bc

Rambut Basah Setiap Pulang Kerja

book_age18+
32.4K
FOLLOW
274.6K
READ
revenge
others
goodgirl
powerful
brave
self-improved
confident
drama
heavy
crime
like
intro-logo
Blurb

Tiga tahun menikah namun belum juga diberi keturunan, membuat Faris Al-Mahendra berselingkuh dengan sekretarisnya sendiri, bahkan keduanya menikah tanpa sepengetahuan Alda Maharani.

Mengetahui Faris berselingkuh, Alda segera menyelidikinya. Betapa terkejutnya Alda setelah tahu jika Sinta merupakan putri dari wanita yang telah merebut ayahnya.

Sanggupkah Alda bertahan dengan pernikahannya? Atau memilih mundur dan merelakan Faris bahagia bersama Sinta, seperti yang almarhumah ibunya lakukan dulu?

chap-preview
Free preview
Rekaman CCTV
"Mas kok rambut kamu basah?" tanya Alda. Dan ini bukan sekali dua kali Alda memergoki rambut suaminya yang basah setiap pulang dari kantor. "Oh ini, tadi kemeja aku ketumpahan kopi. Karena basah sama kotor juga, jadi aku mandi sekalian," jawab Faris. Raut wajahnya terlihat panik. Selalu ada alasan yang membuat istrinya yakin dan percaya. "Oh, ya sudah. Mau makan atau buat kopi dulu," tawarnya. "Kopi aja, tadi aku udah makan," jawab Faris. Gegas Alda beranjak turun ke bawah, lalu menuju ke dapur. Di kamar, Faris buru-buru mengganti pakaiannya, usai mengganti pakaian, lelaki berkaos putih itu berjalan menuju sofa dan menjatuhkan bobotnya di sana. Faris mengambil ponselnya untuk mengecek apa ada pesan atau tidak. Selang beberapa menit, pintu kamar terbuka, seorang wanita berjilbab masuk ke dalam sembari membawa secangkir kopi kesukaan suaminya. Melihat istrinya datang, Faris langsung menyembunyikan ponselnya. "Kopinya, Mas." Alda meletakkan kopi tersebut di atas meja. "Terima kasih," sahut Faris, lalu menyeruputnya. "Mas aku tidur duluan ya udah ngantuk," ujar Alda. "Ya sudah," sahut Faris. Setelah itu Alda bangkit dan beranjak naik ke atas tempat tidur. Melihat istrinya sudah berbaring, Faris kembali mengeluarkan ponselnya. Lelaki itu nampak tersenyum saat melihat ada pesan yang masuk. Dengan penuh semangat, Faris membuka pesan tersebut, lalu membalasnya. Pagi menyapa, seperti biasa setelah shalat subuh Alda sibuk untuk menyiapkan sarapan. Sementara Faris memilih untuk tidur kembali, tepat pukul setengah enam Faris bangun dan bergegas masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri. Selepas mandi dan berpakaian, Faris segera turun ke bawah. Di mana istrinya baru saja selesai menyiapkan sarapan. Melihat suaminya datang, Alda segera menarik kursi untuk duduk Faris, setelah itu ia mengambilkan sarapan untuknya. "Alda, nanti aku lembur. Seperti biasa kamu tidur dulu saja, nanti aku bawa kunci," ujar Faris. "Iya, Mas. Mas nanti aku izin ke rumah Nia boleh nggak. Aku bosen di rumah terus," kata Alda. "Boleh kok," sahut Faris. Setelah itu mereka melanjutkan sarapan paginya. Selepas sarapan, Faris memutuskan untuk segera pergi ke kantor. Tak lupa Alda mengantarnya sampai di teras depan. Setelah mobil suaminya tak terlihat lagi, Alda memilih untuk masuk ke dalam. Wanita berjilbab segera membereskan meja makan. "Ini kan berkas milik, Mas Faris. Kok bisa ketinggalan sih." Alda mengambil map berwarna biru yang tergeletak di atas meja. "Pasti ini berkas penting," gumamnya. "Lebih baik aku antar ke kantor saja." Alda segera mengambil tas dan kunci mobil, dan bergegas pergi. Dalam perjalanan, Alda kembali teringat dengan kebiasaan suaminya yang sering pulang dengan kondisi rambut basah. Dan Faris selalu memberikan alasan yang sejujurnya tidak masuk akal. "Sepertinya memang ada yang kamu sembunyikan, Mas." Alda menghentikan laju mobilnya, setelah tiba di pelataran kantor. Alda segera turun, lalu melangkahkan kakinya masuk ke dalam. Tanpa pikir panjang, Alda berjalan menuju lift agar segera sampai di lantai lima belas di mana ruangan suaminya berada. Ting, lift berhenti, Alda segera keluar dan melangkah menuju ruangan Faris. "Maaf, Bu. Saat ini, Pak Faris sedang ada tamu." Hany mencegah Alda yang hendak masuk ke dalam ruangan Faris. Alda mengernyitkan keningnya. "Tamu, tamu siapa." "Em, tamu penting, Bu." Wajah Hany nampak gugup. "Apa sudah lama?" tanya Alda. "Belum, Bu. Baru saja," jawab Hany, sementara Alda hanya mengangguk. Setelah itu, Alda pergi, entah kenapa hatinya merasa tidak tenang. Alda ingin melihat rekaman CCTV yang berada di ruangan Faris. Setibanya di ruangan, Alda menyuruh orang yang bertugas di sana untuk mengeceknya. "Pak, tolong cek rekaman CCTV yang ada di ruangan, Pak Faris." Alda menyuruh pak Hary untuk mengecek rekaman CCTV yang ada di ruangan suaminya. "Tapi, Bu. Saya tidak .... " "Cepat, Pak. Ini perintah saya." Alda memotong ucapan pak Hary. "Baik, Bu." Pak Hary mengangguk. Dengan segera pak Hary melakukan apa yang Alda perintahkan. Mata Alda sangat jeli melihat rekaman yang sedang berlangsung itu. Satu detik, dua detik, tiga detik, hingga sepuluh menit kemudian, sebuah rekaman tak terduga terjadi. Alda membekap mulutnya, saat melihat rekaman tersebut, di mana suaminya melakukan hubungan terlarang bersama dengan Sinta. "Apa ini sering terjadi, Pak?" tanya Alda. "Maaf, Bu. Akhir-akhir ini, Pak Faris sering menghapus rekaman CCTV yang berada di ruangan," jawab pak Hary. "Apa?! Dihapus. Apa, Bapak yang menghapus atau .... " "Pak Faris sendiri yang melakukannya, Bu. Dan, Pak Faris juga melarang saya untuk membuka rekaman yang berada di ruangan beliau." Pak Hary memotong ucapan Alda. "Jadi ini rencana kamu, Mas. Ok aku akan ikuti permainanmu ini," batin Alda.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Tentang Cinta Kita

read
188.8K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
203.7K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

My Secret Little Wife

read
93.7K
bc

Siap, Mas Bos!

read
11.6K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.4K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
14.4K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook