bc

Elegi Tawa Niyusa

book_age18+
16.5K
FOLLOW
114.4K
READ
drama
tragedy
sweet
spiritual
like
intro-logo
Blurb

Niyusa Bina ingin membuktikan pada kedua orang tuanya bahwa ia juga bisa membuat bangga keluarga layaknya sang adik. Namun keinginanan itu kandas ketika ia harus menikahi Taka, pria tak bermoral yang sudah menjadi temannya sedari kecil.

Pernikahan yang tak diinginkan memang buruk tapi keburukan itu menjadi titik balik kehidupannya. Dengan dibantu Taka, ia berhasil mencapai cita-cita. Namun, ketika Yusa sudah berada di puncak kesuksesan, ia justru merasa kehilangan sebagaian arti dari kebahagiaan.

chap-preview
Free preview
01
"Pikirkan apa yang kamu punya, jangan pikirkan apa yang enggak kamu punya." Sebuah kalimat yang keluar dari mulut anak kecil bernama Gantaka Rahagi, selalu tersemat di benak Niyusa Bina hingga saat ini. Perempuan berhijab dengan tubuh mungil itu memang harus sering-sering mengingat hal tersebut. Jika tidak, ia akan tenggelam dalam rasa tidak percaya dirinya. "Yusaaaa!" Teriakan dari dalam rumah sederhana membuat pemilik suara itu terkejut. Ia segera meninggalkan gerobak nasi pecel milik ibu saat mendengar suara barang-barang berjatuhan dari dalam kamarnya. "Astaghfirullahaladzim, Risa!" pekiknya ketika melihat novel dan buku-buku catatannya berserakan di lantai. "Kamu ngapain aja sampai lupa bangunin aku?" Perempuan cantik yang mengenakan baju tidur mewah itu berteriak marah. "Kamu pikir, aku itu kamu? Tiap bangun pagi cuma santai-santai nunggu jemputan buat berangkat kerja!" balas Yusa. "Ada apa sih ini? Matahari aja belum muncul, kalian sudah berisik! Malu sama tetangga!" lerai Sumi, ibu dari kedua perempuan yang tengah bertengkar itu. "Yusa enggak bangunin aku, Buk! Padahal pagi ini aku harus ke Surabaya. Setengah jam lagi mobil travelku datang. Mana sempat aku siapin semua!" adu Risa pada ibunya. "Ya sudah, kamu cepetan mandi. Biar kakakmu yang bantu siapin keperluan kamu," ujar Sumi memberi solusi. "Buk! Yusa pagi ini piket toko, setengah enam harus udah di sana," tolak Yusa "Kalo kamu yang telat itu gak penting! Kalo aku yang telat dan sampai bermasalah, itu jadi petaka! Kamu mau menanggung perekonomian keluarga ini?" sentak Risa, "jadi kasir minimarket sepi aja belagu!" "Jangan sombong kamu! Semua yang ada di dunia ini enggak ada yang abadi, termasuk kesuksesanmu!" balas Yusa. "Bilang aja iri!" ujar Risa seraya meninggalkan kamar Yusa. "Aku bakal buktiin kalau aku bisa lebih sukses dari kamu, Ri!" teriak Yusa. "Udah, Nduk ... bantu adikmu saja. Ibuk mau berangkat dulu," Yusa mulai memupuk air mata, ia mengiba pada Ibunya. Namun, wanita kurus dengan rambut pendek beruban itu memilih menghindar dan pergi. Beginilah kehidupan muslimah berusia 24 tahun itu, selalu direndahkan dan diabaikan. Bahkan oleh keluarganya sendiri. Bagi mereka, Risa adalah ratu di rumah ini. Setiap perintah dan kemauannya harus dituruti. Sedangkan Yusa, hanya akan dianggap ada jika dibutuhkan. Sejak kecil Risa sudah mendapat perhatian spesial karena pandai dalam berbagai hal. Yudi dan Sumi, sebagai orang tua melihat jika anak kedua mereka kelak akan mengubah perekonomian keluarga, karena itulah mereka rela berhutang kesana kemari agar bisa memberikan kebutuhan terbaik untuk Risa. Sedangkan Yusa, berbeda 180 derajat dari adiknya. Kelebihan yang dia miliki hanya pandai mengurus rumah. Jika Risa bersekolah di International school sejak usia dini, Yusa justru bersekolah di sebuah madrasah tak terkenal di daerahnya. Pekerjaan Yudi sebagai satpam perumahan dan Sumi sebagai pedagang nasi pecel di tepi jalan menjadi alasan agar Yusa mau bersekolah di tempat yang murah. Begitulah Yusa, sejak kecil ia sudah dipaksa untuk selalu mengalah pada adiknya. *** Usai Yusa menyiapkan kebutuhan adiknya, ia bergegas keluar rumah. Kakinya melangkah cepat di balik rok hitam lebar yang ia kenakan, menyusuri paving jalan perumahannya. Namun, langkahnya berubah ragu ketika melihat gerombolan pemuda karang taruna yang sedang berkumpul di dekat pintu gerbang perumahan. Dari rapat beberapa waktu yang lalu, mereka mempunyai rencana akan pergi touring ke sebuah danau di perbatasan kota. Yusa menundukkan wajah dan berjalan lebih cepat ketika melewati gerombolan pemuda tersebut. Meskipun ia tahu tidak mungkin ada laki-laki yang melirik atau bahkan menggoda, tetap saja ia menunduk dan menjaga jarak. Berbeda lagi jika Risa yang berada di posisinya, sudah pasti akan banyak yang menggoda bahkan menawarkan sebuah tumpangan. Yusa memiliki wajah yang terlalu biasa untuk mendapat perhatian orang lain. "Telat kamu, Sa?" Perempuan berhijab hitam itu mengangkat kepala. Melihat pria yang sedang duduk di atas motor sport hitam, memeluk sebuah helm yang ada di atas tangki. Di antara segerombolan pemuda di sana, hanya pemilik suara itu yang mampu membuat orang lain betah memandang. Dia adalah Taka, Gantaka Rahagi, teman masa kecil Yusa yang tinggal di samping rumahnya. "Iya, Ka ...," jawab Yusa singkat kemudian melanjutkan langkahnya. Taka adalah salah satu keberuntungan yang pernah dimiliki Yusa. Ketika banyak teman yang selalu menghindarinya karena bujukan Risa, tapi tidak dengan Taka. Anak tunggal dari pemilik toko furniture ternama di kota Malang itu mau menjadi teman dan satu-satunya orang yang selalu memihak Yusa. Tapi sayangnya, persahabatan mereka merenggang ketika Taka kehilangan ibunya. Saat itu Taka masih duduk di bangku SMA dan Yusa ingin ganti membalas kebaikan Taka. Ia ingin menguatkan remaja yang sedang dirundung kesedihan itu. Namun tanpa alasan yang jelas, Taka justru menjauh dan menjaga jarak dengan Yusa. Sangat lama Yusa menerka-nerka apa penyebab Taka menjauhinya. Tapi, semakin hari Yusa semakin menyadari jika Taka menjadi sosok yang jauh berbeda dari yang ia kenal. Semua orang bisa saja menjauhi dan tak memedulikannya. Mungkin karena Allah-lah yang ingin menemani dan merawatnya sendiri. Yusa mulai merelakan kepergian Taka. Dan sejak itu, hanya sebuah sapa yang tersisa di antara keduanya. *** Minimarket kecil di tepi jalan raya itu sudah menjadi tempat Yusa mencari rezeki hampir enam tahun terakhir ini. Setiap shift diisi oleh dua orang pegawai, satu kasir dan satu lagi pramuniaga. Kerena tak terlalu ramai seperti minimarket dengan brand besar, pemilik minimarket hanya bisa menggaji pegawainya di bawah standart Upah Minimum Kota. Tapi satu hal yang menyenangkan dan membuat Yusa bisa bertahan lama di sana, karena pekerjaannya sangat ringan dan santai. Bahkan sambil bekerja ia juga bisa menyalurkan hobinya, menulis sebuah karya fiksi. Begitulah, mungkin karena kesepian dan tak punya teman membuat Yusa selalu mengisi waktu dengan menulis apa yang ada dalam pikirannya. Menjadikan isi catatan dalam ponsel penuh dengan karya-karya yang setiap malam akan dipindahkan ke laptop bututnya. Pukul dua siang adalah batas akhir jam kerjanya, seperti biasa ia langsung pulang. Banyak pekerjaan yang menanti di rumahnya. Tapi, kali ini ia tak bisa lekas pulang ketika mendengar suara rintihan dari tetangga samping rumahnya. "Tooloooong!" "Pak Cahyadi!" cetus Yusa ketika mendengar rintihan dari dalam rumah tetangganya itu semakin jelas. Ia membuka pintu pagar yang selalu tak terkunci itu kemudian masuk melalui pintu samping. Yusa sangat mengerti sekali seluk beluk rumah itu, sebab sejak kecil ia sering bermain di sana. Ya, itu adalah rumah Taka. Tempat yang hampir menjadi tempat bermainnya setiap hari. Yusa memanggil-manggil nama pemilik rumah tersebut. Tak lama ia menemukan pria yang sudah setahun ini sakit-sakitan sedang terkulai lemas di lantai depan pintu kamar. "Ya Allah!" pekik Yusa, ia melihat ada pecahan gelas di sekitar Cahyadi tetapi tak ada air di sana. Bisa dipastikan jika pria itu ingin pergi mengambil air namun tubuhnya terlalu lemah untuk melangkah. Yusa berhati-hati menghampiri Cahyadi, dengan sekuat tenaga ia membantu berdiri pria tua itu dan membopongnya ke atas tempat tidur. Setelah memposisikan pria itu nyaman di atas tempat tidur, ia pergi ke dapur dan kembali dengan segelas air putih. "Diminum dulu, Pak." Yusa memberikan gelas yang dibawanya pada Cahyadi. "Makasih ya, Nduk." . . . . Bersambung.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Siap, Mas Bos!

read
11.6K
bc

Tentang Cinta Kita

read
188.8K
bc

My Secret Little Wife

read
93.7K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
203.7K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.4K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
14.4K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook