bc

Bet Me

book_age4+
860
FOLLOW
5.2K
READ
love-triangle
possessive
love after marriage
friends to lovers
drama
sweet
first love
love at the first sight
wife
husband
like
intro-logo
Blurb

Ini adalah kisah dua manusia yang menyangkal adanya cinta di dalam hubungan mereka. Samantha Collins, perempuan bermanik hijau menyangkal keras ketika sahabatnya Kayla Aryasatya mengatakan ada cinta diantara dirinya dengan Adam Verdianto.

Sampai muncullah sebuah kalimat yang memancing Adam untuk membuat Samantha jatuh cinta kepadanya.

Gue nggak mungkin jatuh cinta sama cowok kaku kayak dia. Really not my type! Bet me! Seberapa keras usaha lo, gue nggak akan jatuh cinta sama dia, Adam Verdianto

Hal inilah yang memancing Adam Verdianto untuk membuat Samantha jatuh cinta kepadanya. Dan ketika perempuan itu jatuh ke dalam lubang yang dibuatnya, Adam pastikan perempuan itu mengemis akan cintanya. Tapi bagaimana bila takdir berkata lain? Hingga akhirnya sebuah taruhan mengikat mereka dalam sebuah pernikahan?

Dont forget to give ♡ if u like the story. :D

chap-preview
Free preview
1
"Gue tahu lo suka sama Adam!" tuduh Kayla ketika mereka sedang bertemu di salah satu kafe favorit mereka. Suasana sejuk di dalam kafe berhasil menyelamatkan keduanya dari ancaman keringat yang selalu mengalir dan siap membasahi pakaian mereka. Sedangkan setelah ini, mereka diharuskan untuk kembali bekerja. "Asal aja tuh mulut kalau ngomong. Minta disambelin ya?" "Gue nggak asal ngomong, Sam. Apa lo ingat saat lo pertama kali ketemu sama dia? Lo centil-centil gatel gimana gitu," jawab Kayla polos. "Itu masa lalu. Wajar kalau gue bersikap kayak begitu. Secara ada cowok ganteng depan muka gue. Masa gue diemin aja. But, itu bukan berarti gue langsung suka sama dia. Itu hanya kekaguman sementara. Ingat itu," jelas Samantha. Kayla memandang Samantha diiringi helaan nafasnya. Temannya ini memiliki mata cokelat indah di balik bulu matanya, hidung yang lurus, dan bibir yang ranum. Kayla yakin Adam pasti jatuh cinta padanya. Kecuali laki-laki itu sudah tidak suka lagi dengan perempuan, maka Kayla akan maklum seandainya Adam tidak melirik Samantha. "Gue nggak percaya rasa kagum akan memudar secepat itu," kilahnya. Masih tetap pada pendiriannya. Samantha menggeleng-gelengkan kepalanya melihat kekeraskepalaan yang dimiliki oleh Kayla. "Whatever. Yang pasti gue hanya sekedar merasa kagum saat pertama kali kita bertemu. So, end of story, okay?" Kayla menyipitkan matanya dengan kedua tangannya yang terlipat di atas dadanya. "Bagaimana kalau tebakan gue bener? One day, lo sama Adam menjadi satu." Samantha mendengus kencang. "Kalau bener itu terjadi, gue akan goyang ngebor bak Inul Daratista di depan lo." "Deal!" jawab ibu hamil itu bersemangat. Sedangkan Samantha memilih meraih cangkir kopi miliknya dan menenggaknya sampai habis. Siapa yang tidak kagum dengan laki-laki berwajah dingin itu. Tapi jika mereka berpikir Samantha memiliki perasaan pada laki-laki itu, mereka salah besar. Kenyataannya pada awal mereka bertemu, ia hanya mengagumi ketampanan Adam. Dan ketika lebih mengenal jauh lagi, Samantha tahu jika laki-laki yang sangat kaku itu bukanlah tipenya. Lalu tipenya seperti apa? Tipe laki-laki romantis yang selalu ada disetiap film korea yang dilihatnya. Se-cool Ji Chang Wook mungkin, atau sehangat Lee Jong Suk? Memikirkannya membuat Samantha tersenyum sendiri. Pokoknya Adam tidak akan pernah masuk kriterianya! Pembicaraan itu terpaksa harus berakhir ketika Erwin, suami dari sahabatnya datang dan menjemput istrinya yang sedang hamil besar itu untuk pulang dan beristirahat. Membuat Samantha menarik nafas lega. Phew...save by her husband, katanya dalam hati sambil mengelus dadanya. *** Setelah sahabatnya menikah, sebagian besar perusahaan dipegang oleh Adam. Sahabatnya, yang sudah seperti saudara laki-lakinya, Erwin Ivander, memilih untuk fokus pada kelahiran buah hati mereka. Katanya dia takut jika saat Erwin ada di kantor, tiba-tiba saja istrinya hendak melahirkan. Hal ini membuat Erwin tidak fokus dan memilih untuk menjaga istrinya, Kayla, di rumah. Meski sebenarnya menurut Adam sendiri, laki-laki itu saja yang terdengar berlebihan. Dengan kasar Adam mengusap wajahnya dan memijat dahi bagian tengahnya. Akhir-akhir ini dia selalu memilih lembur dan menghabiskan sebagian waktunya di kantor daripada di rumahnya sendiri. Hidup sebagai yatim piatu membuat Adam memilih untuk berdiam di kantor daripada di rumahnya sendiri. Sehingga ketika ia tiba di rumah, yang perlu dilakukannya hanya tidur dan besok pagi ia akan kembali ke kantor. Suara ponsel yang berdering berhasil mengalihkan Adam dari pikirannya sendiri. Tanpa melihat siapa peneleponnya, Adam langsung mengangkat ponselnya. "Adam di sini," jawabnya. "Dam, di mana kau?" tanya si penelepon. "Masih di kantor. Kenapa?" Helaan nafas lega terdengar jelas di telinga Adam. "Tolong belikan martabak Bangka yang kita lewati kalau pulang dari kantor. Kayla tiba-tiba pengin makan itu." "Seriously? Ini jam sepuluh, Win. Lagipula kenapa harus aku? Bukan kau sendiri yang beli?" tanya Adam tidak terima. "Aku yakin kau tahu bagaimana kondisi Kayla saat ini, aku tak bisa meninggalkannya. Dia bisa melahirkan kapan saja. Jadi aku tidak mungkin tega meninggalkannya, Dam," kata Erwin beralasan. Adam menarik nafas panjang. Rasanya ia ingin berteriak sekeras-kerasnya kalau Kayla bahkan belum mengalami pembukaan. Jadi bagaimana perempuan itu akan melahirkan dalam waktu dekat? Padahal laki-laki itu sendiri yang memberitahukannya! "Baiklah," jawan Adam akhirnya. Setelah mengucapkan terima kasih, sambungan pun terputus. Adam mengenakan jas hitamnya lalu melangkahkan kakinya keluar dari ruangannya. Dalam gelap malam, mobil Pajero-nya membelah jalan raya yang tak pernah tertidur. Diedarkannya pandangannya, mencari-cari toko martabak bangka yang dimaksud oleh Erwin. Setelah menemukan toko yang dimaksud, tampak masih ramai dan dipenuhi oleh beberapa pembeli. Adam turun dari mobilnya dan pandangan matanya menangkap sosok perempuan yang dikenalnya. Mengenakan sweater coklat dan celana hitam selutut. Rambutnya yang dicepol asal tetap memperlihatkan kecantikannya di bawah bulan. "Samantha," panggil Adam. Perempuan itu menoleh dan ketika pandangan mata mereka bertemu, ia memberikan senyum tipisnya. Sedangkan Adam memberikan senyum terbaiknya. "Adam," balas Samantha. "Sedang apa?" Hal yang sebenarnya tidak perlu ditanyakan karena mereka ada di toko martabak manis. Bukan toko ban mobil. "Beli martabak." "Sama kalau begitu," jawab Adam sambil terkekeh. "Tapi bukan untukku. Pesenan Erwin," jelas Adam. Mendengarnya membuat Samantha mengangguk mengerti. Lalu ia kembali fokus memperhatikan pembuat martabak itu membuat beberapa loyang martabak dengan tangan ajaibnya. Ketika pesanan Samantha selesai, ia pamit pada Adam. Namun laki-laki itu menahannya. "Naik apa?" tanya Adam ketika tidak melihat mobil Samantha di parkiran. "Taksi." "Aku antar kalau begitu," usulnya. "Tidak usah. Aku naik taksi aja." "Nggak apa-apa. Sekalian lewat kok," kata Adam meyakinkan. Tahu jika usahanya akan sia-sia membuat Samantha memutuskan untuk menurut. Dari balik bulu matanya diam-diam Samantha memperhatikan sosok laki-laki yang berdiri tak jauh darinya. Lihatlah, bahkan ucapannya saja sulit untuk dibantah, jadi mana mungkin dirinya akan jatuh cinta pada laki-laki berambut hitam pekat dan bertubuh tegap ini? Lalu dilihat dari mana kalau Adam menyukainya? Lihat saja betapa cueknya dia. Jika bukan mengigau mungkin Kayla mabuk ketika mengatakannya, pikir Samantha yakin. ***

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

MOVE ON

read
94.6K
bc

KILLING ME PERFECTLY ( INDONESIA )

read
89.2K
bc

DIA UNTUK KAMU

read
35.0K
bc

ARETA (Squel HBD 21 Years of Age and Overs)

read
58.1K
bc

Mengikat Mutiara

read
141.9K
bc

Suddenly in Love (Bahasa Indonesia)

read
75.9K
bc

Nur Cahaya Cinta

read
357.9K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook