bc

Your My First Love

book_age18+
15.0K
FOLLOW
78.6K
READ
arrogant
boss
drama
sweet
brilliant
school
like
intro-logo
Blurb

Vellia Janson, atau sering di sapa Lia, uring-uringan di saat dia tau bahwa atasan di tempat kerja barunya ternyata adalah pria yang pernah ia cintai di masa lalunya. Lia pun sempat menyatakan perasaannya, namun Daniel tampak acuh tak acuh. Lalu bagaimana kehidupan Lia setelah bertemu dengan Daniel lagi? Apakah Daniel mengingat Lia?

"Tuhan, buat dia lupa ingatan tentang masa lalunya."

Vellia Janson.

 

"Di mana kau saat ini? aku merindukanmu."

Daniel Gornovski.

chap-preview
Free preview
1. Kantor Baru
Lia bersorak gembira saat baru saja mendapat kabar dari pihak GORNOVSKI Corp bahwa ia telah di terima disana. Berkali-kali ia melompat kegirangan, bernyanyi sumbang, memegang sisir seakan-akan adalah mick. Farah yang baru saja datang, tampak khawatir melihat keadaan sepupunya itu. "Oh My God. Hantu apa yang sudah merasuki saudaraku ini, Tuhan," ujar Farah seraya mengadahkan tangan. Lia yang mendengar perkataan Farah sontak terdiam. "Apa kau bilang?" serunya seraya mendelik ke arah Farah. "Apa kali ini kau benar-benar gila Lia. Karena terlalu lama menganggur, ya?" tanya Farah menatap Lia dengan tatapan khawatir yang di buat-buat. "Hentikan tatapan tak bermutumu itu Farah. Dan apa kau bilang? Aku lama menganggur?? Hei, sayang dengarkan aku baik-baik, Aku baru saja menganggur selama dua bulan, dan itu belum lama." "Ya Tuhan, Lia. Dua bulan itu sangat lama." "Baiklah terserah padamu saja. Asal kamu tahu sayang, aku sudah di terima di kantor baruku!" seru Lia. Farah memutarkan bola matanya, bukan hal yang aneh mendengar Lia cepat di terima pada kantor barunya. Lia termasuk perempuan pintar. Apa lagi di saat lulus kuliah, Lia termasuk mahasiswa yang memiliki nilai IPK yang tinggi. Kalau untuk lamanya menganggur, sebenarnya, bukan masalah perusahaan yang tidak mau menerimanya. Tapi karena Lia terlalu memilih dalam bekerja. Perusahaan yang jauh dari rumahnya tidak akan di terima. Pernah Farah bertanya waktu itu dengannya ketika Lia lagi-lagi makan dengan mi instan. “Jadi kenapa kau lamar pekerjaan di sana, kalau ujung-ujungnya kau tolak, Lia?” Itulah pertanyaan Farah saat itu pada Lia. Karena kesal harus melihat Lia makan mi instan setiap harinya. Lia termasuk orang yang keras kepala. Walau pun Farah sudah menawarinya meminjam uangnya, sampai memberi makanan. Tapi Lia tetap menolak. Itulah Lia yang selalu berhasil membuat Farah naik darah. "Selamat kalau begitu, lalu mulai kapan kau akan bekerja? Kali ini tidak di tolak, kan?" "Besok aku akan kerja, tidak akan, aku sadar, kehidupanku butuh banyak uang,” ujar Lia. “Dan aku berharap aku tidak mendapatkan atasan c***l lagi seperti Hendra Irwansyah itu,” sungut Lia. "Lupakan Lia, jangan ingat-ingat lagi pria m***m itu ..." lirih Farah. Lia menatap Farah lekat, ada segudang rasa bersalah saat dia menyebut nama pria b******n itu, Lia tahu bagaimana perasaan Farah saat dia mengungkit kebusukan pria itu. Hendra Irwansyah adalah mantan tunangan Farah yang ketahuan selingkuh dengan rekan kerjanya sendiri. Bahkan Hendra dengan beraninya menggoda Lia yang merupakan sepupu dari tunangannya sekaligus Sekretarisnya. "Ayo!!!" seru Lia, mencoba menghibur Farah yang kembali berkalut dengan kesedihan. . "Mau ke mana?" "Aku akan mentraktirmu." "Kau yakin??? Kau baru mulai bekerja besok, Nona." "Sudahlah, kalau pun uangku tak cukup, Aku akan meminjam kepadamu." Lia terkekeh, Farah mencebikkan bibirnya. *** Keesokan harinya. kali ini Lia tampak cantik dengan setelan kerjanya. Memakai kemeja putih dengan rok sepan cream di balut dengan blazer senada dengan warna roknya. Dengan rambut yang biarkan tergerai panjang. Make up yang natural namun tetap membuatnya tampak cantik. "Aku siap!” serunya. "Wow!!" Satu kata itu sontak membuat Lia menoleh ke belakang. Tampak Farah yang berdiri bersedekap tangan, dengan tubuh yang di sandarkan pada kusen pintu. "Bagaimana penampilanku?" tanya Lia tersenyum lebar memperlihatkan deretan giginya yang rapi. "Sempurna,” puji Farah dengan ibu jari yang ia tunjukkan pada Lia. "Doakan aku ya.” "Pasti, ayo aku antar. aku tahu pagi-pagi akan susah mencari angkutan umum." Lia tersenyum riang, lalu berlari kecil menuju Farah. Mereka pun pergi menggunakan mobil Farah. Mobil Toyota Yaris mulai melaju meninggalkan latar rumah mereka dan membelah jalanan ibu kota. Cukup memakan waktu lama, mengingat kota Jakarta selalu padat setiap saat. Lia mendengus kesal saat mobil Yaris silver itu berhenti di parkiran area kantor. "Sampai kapan Jakarta selalu macet?" keluhnya. "Hai Nona, apa Jerman tidak pernah macet?” Lia mengedikkan bahunya. "Hah, aku merindukan negara kelahiranku." "Hentikan Lia, ayo cepat masuk! Bisa-bisa bos barumu akan memecatmu sebelum kau masuk ke dalam kantornya,” ujar Farah memperingati. Lia, gadis blasteran Jerman-Indonesia itu pun bergegas turun dan masuk ke dalam kantor barunya setelah melambaikan tangannya ke arah Farah. "Selamat pagi. saya Vellia Janson, yang baru saja mulai bekerja di perusahaan ini," ucap Lia Memperkenalkan diri saat ia baru sampai pada meja resepsionis. "Selamat pagi. Saya Anita. baik, saya hubungi pihak HRD dulu,” jawab Anita ramah. Tidak butuh waktu lama. Seorang wanita yang bisa Lia tebak usianya sekitar tiga puluh lima tahun itu menghampiri Lia, wajahnya terlihat anggun dan lembut. Namun, dari tatapan matanya tampak memperlihatkan sifat angkuhnya. "Nona Vellia Janson?” sapanya yang lebih menyerupai pertanyaan. Lantas Lia mengangguk seraya tersenyum ramah pada wanita yang ada di hadapannya. "Saya Dila Anastasia, selaku kepala HRD disini." Sembari mengulurkan tangan untuk menyalami Lia, Lia membalas dengan suka cita. "Ayo. saya akan menunjukkan ruangan anda." Mereka pun masuk ke dalam lift menuju lantai teratas di gedung itu. Dalam lift perbincangan kecil melengkapi keduanya. "Kalau boleh tahu, saya akan menjadi sekretaris siapa, Bu?" tanya Lia. "Tidak perlu seformal itu, panggil aku Dila saja,” ujarnya ramah. Lia mengangguk. "Baiklah Dila, panggil aku Lia saja kalau begitu." Lia tersenyum lebar ke arah Dila. "Jadi Lia, disini kamu akan bekerja sebagai sekretaris orang nomor satu di perusahaan ini." Lia mengernyit bingung. "Maksudmu?" "Ya Tuhan, ini kesalahanku karena tidak bilang denganmu saat di telepon kemarin." Dila menarik nafas. “Jadi kau akan menjadi Sekretaris CEO sekaligus pemilik perusahaan di sini." Lia tercengang tak percaya. "Lia jangan pernah panggil ia dengan panggilan 'Pak' atau 'Bos' tapi panggil dia dengan sebutan 'Mr'. Mr. Daniel Gornovsky." Tambah Dila. Lia mengernyit mendengar nama bos barunya. Seperti tidak asing—batin Lia "Apa dia sangat galak?" tanya Lia bergidik ngeri membayangkan bosnya adalah pria botak dan berperut buncit dengan kumis yang tebal. "Tidak, dia itu bagaikan malaikat tak bersayap. Namun dingin seperti kutub utara." "Wah, aku jadi penasaran." "Kau akan melihatnya sebentar lagi," ujar Dila Ting! Lift telah mengantarkan mereka pada lantai tujuan, pintu lift terbuka lebar, menampakkan ruangan yang sangat luas dengan interior yang sangat memukau, memanjakan mata Lia, ia begitu terpesona. Hanya ada beberapa meja yang Lia yakini bertugas penting di perusahaan ini. Melewati meja dan kursi kerja, serta komputer yang berada di atas meja. Sampai akhirnya langkahnya terhenti di sebuah pintu yang bertulisan 'CEO Room'. Seketika tubuh Lia gugup. Dila mengetuk pintu, sampai terdengar jawaban dari dalam. Dila membuka pintu, dan tampak seorang pria duduk dengan gagahnya. "Sir, Sekretaris baru anda sudah datang," ujar Dila. Pria itu pun menoleh menatap Dila dan Lia yang masih setia berlindung di belakang Dila. Dila menarik tangan Lia agar berdiri di sampingnya saat Daniel mengerutkan dahinya. "Terima kasih Dila, teruskan pekerjaanmu,” perintah Daniel, Dila menunduk hormat lalu pergi meninggalkan ruangan. Sedangkan Lia berdiri kaku disana dengan pandangan yang menunduk. "Siapa namamu?" tanya Daniel memecahkan keheningan di antara mereka. "Vellia Janson," jawab Lia singkat. masih dengan menunduk. "Apa lantai itu jauh lebih menarik di banding atasanmu?" tanya Daniel, Lia pun mendongakkan pandangan, sampai akhirnya sosok itu yang ia lihat. "Kamu!" pekik Lia saat baru saja melihat sosok yang ada di hadapannya, Daniel yang melihat raut wajah kaget Lia mengangkat satu alisnya bingung. "Kau sekretaris baruku?" tanya Daniel Lia yang merasa dirinya kembali di hempaskan ke dunia nyata tersadar saat mendengar pertanyaan Daniel . seraya menunduk kaku ia mengangguk jari telunjuk yang awalnya di arahkan pada Daniel di turunkan perlahan. "Yes, Sir," jawab Lia pelan. "Mulailah bekerja, saya tidak mau pekerjaan terbengkalai karena sikap konyolmu." perintah Daniel yang hanya di beri anggukan pada Lia. Sebelum melangkah pergi, Lia kembali terhenti saat Daniel memanggilnya. "Apa kita pernah bertemu sebelumnya?" Seketika tubuh Lia membeku, dengan gugup ia menjawab. "Ti-tidak, Sir." "Oh, ya. saya pikir begitu, keluarlah!" Usir Daniel. Lia pun keluar dari ruangan. Dengan d**a yang ia tekan. Daniel berubah semakin tampan dan tampak dewasa. Tuhan, Cinta pertamaku kembali, kembali dan saat ini aku dekat dengannya ,setiap hari bertemu dengannya. Tapi kumohon tuhan, buatlah ia lupa dengan kenangan kami. *** Di lain tempat. Daniel tampak sedang berbincang melalui benda pipih miliknya. "Kau sudah menemukannya, Tian?" tanya Daniel penuh harap. " ... " Daniel menghela nafas lelah. "Tolong! Cari dia sampai dapat, kau tahu, wanita itu berarti besar dalam kehidupanku." Daniel memutuskan sambungan secara sepihak. "Aku merindukanmu, kembalilah, maafkan aku, aku akan berubah demimu, aku mohon kembalilah,” lirihnya.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Siap, Mas Bos!

read
11.7K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
203.8K
bc

My Secret Little Wife

read
94.0K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Tentang Cinta Kita

read
188.9K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.4K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
14.5K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook