bc

Perfect Husband

book_age18+
2.1K
FOLLOW
31.2K
READ
sex
love after marriage
dare to love and hate
drama
sweet
bxg
campus
city
photographer
model
like
intro-logo
Blurb

Kisah ini berawal dari seorang pria bernama Lalebinlubin, dia biasa dipanggil dengan sebutan Leebin. Juga kisah dari seorang gadis rekan di kampusnya bernama Melisa.

(Perfect Husband merupakan Serial ke dua dari judul Melisa Oh Melisa. Happy reading..jangan lupa list ke perpustakaan kalian, terimakasih.)

Leebin dijodohkan oleh kedua orangtuanya hanya gara-gara salah masuk kamar di saat acara kelulusan kampus yang diadakan di hotel, malam panas terjadi pada mereka berdua, akibat minuman beralkohol! Siapa yang tahu kalau ternyata jodohnya adalah musuh bebuyutannya saat semasa kuliah!? Dua sejoli tersebut kabur dari acara pertunangan! Karena menentang perjodohan!

Hingga suatu ketika, pekerjaan mempertemukan kedua musuh bebuyutan tersebut. Melisa adalah artis model, sedangkan Leebin adalah fotografer. Pertemuan kembali di antara mereka berdua bukanlah sebuah keberuntungan! Melainkan merupakan sebuah tragedi!

terbit 23 November 2020

chap-preview
Free preview
Ch-1 Kiss You
Suasana kampus Melati penuh dengan hiruk-pikuk suara langkah kaki beberapa mahasiswa yang sedang berdesakkan untuk berebut melihat papan pengumuman di halaman kampus. Pria muda berperawakan tinggi atletis, berhidung mancung. Pria itu mengenakan topi putih, dia terlihat santai menenteng tas pada bahu kanannya. Dia berdiri di belakang kerumunan lautan manusia. Tak ada niat untuk maju satu langkah pun, apalagi ikut berdesakan demi melihat pengumuman. Lalebinlubin, pria itu biasa dipanggil Leebin oleh penghuni kampus Melati. Karena otaknya lumayan encer, dengan gaya selengean yang menjadi ciri khasnya membuat pemuda berusia 25 tahun tersebut akrab di kalangan mahasiswa dan mahasiswi. Seorang gadis dengan rambut panjang terurai, melangkah menuju ke arah kerumunan massa. Karena banyak orang berebutan masuk ke dalam kerumunan demi mengetahui hasil daftar nilai kelulusan. Tanpa sengaja seseorang mendesaknya hingga tubuh gadis itu terjengkang ke belakang. "Aakkkhhhh!" Gadis itu memekik, pikirnya tubuh indahnya bakal jadi bahan injakan para manusia di sana. Ternyata tubuhnya malah tertahan di dalam pelukan seorang pria berparas tampan. Namun arogan! Pria yang selama ini dia benci karena sikap gila, dan tidak tahu malu! Pria itu mengangkat tubuhnya dalam gendongan, membawanya menjauh dari kerumunan para mahasiswa. Kemudian ia menurunkan tubuhnya di bawah pohon rindang yang terletak di sisi gedung. Melisa memegangi erat-erat kedua lengannya, dia tahu pasti akan memiliki akhir yang buruk ketika bertemu dengan pria dengan daun telinga bertindik tersebut. "Kenapa? Kaget lihat orang ganteng?" Leebin menarik salah satu ujung sudut bibirnya. Lalu melepaskan wanita dalam gendongannya, seperti melempar kardus kosong. "Braaakkkk! Akkkkhhh! Kau sialan!" Teriak Melisa dengan wajah penuh amarah. "Bukannya terimakasih malah ngumpat!" Balas Leebin dengan santai. Pria itu sudah berbalik, untuk kembali mengantri di belakang para mahasiswa. Tapi Melisa menarik lengannya, hingga tubuhnya terpaksa berbalik ke belakang. Dia menoleh tepat saat Melisa berjinjit untuk menarik rambutnya, maksudnya adalah untuk membalas perbuatan pria itu yang sudah melemparkan tubuhnya ke lantai. Namun yang Melisa lakukan hanya membuat semuanya menjadi runyam. Bibir Leebin tanpa sengaja membentur bibirnya! "Cup!" Keduanya melotot menatap wajah satu sama lain. Satu menit kemudian.. Buru-buru Melisa melepaskan lengannya, wajah gadis itu terlihat memerah. "Sialan! Dasar bodoh! Bagaimana bisa ini terjadi! Ciuman pertamaku! Leebin sialan!" Geram Melisa sambil terburu-buru memutar tubuhnya memunggungi pria tersebut. Leebin masih terdiam di tempatnya berdiri. "Btw, ini ciuman pertamaku! Wanita penyihir itu mengambilnya! Sudahlah lupakan saja, anggap saja ini kecelakaan nahas!" Tandas Leebin pada dirinya sendiri. Lalu memasang headset pada kedua telinganya, melangkah pergi meninggalkan Melisa. "Pria egois! Menyebalkan! Kamu mengambil ciuman pertamaku!" Teriaknya pada pria yang barusan tanpa sengaja beradu bibir dengannya. Karena tidak mendapatkan sahutan Melisa segera menoleh ke belakang. Dan ternyata pria menyebalkan itu sudah raib hilang tanpa jejak. Melisa kesal sekali, dia kembali mencari Leebin di antara kerumunan mahasiswa. Lagi-lagi dia mendapati pria itu sedang santai berdiri di belakang kerumunan massa. Melisa dengan langkah kaki penuh amarah segera mendatanginya. Dia berdiri di sebelah Leebin, menarik headset pada kedua telinganya. "Kau! Kau kabur setelah menciumku!" Teriakan lantang Melisa membuat mahasiswa menatap ke arah mereka berdua. Terdengar suara para mahasiswa tersebut sedang berbisik membicarakan tentang kejadian yang baru dialami mereka berdua. Beberapa orang mengiyakan kabar tersebut. Melisa sepertinya sengaja membuat popularitas Leebin hancur di depan para mahasiswa. "Kalian bisa diam tidak!" Geram Leebin dengan suara menggelegar. Serentak seluruh mahasiswa di sana terdiam. Tidak ada suara apapun yang keluar dari bibir para manusia di sekitarnya. Mereka tidak ada yang pernah berani mengusik kehidupan pribadi Leebin. Jika tidak, pria itu takkan pernah memaafkannya. Setelah benar-benar hening, Leebin menarik pergelangan tangan Melisa menuju ke dalam gedung. "Apaan sih! Lepasin! Leebin! Sakit!" Melisa setengah berlari mengikuti langkah lebar pria di depannya. Karena Leebin memegangi pergelangan tangannya dengan erat dia tidak bisa melepaskan diri darinya. Tungkai kakinya lecet karena tergores high heels yang ia kenakan. "Braaakk!" Leebin mendorong tubuhnya hingga bersandar di dinding. Pria itu menatap tajam ke dalam kedua bola matanya. Bukan tatapan kebencian, tapi tatapan mata penuh amarah terpendam. "Kamu mau apa!?" Melisa mendorong dadanya karena Leebin hampir menyambar bibirnya! Tapi tenaganya tidak cukup kuat untuk mendorongnya pergi. Kedua wajah mereka hanya berjarak beberapa sentimeter, Melisa terlihat semakin gugup. "Kamu, apa yang kamu lakukan?" "Kamu bilang aku mengambil ciuman? Ini baru namanya mengambil!" Leebin melumat bibir Melisa dengan buas! Dia tidak memberikan kesempatan pada wanita itu untuk menjauhkan tubuhnya. "Ummhhhh!" Melisa bergumam tidak jelas, Leebin menatap tajam ke arah kedua bola matanya. Membuat Melisa pasrah berdiam menerima lumatan bibirnya. Kedua tangan Melisa masih berada di atas kedua bahunya. Lama sekali pria itu melumatnya tanpa jeda sama sekali. Rasa aneh menyelinap diam-diam di hati Melisa saat menatap kedua bola matanya. Leebin masih melumat bibirnya tanpa mau berhenti. Kedua sejoli tersebut beradu nafas. Setelah dirasanya puas, barulah pria itu melepaskan pagutan bibirnya. "Kamu! Membuat bibirku bentol? Kamu pasti sengaja kan? Dasar pria berengsek!" Melisa memukuli dadanya karena kesal sekali. Leebin menangkap kedua tangannya. Pria itu menyeringai nakal. Merayapi wajahnya, lehernya, juga buah dadanya melalui tatapan matanya. Melisa tercekat, dia tidak mampu berkata-kata melihat pria muda itu begitu liar menatapnya. "Iya sengaja! Ini baru namanya mengambil ciuman!" Desisnya di depan wajah Melisa. Melisa menelan ludahnya sendiri. Tubuhnya mulai gemetar, dia takut sekali. "Kamu takut padaku? Melisa wanita penyihir?!" Desis Leebin pada daun telinganya. Hidungnya sengaja dia gesekan pada pipi kanan Melisa. Membuat Melisa meremas kedua bahu Leebin di depannya. "Tidak! Mana, mana mungkin aku takut pada pria tak bermoral sepertimu!" Teriak Melisa dengan suara gagap. "Yakin?" Leebin mengulang pertanyaannya. "Ya-yakin!" Tandas Melisa dengan mata mengerjap, jantungnya berdetak tidak karuan. Aroma lavender yang berasal dari tubuh pria di depannya begitu eksotis. Dia masih tetap memegangi kedua bahunya tanpa mau melepaskannya. "Dasar bodoh!" Leebin tergelak, lalu melangkah pergi meninggalkan wanita itu. Melisa masih bersandar pada dinding. Tubuhnya terasa membeku, ciuman pria yang sangat dia benci terasa lain. Memikatnya hingga tak ingin pria itu buru-buru pergi. Tapi dia masih kesal sekali, hingga egonya tak mau memahami apa yang diam-diam telah dia rasakan. Pikirnya pria itu akan melakukan hal yang berada di luar batas! Namun ternyata dia hanya menciumnya. Melisa memegangi dadanya dengan kedua tangannya, shirt pink lengan pendek yang membalut tubuhnya terlihat serasi sekali dengan dirinya. Wajahnya cantik dan imut membuat para pria tergila-gila padanya. Kecuali Leebin yang selalu mengintimidasinya di kampus. Pria menyebalkan itu tidak pernah mau bersikap normal. Dia selalu mengejeknya, namun di sisi lain selalu menolongnya meski akhirnya berujung dengan pertengkaran tidak jelas! "Aku tidak gila kan! Bagaimana mungkin bibir pria menyebalkan itu begitu nikmat!" Rutuk Melisa pada dirinya sendiri. Leebin masih mengantri di belakang mahasiswa, pria itu melihat Melisa mengambil tempat duduk di bangku bawah pepohonan. Wanita itu terlihat salah tingkah ketika bertemu tatap dengan dirinya. Leebin mengulum senyum melihat raut pucat Melisa dari tempatnya berdiri. "Dasar Penyihir! Hahahhahha!" Leebin menggeleng sambil tersenyum menyilang kan kedua tangannya di depan dadanya.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

My Boss And His Past (Indonesia)

read
236.6K
bc

PEPPERMINT

read
369.6K
bc

Pengantin Pengganti

read
1.4M
bc

CEO Pengganti

read
71.2K
bc

Enemy From The Heaven (Indonesia)

read
60.7K
bc

Love Match (Indonesia)

read
172.8K
bc

Kamu Yang Minta (Dokter-CEO)

read
292.7K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook