bc

My Rich Ex-Wife

book_age16+
1.6K
FOLLOW
9.4K
READ
dark
sex
contract marriage
one-night stand
single mother
billionairess
city
office/work place
lonely
tricky
like
intro-logo
Blurb

MATURE CONTENT !!!

Sebuah pesta pernikahan yang Ellen datangi adalah awal mula pertemuannya dengan sang mantan suami. Setelah lima tahun bercerai karena pernikahan kontraknya usai. Kini Ellen hidup sebagai pemilik beberapa restoran besar di Sydney, Australia.

Oliver yang sudah lima tahun berada di Amerika, memutuskan untuk kembali ke Australia dengan alasan kerinduan pada anaknya yang bernama Violet. Kedekatan yang terjadi antara Oliver dan Violet, membuat keduanya kompak untuk mempersatukan kembali Oliver dengan Ellen. Hanya saja Oliver memiliki dua rival yang juga sangat dekat dengan Ellen selama ketiadaannya di sisi wanita itu.

Ellen yang kini memiliki tiga pilihan pria di hadapannya menjadi bingung, siapakah yang akan ia pilih untuk menjadi pendamping hidup selanjutnya?

chap-preview
Free preview
Chapter 1
Sebuah mobil Ferrari dengan model terbaru memasuki basement hotel Sydney Harbour Marriott. Seorang pria dengan setelan tuxedo hitam, dan dasi kupu-kupu sebagai pelengkap penampilannya, pria itu keluar dari mobil dan berjalan menuju ke pesta pernikahan sang mantan. Ya, sebuah perta megah sedang terlaksana di sana, dengan mempelai wanitanya adalah Jennie. Jennie adalah mantan kekasih Oliver Morgan beberapa bulan lalu, dan sekarang menikah dengan sahabatnya sendiri yaitu Billy. Ketampanan yang dimiliki Oliver membuat beberapa tamu menatapnya dengan kagum, dan pria itu langsung saja mendekati pengantin untuk mengucapkan selamat. Tatapan mata Jennie yang terlihat mengejek Oliver membuat pria itu langsung menarik tangan seorang wanita. “Hei!” seru wanita itu. “Tenanglah, bantu aku sebentar, Nona,” ujar Oliver. Wanita itu terlihat terpesona dengan wajah Oliver, hingga akhirnya ia mengangguk dan memilih untuk membantu Oliver. Sampai di atas pelaminan, Oliver tersenyum dan mengucapkan selamat pada Jennie dan juga Billy. Tidak lupa Oliver juga memperkenalkan wanita yang sedang berada di sampingnya pada kedua orang itu. “Hai, selamat atas pernikahan kalian.” Wanita itu tersenyum dan menatap Oliver penuh tanda tanya. “Siapa wanita ini, Oliver?” tanya Billy. “Ia adalah tunanganku, dan kami akan menikah minggu depan,” terang Oliver. Wanita itu terlihat menahan senyumnya, dan ia benar-benar merasa bingung kali ini. “Wow, ini sebuah berita hebat. Berapa lama kalian saling mengenal?” tanya Billy. “Kami hanya membutuhkan waktu satu minggu untuk saling mengenal, dan aku langsung mengajaknya menikah, agar kejadian sebelum ini tidak lagi terulang,” jelas Oliver. Wanita yang kini bersama Oliver sangat jelas mengetahui maksud dari pria itu. Ia hanya menurut karena tidak pasti semua itu hanya sandiwara. “Baiklah, sepertinya aku harus segera pergi, karena antrian di belakangku sudah sangat banyak,” ujar Oliver. Setelah itu, pria itu mengajak wanita bersamanya ke sebuah ruangan VIP. Di sana adalah ruangan pribadi milik Oliver, karena dirinyalah pemilik gedung yang saat ini digunakan pasangan Jennie dengan Billy. “Siapa namamu, Nona?” tanya Oliver. “Ellen Brinkman, Tuan.” “Namaku Oliver Morgan, kau pasti mengenal nama itu bukan?” tanya Oliver dengan penuh percaya diri. “Maaf, Tuan. Aku tidak tahu siapa dirimu,” ujar Ellen tanpa rasa bersalah. Oliver menepuk dahinya dengan keras, pria itu tidak menyangka jika masih ada orang yang tidak mengenali dirinya. “Apa kau tidak punya televisi? Atau kau tidak pernah mengikuti berita di Negara ini?” tanya Oliver. “Maaf, tapi memang aku tidak pernah menonton televisi, ataupun memiliki social media lainnya, aku hanya seorang wanita biasa yang bekerja sebagai bridemaid,” jelas Ellen. “Jadi kau wanita miskin?” Plak “Dasar orang kaya tidak tau diri! Kau pikir dengan mengatakan hal itu aku akan merasa sedih? Tidak!” maki Ellen. Wanita itu berjalan keluar dari ruang VIP, tetapi … sial baginya karena dengan cepat tubuhnya tertarik kebelakang. Dan saat itu juga ,ia jatuh ke dalam pelukan Oliver. “Lepaskan aku!” teriak Ellen. “Diam! Atau aku akan memperkosa mu di sini!” bentak Oliver. Ellen terdiam, dan menelan ludahnya dengan kasar. Wajah keduanya saling menatap. Namun, Ellen masih berusaha untuk melepaskan dirinya dari genggaman Oliver. Wajah cantik Ellen membuat Oliver terpaku beberapa saat hingga akhirnya tanpa sadar ia mencium Ellen. “Ehm.” Oliver melepaskan ciumannya beberapa saat kemudian, dan perlahan merenggangkan pelukannya. “Apa kau bisa tenang?” tanya Oliver. Ellen mengangguk perlahan, dan akhirnya ia duduk dengan tenang. “Minggu depan kita akan menikah,” ujar Oliver. “Apa? Tu-tuan … aku tidak mau!” tolak Ellen. “Baiklah, kita menikah dengan sebuah kontrak, anggap saja kau sedang bekerja sebagai istriku,” ujar Oliver. “Apa aku akan di bayar?” tanya Ellen lebih lanjut. “Tentu saja, berapa harga yang akan kau ajukan padaku?” tanya Oliver. “Bagaimana jika setengah dari hartamu?” celetuk Ellen. “Kau gila, Nona.” “Kalau begitu, aku akan menolak pernikahan kontrak itu,” sahut Ellen. “Baiklah, pengacaraku akan membuat kontrak itu besok, sementara ini kau tinggal bersamaku,” ujar Oliver. “Tu-tuan, aku harus mengambil pakaian di rumah,” ujar Ellen beralasan. “Kau tidak memerlukan pakaianmu lagi, karena kau hanya akan bekerja di atas ranjangku, Nona,” jawab Oliver. Lagi-lagi perkataan Oliver membuat Ellen menelan ludahnya dengan kasar. Pria itu beranjak dari tempatnya, dan meraih tangan Ellen untuk berjalan keluar dari hotel itu. Tidak ada kata lain selai menurut, dan itu yang sedang dilakukan oleh Ellen. “Kemana kita akan pergi, Tuan?” tanya Ellen. “Ke istanaku,” jawab Oliver singkat. Keduanya masuk ke dalam mobil milik Oliver dan melaju menuju rumah mewah milik Pria itu. *** Sebuah rumah dengan halaman berjarak 500 meter dari gerbang menuju rumah utama. Ada banyak sekali tanaman hias, dan taman bunga di sisi samping rumah itu.tidak hanya itu, patung berbentuk tubuh Oliver dengan mengenakan tuxedo juga berdiri di halaman depan rumah. Mobil milik Oliver berhenti tepat di depan pintu masuk rumahnya. Lalu mereka turun dari mobil dan melangkah memasuki rumah. Di depan pintu sudah ada Felix, orang kepercayaan Oliver. Felix adalah orang yang mengatur seisi rumah itu, dan juga orang yang menjaga rumah itu dari banyaknya musuh Oliver di luar sana. “Selamat malam, Tuan. Selamat datang,” sapa Felix. “Felix, berikan pelayanan terbaik pada Nona Ellen. Jangan mengecewakannya,” ujar Oliver. “Baik, Tuan.” Felix segera mengantarkan Ellen menuju sebuah kamar utama yang akan ia tempati. Ceklek Felix membuka pintu kamar, dan mempersilakan Ellen untuk masuk ke dalam sana. Dengan ragu, Ellen melangkah masuk dan terpesona dengan isi kamar itu. “Tuan, tidak adakah kamar yang berukuran kecil untuk aku tempati?” tanya Ellen. “Maaf Nona, jika kamar yang anda minta lebih besar, saya akan menunjukkannya. Tetapi tidak untuk kamar yang kecil, karena Tuan Oliver bisa langsung menembak mati orang yang melakukannya,” jelas Felix. “Baiklah, aku akan menempati kamar ini saja. Lalu … apa aku bisa mendapatkan pakaian?” tanya Ellen. Felix tersenyum, pria itu melangkah masuk dan mengantarkan Ellen untuk sampai di walk in closet mewah yang ada di dalam sana. Mata Ellen terbelalak, ia tidak menyangka akan mendapatkan semua itu dari Oliver. “Tuan, apa kau tidak salah lemari?” tanya Ellen. “Tentu saja tidak ,Nona.” Ellen menyentuh pakaian-pakaian itu satu persatu, lalu berjalan berkeliling di sekitar walk in closet itu hingga ia puas dengan apa yang kini didapatkannya. “Pintu itu terhubung pada kamar mandi, sama seperti pintu yang ada di depan,” jelas Felix. Ellen mengangguk mengerti, lalu Felix kembali melanjutkan penjelasannya pada Ellen, mengenai isi rumah itu. “Anda bisa memanggil pelayan dengan menekan tombol ini, Nona. Lalu jika ingin sesuatu, tekan yang sisi sampingnya,” jelas Felix. “Baiklah, aku mengerti, Tuan Felix,” ucap Ellen. “Anda bisa memanggil saya dengan nama saja, Nona.” “Aku merasa tidak enak,” balas Ellen. “Apa sudah selesai?” Suara Oliver terdengar dari depan pintu. “Tuan, saya sudah selesai dengan tour kamar,” ujar Felix dengan tersenyum. Felix berjalan keluar dari kamar itu, sementara Oliver melangkah masuk mendekati Ellen. “Apa kau sekarang puas dengan semua ini?” tanya Oliver. “Tuan, ini terlalu berlebihan, a-aku hanya bercanda mengenai harta itu,” ujar Ellen. Oliver terkekeh mendengar ucapan Ellen. “Kau yang memintanya, dan aku akan mengabulkannya, Nona Ellen.”

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Kamu Yang Minta (Dokter-CEO)

read
292.8K
bc

Accidentally Married

read
102.7K
bc

Bukan Cinta Pertama

read
52.3K
bc

Me and My Broken Heart

read
34.5K
bc

The Ensnared by Love

read
103.8K
bc

(Bukan) Istri Pengganti

read
49.0K
bc

Crazy In Love "As Told By Nino"

read
279.6K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook