bc

Terjerat Cinta CEO

book_age18+
9.2K
FOLLOW
72.3K
READ
arrogant
boss
drama
sweet
like
intro-logo
Blurb

Naura hanya gadis biasa yang mencoba melamar pekerjaan di sebuah perusahaan besar milik keluarga Pranoto. Tidak disangka, Naura diterima sebagai karyawan tetap di sana. Hari-harinya nampak biasa saja sebelum dia dekat dengan Sagara—CEO di perusahaan itu. Kedekatan mereka terus berlanjut hingga keduanya hanyut dalam satu insiden yang harusnya tidak dilakukan. Sebab insiden itu, membuat Naura hamil. Namun, Sagara justru menikahi wanita lain. Laki-laki itu tidak tahu keadaan Naura karena langsung memilih pindah ke luar negeri. Bagaimana kelanjutan dari hidup Naura saat tahu dirinya hamil tanpa seorang suami? Apakah Sagara akan menerima Naura jika dia tahu di saat sudah menjadi suami orang lain?

chap-preview
Free preview
Awal Mula Kedekatan Mereka
Naura membuang napas panjang, sebelum akhirnya dia memberanikan diri untuk melamar pekerjaan sebagai karyawan biasa dengan gaji tetap di sebuah perusahaan besar milik Pranoto. Meski hanya lulusan S1, Naura memimpikan untuk diterima di perusahaan ini. Ayah ibunya hanya bekerja sebagai toko kain biasa, Naura pikir jika bekerja di sini. Dia bisa membantu biaya kehidupan keluarganya. Naura begitu gugup, hari ini adalah hasil akhir diterima atau tidaknya dirinya bekerja. Saat namanya dipanggil, gadis itu langsung masuk dengan rasa gugup yang teramat. Meski begitu, dia tetap mengedepankan kesopanan. Naura menunduk sambil menarik kursinya. "Dengan Naura Karang?" tanya seorang pria yang diketahui sebagai orang mereview lowongan pekerjaan. "Iya, Pak. Saya Naura Karang," jawab Naura. "Apa yang bisa diandalkan dari kamu jika saja kamu diterima di sini?" tanyanya lagi. Naura memang sudah mempersiapkan segala jawaban yang dia pelajari dari banyak sumber. Gadis itu segera menjawab dengan jelas dan lugas. "Saya melihat kriteria kamu selama kuliah juga bagus. Jawaban-jawaban kamu juga oke. Silakan besok kamu bisa mulai bekerja." Naura melebarkan pupil matanya. Dia menjabat tangan atasannya dengan gemetar. "Saya diterima, Pak? Artinya saya resmi jadi bagian di perusahaan ini?" tanyanya menyakinkan diri. "Iya, Naura. Anda diterima. Selamat bekerja dan jangan mengecewakan perusahaan. Saya tuntun menuju meja Anda." Naura benar-benar tidak menyangka, mimpinya terwujudkan. Meski hanya karyawan biasa, itu tidak masalah baginya. Yang terpenting, memiliki gaji tetap dan serius melakukannya. Syukur-syukur suatu saat dia naik jabatan bukan? "Ini meja Anda. Saya pamit kembali, dan Anda boleh pulang untuk mempersiapkan hari esok." Naura membungkuk berterima kasih. "Terima kasih, Pak. Saya benar-benar senang atas kesempatannya." Naura keluar dengan rasa bahagia. Dia harus memberitahu ayah ibunya mengenai ketrimanya kerja. Beberapa Minggu, hari-harinya penuh dengan pekerjaan yang sedikit melelahkan. Namun, walaupun demikian, Naura tidak ingin mengeluh di kantor apalagi di rumahnya. Setidaknya dia ingin orang-orang menilainya sebagai penggila kerja yang benar-benar serius. "Naura. Aku boleh minta tolong?" Naura yang tengah mengetik pesan email, langsung menoleh saat temannya—Lila—meminta bantuan. "Minta tolong apa, Lil?" "Ini aku, ada agenda kerja lainnya yang harus diselesaikan sekarang juga. Ada berkas yang harus diberikan kepada CEO. Bisa minta tolong kamu saja yang memberikannya?" "Aku? Oke, taruh saja di meja, dan segera selesaikan pekerjaanmu." "Terima kasih, Naura. Aku akan pergi sekarang. Jangan lupa, CEO tidak suka menunda waktu. Lebih baik kamu cepat memberikannya." "Iya, Lil. Santai, setelah mengirim email, aku segera ke ruangannya." Setelah selesai mengirim email. Naura tidak lupa jika harus ke ruangan CEO untuk menyetorkan berkas penting yang tertinggal. Sebenarnya dia belum pernah bertemu dengan CEO secara langsung karena belum mengadakan rapat sejak masuknya di di kantor. Gadis itu hanya tahu CEO nya lewat foto saja. Naura mengetuk pintu memberikan salam sopan. Namun, beberapa kali tidak mendapatkan jawaban sama sekali dari dalam. Sampai seseorang menepuk pundaknya. "Pak Sagara sedang dinas luar. Ada perlu apa?" Naura menoleh. Mendapati bendahara perusahaan. "Oh, begini, Bu. Saya hanya mau menaruh berkas ini. Tertinggal di meja Lila," jawab Naura. "Masuk saja. Taruh di meja dan segera keluar. Nanti saya yang beri tahu Pak Sagara." *** Naura menghabiskan waktu istirahatnya di sebuah warteg yang kebetulan di seberang kantornya. Saat ingin menyebrang jalan, sepertinya Naura memang sedang tidak hati-hati atau tengah terburu-buru karena dia sudah lambat lima menit. Sebuah mobil Alphard dari arah kanan hampir saja menabraknya jika Naura tidak segera mundur ke belakang. Naura tersandung batu hingga jatuh. Orang di dalam mobil itu segera keluar, melihat keadaan Naura. Untung saja dirinya tidak benar-benar menabrak gadis itu. "Kamu tidak apa-apa? Astaga, saya tidak lihat ada kamu menyebrang dari sini." Naura menatap laki-laki berkacamata itu. Jantungnya segera berdebar. Dia bukannya Pak Sagara? CEO di perusahaannya sendiri. Astaga, jika dilihat sedekat ini ternyata Sagara tampan sekali. "Hei, kamu baik-baik saja tidak? Perlu ke klinik untuk cek? Sepertinya kamu sedikif shock," katanya yang berhasil membuyarkan lamunan Naura. "Oh, saya tidak apa-apa, Pak. Saya yang salah tidak melihat-lihat kanan kiri. Tapi saya baik-baik saja hanya tersandung makanya jatuh. Sekali lagi saya minta maaf." "Keduanya salah tdiak hati-hati. Kalau begitu mau saya antar? Kamu mau pergi ke mana?" tanyanya. "Sebenarnya, Pak. Saya bekerja di kantor itu. Saya pegawai baru." Kacamata pria itu langsung dilepaskan. Memperlihatkan mata indah miliknya untuk lebih dilihat dalam oleh gadis di depannya. "Astaga, kamu karyawan saya? Ya ampun saya benar-benar tidak menyangka pertemuannya akan seperti ini. Padahal kita bisa saja bertemu lewat rapat nanti." "Saya benar-benar minta maaf, Pak. Kalau begitu, saya harus segera ke kantor karena sudah lewat waktu istirahat. Maaf dan permisi, Pak." Kepergian Naura membuat lengkungan di bibir pria itu. Sagara seakan tersetrum sendiri saat melihat wajah ayu milik Naura. Seakan hatinya yang selama ini sepi, seperti diisi olehnya. "Cantik. Astaga, Sagara. Apa kamu menyukainya?" Sahara bergumam sendiri. Kemudian masuk kembali ke mobilnya dan melaju ke kantor. *** Sagara datang untuk sebuah rapat. Sekaligus memperkenalkan pegawai-pegawai baru di kantornya. Ini kebetulan atau memang disengaja? Sagara duduk berhadapan dengan Naura. Sagara melengkungkan bibirnya, sambil menatap Naura lama, sebelum memfokuskan kembali pada kerjanya. "Sebelumnya saya minta maaf karena belum bisa berjumpa ataupun berkenalan dengan kalian dari kemarin-kemarin. Saya ada kerjaan di luar kota. Namun, sekarang saya berniat mengumpulkan kalian semua untuk lebih kenal dekat dan membicarakan beberapa hal tentang kantor. Perkenalkan saya Sagara Kalingga. Saya CEO di perusahaan ini. Saya harap kalian semua bisa bekerja sama untuk meningkatkan kualitas perusahaan." "Baik, Pak Sagara." Semuanya serentak menjawab. Dua jam mereka semua mengadakan rapat, hingga berakhir Sagara memutuskan untuk meminta Naura tetap tinggal di sana. Naura takut, apa insiden tadi membuat Sagara tiba-tiba berubah pikiran dan akan memecatnya karena hampir mencelakai dirinya? Saat semua orang benar-benar pergi. Kini hanya tersisa Sagara dan Naura yang masih duduk di tempatnya masing-masing. "Ada apa dengan saya yang tetap duduk di ruangan ini, Pak?" tanya Naura membuka obrolan. Sagara berdiri, lalu berjalan mendekati Naura. "Siapa namamu? Saya lupa." "Naura Karang, Pak. Bapak mau bicara soal tadi ya? Saya kan sudah minta maaf ke Bapak. Bapak berubah pikiran ya?" Sagara seperti menahan senyum. Naura itu lucu baginya. Dia menggeleng, menarik kursi, di samping Naura. "Siku mu terluka." Naura menatap siku kirinya yang memerah akibat goresan aspal tadi. "Oh, ini. Tidak apa-apa, Pak. Nanti saya beri salep." "Kamu tahu kenapa saya membiarkan kamu tetap di sini sedangkan yang lain saya suruh pergi?" Naura menggeleng. "Tidak, Pak. Ada apa ya?"

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Siap, Mas Bos!

read
11.1K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
203.2K
bc

My Secret Little Wife

read
92.1K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Tentang Cinta Kita

read
188.4K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.3K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
14.0K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook