bc

Ilaika, Ya Habibi

book_age18+
3.7K
FOLLOW
28.4K
READ
contract marriage
badgirl
drama
comedy
sweet
humorous
city
spiritual
teacher
like
intro-logo
Blurb

Mempunyai suami yang baik untuk cucu semata wayangnya pasti sangat diharapkan oleh semua orang, tidak terkecuali Kakek Sulaiman, dia ingin menjodohkan Sasya cucunya sendiri dengan Haikal, tapi Sasya menolak karna dia sudah berpacaran dengan Gibran.

Hari pernikahan Sasya pun dilakukan, dan di hari itu juga Gibran di tangkap polisi karna kasus perumahan Syariah bodong yang membuat nasabahnya mengalami banyak kerugian.

Kakek Sulaiman yang ingin menjaga nama baik keluarga akhirnya memilih Haikal untuk jadi pengantin pria, hingga Sasya mencari cara agar dia bisa bercerai dari Haikal.

chap-preview
Free preview
1
Kakek Sulaiman, seorang pengusaha kaya raya yang sudah lanjut usia, tapi masih berada di kantornya, dia menatap jam di dinding kantornya, tidak terasa sebentar lagi jam pulang kantor tiba. Tok tok tok ... pintu ruangan kerja Kakek Sulaiman di ketuk. “Masuk,” ucapnya sambil melihat siapa yang ingin bertemu dengannya. “Kakekkkk ...,” teriak Sasya, cucu perempuan satu-satunya yang dia punya, dan langsung memeluk kakeknya dengan girang. Sasya gadis berusia 22 tahun, masih kuliah di universitas Indonesia, kulitnya yang selalu terawat dan gayanya yang berkelas atas memperlihatkan dengan jelas kalau dia bukan gadis dari keluarga sederhana. “Kamu ngapain ke sini? Sebentar lagi kakek pulang,” ucap Kakek Sulaiman sambil mengelus kepalanya Sasya dengan lembut. “Kek, Sasya minta uang dong, dari tadi Sasya telpon-telponin kakek, tapi gak masuk-masuk,” rengek Sasya dengan wajah cemberut. Kakek Sulaiman meraih ponselnya, dan menekan tombolnya beberapa kali. “Oh, ponsel Kakek mati,” jawabnya memperlihatkan ponsel yang tidak menyala pada Sasya. “Minta duit Kek,” ujar Sasya lagi dengan manja. “Loh, kemarin kan sudah Kakek kasih 5 juta, sudah habis?” tanya Kakek Sulaiman. “Hehe, sudah Kek, Sasya beli tas keluaran terbaru Kek, ini murah loh Kek, Cuma 3 juta tasnya, ada yang harganya 15 juta loh Kek, tasnya baguuuus banget,” cerita Sasya yang tingkahnya masih sama seperti anak-anak kalau sudah bertemu kakeknya. Kakek Sulaiman mengangguk-angguk mendengar ceritanya Sasya. “Kalau kamu mau tas yang mahal lagi, kamu harus kerja, mau kerja di kantor kakek juga tidak masalah, kamu tidak bisa bergantung terus sama kakek,” jawab kakek Sulaiman yang mengeluarkan uang 500 ribu dari dalam lacinya dan memberikannya ke tangan Sasya. “Yah Kek, kok Cuma segini, Sasya mau pergi sama teman-temannya Sasya,” rengek Sasya dan hanya mendapatkan acungan telunjuk oleh kakeknya dengan isyarat tidak ada lebih. “Kamu harus mandiri, jangan lagi bergantung sama kakek, kalau kakek nanti gak ada, siapa yang akan kasih kamu uang?” tanya Kakeknya. “Iya kakek Sayang, kakek sabar ya, kalau Sasya sudah tamat kuliah, Sasya pasti kerja kok,” jawab Sasya. “Jangan Cuma janji, jangan seperti ibumu yang bisanya Cuma habisin uang untuk belanja, tidak ada niatan bantu suaminya bangun usaha,” ujar kakek Sulaiman dengan wajah kecewa. “Siap Kakek Sayang, kakek ganteng, kalau begitu Sasya pamit dulu kek ya, da kek,” ucap Sasya yang mencium pipi kakeknya dan berlari kecil keluar dari ruangan kerja kakeknya, dia sudah di tunggui oleh teman-temannya di luar. Kakek Sulaiman menggeleng-gelengkan kepalanya melihat sikap Sasya yang masih sangat manja dan hobinya hanya foya-foya, sifatnya persis seperti Istri anak lelakinya, menantu satu-satunya dia, pekerjaannya tiap hari hanya berkunjung ke salon dan ke butik berkelas. Kakek Sulaiman bangkit keluar dari ruangannya, karna jam pulang kantor sudah tiba. Dia melihat Sasya sedang berbicara ketus dengan seorang pemuda bersarung dan berpeci, sepertinya itu anaknya Ahmad, tapi dia tidak tahu siapa nama pemuda itu yang selalu membuat hatinya terkagum-kagum melihat sikap sopan santunnya. “Lain kali motornya tidak perlu parkir di sini! Kan di dalam ada parkiran!” ucap Sasya ketus karna tidak sengaja menyenggol motornya Haikal dengan sikunya, hingga meninggalkan bekas merah pada kulit mulus tersebut. “Saya minta maaf Mbak,” ucap Haikal yang enggan melihat wajah Sasya, karna Sasya berpakaian seksi menurutnya, iya, Sasya berpakaian tanpa lengan, dengan rok yang hanya selutut dia. Mungkin mata jahil akan memuaskan dirinya untuk menatap pemandangan indah tersebut, tapi tidak dengan Haikal, dia malah menundukkan wajahnya tanpa berani menoleh. “Maaf, maaf!” bentak Sasya kesal. “Eh Non Sasya, Non baik-baik saja? Maaf ini anaknya Bapak, maaf Non ya kalau dia buat kesalahan,” ucap Mahmud sambil menelungkup kedua tangannya di d**a meminta maaf pada Sasya. “Oh, anak Bapak,” ucap Sasya dengan suara yang sedikit melunak, bagaimana pun dia masih menghargai orang tua, dan Mahmud sudah terbiasa berbincang kecil dengan Sasya setiap kali Sasya datang ke kantor Kakeknya. “Ya sudah, aku pergi dulu Pak,” pamitnya pada Mahmud. Sasya naik ke dalam mobilnya yang di dalamnya sudah ada teman-temannya dan pergi meninggalkan Haikal dan Mahmud yang bisa bernafas kembali dengan lega. “Maafin Haikal Abi ya,” ucap Haikal pada Mahmud. “Tidak masalah, kamu kan juga tidak sengaja, kamu mau jemput Abi ya?” “Iya Bi, kebetulan Haikal baru selesai mengajar ngaji di masjid depan, jadi Haikal pikir sekalian saja menjemput Abi, jadinya Haikal ke sini pakai baju koko dan sarung,” jawab Haikal. “Iya, tidak apa-apa, tapi tunggu sebentar ya, biar orang kantor keluar dulu, baru kita pulang,” ujar Mahmud. “Iya Bi.” Kakek Sulaiman yang dari tadi memperhatikan mereka dari jauh akhirnya tahu kalau pemuda tersebut bernama Haikal, dan dia juga bilang baru selesai mengajar pengajian, sepertinya dia lelaki baik dan juga Sholeh, terlihat sekali saat dia berpapasan dengan Sasya, dia selalu menjaga pandangannya dengan menunduk. “Aku ingin Sasya mendapatkan suami seperti Haikal,” gumam Kakek Sulaiman secara refleks, lalu kembali memikirkan ucapannya. “Oh ya, kan aku bisa menjodohkan Sasya dengan Haikal, aku ingin Haikal bisa membimbing Sasya menjadi wanita Muslimah yang menyejukkan hati,” gumamnya lagi dengan tersenyum, “Lagian Haikal dan Sasya terlihat sangat sepadan, Sasya yang cantik dan Haikal yang tampan, mereka berdua terlihat sangat serasi, semoga saja Haikal jodoh yang terbaik untuk Sasya, amin, amin ya Allah, Amin ya Rabbal ‘alamin,” lanjutnya lagi. Kakek Sulaiman menghampiri Haikal. “Kamu anaknya Mahmud?” tanya Kakek Sulaiman. “Iya Pak, saya anaknya Abi Mahmud,” jawab Haikal yang menyalami tangan kakek Sulaiman penuh hormat. “Besok sebelum jam pulang kantor, kamu temui saya di ruangan saya ya, ada hal yang ingin saya tanyakan sama kamu,” pinta Kakek Sulaiman. “Baik Pak,” jawab Haikal tersenyum, dan Kakek Sulaiman pun pergi dari hadapan Haikal yang mengerutkan kening memikirkan apa yang akan ditanyakan pada dirinya besok, apa tentang cucu perempuannya tadi yang marah-marah karna dia salah parkir motor dan membuat siku cucu kesayangannya kemerahan. “Jangan cemas Haikal, tidak akan ada hal buru, amin,” ucapnya sambil mengelus d**a, dia tidak ingin memberi tahukan hal tersebut pada Abinya, takut Abinya ke pikiran karna Haikal tadi melakukan kesalahan. Keesokan harinya, seperti janjinya pada kakek Sulaiman, Haikal mendatangi kantor Kakek Sulaiman. “Loh Haikal, kamu ngapain ke sini sangat cepat?” tanya Mahmud yang masih bekerja. “Haikal di minta sama kakek Sulaiman untuk menghadapnya sore ini, jadi Haikal datang lebih awal Bi,” jawab Haikal. “Untuk apa?” tanya Mahmud penasaran. “Haikal juga tidak tahu Bi, Haikal masuk dulu ya,” sahutnya yang beranjak pergi agar tidak banyak pertanyaan yang di ajukan oleh Abinya pada dirinya. “Iya Nak,” jawab Mahmud sedikit gemetaran karna tidak biasanya Kakek Sulaiman memanggil orang untuk berhadapan dengannya. Bersambung ...

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Istri Kecil Guru Killer

read
156.3K
bc

Dua Cincin CEO

read
231.3K
bc

Aku ingin menikahi ibuku,Annisa

read
52.5K
bc

(Bukan) Istri Pengganti

read
49.0K
bc

Mrs. Rivera

read
45.3K
bc

Dependencia

read
186.3K
bc

Mentari Tak Harus Bersinar (Dokter-Dokter)

read
54.1K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook