bc

ELLENA

book_age16+
13.8K
FOLLOW
96.9K
READ
revenge
love-triangle
second chance
self-improved
CEO
drama
betrayal
spiritual
like
intro-logo
Blurb

Hidup itu memang selalu ada yang namanya pilihan, tapi pilihan pun akan di kalahkan dengan sesuatu yang di sebut dengan takdir. Namanya Ellena, dia seorang gadis yang berusia dua puluh tahun. Seperti gadis-gadis pada umumnya, Ellena mempunyai banyak mimpi yang ia susun untuk masa depannya. Namun, takdir berkata lain dalam sekejap mata statusnya berubah akibat sebuah kesalah pahaman yang membuat dia terjebak dan harus hidup bersama dengan seorang lelaki yang tak ia kenali watak maupun tingkah lakunya. Di sisi lain, lelaki yang terpaksa menikahi Ellena juga mempunyai kehidupan pribadi di luar dari kesalah pahaman yang menyebabkan dia dan juga Ellena harus menikah. Alfarezi Kavindra, adalah seorang CEO muda yang memimpin perusahaan di bidang property pada usia dua puluh Sembilan tahun dan tengah menjalin kasih dengan seorang wanita yang bernama Claretta tentu saja wanita tersebut adalah wanita yang sepadan dengan Alfarezi. Pernikahan tesebut tentu saja bukan keinginan keduanya namun atas dorangan beberapa pihak dan juga Papa Alfazeri, hingga sampai pada waktu Papa Alfarezi meninggal, lelaki ini membawa pulang Ellena ke dalam rumahnya namun, tidak di kenalkan sebagai seorang istri melainkan sebagai seorang pembantu. Kisah keduanya tentu saja di mulai ketika status Ellena yang di rubah oleh suaminya sendiri dan perlakuan kurang baik dan juga hubungan Alfarezi dengan Claretta yang dengan terang-terangan di perlihatkan kepada Ellena.

chap-preview
Free preview
Bagian 1
Seorang wanita tengah terburu-buru menyebrang, dia bahkan beberapa kali menyeka keringat sambil memegang sebuah berkas yang katanya penting. Tangannya sangat lincah terangkat untuk memberi pertanda bahwa dia akan menyebrang. Hingga matanya tertuju di sebuah gedung yang menjulang tinggi yang menjadi titk tujunya telah dekat dan tanpa aba-aba wanita tersebut langsung menyebrang. Brukkk..   "Awww," Ucap wanita itu meringis kesakitan, orang-orang yang berada di sekitar tempat tersebut,mulai berkumpul menolong wanita tersebut.   “Mbak nggak apa-apa?,” Tanya salah seorang dari mereka.   Wanita tersebut menggeleng “Saya tidak apa-apa.”   “Tapi kaki mu-“ sambungnya lagi.   Tidak, bukan ini yang penting kali ini. Wanita itu berdiri lalu pamit untuk pergi "Biarkan saya menolong anda Nona," Ucap lelaki yang baru saja keluar dari mobil yang dia kendarai.   "Saya tidak apa-apa Tuan. Terimakasih sudah mau membantu, tapi ada urusan penting yang harus saya selesaikan," Jawab wanita itu sedikit menunduk   Kalau di lihat-lihat dari penampilannya, lelaki ini mungkin adalah seorang yang penting atau sebagainya. Wanita itu langsung pergi dengan kaki yang sedikit pincang dan luka. Karena rasa bersalah, sang lelaki sedikit berlari ke arah wanita tersebut lalu memberi sapu tangan. "Permisi Nona," Ucap lelaki tersebut meraih bahu wanita itu. Wanita itu lalu menoleh.   "Ini sapu tangan untuk membersihkan darah yang bercucuran di kaki anda. Dan ini kartu nama saya.. anda bisa menghubungi saya untuk mempertanggung jawabkan perbuatan saya," Ujar lelaki tersebut   Sang wanita tersenyum tipis, yang membuat lelaki tersebut sedikit terpaku melihat senyuman tulus yang di lemparkan wanita tersebut kepadanya.   "Terimakasih Tuan," Jawab wanita tersebut lalu pamit.   Setelah sampai di depan kantor, wanita tersebut sedikit malu melihat penampilannya yang sangat berantakan. Gamis yang kotor karena jatuh, kaos kaki yang sobek, dan kerudungnya yang sedikit berantakan. Dia lalu memperbaiki yang mampu di perbaiki.   Setelah itu, ia masuk ke dalam kantor yang megah tersebut, Sang wanita berjalan ke meja resepsionis. Sebelum bertanya, dia sudah lebih dulu di Tanya "Dengan Nyonya Ellena?," Tanya resepsionis tersebut   "Iya saya," Jawab Ellena ramah.   "Silahkan Nyonya naik ke lantai lima belas, Tuan Alfarezi sudah menunggu," Ucap resepsionis tersebut.   Ellena berjalan sedikit pincang, di karenakan kakinya yang luka sudah membengkak. Ellena menutup matanya dan mengucapkan banyak kata-kata untuk menenangkan dirinya mungkin dengan ini dia dapat menetralkan rasa sakit yang ada di kakinya.   Para karyawan menatap Ellena risih. Hingga salah satu di antara mereka ada yang secara terang-terangan datang menegurnya.   "Nyonya...anda salah masuk gedung, ini bukan rumah sakit ini adalah kantor," Ucap lelaki tersebut.   "T-tidak Tuan, saya suruhan Tuan Alfarezi" Jawab Ellena tertunduk.   "Maaf Nyonya. Kalau begitu saya akan mengantarkan anda," Ucap lelaki tersebut   Ellena dengan senang hati Ellena mengikuti lelaki tersebut, hingga sampailah mereka di lantai lima belas, tepatnya ruangan Alfarezi berada.   "Silahkan duduk dulu Nyonya," Ucap lelaki itu.   Ellena lalu duduk dia memperhatikan setiap detail ruangan tersebut. Sangat elegan pikirnya. "Sinta ada yang mencari Tuan Alfarezi, tapi gayanya gak memungkinkan deh apa dia gembel yang mau datang minta sumbangan yah," Ucap lelaki itu kepada sekertaris Alfarezi.   Sinta lalu berdiri dan berjalan ke arah Ellena "Maaf, anda mencari siapa yah?," Ucap Sinta sedikit ketus.   "Saya sedang mencari Tuan Alfarezi Nyonya," Jawab Ellena sopan.   "Kamu bukan pengemis kan? Kalau pengemis katakanlah berapa yang kamu minta, jangan mencari atasan kami yang sangat sibuk," Ucap Sinta datar.   Ellena menelan salivanya dengan susah payah "Saya suruhan Tuan Alfarezi, saya di suruh untuk membawa berkas penting," Jawab Ellena dengan suara kecil tertahan.   Sinta lalu masuk ke dalam ruangan Alfarezi untuk membenarkan perkataan Ellena dan alhasil Sinta terkena semburan oleh Alfarezi.   "Saya sudah berapa kali bilang Sinta. Kalau ada seorang wanita berkerdung biarkan dia masuk ke dalam ruangan saya. Apa jangan-jangan kau tuli?"Jawab Alfarezi teriak.   "Maaf Tuan," Jawab Sinta tertunduk ia lalu keluar dan memanggil Ellena.   "Silahkan masuk Nyonya," Ucap Sinta.   "Terimakasih," Jawab  Ellena tersenyum dan berlalu dari hadapan Sinta dan karyawan lelaki tersebut.   "Assalamualaikum," Sapa Ellena.   Alfarezi menatap Ellena tajam, Ellena meletakkan berkas tersebut dengan penuh rasa takut.   "Dari mana saja kamu hah? Kau kira saya siapa mu? Sepenting apa kau hingga saya menunggu mu berjam-jam lamanya? Kau tahu nggak berkas itu penting untuk perusahaan saya," Hardik Alfarezi.   "S-saya minta maaf, tapi ada sedikit masalah di jalan. Saya kecel-" Belum saja Ellena menyelesaikan ucapannya Alfarezi lebih dulu memotongnya.   "Saya tidak peduli dengan segala masalah yang kau lalui," Jawab Alfarezi dengan kasar.   "Saya minta maaf," Ucap Ellena tertunduk.   Alfarezi berdiri lalu membuang berkas yang di bawa Ellena tepat di wajah wanita itu, Ellena terkejut bahkan semua kertas berserakan "Tidak bisa di harapkan, Sinta sudah memberikan semua filenya. Dasar wanita tidak berguna," Jawab Alfarezi lalu keluar ruangan tersebut dan membanting pintu dengan begitu keras.   Ellena terduduk di lantai, dia menangis, tanpa dia sadari, Alfarezi memang sedang menyiksanya dengan perlahan. Dia dengan cepat menyelesaikan tangisannya, dia menyeka sisa-sisa air mata yang berada di pipinya. Lalu memunguti kertas yang berserakan di lantai.   Setelah memungutinya, gadis itu menyimpannya di meja kerja Alfa dan keluar ruangan tersebut. Setelah kepergian Ellena, Alfarezi masuk kembali ke dalam ruangannya. Dia menatap berkas yang dia lempar tepat di wajah Ellena lalu dia mengambilnya dan membuangnya ke dalam tong sampah, lalu melanjutkan kegiatannya yang sempat tertunda.    .     .   Ellena berbaring di tempat tidur sembari menatap kartu nama yang di beri oleh lelaki itu.   ‘Rahadian prasaja’   Ellena lalu bangun dan menyimpan kartu nama itu di laci, hingga mbok Mina masuk ke kamar Ellena "Kaki mu bengkak nduk, mana luka lagi. Kita ke rumah sakit aja yah?," Ucap Mbok Mina sambil membersihkan luka Ellena.   "Nggak apa-apa Mbok, istrahat sedikit pasti sembuh kok," Jawab Ellena tersenyum   "Kalau udah nggak tahan bilang yah sama Mbok, nanti Mbok antar ke rumah sakit," Sambung mbok Mina   Ellena tersenyum lalu mengangguk. Melihat Mbok Mina dia bahkan merindukan sosok Ibunya yang berada dikampung "Mbok, Ellen minta sesuatu boleh?," Tanya Ellena.   "Boleh Nduk. Mau minta tolong apa emang?" Tanya mbok Mina   "Nyonya Farah belum mandi dan makan Mbok, bisa nggak Mbok ganti saya dulu? Saya nggak bisa berdiri Mbok kaki saya sedikit bengkak" Ucap Ellena   Nyonya Farah yang di maksud Ellena tadi adalah Mama Alfarezi, dia beberapa bulan terkena stroke di karenakan stress atas kematian Papa Alfarezi. Dan Ellena mendapatkan tanggung jawab sepenuhnya mengurus Farah.   "Oh itu Nduk? Yaudah Mbok keluar dulu yah, kalau masalah Nyonya Farah nanti Mbok yang urus sampai kamu sembuh," Ucap mbok Mina.   "Terimakasih Mbok," Ucap Ellena dengan tulus.   Mbok Mina mengangguk lalu keluar kamar "Mbok Mina, Ellena di mana?" Tanya Alfarezi yang kini masih mengunyah makanannya.   "Ada di kamar Tuan" Jawab Mbok Mina.   Alfarezi langsung melepas sendok dan garpu yang dia pegang, dan menatap tajam "Dia mengurus Mama dengan baik hari ini?" Tanya Alfarezi.   "Ellena sedang sakit Tuan, hari ini Ibu saya yang urus," Ucap mbok Mina.   Rahang Alfarezi mengeras "Apa semua masakan ini Mbok yang masak?" Tanya Alfarezi dingin.  . "Iyaa Tuan, Mbok melarang Ellena untuk bekerja dan mbok sarankan dia untuk istrahat saja di kamar Tuan," Ucap mbok Mina membela Ellena dia tahu keributan apalagi yang akan terjadi karena hal ini. Alfarezi lalu berdiri dan berjalan ke kamar Ellena, dia langsung membuka pintu kamar dengan kasar tanpa mengetuk. Hanya sebuah lampu temaram yang sedang menyala tepatnya berada di atas nakas, Alfarezi berjalan perlahan menuju tempat tidur.   Lelaki itu, menatap wajah lelah Ellena, tak ada ampun untuk wanita ini. Dia menarik Ellena. Ellena dengan sayu membuka matanya dan sempat melemparkan senyuman kepada Alfarezi, Mulutnya tak sanggup untuk berbicara. Kepalanya sangat berat untuk bangun. Alfa membenci senyuman itu dengan membabi buta Alfa menarik Ellena dan memaksanya bangun.   Dengan susah payah Ellena bangun, kakinya yang luka dan sakit dia paksa untuk berjalan. Alfa menarik dengan begitu kuat tubuh Ellena untuk keluar kamar, dan setelah sampai di depan kamar mandi, Alfa mendorong Ellena ke dalam kamar mandi dan menyiramkan Ellena air begitu banyak.   "Jangan lakukan ini," Ujar Ellena lemah   "Apa kau bilang? Jangan lakukan ini? Enak sekali kau tidur bagaikan Putri Raja sementara pekerjaan rumah kau limpahkan semuanya kepada Mbok Mina," Ucap Alfa teriak. Sementara di dalam kamar, Farah masih mendengar teriakan anaknya. Dia tahu anaknya sedang memarahi Ellena bahkan berbuat hal kasar padanya.   Dia tidak bisa berbuat apa-apa bahkan untuk bicara pun terasa sulit. Farah sudah menyayangi Ellena seperti Putrinya sendiri karena melihat keikhlasan Ellena dalam mengurusnya dan tidak pernah sekali pun dia mengeluh. Hingga mendengar Ellena di marahi saja dia sangat tidak mampu.   Mbok Mina hanya bisa menyaksikan kejadian tersebut dengan air mata mengalir di pipinya, tak mampu dia menolong Ellena yang malang karena takut akan kekejaman Alfarezi.   "Saya sedang sakit," Ucap Ellena sedikit membuka mata.   Lagi-lagi Alfa menyiram air dingin di tubuh Ellena "Saya tidak terima alasan gadis sial," Teriak Alfarezi.   "S-saya minta maaf, maaf," Ucap Ellena melemah dan matanya tertutup dengan sempurna.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Tentang Cinta Kita

read
188.9K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
203.8K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

My Secret Little Wife

read
94.0K
bc

Siap, Mas Bos!

read
11.7K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.4K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
14.5K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook