bc

LOVE & GENTLE TOUCH

book_age18+
6.6K
FOLLOW
84.7K
READ
billionaire
possessive
sex
one-night stand
pregnant
dominant
CEO
boss
sweet
like
intro-logo
Blurb

[ADULT 21+, BE WISE]

“Jangan coba-coba menggodaku, Little Princess. Aku ini pria dewasa. Aku normal. Aku punya gairah jika sudah berkaitan dengan tubuh wanita. Apalagi, kau sangat seksi, Varlotta.”

“Katakan jika kau menginginkanku, Mr Gorgeous. Itu saja sudah cukup bagiku.”

“Aku akan senang hati tidur denganmu. Dan kau yang akan menjadi pria pertama mendapatkan kesempatan bercinta bersamaku. Kau pasti akan memberiku kepuasaan terbaik, Mr. Vilano.”

Geonado Vilano tercatat sebagai milyuner muda berpengaruh di New York dengan bisnis-bisnis suksesnya. Berparas menawan hingga membuat wanita siapa pun melihatnya akan terpesona dan merasakan ketertarikan kuat, baik secara hati maupun fisik. Termasuk juga, Varlotta Vandara.

Sejak masa remaja sudah menambatkan kasih pada Geonado. Hingga menginjak usia seperempat abad, Varlotta tidak pernah berpaling. Ia pun mempunyai tekad akan mendapatkan Geonado. Telah dipersiapkan diri matang. Kecerdasan dalam berbisnis terus diasah bersamaan dengan tubuh seksi terus dibentuk. Harus demikian modal dimiliki guna memastikan Geonado meliriknya. Pria itu tak akan bisa menolaknya, terutama sentuhan-sentuhan sensual yang dapat membakar hasrat.

chap-preview
Free preview
01 - Godaan Tersirat?
Varlotta sungguh tak akan suka ketika harus disuruh menunggu lama atas kedatangan seseorang. Namun, diberlakukan olehnya pengecualian untuk sosok Geonado Vilano saja. Ia pun rela menanti selama berjam-jam di rumah mewah miliuner itu. Waktu yang sudah terbuang tidak akan dirutukinya. Asalkan dapat bertemu dengan Geonado, ia sangat senang. Suasana hati akan menjadi begitu baik. Bukan berarti menit demi menit telah dilalui hanya didominasi dengan debaran jantung tak karuan. Melainkan juga, kebosanan yang menciptakan rasa kantuk. Menyebabkannya perlahan memejamkan dua mata dengan posisi berbaring di atas sofa kamar pribadi milik pengusaha kaya Geonado Vilano. Begitu nyaman, seperti berada di rumahnya sendiri. Varlotta memutuskan untuk benar-benar tidur sebentar. Jika tidak dilakukan hal yang demikian, maka kantuknya tetap bertahan hingga nanti malam. Membuat rutinitas jadi terganggu juga. Lebih baik memang dirinya beristirahat sejenak. Minimal sampai tiba Geonado Vilano. Pastinya tidak akan lama lagi pria itu tiba. Dan, ia akan terbangun. "Hai, Little Princess." Varlotta seketika menarik ujung-ujung bibir membentuk rekahan senyum karena suara berat sang pengusaha terdengar oleh kedua telinganya. Debaran jantung jadi semakin kencang. Bayangan wajah Geonado muncul. Namun, kedua mata semakin dipejamkan dengan kuat "Kau harusnya jangan tidur di sini. Badanmu bisa sakit dan pegal-pegal. Kebiasaanmu belum juga berubah. Padahal, aku sudah sering memintamu untuk tidur di kasurku saja.” Varlotta menambah sunggingan senyum di wajahnya bersamaan dengan tubuh terasa melayang. Kedua mata masih dipejamkan. Varlotta menyukai mimpinya, kali ini. Bunga tidur dipenuhi sosok Geonado, pria ia cintai. Sungguh sangat menyenangkan memimpikan pria itu. "Tidur yang nyenyak, Little Princess. Kau pasti akan jauh lebih nyaman berbaring di sini daripada sofa tadi. Selamat tidur, ya. Kau boleh sepuasnya tidur seberapa lama maumu.” Varlotta langsung membuka mata. Ia ingin memastikan jika apa yang dialami tadi tidak mimpi belaka. Dan, ketika objek pandangnya adalah langit-langit kamar tidur milik pria ia cintai, maka Varlotta seketika bangun dari posisinya berbaring. Atensi langsung terarah ke depan. Sosok Geonado pun tertangkap oleh kedua matanya. Rasa terkejut kemudian melanda. Varlotta hanya bisa diam saja, saat Geonado berjalan ke arahnya. Degupan jantung yang juga mengalami peningkatan cukup drastis. Varlotta bahkan tidak bisa berkedip. Fokus perhatian pada tubuh atas Geonado yang tak dibaluti baju, benar-benar bertelanjang. "Kau tidak tidur lagi, Little Princess? Kenapa cepat sekali bangun? Ayo, tidur kembali.” Varlotta menggeleng dengan gerakan yang pelan. Masih belum mampu menyudahi rasa terkejutnya. Benar-benar dianggap sebagai mimpi yang begitu nyata. Namun, akal sehat meneriakinya bahwa memang tengah tak mengalami bunga tidur yang indah. Semua dilihatnya memang sebuah kenyataan. Sosok gagah Geonado Vilano berada di depannya. "Kenapa kau bengong, Little Princess? Apa yang sedang kau lamunkan? Aku merasa penasaran dan ingin tahu. Bagaimana jika ceritakan kepadaku? Apa kau mau--" Kepala kembali digelengkan oleh Varlotta. Sedikit pelan dilakukan. Mata yang tak juga berkedip. Memandang lekat sosok Geonado. Pria itu bak pemandangan indah tidak bisa untuk dilewatkannya begitu saja. Ia ingin terus mengabadikan dengan menggunakan kedua indera penglihatannya semua. Ketampanan wajah dan tatapan hangat Geonado memikatnya. "Aku tidak apa-apa." Varlotta melontarkan jawaban gugup. Terlebih, Geonado sudah ada di dekatnya. Tepat duduk di depannya. Jarak di antara mereka berdua kurang satu meter. "Haha. Aku kira kau kenapa. Baguslah kau tidak apa-apa. Hmm. Mau melanjutkan tidurmu lagi tidak, Little Princess? Aku merasa kurang enak sudah membuatmu bangun." Varlotta menggeleng cepat. Senyum ceria lantas ditampakkannya. "Tidak apa-apa. Aku juga sudah tidak mengantuk lagi. Buat apa aku tidur," jawabnya berusaha santai.  “Aku hanya tidak percaya kau sudah datang.” Varlotta menambahkan. Mengungkapkan jujur apa yang memang tengah dipikirkan di dalam kepala. Walau, tak semua diutarakan. “Kau tidak percaya aku sudah datang? Bagaimana maksudnya, Little Princess? Aku kurang mengerti. Mungkin kareka aku sudah cukup lelah bekerja. Tugasku banyak tadi di kantor.” Varlotta mengangguk-anggukan kepala dan sedikit mengerucutkan bibir. Ditatap lekat sosok Geonado yang tengah menampakkan raut bingung kepadanya. Masih mempunyai kaitan dengan pertanyaan dilontarkannya untuk pria itu dan belum diberikan jawaban. “Kau sampai di rumah lama sekali. Terlambat dua jam dari waktu yang kau janjikan di pesan kepadaku. Ya, aku paham kau terkadang sibuk mendadak. Baiklah, aku tidak apa-apa. Aku mengerti keadaanmu terlambat.” Varlotta membalas dengan nada yang sedikit kesal. “Maafkan aku, ya. Tadi, ada laporan mendadak yang harus aku periksa. Aku sudah berusaha cepat menyelesaikan karena aku tidak mau kau menungguku lama juga, Little Princess. Aku pun lelah karena harus memeriksa laporan tambahan yang tidak diagendakan sekretaris.” Varlotta mengangguk. Penjelasan diberikan oleh Geonado sudah membuatnya memahami. Tak akan terus mempertahankan kekesalan. Sudah mengerti bagaimana keadaan pria itu sesungguhnya. Entah mengapa, timbul secara tiba-tiba perasaan senang di dalam hati. “Kau mau memaafkan aku tidak, Little Princess?” Kembali kepala dianggukkan oleh Varlotta. Senyuman dikembangkan lebih lebar. “Iya. Aku pasti akan memaafkanmu. Hmm, seharusnya aku yang minta maaf karena tidak bisa cukup mengerti dengan kesibukanmu sebagai CEO,” balasnya dalam nada sesal dan tak enak. “Pasti terkadang ada pekerjaan tak terduga harus dikerjakan. Aku pun mengalami sejak aku memimpin salah satu perusahaan Dad. Untung saja hari ini tugasku lebih sedikit.” Varlotta menambahkan. Dan, secara tak langsung sedikit mencurahkan keluh kesah dirasakannya. “Haha. Iya, Little Princess. Jangan merasa bersalah kepadaku. Tenang saja, okay? Tadi, kau benar soal tugas sebagai CEO yang terkadang tidak terduga. Tapi, menurutku setiap posisi di perusahaan dan pekerjaan memiliki risiko masing-masing, tidak akan bisa kita dihindari.” Respons segera ditunjukkan oleh Varlotta lewat anggukan. Menandakan bahwa ia setuju akan ucapan Geonado. Masih ditatap lekat pria itu. “Iya, kau benar juga, Mr. Gorgeous.” “Ah, tadi kau bilang jika kau lelah bukan? Istirahatlah dulu. Mungkin tidur sebentar. Biasanya aku melakukan saat aku benar-benar sedang merasa capek.” Varlotta memulai topik baru. “Ide yang bagus, Little Princess. Mungkin saja rasa lelahku bisa hilang jika aku tidur sebentar. Baiklah, akan aku lakukan. Terima kasih sudah memberikan saran yang bagus untukku.” Varlotta lekas mengangguk. Senyuman dilebarkan. “Sama-sama, Mr. Gorgeous. Cepat—“ Kekagetan langsung menyergap Varlotta, tepat setelah Geonado tidur di sampingnya. Jarak mereka yang dekat membuat Varlotta salah tingkah. Belum pernah mereka satu ranjang. Memang tak melakukan sesuatu yang intim. Namun, tetap saja telah sukses menyebabkan debaran jantung Varlotta menjadi mengalami peningkatan menerus. Terus mengencang. “Ada apa, Little Princess? Kenapa kau bengong? Ceritaka kepadaku saja bagaimana jika kau memang punya masalah? Bukankah tadi kau bilang di telepon ingin membahas sesuatu?” Dengan gerakan kepala yang sedikit kaku, Varlotta menoleh ke arah Geonado. Sungguh, rasa tenang dalam dirinya semakin terguncang karena pria itu menyuguhkan senyuman yang begitu menawan dan tatapan semakin hangat. Detakan dari jantung pun semakin kencang, tak bisa dikendalikannya. "Ada apa, Little Princess?" Tidak hanya pertanyaan bernada lembut diloloskan oleh Geonado yang menyebabkan tubuhnya terus menegang, namun juga sentuhan dilakukan pria itu di bagian kepalanya semula. Kemudian, berlanjut dengan usapan yang lembut di bagian pipi kirinya. Ada sensasi aneh langsung menyergap dirinya. "Little Princess, apa kau baik-baik saja? Kenapa kau tidak menjawab apa pun yang aku tanyakan?" Varlotta menanggapi secara cepat, kali ini. Kepala mengangguk, walau dalam gerakan yang tak cukup bersemangat. Pelan saja. Begitu pula akan senyum pada wajah yang memerlihatkan pengembangan lebih berkurang dari beberapa menit lalu. "Ya, aku tidak apa sebenarnya. Mungkin karena aku kurang tidur. Aku menjadi kurang bisa fokus untuk menjawab segera." Varlotta pun berusaha membuat suaranya agar terdengar biasa saja, tenang. "Tapi, aku sudah mendengar semua yang kau tanya tadi kepadaku. Sudah bisa aku pahami juga. Ahh, aku butuh waktu sebentar menyusun jawaban. Kau bisa menunggu dulu bukan?" lanjutnya, lalu. Suara semakin teralun dengan lembut, lebih mengeras. Tatapan tidak beranjak dari sosok Geonado Vilano. Dan, ketika pria itu meloloskan tawa cukup kencang sembari mengangguk-angguk, tidak terlewatkan olehnya. Sungguh, pria itu kian memesona saja. Ia akan semakin menaruh kekaguman yang besar. "Kau lucu sekali, Little Princess. Aku kira tadi kau kenapa. Hmm, aku akan menunggu jawabanmu. Tapi, jika kau malas menjawab, jangan dilakukan. Lagipula, pertanyaanku sudah mendapat jawaban." "Kau bilang kau sedang tidak fokus, ya? Kau bisa saja kurang tidur atau beristirahat. Jangan dibiarkan begitu. Kau bisa jatuh sakit nanti. Mengerti?" "Harus dijaga keadaan tubuhmu. Harus tetap bugar. Kau butuh tidur. Jadi, bagaimana jika kita berdua beristirahat bersama? Ayo di sampingku saja." Kekagetan atas kalimat-kalimat diucapkan Geonado belum hilang sepenuhnya. Justru Varlotta harus menerima rasa terkejut lebih besar lagi, manakala tangannya ditarik. Menyebabkan ia terjatuh tepat di sisi kanan Geonado. Dalam posisi berbaring.  Tubuh Varlotta juga mendadak diterjang kekakuan selepas tangan kiri kokoh pria itu melingkari badan. Begitu erat sehingga dirinya merasa jarak di antara mereka semakin dipersempit. Embusan napas dari Geonado bahkan menerpa wajahnya. Sensasi yang aneh membuat gelenyar tak biasa di bagian perut. "Ada apa, Little Princess?" Varlotta menganggukkan kepala dengan gerakan pelan, sebanyak dua kali. "Hmm. Aku tidak apa-apa sebenarnya. Hanya belum percaya aku bisa tidur satu kasur bersamamu," ujarnya secara jujur. "Hahaha, benarkah? Memang sudah lama kita tidak tidur satu kasur. Aku ingat terakhir saat kau baru lulus sekolah. Waktu itu kau jatuh, tidak bisa jalan. Kau sangat manja padaku. Bahkan, aku tidak kau izinkan meninggalkanmu barang sedetik pun." "Kau memintaku menginap di rumahmu. Kita tidur di kasur berdua. Kau ingin selalu aku peluk. Ahh, kau dulu sangatlah manja, Little Princess. Haha. Kau masih ingat tidak kejadian itu? Jangan dilupakan." Dengan wajah semakin memanas, kepala Varlotta mengangguk. "Aku tidak mungkin akan lupa. Justru aku masih sangat aku juga memintamu mencium keningku yang terluka berulang kali." "Hahaha. Sama. Aku pun ingat." Varlotta kian terpesona akan ketampanan Geonado. Lalu, ide muncul tiba-tiba. "Hmm maukah kau lagi melakukan hal yang seperti dulu aku minta?" "Apa maksudmu, Little Princess?" "Cium keningku, Mr. Gorgeous. Dahiku terluka kena tembok. Bibirku juga. Maukah kau menciumku?" Geonado membelalakan mata. "Kau serius dengan apa yang kau minta kepadaku, Varlo?"

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

See Me!!

read
87.9K
bc

I Love You Dad

read
282.7K
bc

Yes Daddy?

read
797.9K
bc

Kujaga Takdirku (Bahasa Indonesia)

read
75.9K
bc

Call Girl Contract

read
323.1K
bc

SEXY LITTLE SISTER (Bahasa Indonesia)

read
307.8K
bc

Rewind Our Time

read
161.1K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook