bc

Cintanya Meyra

book_age18+
18.8K
FOLLOW
147.5K
READ
others
brave
student
drama
sweet
realistic earth
first love
like
intro-logo
Blurb

Jatuh cinta selama bertahun-tahun pada pria yang tak pernah menganggapmu ada, bagaimana rasanya?

Hanya Meyra yang tahu.

Berjuang atau melepaskan? Hanya Meyra yang bisa menentukan.

Inilah kisah cintanya Meyra

chap-preview
Free preview
Part 1
Mencintaimu bukanlah sebuah dosa, tapi kenapa begitu banyak luka yang harus kutanggung karenanya? Jika aku bisa memilih, seandainya aku bisa memutar waktu, maka aku tidak akan berusaha untuk tidak menjatuhkan hati ini padamu, aku akan kembali pada titik waktu dimana aku tidak jatuh hati padamu. Tapi aku tahu, semua ini bukan kuasaku. Karena semua ini adalah jalan takdirku. Jadi bolehkan sebagai gantinya aku meminta? Jika kau tak bisa mencintaiku... Maka berhentilah menyakitiku... Karena sungguh, aku tak mau cinta ini berubah jadi benci... Jika kau tak bisa mencintaiku... Maka berhentilah menyiksa perasaanku... Karena sesungguhnya, aku hanya ingin mengingat semua hal yang manis diantara kita, meskipun itu hanya dalam hitungan jari... Jika kau tak bisa mencintaiku... Maka biarkan aku melupakanmu... ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ Bungkukan badan tubuh mungil itu menjadi tanda bahwa tariannya sudah berakhir. Suara tepuk tangan yang membahana di ruangan lima belas kali dua puluh meter itu menjadi penghilang lelahnya. Akhirnya, Meyra bisa menunjukkan kebolehannya dalam bermain balet pada orang yang disukainya. Ia menegakkan tubuh. Melihat dimana seharusnya keluarganya duduk. Melihat wajah memuja mereka. Matanya memandang berkeliling namun orang yang dicarinya tak ada disana. Dan saat tirai tertutup, tidak ada yang bisa gadis itu lakukan selain menghela napas panjang karena kecewa. "Ya ampun, anaknya Mami bisa menari sebagus itu. Mami gak nyangka loh, iya kan Pi?" Suara ibunya yang ceria menyambut saat ia keluar dari ruang tunggu pentas. "Hadiah buat anak Papi tersayang." Ayahnya kemudian menyerahkan sebuah kotak untuknya. Gadis kecil berpakaian balet warna merah muda itu tersenyum seketika. "Buka di rumah ya." Perintah ayahnya. Bocah itu mengangguk seketika. Mereka kemudian berjalan meninggalkan aula tempat dimana pagelaran bakat itu dilaksanakan. Berjalan menuju parkiran dimana sepasanh suami istri lainnya tengah menunggu mereka. "Kita makan malam?" Sapa pria tinggi besar berkacamata yang berdiri menjulang di depan si gadis berpakaian balerina. Ayah dan ibu gadis itu mengangguk. "Dimana anak-anak?" "Nathan bilang mereka akan menyusul pergi ke restoran." Jawab istri si pria berkacamata. Lntas tak lama setelahnya, mereka menaiki mobil masing-masing dan meninggalkan sekolah. Gadis berpakaian balerina itu bernama Meyra. Dia yang kini duduk di kursi belakang mobil hanya bisa terdiam sambil memegangi kado di pangkuannya. "Kakak pergi sama Nathan juga?" Tanyanya pada akhirnya. "Kak Nathan, Mey. Kamu itu, udah Mami bilang panggil dia Kak Nathan, kok gak nurut juga." Tegur sang ibu. Meyra mencebik. "Iya, kak Nathan." Ralatnya dengan nada mengeluh. "Jadi Kak Crys pergi sama Kak Nathan?" Tanyanya dengan penuh penekanan. "Iya. Mereka harus mengurus surat-surat di sekolah untuk daftar ke kampus." Jawab ibunya lagi. Meyra kembali menarik napas panjang. Padahal ia sudah berlatih keras supaya bisa mendapat pujian dari Nathan. Tapi pria itu malah memilih pergi bersama kakaknya. Lamanya perjalanan dari sekolah ke tempat makan yang mereka tuju hanya Meyra isi dengan keheningan. "Simpan dulu kadonya, Sayang." Ucapan itu keluar dari mulut ayahnya. Ternyata, tanpa Meyra sadari, mereka sudah sampai di depan hotel bintang lima yang mewah. Yang Meyra tahu merupakan milik keluarga sahabat ayahnya itu. Siapa lagi kalo bukan milik paman Carlos Chayton. Pria tinggi besar berkacamata yang tadi menunggu mereka di parkiran sekolah. Beliau adalah ayah dari Nathaniel Chayton, pria yang kehadirannya Meyra tunggu sejak awal mula pentas. Pria yang ternyata memilih untuk mengabaikan perjuangannya dan pergi bersama kakaknya. Meyra menuruti perintah sang ayah. Meletakkan kado dan menutupi pakaian baletnya dengn cardigan berwarna dusty pink kesukaannya. Sepatu baletnya sudah berganti menjadi flat shoes biasa yang juga berwarna dusty pink. Baiklah, Meyra memang suka warna itu. Ia turun dari mobil, dan seketika ayah dan ibunya mengulurkan tangan. Masing-masing menggenggam kedua tangannya dan membimbingnya masuk ke dalam area hotel. Disana, di area restoran yang mewah itu sudah ada keluarga Nathan. Ayahnya, ibunya, Nathan dan juga adiknya, Gilbert. Tidak lupa kakak Meyra sendiri, Crystal. "Hai-hai balerina." Sapaan kakaknya seolah menebar keceriaan disana. Meyra tersenyum dan mendekat. Memeluk kakak satu-satunya yang usianya berbeda 6 tahun darinya itu. "Tarianmu sukses?" Tanyanya ingin tahu. "Tentu saja. Meyra!" Jawab Meyra dengan gembira. "Kalau saja acaranya gak barengan sama kompetisi basket. Aku bakalan disana nyorakin kamu, ganti posisi sama cheerleader." Suara itu keluar dari Gilbert. Gilbert usianya dua tahun lebih tua dari Meyra, itulah sebabnya kenapa Meyra bisa lebih akrab dengannya daripada kakak pria itu. Meyra lantas melirik pada Nathan. Satu-satunya orang yang sejak tadi ia nantikan pujiannya. Namun pria itu hanya diam saja. Sepertinya, gelas minuman yang ada di depannya lebih menarik perhatiannya daripada keberadaan Meyra. "Karena Meyra sudah berhasil dengan tariannya. Gilbert pun lolos ke seperempat final, Nathan san Crystal berhasil masuk ke universitas pilihan mereka denganw beasiswa. Maka, malam ini kita akan merayakannya bersama dengan makan makanan enak." Suara Carlos Chayton kembali memeriahkan suasana. Dan tak sampai semenit kemudian, meja mereka dipenuhi dengan berbagai hidangan yang menggiurkan. "Jadi, kapan kamu berangkat?" Pertanyaan itu membuat Meyra yang sedang mengunyah steiknya langsung mendongak. Ternyata ayahnya sedang bertanya pada Nathan. "Segera setelah semua administrasi selesai." Jawab pemuda itu dengan ekspresi datar. "Beruntungnya kamu, punya anak secerdas Nathan. Kamu bisa pensiun dengan tenang nantinya, dia bisa jadi penerus yang hebat." Puji ayahnya lagi. Tuan Carlos mengangguk. Sebelah tangannya terangkat dan menepuk bahu Nathan senang. "Beruntung memiliki anak sulung yang mengerti kebutuhan kita sebagai orangtua." Lanjutnya lahi. "Kelak setelah dia lulus dari universitas, semua usahaku akan kuserahkan kepadanya." Ucapnya lagi. "Kasihan Meyra, karena sebentar lagi kamu akan pergi, pastinya dia bakalan rindu kamu." Ucapan itu keluar dari ibu Meyra. Meyra memandang ibunya dengan mata melotot. Berharap ibunya mengerti dan diam. Tapi bukannya diam, ibunya malah lanjut mengoloknya. "Jangan melirik wanita lain disana ya, Nath. Nanti bungsu tante ini patah hati." Ucapny seraya memainkan rambut Meyra dan menyusap punggungnya pelan. "Mami ih." Sergah Meyra dengan wajah nya yang memerah. Semua orang di meja itu tertawa, kecuali Nathan. "Tenang aja, kalo disana dia macam-macam, Tante yang lebih dulu hukum dia, Mey." Jawab Monica, ibu Nathaniel dan Gilbert. Ibu Meyra mengangguk-anggukan kepalanya antusias. Lantas keduanya tertawa. Meyra melirik ke arah Nathan. Pria itu tampak sekali tidak memedulikan siapapun di meja mereka. Nathan. Nathaniel Chayton. Pria berusia sembilan belas tahun itu adalah pria pertama yang Meyra kagumi. Menyebut namanya bisa membuata Meyra malu dan salah tingkah. Selalunya, Meyra ingin tampil rapi dan menarik di hadapan pemuda itu. Entah mungkin semua orang menganggap bahwa perasaanya hanyalah sekedar cinta monyet, yang suatu saat akan hilang dan berganti. Atau menduga ini sekedar rasa suka seperti halnya seseorang mengaumi aktor atau aktris favorit mereka. Bagi Meyra, Nathanlah pria pujaannya. Dan kini, ia harus merasa kecewa karena pria yang dikaguminya itu akan pergi. Membuat jarak yang semakin jauh diantara mereka. Meyra tidak banyak berkata-kata. Ia kehilangan kata. Ia hanya merasa sedih dan kecewa. "Kalo emang gak mau kehilangan Nathan, ya udah, kejar sana." Bisikan itu membuat Meyra mendongakkan kepala. Diliriknya Gilbert yang duduk di sampingnya tengah mencondongkan kepalanya ke arah telinga Meyra. "Kalo suka ya kejar. Kan segala sesuatunya itu perlu perjuangan." Lanjutnya lagi. Mata Meyra berbinar seketika. Lantas ia menganggukkan kepalanya antusias. ____________________ Jangan lupa klik ❤️ dan komen ya.,

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Bukan Ibu Pengganti

read
526.0K
bc

Sweetest Diandra

read
70.5K
bc

Cici BenCi Uncle (Benar-benar Cinta)

read
199.9K
bc

Mas DokterKu

read
238.7K
bc

Because Alana ( 21+)

read
360.3K
bc

Long Road

read
118.3K
bc

The Unwanted Bride

read
111.0K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook