bc

My Billionaire Boss

book_age18+
9.9K
FOLLOW
107.4K
READ
billionaire
alpha
possessive
fated
dominant
self-improved
CEO
drama
sweet
bxg
like
intro-logo
Blurb

CEO Series #2

“Dira, ada tugas tambahan untukmu. Malam ini kamu harus ikut aku ke pesta dan berpura-puralah menjadi kekasihku.”

“Apa?” tanya Indira yang mendadak merasa salah dengar. Apa bosnya ini bercanda?

“Sebentar... Tuan, ini kenapa saya harus pura-pura jadi kekasih Tuan?” tanya Indira yang masih bingung.

“Lakukan saja, ini perintahku. Cepat cuci tangan dan masuk. Kita harus latihan menjadi pasangan untuk tampil malam ini.”

“Tuan...” Indira masih menatapnya bingung. “Saya nggak berani main-main sama perasaan seperti ini.”

Semula, Indira pikir ia hanya akan bekerja sebagai pengurus rumah Regas, CEO Adiwangsa group yang masuk ke dalam sepuluh pria lajang populer paling diminati di tanah air. Namun tiba-tiba saja bosnya itu memberinya tugas tambahan untuk berpura-pura menjadi kekasihnya.

Indira pikir hidup di ibu kota terasa sangat menyenangkan seperti di film-film. Namun kenyataannya tidaklah demikian. Ibu kota ternyata lebih kejam dari ibu tiri. Bahkan tindak kejahatan yang terjadi pun lebih mengerikan daripada yang ada di film-film.

Semula, ia pikir bekerja dengan Regas terasa menyenangkan. Sampai akhirnya Indira harus terlibat dalam drama keluarga besar Regas yang ternyata cukup kelam, bahkan nyaris mengancam nyawanya sendiri.

Cover: Canva

chap-preview
Free preview
Prolog
“Tuan... Tuan... Sadarlah...” Regas tersentak. Sekitarnya gelap. Hanya ada cahaya dari gedung-gedung di luar jendela yang tidak ia tutup dengan tirai. Matanya menatap nyalang ke langit-langit kamar, sementara napasnya memburu. Ia sendirian sekarang. Terbaring di atas tempat tidurnya dengan aman. Regas menarik napas dalam-dalam. Kejadian itu ternyata masih menghantuinya. Bayangan ketika beberapa orang memukuli, menyiksanya, lalu mengikatnya dan membuang Regas ke sungai benar-benar masih terekam jelas. Suara Dira yang berusaha menyelamatkannya ketika ia mulai hilang kesadaran pun bahkan terasa sangat nyata. Regas tidak pernah tahu bahwa berada dalam kondisi antara hidup dan mati benar-benar mengerikan. Jika saja saat itu Dira tidak terjun menyelamatkannya, mungkin kini ia sudah tidak bernyawa lagi. “Tuan... Tuan...” Dahi Regas berkerut. Suaranya itu kini kembali terdengar. Sekarang ia bahkan bisa mendengarnya di luar mimpi. “Tuan... Tuan...” Regas langsung bangkit untuk duduk. “Tuan... Tuan...” Ini jelas bukan mimpi. Regas pun turun dari tempat tidur dan melangkah menuju pintu kamar. “Tuan... Tuan...” “Apa?” tanya Regas seraya membuka pintu. Benar saja, sesuai dugaannya, kini Dira tengah berdiri di depan pintu kamarnya. Gadis itu tampak rapi, dengan rok semata kaki dan jaket tebal. Tunggu, kenapa dia pakai jaket? Regas baru saja ingin bertanya ketika mata Dira melebar dan gadis itu seketika menjerit. “Kyaaaa!!!” “Kenap—“ “Tuan kenapa telanjang?!” jerit Dira sambil menutup mata dengan kedua tangannya. Regas melirik dirinya, lalu menyadari bahwa ia hanya mengenakan boxer. Tidak tahan dengan jeritan Dira, ia pun kembali menutup pintu dan mencari baju kaus dan celana pendek untuk dikenakan. Ketika Regas membuka pintu, Dira sudah tidak ada di sana. Regas pun melangkah keluar kamar dan mencari gadis itu. Ketika mencapai dapur, Regas menemukan Dira tengah duduk di meja konter sambil membenamkan kepala pada lengannya yang dilipat di atas meja. “Dira,” panggil Regas. Dira mengangkat kepala. Namun matanya terpejam. “Tuan Regas sudah pakai baju belum?” tanyanya. Regas menipiskan bibir geram. Gadis ini benar-benar ya... Apa dia pikir Regas ini pria m***m yang akan berkeliaran dalam keadaan telanjang? “Coba buka mata kamu dan lihat sendiri,” ujar Regas sambil menyilangkan lengan di depan d**a. Dira menggeleng. “Tidak mau. Kenapa saya harus lihat tuan telanjang?” Astaga... Regas mengumpat di dalam hati. “Coba kamu pikir, kenapa aku harus repot-repot telanjang di depan kamu?” tanya Regas. “T-tidak tahu,” ujar Dira. Regas mulai pening menghadapi Dira. “Aku sudah pakai baju, Dira. Apa kamu pikir aku bisa berkeliaran tanpa baju di sini?” Perlahan, Dira pun membuka mata. Ketika menatap Regas, ia pun tampak sangat lega. Membuat Regas malah bertambah jengkel. Tatapan matanya itu, seolah-olah tadi Regas adalah orang berbahaya untuknya. “Tuan sudah pakai baju ternyata,” ujar Dira. “Kalau begini sudah tidak mirip papan cucian lagi. Hehehe...” “Apa kamu bilang?” Dahi Regas berkerut jengkel. “Kamu samain aku sama papan cucian?!” “B-bukan begitu maksudnya tuan.” Dira membela diri. “Habisnya tadi saya lihat d**a tuan kelihatan keras dan berlekuk mirip papan cucian.” Masih juga dia sebut mirip papan cucian, geram Regas dalam hati. “Jadi tadi kenapa kamu manggil-manggil aku sepagi ini?” tanya Regas. Waktu baru menunjukkan pukul lima pagi, tapi Dira tampak sudah benar-benar siap menjalani hari. “Oh iya,” gadis itu seketika menegakkan tubuh. “Anu tuan, saya mau bikin sarapan. Tapi kompornya kok nggak ada.” Regas bergerak maju lalu melihat lebih jelas ke area kitchen island. “Itu bukannya kompor?” tunjuk Regas. Dira mengikuti arah yang ditunjuk Regas. “Meja yang ada bagian hitamnya itu kompor, Tuan?” tanyanya bingung. “Nggak ada kompornya, Tuan. Mungkin Tuan Regas harus cuci muka dulu.” Ingin lebih memastikan, Dira mendekati apa yang ditunjuk Regas tadi. Jelas ia tidak melihat kompor di sini. Hanya ada permukaan mengilap berwarna hitam di hadapannya. Tuan Regas pasti masih sangat mengantuk hingga berhalusinasi, pikirnya. Regas menarik napas dalam-dalam. Dira ini benar-benar menguji kesabarannya. “Semalam, apa Wisnu tidak menjelaskannya padamu?” tanya Regas seraya melangkah mendekat. “Sudah, Tuan. Saya juga sudah ikut berkeliling bersama Wisnu semalam. Tapi saya yang menolak dijelaskan lebih detail. Saya pikir semua dapur pasti ada kompornya.” Regas menghela napas. Kalau begini ceritanya, bukan salah Wisnu yang tidak menjelaskan. “Ya sudah, sini biar aku jelaskan.” Tidak ingin semakin dibuat darah tinggi, maka Regas pun akhirnya memutuskan untuk turun tangan langsung sebagai tutor Dira dan menjelaskan cara menggunakan kompor listrik. Dira pun mengikuti Regas yang kini ada di depan plat berwarna hitam di salah satu sisi kitchen island yang berbentuk L. “Ini kompornya. Di sini tidak menggunakan kompor gas atau minyak, tapi kompok tanam induksi,” jelas regas. “Ini adalah tombol power. Kompor ini ada empat panel, lihat tanda merah di tiap sisi ini.” Dira mengangguk sambil memperhatikan penjelasan Regas. “Ini ada empat tombol untuk pengatur panas yang masing-masing mewakili tiap-tiap panel. Dua di sisi kiri mewakili panel kiri bawah dan kiri atas. Begitu pula dengan yang kanan. Bagian tengahnya yang ada tanda minus dan plus ini adalah pengatur waktu. Kamu bisa atur sendiri waktu memasak yang kamu mau.” Dira lagi-lagi mengangguk. “Wah, keren sekali,” gumamnya dengan mata yang terus menatap takjub pada apa yang ditunjuk Regas. Pria itu kemudian membuka laci pantri dan mengeluarkan wajan yang disimpan di sana. “Ini ada dua macam wajan, yang bagian bawahnya rata, dan yang melengkung seperti kawah. Kalau kamu mau menggunakan wajan yang rata ini, langsung letakkan saja di atas panel. Tapi kalau untuk yang seperti kawah ini, gunakan benda ini sebagai penyangga.” Regas menunjukkan benda berawarna silver yang terbuat dari besi berbentuk lingkaran dan mendemostrasikan cara penggunaannya pada Dira. “Cara menyalakannya bagaimana, Tuan?” tanya Dira. “Oke, aku akan beri kamu contoh dengan memasak air. Ingat, hanya panel yang digunakan yang akan panas. Panel lain yang tak digunakan tidak akan terasa panas. Panas tiap-tiap panel juga akan menyesuaikan lebar wajan. Tapi meski begitu, kamu harus tetap hati-hati.” “Tuan hebat sekali. Saya pikir Tuan Regas tidak akan tahu cara memakai kompor,” ujar Dira. Ia jadi ingat saat Regas masih dalam masa pemulihan di rumahnya di desa kemarin. Pria itu bahkan selalu terbatuk-batuk saat menggunakan kompor kayu dan kompor minyak tanah yang digunakan keluarga Dira. “Aku berteman dengan CEO perusahaan yang memproduksi benda ini. Perusahaan keluargaku juga berinvestasi di sana. Sudah seharusnya aku paham penggunaan produk yang kami berikan support dana,” jawab Regas. “Nah, isi wajan ini dengan air.” Pria itu menyerahkan sebuah wajan pada Dira. Dira langsung meraih wajan tersebut lalu mengisinya dengan air dari bak cuci. Setelahnya, ia lalu menyerahkannya pada Regas. “Letakkan di salah satu panel,” ujar Regas. Dira memerhatikan masing-masing panel di plat hitam tersebut, lalu memilik sisi kiri bawah. “Tekan tombol ini untuk menyalakan kompornya,” tunjuk Regas pada tombol power. Takut-takut, Dira menekan tombol tersebut. “Tombolnya tidak terasa ya, Tuan. Seperti layar ponsel touchscreen,” ujarnya takjub karena tiba-tiba saja kompor sudah menyala. Regas mengangguk. “Oke, selanjutnya pilih suhu yang akan kamu pakai untuk memasak air ini di pengatur suhu.” Jari Dira begerak ragu. “Yang ini kan, Tuan?” tunjukan pada pengatur suhu yang paling kiri. “Benar,” jawab Regas. Ia cukup puas karena Dira bisa belajar sangat cepat. “Tekan ‘P’ lalu pilih berapa suhu yang akan kamu pakai.” “Kalau sampai ujung kanan bawah ini, berarti suhunya maksimal ya, Tuan?” tanya Dira sambil menujuk angka empat belas yang berada pada batas maksimal kontrol panel. “Ya. Jadi silakan sapukan jari kamu ke angka yang kamu inginkan,” jawab Regas. “Wah, ini masih mirip kompor biasa ya,” gumam Dira. “Hanya saja ini ada angka dan permukaan tombolnya tidak terasa.” “Oke, sepertinya sekarang kamu mulai paham,” ujar Regas. “Kalau mau mematikannya bagaimana, Tuan?” tanya Dira lagi. “Kalau kamu sudah memilih panas yang ingin kamu gunakan, nanti akan muncul “A” di sana. Jika kamu ingin mematikan, tinggal pilih perubahan suhu. Klik satu kali, nanti akan otomatis mati.” “Saya coba ya, Tuan,” ujar Dira. Ia lalu memilih suhu, lalu mematikan kembali kompor tersebut. “Bagus,” ujar Regas tampak puas. “Kalau begitu kamu bisa aku tinggal.” “Ya, Tuan,” ujar Dira sambil menatap bosnya dengan senyum lebar. “Silakan jika Tuan ingin  mandi dan bersiap-siap untuk bekerja. Saya akan siapkan sarapan yang lezat untuk Tuan.” Regas mengangguk, lalu beranjak dari dapur. Ia punya firasat bahwa tidak hanya kali ini saja dirinya akan menghadapi kelakuan ajaib Dira, si gadis yang jadi penyelamat nyawanya.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Pengantin Pengganti

read
1.4M
bc

Rujuk

read
909.0K
bc

Ay Lub Yu, BOS! (Spin Off MY EX BOSS)

read
263.6K
bc

Secret Marriage

read
942.7K
bc

Mendadak Jadi Istri CEO

read
1.6M
bc

UN Perfect Wedding [Indonesia]

read
75.7K
bc

Love Match (Indonesia)

read
173.0K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook