bc

Mr. Bastard Blind Love

book_age18+
1.7K
FOLLOW
9.5K
READ
billionaire
revenge
sadistic
arrogant
dominant
CEO
mafia
campus
city
office/work place
like
intro-logo
Blurb

⚠️Mature

⚠️Kekerasan fisik - Ucapan kasar!

"Lepaskan pakaianmu, biarkan aku melihat setiap lekuk tubuhmu." Ucap si pria dengan tatapan setajam elang. Gadis tersebut mencengkeram tali tas miliknya, napasnya terasa sesak. Ia tak tahu harus membalas ucapan yang seperti apa lagi.

"K-kau pria gila! Bagaimana mungkin aku melakukan hal sehina itu?" Tukas si gadis dengan berani. Pria ini sangat menakutkan dan terlihat begitu mes*m. Seorang mantan bos Mafia yang sangat kejam.

chap-preview
Free preview
Part 1: Mimpi terburuk
"Mr. Bastard Blind Love" Author by Natalie Ernison ~ ~ ~ Selamat datang kembali di karya terbaru saya, dan terima kasih untuk seluruh pembaca yang selalu setia menanti . Juga untuk para pembaca-pembaca baru, terima kasih telah membaca karya-karya dari "Natalie Ernison". Kisah kali ini tidak jauh dari genre-genre sebelumnya, Romantis random. Selamat membaca *** "Kau datang padaku dengan pakaian seperti ini, apakah kau berpikir ingin bertelanjang dihadapanku secara langsung?" Ucap seorang pria bertubuh tinggi tegap. Mengenakan kemeja yang memperlihatkan d**a kukuh dan berbulu miliknya. Pria itu menatap seorang gadis di hadapannya dengan tatapan yang penuh penekanan. Pria itu melemparkan punting rokok yang berada di tangannya, dan menginjaknya. Seorang gadis yang hanya mengenakan kaus polos dan jeans mundur perlahan. "Are you kidding me?" pria tersebut terus melangkah menuju sang gadis. "A-apa yang akan tuan lakukan padaku?" ucap sang gadis dengan suara bergetar. Ia sangat ketakutan, tatapan pria ini sangat tajam dan terlihat jahat. "Lepaskan pakaianmu, biarkan aku melihat setiap lekuk tubuhmu." Ucap si pria dengan tatapan setajam elang. Gadis tersebut mencengkeram tali tas miliknya, napasnya terasa sesak. Ia tak tahu harus membalas ucapan yang seperti apa lagi. "K-kau pria gila! Bagaimana mungkin aku melakukan hal sehina itu?" Tukas si gadis dengan berani. "Kau datang kemari tentu saja untuk memuaskanku, jika tidak untuk apa kau kemari. Terlalu banyak bicara!" Ahkk! "Lepaskan aku, tolong! Tolong aku!" gadis tersebut meronta, dan mencoba melepaskan dirinya dari cengkeraman si pria. Pria tersebut melemparkam tubuh mungilnya di atas sofa, dan membuat tulang pinggang sang gadis terasa sakit. "Kau tidak perlu banyak alasan, aku tau membutuhkan uang. Maka itu, puaskan aku dengan tubuh mungilmu ini!" Si pria meremas area d**a milik si gadis, dan berusaha membuka resleting celananya. "Tidak!" gadis itu menggigiti tangan si pria, dan menendangi area gundukan pusaka milik si pria dengan tendangan yang cukup keras. Ahkk! "Gadis sialan!" Lenguh si pria. Gadis itu pun berlari dari dalam ruangan tersebut, berlari dengan sekencang mungkin. Ia tidak dapat berpikir hal lain lagi, ia hanya ingin segera keluar dari tempat menyedihkan ini. ~ ~ ~ Gadis tersebut bernama Sheraah Bianca, adalah seorang anak piatu yang tidak memiliki ibu. Berusia dua puluh satu tahun, ia juga merupakan anak semata wayang dari ayahnya, dikarenakan sang ibu telah lama tiada sejak ia masih berada di bangku sekolah. Sheraah Bianca "Bianca! Bianca! Tunggu aku!" Seru seorang pria sembari meraih tangan kanannya. "Kau b******n Jeremie! Kau sengaja ingin menjebakku, bukan?" Balas seorang gadis yang bernama Bianca. "Tidak Bianca, aku hanya mencoba untuk mengenalkanmu dengan pria itu. Aku sungguh tidak bermaksud lain." Ucap Jeremie yang berusaha meyakinkan Bianca. "Kemana perginya gadis nakal itu!" ucap dua orang pria yang berpakaian serba hitam. Jeremie menarik paksa tangan milik Bianca, lalu membawa Bianca untuk bersembunyi. "Sialan! Kemana perginya gadis dan pemuda itu. Bos akan sangat marah!" Kedua pria itu mengumpat kesal. Jeremie bersama Bianca sedang bersembunyi di balik parkiran area tersebut. Bianca menunduk kesal, dan meraih ponsel miliknya. "s**t! Kemana mereka!" Gumam Bianca kesal. "Aku tidak pernah berpikir, jika semua akan menjadi seperti ini," sesal Jeremie. "Hallo ayah, malam ini aku akan menginap di rumah Tifhani, baik ayah." Bianca memasukkan kembali ponselnya ke dalam tas miliknya. "Bianca, tolong maafkan aku." Jeremie berusaha memohon pada Bianca. Namun Bianca tetap melanjutkan langkahnya dan terus meninggalkan Jeremie. Menemukan seseorang yang mampu membuat hidup lebih berarti, tentu menjadikan obat semangat dalam menjalani hidup ini. Tapi tidak berlaku untuk Bianca, ia tidak memiliki banyak waktu untuk memikirkan persoalan cinta. Di sisi kota New York, Amerika Serikat yang dikenal dengan kepadatan penduduknya, membuat semua orang di sana sangat sibuk dengan kehidupan masing-masing. Bianca harus bekerja keras untuk dapat membiayai hidupnya, juga ayahnya sedang terbaring lemah dalam keadaan sakit parah. Bianca tak hanya menjadi tulang punggung bari keluarga kecilnya, tetapi juga harus bisa membagi waktu untuk pendidikannya. *** Bianca menghentikan langkahnya, dan duduk di sebuah kursi yang terletak di area sisi jalan. Ia menangis pilu, tatkala mengingat kejadian beberapa saat yang telah lalu. Air matanya tak hentinya mengalir, hatinya sangat teriris atas perlakuan seorang pria dewasa yang telah melecehkannya. Bianca berniat untuk mencari pekerjaan, kemudian Jeremie sahabat dekatnya menawarkan untuk bekerja di sebuah perusahaan. Sebelum itu, Bianca harus melakukan wawancara pekerjaan dengan seorang yang memiliki tempat tersebut. Akan tetapi, ada seseorang yang telah dengan sengaja membawa Bianca untuk bertemu dengan pria dewasa, pria yang hampir merusak harga dirinya. Saat ini, Bianca sangat marah pada Jeremie, ia tidak menyangka jika Jeremie membuatnya hampir kehilangan kehormatan. Setelah beberapa saat kemudian, Tifhani menghentikan kendaraannya tepat di hadapan Bianca. "Bianca, maafkan aku, aku baru saja selesai mengerjakan tugas kuliahku." Ucap Tifhani, teman dekat Bianca. "Yah, tidak menjadi masalah." Balas Bianca, dan keduanya pun bergegas untuk beranjak. Sebelum itu, Bianca sempat mengenakan jaket miliknya, dikarekan kaus yang ia kenakan sempat terkoyak akibat perbuatan pria kejam yang ia temui beberapa waktu yang lalu. *** "Apartemen Kediaman Tifhani" Tifhani tinggal di sebuah apartemen sederhana, yang ia tempati saat tidak pulang ke kediaman keluarganya. "Tifhani, maafkan aku jika telah merepotkanmu." Ucap Bianca sembari melepaskan pakaian miliknya, yang baru saja usai membersihkan dirinya. "Bianca, kau adalah teman terbaikku. Apa lagi yang kau sungkan dariku?" balas Tifhani, sembari memberikan piyama pada Bianca. "Terima kasih, Tifhani." "Kau beristirahatlah, karena besok kita harus menemui professor Timoty." "Baiklah, aku akan pergi beristirahat." Bianca masuk ke kamar kedua, yang berada di dalam apartemen tersebut. Sepanjang malam, Bianca tak dapat tidur dengan nyenyak, ia terus teringat kejadian menakutkan itu. Ia adalah seorang gadis yang masih sangat polos. Ia tak memiliki waktu untuk memikirkan hal-hal lain di dalam hidupnya. Selain melakukan pekerjaan paruh waktu, Bianca juga harus belajar dengan tekun untuk mempertahankan nilainya. Jika tidak, beasiwa pendidikan yang sedang ia jalani akan terlepas begitu saja. Bianca menempuh pendidikan seni, dan ia juga cukup baik dalam menari. Hal itu juga kerap kali ia lakukan saat melakukan pertunjukkan drama musical. Drrttt... satu pesan masuk. "Bianca aku sungguh menyesal telah mengenalkanmu pada perusahaan tersebut. Tolong biarkan aku menjelaskan segalanya padamu besok." Jeremie Bianca masih mengabaikan pesan tersebut, hatinya masih terluka dan batinnya masih berada dalam trauma. *** Keesokan harinya... Bianca kembali menuju kampus bersama Tifhani, mereka baru saja menemui sang professor yang membimbing mereka dalam penyelesaian tugas akhir mereka. Universitas XXX Pergi ke sebiuah perpustakaan untuk menyelesaikan semua tugas-tugas akhirnya. "Bianca, kita harus bicara." Ucap Jeremie yang datang mendekati Bianca. Ehmm.. "Sepertinya ini penting, lebih baik aku pergi saja, bye!" ucap Tifhani, lalu melangkah pergi. Bianca tetap terus membaca buku-buku referensi tebal yang terletak di atas meja. "Bicaralah," balas Bianca acuh. "Aku telah memberikan alamat ruangan yang tepat, dan aku tidak pernah menuliskan alamatmu pada kak Jourell, ah maksudku pria m***m itu." "Kau mengenal pria itu?" Bianca menatap Jeremie, kemudian kembali membaca buku miliknya. "Aku hanya mendengar ucapan dua pria berbaju hitam waktu itu." "Sudah cukup, aku lelah, aku harus segera pulang mengurus ayahku." Bianca beranjak dari kursi miliknya, dan pergi meninggalkan Jeremie. Jeremie terdiam di tempat duduknya, ia tahu jika Bianca masih sangat marah pada dirinya. *** Bar XXX Jeremie pergi ke sebuah bar dengan mengenakan pakaian kasual dan jaket kulit miliknya. Ia berjalan dengan tergesa-gesa,, seperti sedang mencari keberadaan seseorang. "Hai pria kecil, kau sedang mencari seseorang?" Tanya seorang wanita berpakaian seksi datang menghampiri. "Aku ingin mencari tuan Jourell." Ucap Jeremie dingin. "Tuan Jourell sepertinya sedang bersenang-senang di dalam sana!" Wanita tersebut menunjuk ke arah pintu vip. Jeremie pun segera melangkah ke sana. "Pria yang dingin," gumam si wanita dengan tersenyum. Jeremie mengetuk pintu dan sedikit mengggedor pintu tersebut. Seorang wanita bertubuh seksi dengan pakaian yang sangat terbuka membukkan pintu baginya, dengan senyuman sensualnya. Jeremie langsung masuk tanpa aba-aba. "Kak Jourell, apa yang kau perbuat pada temanku?" ucap Jeremie. Pria yang bernama Jourell berdiri membelakanginya, dan terlihat sedang mengangkat celana miliknya, sepertinya ia baru saja selesai bercinta dengan wanita yang baru saja keluar dari kamar tersebut. "Gadis itu temanmu, gadis yang sedikit liar." Balas pria bernama Jourell. "Kuperingatkan kau, jangan pernah mengusik Bianca." Jeremie terlepas mengucapkan nama Bianca, ia menyadari bahwa hal itu sangat berbahaya bagi Bianca. Jeremie pun melangkah pergi meninggalkan pria bernama Jourell tersebut. "Anak-anak zaman sekarang memang kurang dalam hal sopan santun pada yang lebih tua.." gumam Jourell sembari menghisap batang rokok. Seringai senyuman licik, dan menatap layar ponsel miliknya. "Gadis liar, aku akan membuat perhitungan padamu.." Jourell Grazian ****

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

The Alpha's Mate 21+

read
146.2K
bc

Marrying Mr. TSUNDERE

read
380.3K
bc

The Seed of Love : Cherry

read
111.6K
bc

THE DISTANCE ( Indonesia )

read
579.9K
bc

Mrs. Rivera

read
45.3K
bc

BRAVE HEART (Indonesia)

read
90.9K
bc

FORCED LOVE (INDONESIA)

read
598.7K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook