bc

Cinta Rahasia [BAHASA INDONESIA/COMPLETED]

book_age18+
16.3K
FOLLOW
202.1K
READ
billionaire
sex
family
fated
badboy
CEO
drama
bxg
city
poor to rich
like
intro-logo
Blurb

Mungkin tidak ada satu orang pun di Bumi ini yang mau bertukar hidup dengan Aletta Maheswara.

Hidupnya selalu sial. Ayahnya meninggal, tak tahu siapa dan apa penyebabnya. Keluarganya bangkrut. Teman baiknya mengkhianati dirinya sendiri. Kekasih hatinya meninggalkannya, mendua di belakang Aletta dengan teman baiknya sendiri. Bahkan kucing kesayangan Aletta, harus berakhir tragis dengan mati tertabrak motor.

Di tengah semua kesialan dan mimpi buruk yang menimpa dirinya, hadirlah Damian Rivellino. Seorang cowok yang hidupnya berbanding terbalik dengan Aletta. Damian selalu dikelilingi dengan kebahagiaan. Bahkan nampaknya kesialan enggan menghampiri hidupnya.

Karena takdir, Damian akhirnya bertemu dengan Aletta. Damian berhasil mengubah hidup Aletta, membawa pelangi di sela-sela hujan dan kelabu yang selalu memenuhi hidup Aletta.Tapi Aletta tak menyadari, bahwa Damian juga lah orang yang akan menyakiti dirinya.

Mampukah Aletta menerima kenyataan gelap dibalik seorang Damian Rivellino?

Mampukah Damian membawa kembali pelangi ke dalam hidup Aletta setelah semua yang sudah terjadi?

chap-preview
Free preview
Chapter 1 - Cowok Itu
Aletta jalan dengan langkah cepat sembari membawa sebuah kardus yang berisi buah stroberi segar. Sebelum pulang kerja, Arif, pemilik kafe gelato tempatnya bekerja ini, meminta bantuannya memindahkan stok persediaan ke dalam freezer. Sudah satu tahun Aletta bekerja di salah satu kafe gelato yang cukup terkenal di kota ini. Gajinya lumayan. Cukup untuk menghidupi hidup Aletta dan ibunya yang sekarang sering sakit-sakitan. Apalagi Aletta terhitung fresh graduate dan belum ada pengalaman kerja sama sekali. Maklum, setelah lulus SMA, Aletta memutuskan untuk bekerja lebih dulu. Padahal sebenarnya Aletta ingin sekali merasakan yang namanya kuliah. Tapi apa boleh buat. Aletta tidak bisa memaksa, uangnya pas-pasan. Bisa makan tiga kali sehari dan bayar uang kontrakan rutin setiap bulannya saja sudah bersyukur. Setelah ayahnya meninggal dan usahanya bangkrut, Aletta dan ibunya terpaksa harus pindah. Ngontrak dan tinggal di rumah yang jauh lebih kecil. Hampir semua uang dan harta bendanya ludes, habis digunakan untuk membayar sisa hutang ayahnya. Dan untungnya, Aletta masih mempunyai Hema Widyananta. Cowok yang sudah dua tahun menjadi kekasih sekaligus penghibur hatinya. Cinta pertamanya. Aletta pertama kali kenal dengan Hema saat masih SMA dulu. Karena pertolongan Hema juga, Aletta bisa mengenal Gita Harshita, cewek yang menawari supaya Aletta dan Hema bisa bekerja di kafe gelato milik Arif dan kini sudah menjadi teman baiknya. Ah, kalau tiba-tiba ingat masa-masa sekolah, tanpa sadar hati Aletta langsung terenyuh. Masa sekolah, masa dimana semuanya masih terasa begitu mudah. Masa dimana kedua orangtuanya masih lengkap. Ingin sekali rasanya Aletta kembali ke masa-masa itu .. “Udah dimasukin semuanya kan?” tanya Arif. “Udah, pak. Buah sama cup gelato nya udah saya pindahin semua ke dalam freezer,” jawab Aletta. Arif tersenyum, “Ya udah. Makasih ya udah bantuin saya. Kamu boleh balik sekarang.” Aletta baru jalan beberapa langkah menuju pintu keluar saat tiba-tiba Arif memanggil lagi. “Aletta,” panggil Arif. Aletta menengok, “Iya?” Arif mengeluarkan dompet dari saku celananya lalu memberikan uang 50.000 kepada Aletta, “Buat kamu.” Aletta langsung merasa tak enak hati. “Eh, nggak usah pak. Nggak apa-apa. Saya ikhlas kok bantuin bapak,” kata Aletta. Arif tersenyum, “Nggak apa-apa. Saya juga ikhlas kok ngasih kamu. Anggep aja hadiah. Soalnya gara-gara bantuin saya, kamu jadi pulang telat.” Aletta tersenyum dan menerima uang tersebut, “Makasih pak.” Hari ini Aletta merasa beruntung. Karena uang pemberian Arif, Aletta bisa membelikan makanan untuk ibunya. Ah, Aletta juga tidak lupa akan kekasihnya, Hema. Sudah tiga hari Hema tidak masuk kerja. Sakit. Aletta sendiri sampai terheran-heran, mengapa Hema dan ibunya harus sakit di saat yang bersamaan? Semoga saja ibu dan Hema diberi panjang umur. Kelar membeli makanan untuk Hema dan ibunya, Aletta meraih ponsel yang ada di saku celananya dan mulai menelepon Hema. Satu kali, dua kali .. sampai lima kali menelepon, Hema tak kunjung menjawab. Seketika, jantung Aletta langsung berdegup kencang. Di mana Hema sekarang? Bagaimana keadaannya? Apakah dia baik-baik saja di sana? Tanpa basa-basi, Aletta memutuskan untuk berkunjung ke rumah Hema sebentar. Hanya sekadar untuk memastikan saja kalau Hema baik-baik saja di rumahnya. Hujan rintik-rintik mulai turun saat Aletta sedang dalam perjalanan menuju rumah Hema. Entah mengapa, hujan yang turun malah membuat perasaan Aletta jadi tidak enak. Apa kira-kira yang sedang terjadi? “Turun di depan ya, pak,” kata Aletta kepada si bapak supir bajaj yang mengantarnya ke rumah Hema. “Hati-hati, mbak. Lagi hujan,” kata si bapak supir bajaj. Entah mengapa, kata ‘Hati-hati’ malah membuat perasaan Aletta tambah buruk. Seolah-olah ada sesuatu yang buruk akan terjadi padanya sesaat lagi. Aletta mengerutkan dahinya begitu sampai tepat di depan rumah Hema. Sayup-sayup, Aletta mendengar suara. Bukan suara laki-laki, tapi suara perempuan. Ya, suara seorang perempuan yang sedang mendesah. Mungkinkah Aletta salah dengar? Aletta masih mencoba berpikir positif saat ini. Mungkin itu suara dari ponsel Hema. Aletta tahu betul, kebanyakan laki-laki, atau mungkin bukan hanya laki-laki saja, terkadang penasaran akan film biru. Mungkin Hema sedang menonton film biru? Entahlah. Aletta sudah berada tepat di depan pintu rumah Hema. Aletta tidak salah dengar. Suara desahan perempuan itu terasa semakin kencang. Dari suaranya saja, Aletta mampu membayangkan betapa nikmat percintaan yang sedang dilakukan perempuan itu. Bahkan sayup-sayup, Aletta juga mendengar suara decitan ranjang yang kasar, menunjukkan betapa panas dan bergairahnya percintaan yang dilakukan perempuan itu sekarang. Pipi Aletta mulai memanas. Bukan karena terangsang, tapi terbakar oleh rasa malu sekaligus marah. Aletta mengurungkan niatnya untuk mengetuk pintu rumah Hema, dan langsung masuk saja ke dalam rumah Hema tanpa permisi. Begitu masuk, rumah Hema kosong. Tidak ada orang di ruang tamu, tapi suara itu semakin terdengar jelas dari sini. Arahnya berasal dari kamar Hema. Hema memang tinggal sendirian. Ayah dan ibunya menetap di kampung halamannya. Sejak SMA, Hema sudah jadi perantau dan tinggal sendirian di rumah kecil yang hanya punya satu kamar tidur, dapur, ruang tamu, dan satu kamar mandi ini. Dengan perlahan, Aletta berjalan ke kamar tidur Hema. Jantungnya berdegup semakin kencang. Tanpa basa-basi, Aletta membuka pintu kamar Hema yang tidak terkunci, dan langsung menjatuhkan kantong plastik berisi makanan begitu melihat apa yang ada di hadapannya. Perempuan itu, Gita Harshita, yang sudah dianggap sebagai teman baiknya sendiri .. Gita sedang bercinta, dengan Hema .. Keduanya telanjang bulat. Gita nampak begitu nikmatnya bercinta di atas tubuh Hema, menggoyangkan pinggulnya dengan begitu cepat dan kasar hingga ranjang Hema berdecit. Aletta juga melihat dengan mata kepalanya sendiri, bagaimana tangan Hema begitu lihai dan rakusnya memainkan kedua gundukan ranum milik Gita. Tangan itu, tangan yang sama yang juga biasa menggandeng tanganya. Tangan yang biasa mengusap air mata yang membasahi pipi Aletta .. Pipi Aletta tambah memerah. Astaga .. Percintaan mereka terhenti begitu Hema sadar ada Aletta yang sedang berdiri dengan wajah sangat memerah tepat di pintu kamarnya. Hema langsung menyingkirkan tubuh Gita, “Aletta?!” Tanpa basa-basi, Aletta langsung pergi meninggalkan Hema dan Gita. Meninggalkan rumah terkutuk yang tak akan pernah didatanginya lagi itu. Dengan terburu-buru, Hema menggunakan celana boxer dan kaos putihnya, lalu berlari mengejar Aletta. “Aletta! Tunggu!” cegat Hema. Aletta menepis tangan Hema. Air mata sudah berjatuhan, membasahi kedua pipinya. “Aletta, aku bisa jelasin semuanya ..,” kata Hema. “Jangan .. Jangan pernah hubungin aku lagi .. Kita putus ..,” ucapan Aletta terbata-bata karena menahan tangis yang sebentar lagi meledak. Tidak, tidak boleh. Aletta tidak boleh menangis lagi di hadapan Hema! Hema masih belum menyerah. Hema kembali meraih lengan Aletta, mencegahnya untuk pergi. Reflek, Aletta langsung menepis tangan Hema dengan kasar dan berlari. Meninggalkan Hema sendirian di tengah hujan rintik-rintik yang sedang turun. Hati Aletta begitu sakit. Selama ini dirinya berpikir Hema adalah orang baik. Orang yang mampu membawa pelangi di tengah kelamnya hidup Aletta. Tapi ternyata? Bahkan Hema mendua. Dan yang lebih buruk lagi, mendua bersama Gita, cewek yang sudah Aletta anggap sebagai teman baiknya sendiri. Karena terlalu asik dalam lamunannya, Aletta tak sadar kalau ada sebuah mobil porsche berwarna hitam melaju ke arahnya. Untungnya sang pengemudi mobil sadar kalau ada pejalan kaki yang berjalan tak jauh dari mobilnya. Reflek, sang pengemudi langsung banting setir. Aletta langsung terkejut bukan main begitu mendengar suara dentuman mobil yang beradu dengan pembatas jalan. Dengan cekatan, Aletta langsung menghampiri mobil itu dan mengetuk kaca pintu mobil porsche tersebut. Si pengemudi mobil membuka pintu mobilnya. Menunjukkan wajahnya yang nampak begitu rupawan. Untuk sesaat Aletta ternganga, tidak percaya ada laki-laki setampan ini di hadapannya. “Kamu nggak apa-apa kan?!” kata si pengemudi mobil sambil memegangi pelipisnya yang mengeluarkan sedikit darah. Aletta mengangguk, “Nggak apa-apa. Tapi .. itu .. pelipis kamu berdarah.” Si pengemudi mobil berdesis kesakitan, “Masuk dulu sini. Di luar hujan.” Akhirnya Aletta ikut masuk ke dalam mobil. Tidak hanya luarnya saja, bahkan dalamnya pun sangat mewah. Benar-benar mobil kelas mahal. “Serius nggak apa-apa?” tanya si pengemudi mobil. Aletta hanya mengangguk. Si pengemudi mobil mengulurkan tangannya, “Damian Rivellino. Sorry. Aku bener-bener nggak sengaja. Soalnya hujan, jadi nggak keliatan.” Aletta tidak membalas jabatan tangan Damian. Damian langsung panik. Jangan-jangan tadi Aletta sempat keserempet? “Kamu beneran nggak apa-apa?” tanya Damian yang semakin panik begitu melihat wajah Aletta yang mulai pucat. Aletta masih tidak menjawab. Kepalanya terasa sakit sekali. Pening. Lehernya terasa sangat berat. Tiba-tiba, sekelilingnya terasa seperti berputar-putar. Perlahan-lahan, semua berubah menjadi gelap. Sangat gelap sampai akhirnya tanpa Aletta sadari, Aletta jatuh pingsan. Damian langsung meraih kepala Aletta. Untung Aletta sudah ada di dalam mobil. “s**t,” umpat Damian. Setelah memakaikan Aletta sabuk pengaman, dengan terburu-buru Damian membawa Aletta ke rumah sakit. ***** Paginya, begitu bangun, pusing dan rasa sakit di leher Aletta belum hilang. Dengan kesadaran yang belum penuh, Aletta mengingat-ingat, apa yang terjadi semalam? Ah, Hema. Hema dan Gita. Mereka selingkuh. Setelah berhasil mengingat kejadian buruk itu, kepala Aletta malah jadi tambah sakit. Tiba-tiba suara seorang cowok yang begitu berat memenuhi telinganya. “Kamu udah bangun?” tanya cowok itu. Lagi-lagi Aletta ternganga. Kaget dan masih tidak percaya. Cowok itu .. ah, kalau tidak salah namanya Damian kan? Jadi dia yang membawa Aletta ke rumah sakit? Damian tersenyum, “Aku yang bawa kamu ke sini.” Tanpa disadari, senyum itu mampu membuat pipi Aletta merona seketika.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Love Me or Not | INDONESIA

read
532.7K
bc

SEXRETARY

read
2.1M
bc

GAIRAH CEO KEJAM

read
2.3M
bc

OLIVIA

read
29.2K
bc

Sekretarisku Canduku

read
6.6M
bc

CEO Mesum itu Suamiku

read
5.1M
bc

Call Girl Contract

read
323.1K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook