bc

Perfect Husband [BAHASA INDONESIA/COMPLETED]

book_age18+
7.5K
FOLLOW
125.4K
READ
billionaire
love-triangle
friends to lovers
pregnant
badboy
CEO
drama
bxg
city
friendship
like
intro-logo
Blurb

Seumur hidupnya, Ingga Asmarani tidak pernah menyangka akan menikahi Keenan Lorenzo, sahabatnya sendiri. Seorang biliuner muda keturunan setengah Italia yang tampan dan digemari banyak wanita.

Meskipun sudah mengetahui sejak lama kalau Keenan memendam perasaan cintanya selama ini, Ingga selalu bersikap cuek dan acuh tak acuh.

Sikap Keenan yang sering gonta-ganti pasangan, ditambah kegemarannya berkecimpung dalam dunia gemerlap, membuat Ingga tidak yakin kalau Keenan bisa menjadi seorang suami yang baik.

Karena takdir, keduanya akhirnya dipertemukan kembali setelah sekian tahun lamanya berpisah. Lambat laun, benih-benih cinta akhirnya tumbuh meskipun percintaan keduanya kerap kali dipenuhi beragam pertengkaran dan konflik.

Hingga akhirnya hadirlah seorang konglomerat tampan asal Yunani di tengah-tengah kehidupan percintaan keduanya. Dialah Hamish Alexander, mantan kekasih Ingga yang seringkali berlagak arogan dan posesif. Keenan yang merasa tidak mau kalah, akhirnya terbakar cemburu.

Bagaimanakah akhir kisah cinta Keenan dan Ingga? Akankah keduanya tetap bertahan sebagai pasangan suami istri dan mampu menjalani semua permasalahan yang datang silih berganti?

chap-preview
Free preview
PROLOG
Alunan musik jazz yang merdu menggema hingga ke seluruh ruangan. Harum aroma masakan Italia ditambah segarnya aroma wine berkumpul menjadi satu di restoran mewah yang sedang disinggahi Ingga Asmarani hari ini. Dengan sabar, Ingga menunggu kedatangan Keenan Lorenzo. Ya, sahabatnya yang tak lama lagi akan berubah status menjadi suaminya. Sungguh, Ingga sama sekali tak pernah menyangka sebelumnya akan menghabiskan sisa hidupnya bersama dengan Keenan. Menjadi istrinya. Menjadi teman tidurnya. Mengandung buah cintanya kelak .. Oh, hanya dengan membayangkannya saja sudah mampu membuat jantungnya berdebar-debar. Seolah-olah ada banyak kupu-kupu yang menggerayangi perutnya. Seorang pelayan berusia dua puluhan awal mendatangi Ingga tak lama setelah dirinya selesai membaca dan memilah daftar makanan dan minuman yang terpampang rapih dalam buku menu makanannya. “Nona sudah memutuskan mau pesan sekarang?” tanya pelayan itu ramah. Ingga mengangguk, “Saya pesan champagne nya dua botol.” Pelayan itu tersenyum ramah, “Nona tidak mau sekalian pesan makanannya?” Ingga tersenyum dan menggeleng, “Tidak usah, saya pesan champagne nya saja dulu.” Pelayan itu mengangguk,  “Baik.” Ingga kembali bicara sesaat sebelum pelayan itu pergi untuk mengantarkan daftar pesanannya pada sang koki utama, “Oh, sama satu lagi, gelasnya minta dua ya.” “Baik. Mohon tunggu sebentar, akan segera kami siapkan,” kata pelayan itu. Setelahnya, Ingga beralih membaca kembali majalah Wedding Avenue nya. Kedua mata indahnya yang dirias dengan pulasan makeup tipis-tipis itu bergerak, seirama dengan jari-jari tangannya yang lentik, memperhatikan deretan berbagai model gaun pengantin dan high heels cantik yang terpampang rapih dalam majalahnya. “Sepertinya gaun ini akan terlihat bagus kalau dipadupadankan dengan high heels yang ini,” kata Ingga sambil menunjuk ke arah gambar sebuah gaun pengantin model off shoulder berwarna putih yang nampak begitu elegan. Tak lama setelahnya, tiba-tiba, sepasang tangan yang terasa begitu hangat menutupi kedua mata indah Ingga, saat dirinya sedang asik memilih-milih gaun pengantin yang akan dipakainya kelak untuk pesta pernikahannya yang tak lama lagi akan digelar itu. Suara seorang laki-laki yang terdengar berat namun begitu hangat dan penuh dengan kasih sayang terdengar setelahnya, “Coba tebak siapa.” Dengan lembut, Ingga langsung menyingkirkan tangan itu dari kedua matanya lalu menoleh. “Tidak usah main-main, Keenan. Kamu merusak maskara dan riasan mataku,” candanya. Keenan tersenyum manis lalu beranjak menarik kursinya persis di samping Ingga setelahnya. “Kamu sudah datang daritadi ya?” tanya Keenan ramah. Ingga tersenyum dan menggeleng, “Belum kok.” Ingga beralih menatap jam tangan merek olivia burton yang melingkari pergelangan tangan kirinya sekilas. “Ya kira-kira sejak satu jam yang lalu. Kamu tahu? Bahkan seorang pelayan sampai bolak-balik tiga kali tadi, terus-terusan bertanya kapan aku mau pesan makanannya,” sarkas Ingga. Keenan tersenyum lebar lalu beralih mencium pipi mulus Ingga sekilas, “Maafkan aku, sayangku.” “Kok kamu lama sekali sih?” tanya Ingga kesal. “Ada meeting penting yang tidak bisa dilewatkan tadi, sayang,” jawab Keenan, masih dengan sebuah senyum manis di wajah gantengnya. Keenan terdiam sejenak setelahnya. “Tunggu, jangan-jangan kamu belum makan daritadi karena harus menungguku ya?” tanyanya khawatir. Ingga mengangguk dengan wajah super polosnya, “Iya ..” Raut wajah Keenan semakin dipenuhi dengan rasa kekhawatiran setelahnya, “Kamu harus makan, Ingga. Aku tidak mau kalau sampai kamu jatuh sakit.” Ingga mengangkat bahunya, “No problem, aku memang sedang diet kok.” Kedua mata Keenan langsung membulat. “Apa?! Diet?!” kata Keenan yang merasa amat tertegun kaget. Maklum, tubuh Ingga Asmarani memang sudah ideal. Tak perlu diet lagi juga sebenarnya tidak masalah. “Shh .. jangan kencang-kencang dong,” bisik Ingga takut-takut. Ingga lanjut bicara, “Iya, aku tidak mau kelihatan gemuk di pesta pernikahan kita nanti.” Keenan beralih menyisir perlahan rambut panjang Ingga yang halus bak kain sutra itu dengan jari-jari tangannya, “Kamu sudah cantik apa adanya, tidak perlu pakai acara diet segala.” “Aku tidak peduli. Meskipun berat badanku sudah ideal, tapi pasti tetap saja kelihatan berbeda kalau difoto nanti,” kata Ingga yang masih tidak mau kalah. ‘Ck, dasar perempuan,’ batin Keenan. Tak lama setelahnya, seorang pelayan menghampiri Keenan dan Ingga sembari membawa dua buah botol champagne dan dua buah gelas kaca. “Silahkan dinikmati,” kata pelayan itu begitu selesai menuangkan champagne nya ke dalam gelas kaca untuk Keenan dan Ingga.   Ingga tersenyum ramah, “Terima kasih.” “Saya pesan ravioli dan steak tenderloin nya,” kata Keenan yang masih sibuk menatapi buku menu dalam genggaman tangannya. Sang pelayan langsung mengeluarkan sebuah pena dan notes kecil dari dalam saku kemeja putihnya, lalu mencatat pesanan Keenan, “Well done atau medium rare?” “Well done,” jawab Keenan. “Ada lagi?” Keenan beralih menatap Ingga sekilas sambil tersenyum nakal, “Tolong buatkan masing-masing dua porsi.” Sang pelayan mengangguk, “Baik. Mohon ditunggu.” Segera setelah sang pelayan pergi meninggalkan keduanya, Ingga kembali angkat bicara. “Astaga, Keenan! Kamu makan sebanyak itu?!” kata Ingga yang masih tertegun kaget dan tidak percaya. Bagaimana tidak? Keenan Lorenzo yang otot-otot tubuhnya terpahat sempurna dan nyaris tanpa lemak itu pasti membuat siapapun tidak akan percaya kalau porsi makannya ternyata sangat banyak. Keenan menggeleng, “No, itu buat kamu juga. Kan aku sudah bilang, kamu sudah cantik apa adanya, Ingga. Tidak perlu diet lagi.” “Tapi ..” Belum sempat Ingga menyelesaikan ucapannya, Keenan sudah keburu mencium lembut bibirnya duluan, tak peduli meskipun keduanya sedang berada di tempat umum. “Shh .. no excuse, baby,” bisik Keenan. Ingga hanya terdiam setelahnya sambil terus menatapi kedua mata Keenan yang bersinar coklat gelap di bawah pencahayaan lampu restoran yang agak remang-remang. ‘Ternyata benar. Keenan memang benar-benar mencintaiku apa adanya selama ini,’ batin Ingga. Jari-jari tangan Ingga yang lentik itu beralih mengambil segelas champagne yang tergeletak di atas meja makannya setelahnya. Tiba-tiba, memorinya membawanya masuk kembali ke dalam kenangan masa lalunya, begitu dirinya selesai menyesap segelas champagne yang terasa sedikit masam. Ingga memperhatikan gelas champagne nya sejenak sambil tersenyum hangat, “Entah mengapa begitu meminum champagne ini, tiba-tiba aku jadi teringat sesuatu.” “Soal apa?” tanya Keenan penasaran. Ingga beralih menatap Keenan lalu tersenyum nakal, “Dulu kamu br*ngsek, Keenan.” Keenan menaikkan satu alisnya, “Bagaimana bisa kamu berpikir begitu?” Ingga beralih menatap gelas champagne nya lagi, “Aku jadi teringat akan waktu itu, saat kamu mencampurkan obat perangsang ke dalam minumannya Aletta.” Dahi mulus Keenan langsung mengkerut, “Oh, come on, itu benar-benar tidak disengaja, Ingga. Lagipula aku sudah terlalu mabuk waktu itu.” Keenan lanjut bicara, “Dan lagi, Aletta kan sudah jadi istrinya Damian.” “Tidak usah tapi-tapian,” kata Ingga begitu selesai menenggak lagi segelas champagne nya. Keenan menghela napas sejenak, “Terserah apa kata kamu. Tapi yang pasti, laki-laki tampan dan b******k yang ada di samping kamu ini sebentar lagi akan jadi suami kamu.” “Sekali b******k tetap saja b******k,” canda Ingga. Keenan beralih merangkul pundak sempit Ingga dengan manja lalu mengelus perlahan dagu tirusnya dengan jari-jari tangannya, “Apa yang barusan kamu bilang, hm?” Ingga menatap Keenan malu-malu, “You’re a jerk.” Keenan menyeringai nakal, jari-jari tangannya kini beranjak mengelus perlahan paha mulus Ingga yang tak tertutup dress satin warna merahnya, “Jadi kamu mau ‘dihukum’ sekarang, hm?” “Jangan, Keenan .. Ini ditempat umum ..,” bisik Ingga. Keenan hanya tersenyum lebar lalu beranjak mencium dalam-dalam pucuk kepala Ingga, yang dipenuhi harum aroma bunga mawar dan vanilla yang terasa begitu manis itu. Ingga tersenyum geli, “Tapi lucu juga ya kalau diingat-ingat lagi. Aku masih ingat betul bagaimana terburu-burunya Damian membawa Aletta pulang waktu itu.” “Dan kamu masih ingat juga kan kalau setelahnya kamu bermalam di apartemenku?” goda Keenan. Ingga menaikkan satu alisnya, “Tapi kita tidak melakukan apa-apa kan?” Keenan tersenyum nakal, “Kamu mana ingat, sayang. Kamu kan tertidur pulas saat itu.” Ingga langsung tertegun kaget, “Me .. memangnya kita melakukan sesuatu waktu itu?!” Senyum nakal di wajah tampan Keenan melebar, “Menurutmu? Waktu itu kita bercinta atau tidak, hm?” Ingga mencubit lengan Keenan, “Ish, Keenan! Serius ..” Keenan hanya tertawa, puas sudah membuat calon istrinya yang cantik nan manis ini kesal dan penasaran setengah mati. Oh, seandainya saja Ingga tahu, apa yang sebenarnya terjadi malam itu ..     ♥♥TO BE CONTINUED♥♥

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Love Me or Not | INDONESIA

read
523.7K
bc

SEXRETARY

read
2.1M
bc

GAIRAH CEO KEJAM

read
2.3M
bc

OLIVIA

read
29.1K
bc

(Bukan) Istri Pengganti

read
48.8K
bc

Sekretarisku Canduku

read
6.6M
bc

Bad Prince

read
508.1K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook