bc

Tender Love

book_age16+
207
FOLLOW
1K
READ
love after marriage
fated
goodgirl
bxg
icy
deity
royal
witchcraft
cruel
spiritual
like
intro-logo
Blurb

Sikap dinginnya menurun dari ayahnya, pepatah buah jatuh tidak jauh dari pohonnya sangat cocok menggambarkan sifat,sikap dan perilaku Choi Chen Ming putra sulung Giok dan Yue yang seperti copian Giok. Sangat mirip! Hanya warna matanya saja yang membedakan mereka berdua.

Kepribadian Choi Chen Ming yang dingin, pendiam dan cuek membuatnya sangat sulit di dekati para dewi-dewi, entah mengapa di usianya yang sudah matang membina keluarga ia belum mau menikah. Padahal adik bungsunya saja sudah terikat dengan seseorang saat ia baru saja lahir.

Semua itu ada alasannya. Choi Chen Ming membatasi dirinya karna ia memiliki sebuah rahasia besar yang membuatnya membentengi dirinya dari para gadis-gadis cantik yang jelas ingin di pinang olehnya, Ming belum siap! Belum siap mengungkapkan rahasianya.

Hingga suatu hari seorang dayang mengetahui rahasianya selain orang-orang yang di percayanya, hal itu membuat Ming marah dan benci pada dayang muda tersebut. Ming bertekat tak akan melepas dayang tersebut karna berani mengintip ritualnya di saat ia telah memerintahkan para pelayannya menjauh.

Bagaimana kelanjutan cerita Choi Chen Ming? Akankah suatu hari rahasianya terbongkar dan di ketahui semua orang? Bagaimanakah nasib dayang muda tersebut? Dan akankah kebencian Choi Chen Ming berubah menjadi cinta?

*****

Cover by Pinterest

chap-preview
Free preview
Bab 1-Prolog
Choi Chen Ming atau biasa di panggil putra mahkota Ming kini tengah menyusuri lorong menuju perpustakaan kerajaan alam dewa. Setelah mendapakan materi pelajaran tentang apa saja tugas seorang dewa sekaligus raja dari gurunya, putra mahkota Ming belum merasa puas akan pelajarannya hari ini. Putra mahkota Ming adalah sosok pria dingin, pendiam, cuek dan tertutup. Kelembutannya hanya ia perlihatkan kepada orang-orang terdekatnya saja, selebihnya ia akan mamasang wajah datar nan dinginnya seakan ia tidak peduli dengan hal lain. Putra mahkota Ming atau kita singkat saja dengan memanggilnya Ming, adalah pria yang haus akan ilmu. Ia sangat pintar! Kepintarannya melebihi kepintaran ayahnya, Giok. Ming selalu menyukai belajar, ia juga menyukai ketenangan. Selama ia hidup sampai saat ini, ia selalu bersahabat dengan sepi. Bukan tanpa alasan? Tempat sepi selalu membuatnya nyaman dan damai. Hal itulah yang membuat Ming sangat menyukainya. Hari-hari Ming mungkin terdengar membosankan untuk kalian karna ia adalah seorang pecinta ketenangan, namun sayangnya kalian salah. Hari-hari Ming cukup berwarna karna keluarganya. Harinya selalu cerah dan selalu menarik. Entah karna ibunya dan adik bungsunya Xiu yang cerewet, atau karna ayahnya yang selalu kesal dan merajuk karna ibunya lebih menyayangi mereka. Semuanya tampak sangat bahagia, namun di lubuk hati Ming yang paling kecil ia selalu merasa kekuranga, hampa dan kosong. Jika di lihat secara keseluruhan, hidupnya sudah sempurna dengan keluarga yang bahagia serta banyaknya kasih sayang yang ia dapatkan dari orang-orang di sekelilingnya. Tapi.. perasaan kosong itu masih ada. Mungkinkah ia bertanya kepada ayahnya atau ibunya? Tentang perasaan hampa yang kadang ia rasakan? Mungkin Ming akan menceritakannya, ia tak ingin perasaan tersebut selalu menghantuinya. * * * * * Pintu perpustakaan kerajaan terbuka, Yue muncul dari balik pintu dengan raut wajah marah. Ming mendongakan kapalanya dari tumpukan buku di depannya untuk melihat siapa yang mengganggu ketenangannya, tiba-tiba Ming menelan salivanya saat tau siapa yang datang! Ming tau, setelah ini ia akan mendengar ibunya yang cerewet memarahinya. "Ming'er.. bukan kah ibu sudah bilang jangan pernah melewatkan jam makan siangmu? Mengapa kau sulit sekali mendengar perkataan ibu padahal ibu hanya tak ingin penyakit maagmu kambuh!" Kata Yue kesal yang kini berkacak pinggang di depan meja yang di tempati Ming. Ming menunduk dalam, mendengar ceramah ibunya yang masih nampak cantik di usianya yang tidak muda lagi. Namun kulitnya masih halus dan kencang, belum ada keriput yang menghiasi wajah cantiknya seakan ia masih berumur tiga puluh tahun. Ibunya tampak awet muda. "Ibu tak menyangka kau akan menuruni sikap, sifat, dan prilaku ayahmu. Bahkan kelakuanmu melebihi kelakuannya dulu" kata Yue tidak percaya. "Ming'er tidak bisakah? Saat waktunya makan kau makan, di saat waktunya tidur kau tidur? Kau bisa memuaskan rasa ingin tahumu setelah kau melakukan itu semua. Ibu sangat mengkhawatirkan keadaanmu, tak bisakah kau mengerti perasaan ibu? I-ibu takut kau sakit lagi" Kata Yue yang mulai menitihkan air mata dan mulai terisak. Yue mengangis? Tentu saja jika ia mengingat putra sulungnya sewaktu kecil nyaris merenggang nyawa saat mendapat penyakit cacar dalam dan sulit di sembuhkan karna tanaman obatnya sangat langka, saat itu Yue berusaha agar Ming sembuh dari penyakitnya yang mulai mencapai tahap krisis. Yue dan Giok bahkan turun ke bumi mencari tanaman obat langkah tersebut demi keselamatan Ming. Mereka bersyukur karna mereka pada akhirnya mampu menyelamatkan Ming. Namun karna kejadian itu masih membekas dalam ingatan Yue dan Giok. Sampai saat ini Yue masih di bayang-banyangi rasa takut ketika mengingat kenangan pahit tersebut. Ming langsung memeluk Yue dengan perasaan bersalah. Selama ini ia memang sering melupakan waktu makannya, dan Yue pasti akan selalu datang dan mengomel karna dirinya yang kadang lupa waktu. Ming sadar ibunya sangat menyayanginya sehingga memarahinya seperti ini. Namun ini adalah kali pertama ibunya menangis karna kelalaian dan kecerobohannya. "Ibu.. maafkan Ming'er. Ming'er tidak akan mengulangnya lagi" kata Ming penuh sesal. Yue menghapus air mata serta ingusnya "Janji?" Tanya Yue sambil mengangkat jari kelingkingnya. "Ming'er janji!" Kata Ming yang menautkan kelingkingnya dengan kelingking permaisuri Ai Yue. ***** Tak terasa malam pun telah tiba, sesuai janji Ming pada Yue ia tidak akan melupakan jam makannya. Malam ini Ming akan ikut makan bersama dengan keluarganya, seingat Ming ia terakhir ikut makan bersama keluarganya kembali tiga bulan yang lalu. Jangan tanya? Tentu saja waktu tiga bulan tersebut Ming habiskan dengan berkutat dengan membaca banyak buku serta memuaskan hobinya yang menyukai ketenang. Ming memasuki ruangan makan keluarga setelah melewati beberapa koridor dan juga belokan-belokan sebelum ia sampai di tempat keluarganya kini berkumpul, kedatangan Ming tentu saja langsung di sambut pelukan hangat dari Yue disusul dengan Xiu yang girang dan cerewet. Adik bungsunya itu bergelayut manja di lengannya dan hal itu tentu saja membuat Feng menghela nafas lega, bukan karna apa? 3 bulan terakhir adiknya Xiu terus menempel padanya karna kakaknya Ming tidak ada dan hal itu sangat mengganggu. "Xiu'er duduk di tempatmu, biarkan kakakmu duduk di tempatnya" perintah Giok terdengar mutlak. Mendengar perintah ayahnya, Xiu melepas rengkulannya pada lengan Ming dan melangkah ke kursinya di samping ibunya dengan wajah yang kembali cemberut namun tampak sangat menggemaskan. Mereka pun duduk di kursi masing-masing dan memulai makan bersama, ruangan makan keluarga mereka terdengar sangat ramai terlebih celotehan Yue dan Xiu yang tiada habisnya, juga Giok dan Feng yang kadang ikut menimpal pembahasan mereka membuat Ming tersenyum. Meskipun demikian di antara suasana yang hangat penuh kebahagiaan ini, ada sesuatu yang seakan menyentil hati Ming. Perasaan aneh yang membuatnya menatap sekeliling ruangan makan keluarganya, ia menatap dan menyusuri pandangannya pada dayang dan kasim yang menunggu di pojokan. Tatapan Ming berhenti pada sosok dayang dengan wajah yang sangat cantik, ia tampak sangat manis dan mungil di mata Ming. Jika bukan karna ia memakai pakaian seragam para dayang, Ming akan berpikir jika dayang cantik tersebut merupakan seorang dewi dan anak dari seorang petinggi kerajaan. Selain itu dilihat dari luar penampilannya, Ming merasakan aura dan aroma yang berbeda yang di keluarkan dayang tersebut. Debaran jantung Ming berpacu sangat cepat, hatinya yang seakan kosong seakan penuh hanya melihat dayang tersebut dengan pandangan dinginnya. Jujur saja Ming merasa, ketenangannya akan segera terusik sebentar lagi karna perasaannya yang tidak karuan. "MING'ER KAU MENDENGAR AYAH?" Teriak Giok yang membuyarkan lamunan Ming yang masih memandang kepojokan. 'GAWATTTT!!' batin Ming menjerit, ia lupa sedari tadi ayahnya berbicara dengannya.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Time Travel Wedding

read
5.2K
bc

AKU TAHU INI CINTA!

read
8.8K
bc

The Alpha's Mate 21+

read
146.2K
bc

Romantic Ghost

read
162.3K
bc

Possesive Ghost (INDONESIA)

read
121.1K
bc

Putri Zhou, Permaisuri Ajaib.

read
3.1K
bc

Legenda Kaisar Naga

read
90.3K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook