bc

OUR MARRIAGE CONTRACT

book_age4+
6.9K
FOLLOW
101.0K
READ
possessive
contract marriage
pregnant
arranged marriage
boss
drama
sweet
bxg
like
intro-logo
Blurb

[ADULT ROMANCE, 21+]

"Aku hanya mau kasih satu syarat aja. Nggak sulit. Tapi, kamu harus mau mengabulkan, ya Danan. Kalau nggak, aku akan kesal."

"Hahaa, apa syarat kamu mau, Anadhiya? Aku akan menuruti keinginan apa pun dari istriku tercinta ini. Bilang padaku, Sayang."

"Selama kita menjalani pernikahan kontrak ini, aku nggak mau kita punya anak karena nanti setahun lagi kita akan berpisah. Oke?"

"Haha. Kamu nggak mau punya anak dariku, Na? Padahal aku punya bibit unggul. Muka tampan, IQ lumayan pintar, dan aku juga baik. Kurang apa lagi coba untuk kasih kamu keturunan bagus, Na? Serius nggak mau?"

Anandhiya tahu bahwa idenya gila mengajak Danan untuk menikah hanya demi mantan tunangannya yang telah berselingkuh tak mengganggu lagi. Ia berpikir Danan, enggan. Namun ternyata, pria itu menyetujui menjadi suaminya. Rencana tentu bisa terealisasikan dengan baik pada akhirnya.

Dan setelah menyandang status sebagai istri resmi Danan, melewati hari demi hari bersama pria itu, Anandhiya pun sadar betapa besar rasa sayang Danan kepadanya. Ia pun merasa bahwa Danan pantas untuk dicintainya.

chap-preview
Free preview
01
"Ahh." Danan meloloskan ringisan tatkala merasakan sakit di bagian dahi dan pantatnya pasca mendarat secara kasar di lantai akibat tendangan dari Anandhiya yang cukup maut dari atas kasur. "s**l!" umpatnya. Tatapan sengit dan begitu sarat akan kekesalan lalu dilemparkan oleh Danan sebagai reaksi atas perlakuan tidak sopan yang diterimanya barusan. Ia akan memberi pelajaran untuk wanita itu. Balasan setimpal sudah dipersiapkan bagi Anandhiya, sang istri yang kerap suka mencari masalah. Danan pun mengabaikan rasa sakitnya, lantas bangun serta beranjak naik ke tempat tidur. Dan saat kontak mata di antara mereka terjadi, kekesalan yang menghinggapi diri Danan kian bertambah. "Cepat minta maaf!" "Kenapa aku harus minta maaf? Kamu duluan yang nyari gara-gara! Siapa suruh tidur di sini? Sudah tahu cuma muat untuk satu orang!" Anandhiya tidak kalah emosi. Tatapannya menajam. "Iya kali aku mesti tidur di granit yang dingin. Lagipula ini kamarku. Seharusnya kamu yang mengalah." Danan membalas sinis. Jika tak ia dilawan, maka tingkah Anandhiya akan semakin menjadi. "Di kasur aku cuma ingin tidur bukan ingin macam-macam." Pria itu melanjutkan kata-katanya. Tak bermaksud meluruskan kesalahpahaman, tetapi melakukan pembelaan diri supaya tidak terus disalahkan. "Kamu masih tetap perawan, Na. Belum aku apa-apain sama sekali." Bertepatan dengan kalimat-kalimat tanpa filter tersebut sudah selesai ucapkan, maka pendaratan bantal di wajahnya tidak bisa Danan hindari. Pelaku dibaliknya tak lain adalah Anandhiya. Danan lalu menggeram kesal. Wanita yang kini berstatuskan istrinya itu cukup keterlaluan. Awas saja. Ia akan beri balasan yang tidak kalah seru dari apa yang dilakukan kepadanya. "Dasar pria m***m bermulut buaya!" Anandhiya sengaja membalas dengan nada sinis. "Berani macam-macam padaku. Rasakan akibatnya nanti!" Danan menyeringai. "Kamu memang mau berbuat ap-" Kata yang ingin dikeluarkannya harus terpotong karena suara ketukan pada pintu kamar. Dan mengurungkan niatan membalas ucapan Anandhiya. Ia lalu turun dari ranjang, berjalan cepat menuju pintu. Penasaran akan siapa yang ada di sana. Danan menduga bahwa kakak sulung laki-lakinya lah yang tengah beraksi. "Apa, Kak?" tanya pria itu to the point ketika dugaannya benar. "Lagi lanjutin perang yang semalam. Jangan ganggulah, Kak. Pengin nerusin dulu sama istri. Aku sudah ditunggu di dalam." Danan menjawab asal-asalan. Ia kemudian menutup pintu tanpa menunggu lebih dulu tanggapan sang kakak. Urusannya bersama Anandhiya belum selesai dan harus dituntaskan. Langkah kaki Danan seketika terhenti kala sang istri sudah berdiri di hadapannya dengan sorot mata yang terlihat sangar. "Apa?" Danan seolah-olah ingin menantang. "Ngomong sembarangan! Pakai bawa-bawa namaku segala." Seringaian dibentuk kembali oleh Danan. "Apa aku harus bilang kita cuma nikah pura-pura? Karena kamu yang bujuk aku buat mau ikut da-" Perkataan Danan lagi-lagi mesti terputus karena suatu hal terjadi saat ini, dimana sang istri menempelkan plester luka di dahinya. Dan entah kenapa, Danan hanya bisa diam. Menikmati perlakuan lumayan manis wanita itu yang jarang-jarang ditunjukkan. "Maaf sebelumnya karena membuat jidatmu lebih jadi merah. Aku nggak sengaja. Lagian, kamu juga yang salah karena berusaha membuat aku kesal." Danan tidak menanggapi rasa tak enak serta permohonan maaf yang diluncurkan sang istri. Namun, ia malah menarik pinggang Anandhiya. Tentu tanpa terlontar kalimat meminta izin lebih dulu. "Na...," panggilnya kemudian. "Apa, hah?" Anandhiya begitu kesal. "Tanganmu yang usil ini, tolong cepat lepaskan sekarang," perintah wanita itu. Senyum senang tercetak di wajah Danan. Ia tidak memedulikan suara dan juga delikan marah dari  istrinya. Sungguh wanita itu tak tampak menakutkan dan menyeramkan. "Boleh nggak aku suka yang semakin besar sama kamu, Na?" "Mulut buaya! Tiap ada kesempatan selalu digunakan. Maaf aku ini bukan mangsa yang bagus buat kamu, Danan." Anandhiya menyindir. "Lagian dalam perjanjian, kita sudah sepakat tidak boleh melibatkan perasaan yang namanya cinta." Wanita itu mengingatkan. "Jangan pura-pura lupa." "Kalau dilanggar sedikit aja nggak boleh yah? Mata kamu sama sekali nggak bisa bohong, Na. Semacam ada tatapan cinta pas mandang aku." Danan tak ragu meluncurkan kata-kata berbau asumsi yang hanya disimpulkan secara sepihak oleh dirinya seorang saja. "Kamu juga tahu bagaimana rasa sayangku ke kamu, Dhiya. Kamu nggak mau kasih aku sekali saja kesempatan gitu? Ayolah jangan pelit." Anandhiya membelalakan mata, menunjukkan rasa terkejut dan jengkel bersamaan. "Apa katamu?" "Kurang jelas yang aku bilang? Aku mau kalau kamu kasih aku kesempatan buat membuktikan aku benar-benar sayang yang tulus padaku, Na." Cup! Setelah menyelesaikan ucapannya, maka Danan tanpa persetujuan dari Anandhiya terlebih dahulu mendaratkan kecupan di kening wanita itu. Ia pun tak bisa menahan kekehan tawa menyaksikan raut kekagetan begitu besar yang kentara pada wajah cantik Anandhiya. Lalu, secara cepat muncul satu ide kembali untuk membuat wanita itu kian terkejut. Cup! Ya, Danan memberikan ciuman kilat di bibir ranum Anandhiya, tak sampai lima detik. Dan, dugaannya pun benar. Sang istri tambah terkesiap. Tampak jelas pada sepasang mata indah Anandhiya yang kian melebar. Wanita itu sungguh semakin menawan. "Kamu kenapa bengong, Na? Suka, ya? Gimana kalau kita lanjut dengan yang lebih menantang? Aku lumayan banyak punya teknik ciuman." Danan pun tak segan meluncurkan kalimat godaannya. "Yahh, nggak akan!" 

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Married By Accident

read
223.9K
bc

Beautiful Madness (Indonesia)

read
221.0K
bc

The Ensnared by Love

read
103.6K
bc

Naughty December 21+

read
511.2K
bc

My Sexy Boss ⚠️

read
538.6K
bc

Fake Marriage

read
8.3K
bc

The crazy handsome

read
465.2K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook