bc

AWAL DARI CINTA

book_age16+
2.6K
FOLLOW
14.6K
READ
goodgirl
sensitive
powerful
confident
student
sweet
bxg
female lead
campus
colleagues to lovers
like
intro-logo
Blurb

Seri #1 Awal Dari Cinta

Arka - Casey {Kisah cinta tentang adik terkecil Aruna dan Aero, baca The Secret Love dan Perfect Couple}

Casey Trisila terpaksa menjual kegadisannya demi membayar biaya operasi transplantasi ginjal sang Mama yang membutuhkan dana sampai ratusan juta.

Dia menghabiskan waktu selama beberapa hari untuk menemani pria yang bersedia membayarnya mahal di Manila.

Mereka tidak saling mengenal dan identitas masing masing di rahasiakan. Tapi apa jadinya kalau setelah mereka kembali ke Indonesia, mereka justru berkuliah di universitas yang sama?

Apakah waktu yang sudah mereka habiskan di Manila bisa membuat mereka bersama meski tidak terikat perjanjian kerja apapun lagi?

chap-preview
Free preview
ADC ~ Prolog
Casey menggunakan jari telunjuknya untuk melukis kaca kala hujan membasahi hingga meninggalkan titik titik kecil pada jendela Rumah Sakit tempat Mamanya di Rawat. Menjadi momen paling menyedihkan saat Mama kembali terbaring di Rumah Sakit. Sebenarnya, bukan hal yang mustahil bagi Mama untuk sembuh, hanya saja.. tidak hanya membutuhkan keajaiban, tapi semua juga perlu waktu dan biaya. Membuat Casey sedih bercampur bingung. Tidak banyak uang yang dia miliki sejak Mama di diagnosis menderita kerusakan ginjal yang fungsinya kurang dari lima belas persen. Dan itu artinya, Mama sudah mengalami gagal ginjal yang obatnya harus hemodialisis atau transplantasi. Itulah yang Dokter katakan tiga bulan yang lalu. Dan itu juga yang membuat dirinya tidak tau harus bagaimana. Mama yang semula adalah seorang ambisius dan gila kerja, dalam waktu empat bulan terakhir, sering merasa lemas, tidak ada tenaga, nafsu makan menurun, mual, muntah, sesak napas, dan anemia, entah itu Mama atau dirinya, sama sekali tidak mencurigai apapun. Mereka pikir, gejala itu sangat wajar untuk orang yang kelelahan dan kurang tidur. Terlebih, Mama tidak begitu terpengaruh dan tidak merasakan gejala yang terlalu berarti sampai akhirnya Mama memeriksakan diri ke dokter. Itupun karena dia yang mendesaknya. Kalau tidak, demi Tuhan, Mama akan tetap gigih dengan pendiriannya. Dan, benar saja, beberapa patah kata dari dokter, mampu memupuskan banyak harapan yang sudah mereka rangkai. Semua kebebasan seolah terbelenggu. Semua kebahagiaan seakan terenggut saat selembar kertas hasil tes menguatkan perkataan dokter kalau apa yang dokter sebutkan adalah benar. Casey yang awalnya menolak untuk percaya, akhirnya di paksa oleh keadaan untuk menerima hasil yang menurutnya tidak benar. Meski pada nyatanya dia sadar betul kalau selama ini pola makan Mama memang tidak teratur, mungkin juga kurang tidur dan kurang minum air putih. Tapi, tetap saja dia gigih membungkus fakta dan menolak kenyataan yang sudah terpampang jelas di depan mata. Entah karena alasan apa Mama sampai menomor lima kan kesehatan fisik. Casey sendiri juga tidak mengerti. Mungkin, kehilangan Papa dengan cara tragis beberapa tahun yang lalu, sedikit mempengaruhi mental Mama. Itu wajar, dan Casey bisa mengerti. Kehilangan orang yang di cintai memang sulit. Dia hanya tidak menyangka kalau Mama benar benar tidak peduli dengan kesehatan sampai akhirnya seperti ini. Kalau sudah seperti ini, dia bisa apa? Casey menghela nafas panjang. Lima jam sudah berlalu, dan cuci darah sudah berakhir. Dokter juga sudah melepaskan peralatan cuci darah dan sekarang saatnya Mama untuk memulihkan diri pasca hemodialisis di ruang perawatan biasa. Casey menatap Mama sekilas. Wajah itu.. Wajah yang semula muda dan cantik, kini berubah pucat dan kurus. Mama tampak syahdu dalam tidurnya setelah lima jam berjuang melawan jarum, selang, serta mesin mesin yang di gunakan untuk mengalirkan darah ke mesin cuci darah sebelum akhirnya darah di kembalikan lagi ke dalam tubuh setelah darah di cuci bersih. Casey selalu tidak tahan saat melihat darah. Namun tidak tau kenapa rasa takut itu justru semakin memancing dirinya sampai dia berkeinginan untuk mengintip dari jendela kaca saat Mama terbaring di Ruang Unit Hemodialisis beberapa saat yang lalu sebelum di pindahkan ke sini. Dia melakukannya, mengintip, namun setelahnya.. dia menangis. Melihat selang di aliri darah dengan Mama yang memegang erat seprai, dia tidak yakin kalau apa yang Mama katakan adalah benar. Mama bilang, itu tidak sakit. Tapi, siapa yang akan percaya? Mama tampak menyembunyikan rasa sakit itu dengan baik tanpa berniat memberikan tahukah rasa sakit itu kepada orang lain. Casey menatap keluar dengan pandangan nanar. Sisa sisa hujan masih membekas di halaman. Memberikan perasaan aneh saat penciuman hanya bisa mengendus aroma obat. Membuat siapapun tidak tahan untuk berlama lama di sini, termasuk dirinya. Dia tidak menampik kalau tempat seperti Rumah Sakit, benar benar menyesakkan, mengerikan, dan juga menyeramkan. Namun, di tempat ini pula, dia menggantungkan harap yang besar pada dokter Yosh untuk menyembuhkan Mama. Untuk mengembalikan Mama seperti sedia kala.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Dinikahi Karena Dendam

read
201.2K
bc

Tentang Cinta Kita

read
186.6K
bc

Siap, Mas Bos!

read
9.4K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

My Secret Little Wife

read
85.1K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.0K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
12.2K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook