bc

I Love You Mas Tampan

book_age18+
103
FOLLOW
1K
READ
drama
tragedy
comedy
sweet
humorous
serious
like
intro-logo
Blurb

Dia yang selalu ada tapi tidak pernah di hargai. Cinta yang bertepuk sebelah tangan membuatnya rela untuk pergi dan tak ingin kembali

chap-preview
Free preview
1
Sofia sedang memilih dan memilah gaun berwarna putih di tangannya, rencananya dia akan mengenakan gaun itu di pesta ulang tahun sepupunya. “Mbak, gaun ini yang harganya paling murah yang mana ya?” tanya Sofia pada karyawan butik tersebut. “Untuk harga yang paling murah, ada di sebelah sana Mbak,” jawab perempuan itu sambil menunjuk tempat pajangan gaun di tempat yang terbuka. Meski harganya paling murah, tapi gaun-gaun tersebut masih terawat dengan baik. Sofia melihat-lihat gaun tersebut, benar saja, harganya lebih murah dari yang pertama dia pegang tadi, gaun-gaun itu hanya dijual dengan harga sekitar lima ratus ribu hingga lima juta. Sofia memilih salah satu gaun yang menurutnya cukup indah untuk harga yang sesuai dengan kemampuannya. Sofia membawa pulang gaun berwarna putih yang dia beli dengan harga satu juta tersebut dan langsung menemui mamanya. “Ma, aku dapat gaun yang harga satu juta, indah kan Ma?” tanya Sofia sambil membuka gaun tersebut di depan mamanya. “Indah Nak, memangnya untuk apa gaun itu?” tanya mamanya bernama Mika. “Kan minggu depan ulang tahun Shiva, Ma, Mama lupa ya?” tanya gadis berambut pirang tersebut sambil tersenyum merekah membuat kecantikannya makin terlihat sempurna. “Shiva? Memangnya kamu dapat undangan Nak?” tanya Mika penasaran, karna tidak biasanya Shiva keponakan dari suaminya itu mengundang Sofia untuk acara ulang tahun yang ke 22 nya itu. Sofia dan Shiva lahir di tahun yang sama dan juga bulan yang sama, hanya berbeda tanggal saja, mereka berdua sama-sama anak pertama. Ada banyak rentetan kejadian dari pertama mamanya menikah dengan almarhum ayahnya Sofia hingga mamanya memilih tinggal jauh dengan mereka. Tapi takdir kembali mempertemukan Sofia dan juga Shiva dalam satu universitas, bahkan mereka satu kelas. “Dapat Ma, ini undangannya,” jawab Sofia bersemangat sambil memperlihatkan kartu undangan ulang tahun yang diberikan oleh Shiva. “Tapi Nak, apa kamu yakin ingin ke sana? Mama takut terjadi apa-apa sama kamu,” tutur Mika yang terlihat jelas raut kecemasan di wajahnya. “Ma, Mama jangan lagi ungkit kejahatan mereka yang sudah lalu, mungkin saja mereka sudah tidak sejahat dulu lagi, Sofia ingin bersilaturahmi sama Om dan Tante dan juga nenek, Sofia sudah sangat rindu sama kakek, Sofia sudah lama tidak jumpa sama kakek,” jawab Sofia dengan wajah murung. Mika menyadari kesalahan terbesarnya, yaitu memisahkan Sofia dengan kakek dari almarhum ayahnya, tapi bukan tanpa alasan dia melakukan itu semua, semua demi kebaikan kakek dan juga keselamatan Sofia. “Ya sudah kalau kamu tetap mau pergi ke sana, Mama titip juga sedikit oleh-oleh untuk kakek,” ucap Mika sambil meraih salah satu baju kemeja jahitannya sendiri yang di jual di rumah. “Iya Ma, nanti Sofia sampaikan untuk kakek,” jawab Sofia mengambil bungkusan baju yang sudah dipersiapkan oleh mamanya ke dalam kantong keresek berwarna hitam yang di beli di pasaran. Hari acara pun tiba. Sofia menggunakan gaun putih yang dia beli dari uang tabungannya selama ini, uang hasil dari jualan onlinenya selama ini. Titipan yang diberikan oleh mamanya untuk neneknya, sengaja dia bungkus dengan kertas kado untuk menyenangkan hati kakek yang sudah sangat lama dia rindukan. “Permisi,” ucap Sofia yang sudah berada di dalam bangunan megah yang sedang dipijaknya. Sudah sangat banyak yang berubah di dalam rumah itu, 10 tahun kepergian mama dan dirinya dari rumah itu, membuatnya hampir tidak mengenali lagi desain yang sudah sangat berbeda. Semua orang yang berada di ruangan itu sedang sibuk dengan teman-temannya masing-masing, hingga mau tidak mau Sofia mengitari setiap sudut ruangan untuk mencari kakeknya tanpa bantuan orang lain, dia datang ke rumah itu hanya karna rindu pada kakeknya, bukan pada yang lain. Sofia sengaja mengatakan hal yang baik-baik tentang keluarga ayahnya tersebut, supaya Sofia mendapatkan izin dari mamanya untuk pergi ke sana. Tanpa disadari oleh Sofia, tiba-tiba seseorang menarik tangan Sofia dan memasukinya ke dalam ruangan yang sangat gelap. “Saya mau diapain?! Lepaskan saya!” ucap Sofia sambil berontak keras agar cengkeraman di lengannya segera lepas. Klamp! Lampu ruangan tersebut menyala dengan terang benderang, Sofia dapat melihat dengan jelas isi ruangan tersebut yang dipenuhi dengan barang-barang bekas dan sudah berdebu dengan tebal. “Tan ... tante Syela,” ucap Sofia begitu melihat perempuan bergincu tebal dengan perhiasan besar-besar hampir menutupi tangan dan juga lehernya. “Iya, kenapa? Kamu kaget?” tanyanya sambil memicingkan mata dengan rasa tak suka. “Maaf Tante, kalau kehadiran Sofia hanya mengganggu kenyamanan Tante, Sofia datang ke sini karna permintaan dari Shiva,” jawab Sofia sambil menunduk hormat pada perempuan yang dia panggil Tante tersebut. “Kamu bawa apa itu?” tanya Syela melihat tentengan di tangan Sofia. “Ini ... bukan apa-apa kok Tante, ini hanya sedikit oleh-oleh dari mama untuk kakek,” jawab Sofia membuat ide baru pun bermunculan di kepala Syela. Dia sengaja menanyakan apa yang dibawa oleh Sofia, jika itu kado untuk Shiva, dia akan merampas dan melempar kado tersebut ke dalam tong sampah, dia sangat tidak sudi menerima barang murahan dari Sofia. Jika bukan karna rencana yang sudah dia atur untuk dijalankan sebentar lagi, sungguh dia tidak akan mengizinkan kaki perempuan miskin itu menginjak lantai mahal di rumahnya. “Oh, kamu bawa oleh-oleh untuk Kakek?” tanya Syela yang mulai melembutkan nada suaranya. “Iya Tante,” jawab Sofia sambil tersenyum. “Ya sudah, begini Sofia ya, kamu sengaja saya suruh Shiva untuk mengundang kamu ke sini semata-mata hanya karna ingin menyenangkan hati Kakek, sekaligus menjadi kejutan untuk kakek, jadi kamu akan keluar kalau acara sudah dimulai, bagaimana, kamu setuju kan?” tanya Syela sambil mengelus bahunya Sofia dengan lembut. “Boleh saja Tante, tapi Sofia tidak mau dikurung di gudang ini, apa jadinya baju putih Sofia yang masih bersih bercampur dengan debu di gudang ini!” jawab Sofia yang tidak gentar pada sikapnya Syela. Syela terlihat mendengus kesal mendengar permintaan Sofia, tapi mau tidak mau dia harus menuruti permintaan Sofia supaya rencananya berjalan dengan sempurna, begitu juga dengan Sofia yang masih menebak-nebak rencana Tantenya itu, tebakannya Cuma satu hal, apa pun yang dilakukan tantenya itu, meskipun harus mengorbankan orang lain, dia hanya ingin mencari muka pada mertuanya, kakeknya Sofia dan juga Shiva. “Ya sudah kalau kamu maunya begitu, yuk ikut saya, tapi sebentar, saya ambilkan kamu selendang,” ucapnya yang bergegas keluar dari gudang itu meninggalkan Sofia sendiri. Tidak berapa lama, Syela langsung kembali dengan selembar selendang tebal yang bisa menutup wajah Sofia dengan sempurna. “Kamu pakai selendang ini dulu, supaya kamu tidak di kenal sama siapa pun,” pinta Syela yang rela menyibukkan dirinya demi rencana yang sudah di atur dengan matang.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Tentang Cinta Kita

read
186.5K
bc

Siap, Mas Bos!

read
9.3K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
201.1K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

My Secret Little Wife

read
84.6K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.0K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
12.1K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook