bc

MAFIA INI MILIKKU

book_age18+
3.9K
FOLLOW
43.5K
READ
revenge
arrogant
boss
mafia
comedy
sweet
straight
icy
realistic earth
like
intro-logo
Blurb

18+ zona dewasa

Rencana bisnis sekaligus liburan Elsa hancur.

Bagaimana bisa Elsa malah ada di tempat lain, tempat yang sama sekali tak ia tahu. Orang-orang yang bersamanya juga sama sekali tak ia kenal.

"Dasar pria sialan!"

Elsa membenci pria tampan yang ada di hadapannya ini.

Tak ada angin dan tak ada hujan, kenapa malah menangkapnya. Elsa datang untuk urusan bisnis bukan untuk jadi maling.

*

"Kenapa bisa salah orang?"

Pria ketua geng mafia ini memarahi pengawalnya yang salah menangkap orang.

Elsa berpenampilan sama dengan gadis yang menjadi musuh bebuyutan pria dingin dan menyeramkan ini.

Tak sama bagaimana, dua-duanya memakai gaun dari toko yang sama dan mengenakan tas yang sama pula.

*

Melalui ketidak salah pahaman ini, seorang pria dingin yang hidupnya sendirian pun akhirnya punya seorang teman berbincang yang mengubah cara pandang dan dunianya.

Melalui gadis ini juga dia bisa menemukan semua kejahatan ibu tirinya dan membalas dendam. Elvano yang sering depresi kini sudah pulih dan menemukan kebahagiaannya.

chap-preview
Free preview
Keberangkatan Elsa
Tok, tok, tok. “Elsa?” Tok, tok, tok. “Elsa?” “Do you wanna build a snowman?” Elgio, pria bertubuh tinggi atletis mengetuk pintu kamar Elsa, adiknya. Tak ada jawaban dari dalam kamar. Pria itu menunggu sejenak sebelum mengetuk lagi. “C'mon let's go and play!” Elgio mengucapkannya sambil bernyanyi seperti Anna memanggil Elsa. “I never see you anymore, come out the door, it's like you've gone away.” Pria ini malah keasyikan bernyanyi. Dia menjadikan lagu “Frozen” untuk lelucon bersama adiknya Elsa yang ia anggap dewa es. “Heey! Berisik lo, Bang.” Pintu pun terbuka dan seorang gadis menjewer telinga kakaknya. Mereka berdua tertawa, lalu berjalan ke ruang keluarga untuk pesta BBQ. Elgio menyuruh Elsa duduk di antara dirinya dan Biyan. Mendadak Elsa mendapat telepon dari sekretarisnya. Gadis itu tidak jadi menyantap daging panggang. “Maaf, Bu, saya mendadak harus opname,” ucap sekretaris Elsa yang bernama Angel itu. “Kamu sakit apa?” “Vertigo, Bu. Pusing banget sampai muntah-muntah. Sekarang masih diinfus di IGD.” “Oh, kena vertigo? Hmm, mau gimana lagi? Cepat sembuh, ya. Saya bisa berangkat sendiri.” Kedua kakak Elsa kontan menoleh ke adiknya. Elsa terpaksa memberi penjelasan. “Oh, itu, Bang. Angel mendadak sakit. Gue terpaksa berangkat sendiri besok.” “Serius lo mau ke Amerika sendirian?” tanya Elgio sambil menepuk pundak adik bungsunya. “Serius. Abis Angel lagi sakit,” ujar Elsa. Elsa dan Angel ada keperluan kantor yang mengharuskan mereka untuk berangkat ke Amerika menemui klien penting. Biarpun anak bungsu yang terkadang manja, Elsa sudah jadi CEO muda dan dia juga gila kerja seperti keluarganya, memiliki otak cerdas dan IQ di atas rata-rata, tak heran ia berhasil meraih posisi itu meski masih berusia kepala dua. Klien yang akan mereka temui ini rencananya akan memberikan modal sangat besar. Entah mengapa, Angel mendadak terkena serangan vertigo. Kata dokter, vertigo bisa diakibatkan oleh kelelahan, susah tidur, bisa juga karena kurang darah. Angel memang bekerja bagai kuda. Ia sering lembur menemani Elsa. Gadis itu juga sering mengambil banyak pekerjaan demi mengumpulkan pundi-pundi uang. Rupanya fisik Angel berontak. Tiba-tiba ia merasa bumi berguncang seperti tengah naik kapal yang diterjang ombak besar. Ia pusing berputar, sulit berdiri tegak dan berjalan, serta mual dan muntah. “Amerika jauh lho, Els. Gue gak izinin lo pergi jauh-jauh. Gue ikut, ya!” Elgio biarpun terkadang cuek tapi dia sangat ketakutan kehilangan keluarganya. Ia benar-benar tidak tega membiarkan Elsa berangkat sendiri ke negeri orang. “Ngaco! Bini lo lagi hamil malah mau pergi ke Amrik bareng gue.” Elsa tak mau ditemani kakaknya. Alasan yang pertama karena Sari sedang hamil, alasan yang kedua karena kakaknya ini menjengkelkan. Yang ada mood-nya menjadi tak baik saat di sana. “Lo yakin Els?” tanya Elgio lagi untuk memastikan. Sebagai kakak yang baik, dia berhak melarang Elsa pergi demi kebaikan. “Yakin, Bang!” sahut Elsa. Dasar adiknya saja yang sok mandiri, tak mau dikatai manja dan maunya jalan-jalan, bebas dari gangguan Elgio dan orang lain yang jail. “Abang temenin, ya?” Biyan—kakak sulung Elsa—yang sedari tadi menyimak pun menawarkan diri. Kalau lo nggak mau ditemani Elgio, biar gue aja yang temani.” “Ini lagi. Abang yang satu ini malah ikut-ikutan lebay! Jesica lagi hamil, jangan ditinggal!” Elsa juga melarangnya. Kedua kakaknya memiliki istri yang sedang hamil. Tidak mungkin ditinggal jauh selama dua minggu. Elsa juga tidak mungkin meminta tolong diantar ayahnya. Kasihan, sang ayah sudah tua. “Minta temenin cowok kamu yang waktu itu datang di nikahannya Elgio aja.” Biyan memberikan saran karena sempat melihat pria yang memperhatikan terus adiknya terlihat cantik dalam balutan gaun brides maid. “Dia udah hilang ditelan bumi, Bang.” “Loh, kenapa?” “Males! Dia selingkuh sama cewek lain. Padahal, Bang, cewek itu jelas-jelas memiliki pekerjaannya wanita penghibur di klub malam.” Elsa menyesal membuka hati untuk pria itu. Pria yang semula terlihat simpatik dan elegan itu sempat membuat harapannya melambung. Mungkin masa lajangnya akan berakhir dan hatinya berlabuh pada pria rupawan itu. Ternyata harapan tinggal harapan. “Kok seleranya nggak berkelas?” Elgio ikut menyimak cerita patah hati Elsa. “Ya begitulah cowok, selingkuh sama cewek yang derajadnya di bawah dia.” Elsa geram karena wanita itu tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan dirinya. “Ehm …. Jangan cerita soal perselingkuhan deh, trauma sama Kania.” Biyan yang mendengar cerita Elsa menjadi sedikit tak enak hati. Alasan pertama karena ia diselingkuhi. Alasan kedua karena ia juga berselingkuh pada Jesica. Nanti istrinya baper karena membahas wanita yang derajatnya lebih rendah. Jesica memang sering sensi karena merasa Kania lebih baik darinya. “Maaf.” Elsa menutup mulutnya rapat-rapat. Ia tahu apa yang ada di pikiran kakak pertamanya. Elsa berusaha mengalihkan perhatian. “Kalian jangan lebay, deh. Gue cuma ke Amerika dua minggu doang, kok. Gue kepingin move on, jalan-jalan, dan meeting di sana.” Elsa tersenyum lebar membayangkan betapa menyenangkan berada di negeri orang. “Kita khawatir adik bungsu kita satu-satunya kenapa-napa. Di sana beda sama Indonesia, Els. Beda juga sama Paris.” Elgio dan Biyan merangkul Elsa. Amerika lebih besar dari Prancis di mana Elgio dulu sekolah. Sedangkan Elsa kadang tidur pun masih minta ditemani ibu mereka, Arisa. “Gue udah dewasa, Kakak-Kakakku Sayang. Please don’t lebay, ya!” Elsa berusaha membebaskan diri dari rangkulan kedua kakaknya. “Hmmm ….” Elgio tak suka Elsa masih saja kekeh. Ia ingin melaporkan hal ini pada ayah mereka, Arga, agar Elsa tak direstui berangkat. “Papi! Papi!” panggil Elgio pada ayahnya yang sibuk menggendong cucunya. “Apa, El?” Arga pun ikut bergabung. “Ini anak bungsu Papi maksa mau pergi ke Amrik sendirian.” Mendadak Elgio menjadi tukang lapor. “Els, tunda saja sampai Angel bisa menemani kamu, atau minta ditemani staf yang lain saja.” Arga mencoba memberikan solusi. Siapa tahu Elsa mau menurut. Sayangnya, Elsa keras kepala, tak mau menyerah sampai keinginannya terpenuhi. Perjalanan bisnis kali ini sangat penting. Ia harus bisa membuka jalan bisa mengembangkan perusahaan lebih sukses lagi. “Nggak mau kalau bukan Angel. Yang lain kan cowok, Pi. Nggak nyaman aja kalau bukan orang kepercayaan aku.” Elsa juga tak suka jika saat melakukan perjalanan bisnis atau melakukan pertemuan ditemani orang lain, bukan orang kepercayaannya. Lebih baik ia pergi sendiri saja. “Lo lesbi, Els? Bareng Angel mulu!” Elgio mencurigai adiknya tak normal. “Idihh! Enak aja. Gue masih normal meski jarang pacaran. Sekalinya pacaran cowoknya nggak bener. Kayaknya ini karma dari kakak gue yang doyan gonta-ganti cewek. Kak Biyan juga kena karmanya dari lo!” Elsa menjulurkan lidahnya pada Elgio. Ia benci kakaknya yang sok laku ini. Mentang-mentang ganteng. Elgio gonta-ganti cewek seperti ganti baju saja. Elsa mencubit pinggang Elgio saking kesalnya. “Auuu … auuu …. auuuu …. Sakit, Els. Kejam banget lo sama kakak lo sendiri.” Elgio kesakitan karena cubitan Elsa ternyata keras juga. “Lebih kejam elo, Bang. Lo yang kasih kesialan ke gue!” Elsa mencubit Elgio lagi. “Auuu …. Ampun!” Elgio bergeser agar sedikit menjauhi Elsa. ☆☆☆ Seorang pria duduk di bangku singgasananya sembari menyatukan telapak kanan dan kiri, lalu menautkan jemari. Pria yang semula tenang ini mendadak emosi dan membanting semua barang yang ada di mejanya. “Agghhh! Wanita si-alan! Dia sudah bikin aku rugi banyak sekali!” Pria itu baru saja kehilangan banyak uang akibat ulah seorang gadis yang sempat merayunya. Ternyata wanita yang mendekati pria ini adalah pencuri handal. Wanita itu bisa merampok apa saja harta milik sasaran, meski keamanan cukup kuat. “Kami harus apa, Tuan?” tanya penjaga yang datang karena mendengar kegaduhan. Melihat tuan mereka kesal, mereka pun ingin diperintahkan untuk melakukan sesuatu. “Tangkap wanita itu! Saya akan memaksa dia mengembalikan uang yang telah dia ambil!” perintah si pria. Keamanan kasinonya diretas lalu gadis itu juga bermain judi dengan handal dan curang. Ia menggunakan alat khusus yang bisa menggerakkan bahan alat mainnya agar bisa memenangkan perjudian. Setelah puas berjudi, gadis itu menantang dan menggodanya. Saat semua lengah, orang yang bekerja sama dengan gadis itu pun mulai membuka brankas uang dan mencurinya. Bahkan gadis ini membuat gempa buatan agar seisi kasino panik dan tak akan ada yang curiga jika ada orang yang tengah membuka brankas. “Ikuti dia ke mana pun, cari waktu yang tepat untuk membawa dia ke hadapanku!” Kedua tangan pria itu mengepal. “Baik, Tuan. Akan kami laksanakan.” “Jangan sampai gagal!”  

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Dilamar Janda

read
319.1K
bc

Sang Pewaris

read
53.0K
bc

Marriage Aggreement

read
80.8K
bc

TERPERANGKAP DENDAM MASA LALU

read
5.6K
bc

Scandal Para Ipar

read
693.7K
bc

JANUARI

read
37.1K
bc

Terjerat Cinta Mahasiswa Abadi

read
2.6M

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook