bc

The Empress of Emperor Wei

book_age16+
178
FOLLOW
1.1K
READ
fated
goodgirl
brave
princess
drama
bxg
royal
first love
war
like
intro-logo
Blurb

Huang Ming Mei tidak pernah menyangka jika menjadi gadis yang cantik akan membawa petaka dan penderitaan untuk kerajaan juga rakyatnya. Jika pada akhirnya akan seperti ini, ia lebih memilih untuk tidak dilahirkan saja jika semua orang harus menderita karnanya.

Terlalu banyak pemuda dari berbagai tempat yang menginginkannya untuk dipersunting, hingga pertumpahan darah dari pertempuran dan peperangan tak mampu di hindari. Tangisan pilu serta raungan kesakitan tidak pernah lepas menjadi melodi yang akan Ming Mei dengar. Rasa bersalah selalu menyelimuti dirinya, namun apa daya ia tak mampu berbuat apa-apa karna ia terlalu lemah dan juga terlalu takut.

Hingga suatu hari, utusan kerajaan Zhang datang membawa petisi pernyataan perang pada kerajaan Huang. Ming Mei tahu, kerajaannya akan kalah dan tidak sebanding dengan kerajaan Zhang yang dikenal akan kemiliterannya yang kuat.

Para prajurit kerajaan Zhang telah siap menyerang dari garis perbatasan apabila kerajaan Huang menolak tawaran kerajaan Zhang. Ming Mei dengan terpaksa harus dihadapkan dengan dua pilihan yang amat berat. Menyerahkan diri dan menikah dengan kaisar Wei agar peperangan mampu di hindari atau menolak dan membiarkan rakyat kerajaan Huang menderita akibat peperangan yang berkepanjangan? Pilihan apa yang Ming Mei ambil? Menyelamatkan kerajaan dan rakyatnya atau menghancurkannya? Jika Ming Mei memilih menyelamatkan kerajaannya, lantas bagaimana dengan cinta pertamanya?

chap-preview
Free preview
Bab 1 - Prolog
"Anda hanya memiliki dua pilihan yang mulia kaisar Huang Li Qiang, menerima keinginan kaisar kerajaan Zhang atau menolaknya" kata utusan kerajaan Zhang yang bernama Liu Yao Shan. Kaisar Qiang hanya mampu menahan amarahnya. Kedua tangannya sedari tadi ia kepal kuat, wajahnya sudah berubah sangat merah. Ia tak peduli dengan telapak tangannya yang terluka akibat tusukan dari kuku-kuku panjangnya, rasa sakit yang dirasakan tidaklah sebanding dengan amarahnya yang ingin meledak saat mengetahui kaisar kerajaan Zhang menginginkan putrinya dan mengancam mereka dengan pernyataan perang jika menolak. "Apa yang mesti Anda pikirkan lagi? Kami jelas memberikan tawaran yang sebanding. Jika anda menerima tawaran tersebut Anda harus menyerahkan putri cantik Anda untuk di nikahi kaisar Wei, anda jelas tidak akan rugi jika menerima tawaran tersebut. Kerajaan Huang anda akan berada dalam lindungan kerajaan Zhang, kerajaan kami akan menjamin keselamatan dan kemakmuran rakyat kerajaan Huang apabila tawaran kami di terima, tapi.." Liu Yao Shan menjeda. "Jika anda menolak, kami siap menyerang saat ini juga" tambah Liu Yao Shan yang semakin membuat kaisar Huang Li Qiang menggeram. "Bukankah prajurit penjaga benteng kerajaan telah memberi peringatan peperangan?" Tanya Liu Yao Shan yang membuat semua orang yang berada dalam aula utama kerajaan Huang tidak senang dan marah. "Pasukan yang prajurit anda lihat adalah pasukan dari kerajaan Zhang, kami telah siap di garis perbatasan" lanjutnya tak lupa seringai licik tampak di wajahnya. Kaisar Qiang tak mampu berbuat apa-apa, Huang Ming Mei yang sedari tadi menemani ayahnya di aula istana berusaha menampilkan raut wajah tegar dan tenang agar ayahnya tetap kuat. Walaupun Ming Mei tahu saat ini mereka telah di pojokkan, tapi ia tak ingin menunjukan betapa ia merasa takut dan bersalah karna masalah yang menimpa mereka sepenuhnya adalah karna kecantikan yang ia miliki. Dampak buruk yang akan ia terima jika menolak keinginan kaisar kerajaan Zhang adalah nyawa rakyat kerajaan Huang menjadi yang kini taruhan. Padahal selama ini mereka percaya dan selalu bergantung pada mereka. Ming Mei tidak boleh egois, tak masalah jika ia harus berkorban yang paling penting keselamatan semua orang yang ia sayang dan juga keselamatan rakyatnya yang menjadi prioritas. "Aku akan menerimanya!" Putus Ming Mei Ming Mei sadar ketika ia telah mengambil keputusan untuk menyelamatkan kerajaannya itu berarti ia telah siap jauh dari keluarganya dan melupakan pria yang menjadi cinta pertamanya. Kaisar Qiang begitu terkejut atas keputusan sepihak putrinya, ia tak menyangka putrinya akan menerima tawaran dari kerajaan Zhang walaupun sebenarnya tawaran itu lebih tepatnya sebuah ancaman yang menyudutkan yang tak mampu untuk dielak. "Mei'er kau tak usah mengorbankan dirimu sayang" ucap kaisar Qiang dengan suara yang mulai serak. "Dan harus melihat kalian menderita?" Tanya Ming Mei "Aku tidak sejahat itu untuk melukai kalian, biarkan aku berkorban! Bukan hanya untuk keselamatan orang-orang yang menyayangiku, tapi juga untuk keselamatan rakyatku dan kerajaanku. Pilihanku adalah masa depan mereka, aku tak ingin membuat mereka kecewa hanya karna keegoisanku" "Ayahanda lupa? Sebuah kerajaan bukanlah sebuah kerajaan tanpa adanya rakyat, selama ini berkat rakyatlah sehingga terbentuk sebuah pemerintahan dibawa kekuasaan kaisar. Kita tidak bisa hidup seperti ini tanpa adanya campur tangan rakyat, lantas apakah kebaikan mereka akan kita bayar dengan penderitaan karna keegoisan?" Tanya Ming Mei "Aku tidak mau seperti itu! Tanggung jawab kita bukan hanya mengatur pemerintahan namun juga menjaga keselamatan dan kemakmuran rakyat yang selama ini bergantung pada kita. Aku tidak mau membuat mereka menderita, maka ini adalah pilihanku!" Tegas Ming Mei yang sekuat tenaga terlihat tegar agar meyakinkan kaisar Qiang. "Hamba mohon, mudahkanlah pilihan hamba yang mulia. Hamba lakukan ini semua demi kebaikan" pinta Ming Mei dengan nada begitu lirih. Kaisar Qiang tak mampu menatap wajah putrinya, ia begitu marah dan juga merasa begitu tidak becus hingga putrinya harus berkorban. Huang Guang Zhao yang merupakan putra mahkota kerajaan Huang tak mampu membantu kakaknya, ia hanya mampu menangisi segugukan dan meratapi pilihan Ming Mei. "Berhentilah menangis putra mahkota Zhao, jangan cengeng dan lemah! Kau harus ingat kau adalah penerus kerajaan kita, kau harus kuat apa pun yang terjadi!" Kata Ming Mei yang menghampiri adiknya untuk memberi kekuatan. Liu Yao Shan begitu kagum dengan pemikiran bijak, dewasa dan cerdas putri Huang Ming Mei. Rumor yang beredar selama ini tidaklah salah mengenai dirinya yang selain memiliki wajah yang cantik namun juga memiliki otak yang cerdas, pemikiran yang bijak serta dewasa dan yang paling penting kaisar Wei jelas tidak salah memilih seorang permaisuri yang akan mendampinginya. . . . . . Ming Mei kini melangkah dengan anggun menuruni anak tangga, setelah menyelesaikan perselisihan haru biru antara keluarganya akhirnya Ming Mei kini menghampiri Liu Yao Shan yang telah menunggu di halaman aula kerajaan Huang dengan kereta yang tampak amat cantik dan mewah dengan berbagai macam ukiran yang dipahat dengan begitu indahnya di setiap inci kereta. Tak lupa pula beberapa prajurit yang akan mengawal kereta menuju kerajaan Zhang, jika di hitung ada lebih dari dua puluh prajurit dan lebihnya menunggu di perbatasan untuk mengiringi sang calon permaisuri kerajaan mereka. Ming Mei memasang raut wajah tenang walaupun hatinya begitu hancur dan sesak, air matanya sedari tadi mendesak keluar dari pelupuk matanya namun sekuat tenaga ia tahan. Ming Mei berusaha tersenyum tipis kepada para prajurit kerajaan Zhan yang menunduk hormat padanya sebelum ia menaiki kereta di bantu oleh Liu Yao Shan, sebelum pada akhirnya Liu Yao Shan menunggangi kudanya untuk memimpin rombongan. Perlahan kereta berjalan meninggalkan istana kerajaan Huang bersama rombongan, di luar gerbang telah banyak penduduk yang menangisi pengorbanan putri kerajaan mereka untuk keselamatan mereka semua. Betapa mulia hati putri kerajaan Huang yang memikirkan keselamatan rakyat dari pada hal apa yang akan ia hadapi ke depannya. Ming Mei tidak pernah menyangka, menjadi gadis yang cantik akan membawa sebuah petaka. Jika boleh ia meminta untuk di lahirkan dengan wajah yang biasa saja atau jika perlu ia tidak perlu di lahirkan sama sekali. Pertahanan Ming Mei akhirnya roboh, air matanya berjatuhan dan mengalir dengan derasnya. Ming Mei memukul dadanya yang tiba-tiba saja sesak, isakan demi isakan terus saja lolos dari bibir mungilnya. Memikirkan nasibnya ke depan membuat Ming Mei merasa takut dan gemetar hebat. Ia tak menyangka hidupnya akan berakhir dengan menikah oleh kaisar Wei yang menurut kabar burung yang beredar amat kejam tanpa belas kasih, entah ke mana hilangnya kepercayaan dan keyakinannya? Semakin kereta berjalan menjauhi wilayah kerajaan Huang, semakin Ming Mei diserang rasa takut. Apakah pilihannya sudah tepat?

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Romantic Ghost

read
162.2K
bc

The Alpha's Mate 21+

read
146.2K
bc

AKU TAHU INI CINTA!

read
8.8K
bc

Possesive Ghost (INDONESIA)

read
121.1K
bc

Time Travel Wedding

read
5.2K
bc

Putri Zhou, Permaisuri Ajaib.

read
2.9K
bc

Legenda Kaisar Naga

read
90.3K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook