M
bc

PEMBANTU RASA BOS

read
15.5K
bc

Bad Prince

read
508.5K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook