bc

Your Blood and Body

book_age18+
2.7K
FOLLOW
18.5K
READ
sex
one-night stand
bxg
mystery
vampire
city
crime
war
virgin
friends with benefits
like
intro-logo
Blurb

[WARNING : MATURE CONTENT]

Hobi membawa petaka.

Alin tidak menyangka, rencana liburan di Jepang berbuah tidak bisa pulang.

Pembunuhan masal setiap malam, membuat pemerintah menutup akses jalan keluar-masuk sampai pelaku tertangkap dan demi keselamatan masyarakat.

Namun, di sinilah dia berada sekarang.

Warga asing yang terjebak di apartemen kecil di lantai tiga bersama beberapa tetangga yang rupanya berasal dari luar negeri juga.

Terjebak bagaikan ternak yang siap menunggu ajal tiba.

"Ck, aku tidak mau mati semudah itu! Tidak di tempat yang bukan rumahku!" —— Alin Nadhiya.

______

All Right Reserved by Kaitani Hikari

chap-preview
Free preview
01 | Alin Nadhiya
"APA yang akan aku lakukan sekarang?" Aku mengembuskan napas panjang, melemparkan dompetku ke atas meja, dan lantas menyandarkan punggung ke sofa. Sial, benar-benar sial. Jika aku tidak bisa pulang bulan depan, aku akan mati mengenaskan di tempat ini. Bukannya apa atau kenapa, hanya saja, lockdown mendadak dari pemerintah sejak satu minggu yang lalu sukses membuatku tidak berkutik. Duduk diam di apartemen sempit dan berakhir mati kelaparan karena kehabisan uang. Aku hanya memindahkan beberapa dolar ke VISA sebelum terbang kemari, dan kalau keadaan seperti ini tetap berlanjut, mau diam atau keluar dari sini pun aku akan tetap mati. "Kau terlihat sedih." Bahasa Jepang dengan aksen khas orang luar negeri menyahut. "Berhentilah, Daniel, kau membuat mood-ku semakin buruk." Aku memejamkan mata, enggan menatap wajah menyebalkan yang menjadi tetangga sebelah kamar. Sosok menyebalkan yang suka seenaknya masuk dan keluar apartemenku. Entah apa yang membuatnya merasa senang ketika menyusup rumahku, tapi ekspresinya memang selalu begitu, menyebalkan sekali, dan membuat semua kesialanku serasa bertambah hingga berkali-kali lipat. "Kau kehilangan mood, karena tidak bisa keluar dari sini?" "Kalau sudah tahu, jangan bertanya lagi." Pria itu terkekeh. Dia berjalan mendekat, lalu duduk di sebelahku. "Aku hanya ingin menabur garam di atas penderitaanmu." "Sialan!" Aku meliriknya. "Sedang apa kau kemari?" "Hn, melihat kondisimu. Apa kau masih bernapas atau tidak di tempat kecil ini." Aku mendengkus. "Tempatmu sama kecilnya dengan tempat ini, jangan menghinaku." Aku menatapnya. "Aku tidak menghina, tapi memang beginilah kenyataannya." Daniel menatap langit-langit ruangan. "Setelah ini, apa yang akan kau lakukan?" "Apa? Kalau aku bisa pulang, aku akan pulang sekarang juga." "Mustahil." Aku mendengkus. "Aku tahu." "Dan jangan coba-coba kau melakukannya, mencari jalan ilegal hanya untuk pulang ke tempat asalmu. Sayangi nyawamu, Alin." Aku tak kuasa mendengkus keras-keras. "Mau tinggal atau pulang, aku tetap akan mati, Niel. Kau pasti mengerti itu. Dan lagi, kenapa kita harus tinggal di rumah hanya karena pembunuh berantai yang wujudnya saja tidak jelas begini? Harusnya kita melarikan diri, bukannya diam di rumah bagaikan hewan ternak yang siap dibunuh kapan saja." Daniel melirikku, mata biru dengan rambut pirangnya benar-benar memperlihatkan bahwa dia orang asing, bahkan sebelum ia menyebutkan namanya. Aku dulu berasumsi dia berasal dari London atau benua Amerika, dan benar saja, dia memang berasal dari London. Tiba-tiba saja, Daniel mendekatkan wajah, sontak aku menjaga jarak. Mata birunya menatapku tajam, entah mengapa tatapannya sedikit berbeda dari yang biasanya, tatapan kali ini terasa dingin dan mencekam. Aku baru saja hendak bangkit, saat tangannya menarik tanganku hingga tubuhku terempas di sofa. Mataku melotot. Daniel menindih tubuhku, senyum di bibirnya teramat lebar layaknya seringai mengerikan. "Kalau kau butuh sesuatu, mintalah padaku. Aku takkan membiarkanmu mati di tempat kecil ini, Alin." Aku menelan ludah susah payah, terlebih saat kurasakan embusan napasnya di dekat daun telinga. "Jangan berpikir untuk pergi ... tidak, Alin. Aku takkan membiarkannya, kau bisa mati jika berani meninggalkan Akita." "Ck, menyingkir dariku, bodoh!" Aku mendorong Daniel dan berhasil, pria itu terkekeh kecil dan duduk di sebelahku setelah aku terduduk. "Lagipula, apa yang mengintai di luar sana? Kau pasti tahu sesuatu, kan?" "Apa kau ingin mengetahuinya?" Aku menatapnya penuh harap. "Apa boleh? Aku akan membantu kalian mengungkap misteri sialan ini, tapi sebagai gantinya, izinkan aku pergi secepatnya dari sini. Aku--" "Berhenti berpikir untuk meninggalkanku." Daniel berdiri. "Aku takkan membiarkanmu pergi dari sini." "Ck, kau tahu, Niel? Kau adalah orang paling menyebalkan yang pernah kutemui." Daniel menatapku dengan senyuman miris. "Terima kasih telah memuji polisi rendahan sepertiku, Nona." Dia benar, Daniel memang seorang polisi yang bekerja di divisi kejahatan. Namun, anehnya, dia jarang masuk kantor polisi dan lebih sering masuk ke rumahku. Bahkan, aku meragukan jika dia benar-benar polisi. Mengingat tindakannya yang kurang sopan, juga ... karena aku belum pernah melihatnya memakai pakaian polisi, aku ragu dia benar-benar seorang polisi. ____ Ditunggu komentarnya :)

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

PEPPERMINT

read
369.7K
bc

Rewind Our Time

read
161.2K
bc

CEO Pengganti

read
71.2K
bc

DIA UNTUK KAMU

read
35.2K
bc

Living with sexy CEO

read
277.7K
bc

The Prince Meet The Princess

read
181.7K
bc

T E A R S

read
312.7K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook